????????????????????
Syeikh
Al Azhar datang ke Indonesia membawa misi Islam atau Syiah?
Selasa,
14 Jumadil Awwal 1437 H / 23 Februari 2016 08:0
Ketua Lajnah
Tanfidziyah Majelis Mujahidin Ustadz Irfan S. Awwas mempertanyakan sikap Grand
Syekh Al Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb yang mengatakan
bahwa umat Islam yang berakidah Ahlussunah bersaudara dengan umat Islam dari
golongan Syiah. Ustadz Irfan bertanya, Syeikh Al Azhar datang ke Indonesia
membawa misi Islam atau Syiah?
“Kalau hanya menyatakan demikian tidak perlu datang dari
Mesir. Empat imam mazhab menyatakan syiah bukan Islam,” kata Ustadz Irfan
kepada Arrahmah.com, Senin (22/2/2016).
Dia menambahkan, pernyataan Grand Syeikh Al Azhar itu
bisa disalah gunakan sebagai pembenaran terhadap sikap, paham orang orang
Kemenag yang mendukung bahwa, syiah bagian dari Islam.
“Hal ini bisa memicu kontroversi karena bertentangan
dengan sikap MUI. Sementara bagi Syiah, bisa menjadi amunisi untuk menguatkan
propaganda kesesatan mereka,” jelasnya.
Untuk itu, kata Ustadz Irfan, tugas para alumni Timur
Tengah berterus terang tentang kekafiran syiah, tanpa takut berbeda dengan
syeikhnya.
Lebih jauh dalam tinjauan strategi politik global, yang paling
dirugikan dari pernyataan Grand Syekh Al Azhar ini, kata Ustadz Irfan, pastilah
Arab Saudi, saingan penguasa Syiah Iran.
“Adalah bijaksana jika pemerintah Arab Saudi merobah gaya
“diplomasi gengsi”. Termasuk sikap ‘agen’ mereka di Indonesia agar menyebar
dakwah dengan lebih cerdas dan agresif. Jangan hanya memanfaatkan dana dakwah
bantuan Arab Saudi untuk kepentingan sektarian,” jelasnya.
Sebelumnya Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad
Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb, lansir laman Kemenag, mengatakan bahwa umat Islam
yang berakidah Ahlussunah bersaudara dengan umat Islam dari golongan Syiah.( ???? )
“Sunny dan syiah adalah saudara,” terang Syekh
Ath-Thayyeb saat dimintai pandangannya oleh Dirjen Bimas Islam Machasin terkait
permasalahan Sunny dan Syiah saat melakukan pertemuan di kantor Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Jakarta, Senin
(22/2). Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin serta
sejumlah ulama dan tokoh cendekiawan Muslim.
(azmuttaqin/arrahmah.com)
Grand Syekh Al Azhar Prof. Dr. Syekh Ahmad Muhammad Ahmad
Ath-Thayyeb mengatakan bahwa umat Islam yang berakidah Ahlussunah bersaudara
dengan umat Islam dari golongan Syiah.
“Sunny
dan syiah adalah saudara,” terang Syekh Ath-Thayyeb saat dimintai pandangannya
oleh Dirjen Bimas Islam Machasin terkait permasalahan Sunny dan Syiah saat
melakukan pertemuan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Senin
(22/2/2016). Hadir dalam kesempatan ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
serta sejumlah ulama dan tokoh cendekiawan muslim.
Menurut
Syekh Ath-Thayyeb, Islam mempunyai definisi yang jelas. Yaitu, bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan salat,
berpuasa, berzakat, dan beribadah haji bagi yang mampu. “Mereka yang
melaksanakan lima hal pokok ini maka dia muslim. Kecuali mereka yang
mendustakan,” tegasnya.
Grand
Syekh menilai bahwa tidak ada masalah prinsip yang menyebabkan kaum Syiah
keluar dari Islam. Bahkan, banyak ajaran Syiah yang dekat dengan pemahaman Sunny.
Perbedaan antara Sunny dan Syiah dalam pandangan Syekh Thayyeb hanya pada
masalah imamiah. ????
“Syiah
mengatakan imamiah bagian dari Ushuluddin, kita mengatakan sebagai masalah
furu’,” terangnya, dikutip dari laman Kemenag.
Tampak
jelas, kehadiran Grand Syeikh Al Azhar at Thayyeb selama 6 hari di Indonesia
kian memperkuat propaganda sesat Syiah. Padahal para imam mazhab dan ulama
Islam, membenci dan mencerca sahabat Nabi saja, sudah cukup alasan untuk
mengafirkan Syiah.
“Kalau
kita membaca kitab-kitab Syiah yang lama, mereka secara umum menghormati para
sahabat,” tambahnya lagi.
Sebab
meragukan kemuliaan para sahabat Nabi Saw sama artinya dengan meragukan firman
Allah Swt yang memosisikan mereka pada derajat tinggi, sebagaimana firman-Nya:
” Orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam dari golongan
Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dalam
berbuat kebajikan, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya.
Allah menyiapkan surga bagi mereka. Di bawah surga mengalir sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Demikian itulah keberuntungan
yang besar bagi penghuni surga.” (QS At-Taubah (9) : 100)
Inilah
sebagian pernyataan para Imam mazhab dan ulama Islam tentang kekafiran Syiah,
sekaligus membantah pernyataan Grand Syeikh Al Azhar Syeikh at Thayyeb:
Imam Malik bin Anas
(wafat th 179 H)
Al-Khallal
meriwayatkan dari Abu Bakar Al-Marwazi, katanya: Saya mendengar Abu Abdullah
berkata, bahwa Imam Malik berkata: “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi,
maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam.” (Al-Khallal/As-Sunnah, 2-557)
Imam As-Syafi’i (wafat
204 H)
“Saya
tidak pernah melihat seorangpun dari para pengikut hawa nafsu yang paling
banyak berdusta dalam dakwahnya dan yang paling banyak bersaksi palsu dari pada
syiah Rafidhah (Syiah Iran dan Indonesia -pen) (Diriwayatbkan Ibnu Battah dalam
Ibanah As-Sugra vol, 2/545).
Imam Ahmad bin Hanbal
(wafat th 241 H)
Al-Khallal
meriwayatkan dari Abu Bakar Al-Marwazi, ia berkata: “Saya bertanya kepada Abu
Abdullah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah? Jawabnya, saya
berpendapat bahwa dia bukan orang Islam.” (Al-Khallal/As-Sunnah, 2-557)
Al-Khallal
juga berkata: Abdul Malik bin Abdul Hamid menceritakan kepadaku, katanya: “Saya
mendengar Abu Abdullah berkata: “Barangsiapa mencela sahabat Nabi, maka kami
khawatir dia keluar dari Islam, tanpa disadari.” (Al-Khallmal/As-Sunnah, 2-558)
Beliau (Al-Khallal)
juga berkata:
“Abdullah
bin Ahmad bin Hanbal bercerita pada kami, katanya: “Saya bertanya kepada ayahku
perihal seorang yang mencela salah seorang dari sahabat Nabi SAW. Maka beliau
menjawab: “Saya berpendapat ia bukan orang Islam.” (Al-Khallal/As-Sunnah, 2-558)
Imam Al-Bukhari:
Iman
Bukhari berkata: “Bagi saya sama saja, apakah aku shalat di belakang Imam yang
beraliran Jahm atau Rafidhah (Syiah) atau aku shalat di belakang Imam Yahudi
atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi salam pada mereka, dan
tidak bole
mengunjungi
mereka ketika sakit juga tidak boleh kawin dengan perempuan mereka dan tidak
menjadikan mereka sebagai saksi, begitu pula tidak makan hewan yang disembelih
oleh mereka.” (Imam Bukhari/Kholqu Af’alil ‘Ibad, halaman 125)
Bagi
muslim yang menggunakan akal sehat, bukan akal sesat, cukuplah testimoni para
imam ini sebagai hujjah, disamping hujjah lainnya, untuk menyatakan bahwa
“Syiah Bukan Islam”.
Wallahu
a’lam bish shawab!
Penulis: Irfan S. Awwas
Dengan adanya banyak peristiwa di timur tengah dan sekitarnya, masyarakat menjadi mulai sadar, siapakah syiah yang sebanarnya. Dulu ketika posisi mereka masih sangat tertutup, kini sudah kelihatan aslinya.
Di Iraq,
invasi militer amerika dibuka karena ulah syiah. Hingga as-Sistani – tokoh
syiah – memberkahi keberadan tentara Amerika di Iraq, karena telah membantai
ribuan kaum muslimin.
Di
Lebanon, gerakan Hizbullaat syiah, telah menewaskan banyak muslim ahlus sunah.
Di Yaman, Syiah Houtsi membantai banyak kaum muslimin, bahkan merebut
pemerintahan. Dan terutama di Suriah, korban kebiadaban rezim Syiah, yang
bekerja sama dengan Iran, Rusia, dan Cina, luar biasa. Tidak ada yang tahu
jumlahnya kecuali Allah.. Menurut laporan Database Syrian Revolution Martyrs,
jumlah kaum muslimin yang meninggal mencapai 147.130. dalam rantang waktu
konflik selama 1.780 hari. Artinya, dalam sehari, rata-rata jumlah kaum
muslimin yang wafat mencapai 83 orang.
Belum
lagi dengan pembantaian terselubung yang dilakukan kaum syiah di Iran, baik
dalam bentuk eksekusi gantung di depan umum, atau hukum bunuh lainnya.
Anda bisa pelajari di: Eksekusi Iran Selama 2015,
Ada 1000 yang Digantung
Melihat
semua ini, masyarakat mulai sadar, Syiah itu berbahaya. Tidak hanya bagi
aqidah, tapi juga bagi kesatuan NKRI. Karena semua konflik dari negara muslim,
syiah menjadi pemeran utamanya.
Ketika
JIL Membela Syiah
Namun
sangat disayangkan, pemahaman masyarakat ini berusaha untuk dirusak oleh kaum
liberal. Bagi mereka, kejahatan syiah harus ditutupi, agar syiah kembali
diterima di masyarakat. Makanya syiah demikian berterima kasih dengan komunitas
hasil didikan yahudi, karena jasa JIL, mereka lebih berani bersikap.
Anda bisa pelajari selengkapnya di: Mengapa JIL Membela Syiah
Upaya
yang sama juga dilakukan oleh orang-orang sufi. Karena mereka memiliki
kepentingan yang sama untuk menghadapi dakwah tauhid dan sunah, akhirnya mereka
melakukan pendekatan dengan syiah.
Sudah ada
beberapa muktamar yang diselenggarakan. Pertemuan tokoh sufi dan syiah, atas
nama taqrib (pendekatan) antara syiah dan suni. Padahal mereka bukan suni. Dari
pertemuan semacam inilah muncul pernyataan: Sunny dan Syiah Adalah Saudara.
Meskipun yang benar, syiah dan sufi adalah saudara. Karena kehadiran mereka
mewakili kelompok sunny dan bukan kelompok sufi.
Ada satu
yang lucu, di tahun 2015 diadakan muktamar taqrib (pendekatan) antara syiah dan
suni (baca: sufi) di Teheran selama 3 hari, antara 15 -17 Rabiul Awal,
bertepatan dengan 7 – 9 Januari.
Yang
menarik, ketika melaksanakan shalat jamaah, ternyata mereka tidak satu imam,
tapi 2 imam.
Kelompok
syiah shalat jamaah sendiri dan kelompok sufi shalat jamaah sendiri.
Sumber:
http://www.alarabiya.net/ar/iran/2015/01/09/الصلاة-تكشف-الفرقة-بين-الشيعة-والسنة-بمؤتمر-الوحدة-.html
Sekalipun
lisan mereka mengaku satukan syiah, hakekatnya hati mereka menginkarinya…
Allahu a’lam.(konsultasisyariah)
?????????
Syeikh Al
Azhar Peringatkan Indonesia Akan Penyebaran
Ajaran Syi’ah
Selasa, 23 Februari 2016 - 22:34 WIB
Syeikh Al Azhar Prof. Dr. Ahmad Ath Thayyib memperingatkan
penduduk Indonesia yang mayoritas Sunni bahaya penyebaran ajaran Syiah
Syeikh Al Azhar Prof.
Dr. Ahmad Ath Thayyib memperingatkan penduduk Indonesia yang merupakan negeri
Sunni terbesar akan bahaya penyebaran ajaran Syiah di lingkungan penganut
Sunni, demikian lansir situs resmi Al Azhar As Syarif, azhar.eg Selasa, (23/02/2016).
Prof.
Dr. Ahmad Ath Thayib yang juga selaku ketua Majelis Hukama Al Muslimin
menegaskan ketika berkunjung di PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur`an)
Jakarta bahwa persatuan umat Islam adalah perkara yang diperlukan, namun hal itu
dengan syarat kesatuan yang diusahakan itu tidak dimanfaatkan oleh
kelompok tertentu untuk menebarkan agenda politik atau sektarian yang pada
biasanya menyebabkan perpecahan internal antara umat Islam.
Syeikh
Al Azhar juga menyeru kepada para pemuda Muslim untuk berpegang teguh kepada
aqidah mayoritas Ahlu Sunnah wa Al Jama’ah dan tidak melencengan kepada seruan
perpecahan dan fanatisme madzhab yang tercela.
Syeikh
Al Azhar juga menegaskan bahwa manhaj Al Azhar, baik dalam akidah, cara
berfikir serta berperilaku menjaga keselamatan umat dari terjerumus kepada
bahaya ekstrimisme, sektarian, serta perpecahan.*
Rep: Sholah Salim
Editor: Thoriq
Oleh: Ust. Moehammed Hidayatulloh, Mahasiswa S2 Al Azhar, Mesir
Syiahindonesia.com - Pagi tadi, saya mendapatkan telepon dari salah seorang petinggi Masyikhah (kantor Grand Shaikh Al-Azhar). Saya diminta untuk segera datang ke kantor dan menerjemahkan sejumlah berita yang tersebar di media-media Indonesia ke dalam bahasa Arab. Begitu saya masuk kantor dan duduk di depan komputer, betapa kagetnya saya dengan ‘kebisingan’ wacana di media sosial.
Selepas Grand Shaikh Al-Azhar mengeluarkan pernyataan bahwa Syiah tidak kafir dan bersaudara dengan sunni, namun cacian mereka kepada para sahabat Nabi SAW. adalah bentuk kesesatan, dunia media sosial menjadi sangat rame. Pernyataan ini menyebar secara viral dan dikutip oleh berbagai media.
Syiah dan pendukungnya tentu saja senang dengan hal itu. Demikian juga dengan para pembenci Grand Shaikh, karena dengan ini bertambah lagi amunisi untuk mengkriminalisasi sosok beliau yang mereka tuduh sebagai pendukung ‘kudeta’ Mesir.
Bagi pelajar pemula dalam studi akidah Islam pasti dapat membedakan antara kafir sesat dengan tidak kafir tapi sesat. Yang pertama jelas kafir atau murtad dari Islam, seperti mengingkari hal-hal yang sudah ma’lum min ad-din bid-dharurah. Sedangkan yang kedua, tentu saja masih dianggap sebagai seorang MUSLIM, meski sejumlah pendapatnya dianggap sesat atau menyimpang.
Nah, problem Syiah saat ini yang paling disorot itu adalah penghinaan sejumlah kalangan Syiah terhadap para sahabat Nabi SAW.. Hal ini, meski otoritas Syiah Iran menyerukan agar tidak dilakukan, namun fakta di lapangan menunjukkan hal lain. Sehingga, Grand Shaikh sendiri pun dalam beberapa kesempatan mengkritik hal itu. Bahkan saat ini Al-Azhar di bawah pimpinan beliau mengadakan lomba menulis tentang "Bahaya Penyebaran Syi'ah di Wilayah Sunni".
Singkatnya, memahami pernyataan Grand Shaikh janganlah sepotong-potong, seperti Syiah adalah saudara Sunni, TANPA menyebutkan bahwa Syiah sesat dan berbahaya jika disebarkan di wilayah Sunni. Atau mengutip bahwa Syiah tidak kafir, TAPI LUPA mengutip –atau sengaja—pernyataan beliau bahwa Syiah itu sesat.
Semoga virus gagal paham di tengah masyarakat kita tidak begitu mewabah demi kepentingan politik, adu domba, atau kepentingan sesaat lainnya. (muslimedianews)
Grand
Shaikh Al-Azhar Serukan Persudaraan Sunni-Syiah
( ????????????)
Grand Saikh Al-Azhar, Mesir, Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb, menyampaikan risalah persatuan yang sangat mendasar di internal umat Islam. Menurutnya, perbedaan Sunni dan Syiah seharusnya tidak menjadi benih pertikaian. Demikian dikatakannya saat menyampaikan risalah di hadapan para ulama, Menteri Agama, tokoh agama, dan wartawan di gedung MUI, Jl. Proklamasi, Jakarta (22/2). “Syi'ah saudara kita. Paham kebanyakan mereka yang berbeda dengan Sunni tak mengeluarkan mereka dari Islam. Penghinaan sahabat dan yang semacamnya yang sebagian dari mereka lakukan adalah kesalahan, tapi tak mmbuat mereka keluar dari Islam.Islam merangkul semua ahlul kiblat.” Demikian disampaikan Ath-Thayyeb saat menjawab pertanyaan dari Machasin, wakil dari Kementerian Agama. Lebih lanjut Ath-Thayyeb menyatakan, Syiah itu kelompok yang beragam, mereka tetap saudara. Mereka tetap Muslim, kita tidak bisa serta merta menghakimi mereka keluar Islam hanya karena satu perkara. Memang terdapat sikap berlebihan, (tapi) tidak di semua Syiah dan tidak semua ulama mereka demikian. Ketika saya berdialog dengan sejumlah tokoh mereka ihwal mencanci maki sahabat dan Abu Bakar RA, Aisyah RA dan Umar bin Khatab, ia mengatakan: ”Mereka itu bukan representasi kami.” “Jika Anda telaah buku-buku Syiah klasik, maka Anda tak akan menemukannya. Mungkin Anda temukan kecenderungan sebagian demikian, tetapi mayoritas Syiah menghormati sahabat Rasulullah saw. Sebagian kecil ulama menganggap mencaci maki sahabat berarti keluar dari Islam, tetapi bagi kami al-Azhar tidak. Cacian terhadap sahabat sebagai bentuk kesesatan, maksiat, dan berdosa, namun tak serta merta keluar dari Islam. Kita tidak bisa kafirkan mereka. Imam Besar Mesir yang sangat berpengaruh ini melanjutkan, Sunni dan Syiah adalah sama-sama sayap Islam. Tentu saja yang kita bicarakan adalah Syiah moderat, seperti Imamiyah, Zaidiyyah, yang memiliki kedekatan dengan Sunni. Tetapi, ada sekte menyimpang dan sesat yang mengangkat isu tasyayyu’ yang mengakui risalah selain untuk Muhammad saw. Mereka itu, seperti saya katakan, menyalahi apa yang ada dalam agama dan bisa dinyatakan keluar Islam. Tetapi, sebagian perbedaan kita dengan saudara Syiah kita, adalah perbedaan tidak prinsip, kecuali dalam soal imam. Syiah percaya imam sebagai bagian pokok agama, sedangkan kita, Sunni soal itu termasuk tidak prinsipil. Isu imamah juga tak membuat Syiah serta merta keluar Islam. Oleh karena itu, Grand Shaikh menyerukan persaudaraan antar mazhab dalam Islam. "Saya percaya, selama ulama tidak bersatu terlebih dahulu, maka tidak ada harapan. Anda sebagai ulama hendak menebarkan perdamaian, sementara Anda sendiri tak berdamai dengan sesama ulama, maka seperti kata pepatah “Faqidus sya’i la yu’thihi” (Orang kehilangan tak bisa memberi). Masalahnya, perbedaan ini berubah menjadi perselisihan yang rigid akibat fanatisme mazhab atau pemikiran tertentu dan mengklaim mazhab lain tidak benar,” terangnya. (thobib/rep/ilustrasi)
**********
Al-Azhar: Tidak Ada Dialog Dengan Iran Sebelum
Kuburan Abu Lu’lu-Ah Dibongkar ! Menagih Janji Kaum Syiah
Sikap Al-Azhar Mesir tentang ‘Taqrib’
Sunni-Syiah
Andai Risalah Amman Mensahkan Syiah pun Tidak
Dapat Membatalkan Fatwa-Fatwa Para Ulama Salafunas Shalih
Mengapa Syiah Imamiyah tak Disebut Dalam
Risalah Amman ?
MUI: Akidah Sebagai Landasan Perbedaan Antara
Sunni Syiah
Masukan Untuk Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin Terkait Risalah Amman
Masukan Untuk Menteri Agama ( 2 ), Hukum
Mencaci Istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Al-Azhar Adakan Lomba Ilmiah Bantah Syiah
Untuk Mahasiswa Asing
(Syeikh Al Azhar, Prof Dr Prof. Dr. Ahmad
Al-Tayyib pernah mengaku menyesal jika lembaganya pernah berinisiatif melakukan
berbagai konferensi persatuan (taqrib) antara Sunni dan Syiah, fakta itu
tidak pernah terjadi sehubungan masih banyaknya celaan terhadap Sahabat-Sahabat
Nabi yang dimuliakan)
Risalah Amman dan Kampanye Politis Syiah
Propaganda Syiah dan “Risalah Amman”
Sikap Para Penandatangan Risalah Amman
Terhadap Syiah
Syekh
DR. Ahmad Ath-Thayyib
Beliau merupakan rektor
universitas al-Azhar. Sebagai rektor, beliau digelari Syaikhul Azhar, dalam
salah satu pernyataannya sebagai tanggapan atas rencana penyebaran Syiah di
Universita sAl-Azhar yang dikutip dari alarabiya.net mengatakan, “Kami tidak akan
membiarkan perangkap Syiah bagi pelajar/ mahasiswa sunnah yang menyebabkan
mereka beralih menjadi Syiah,yang pada akhirnya menimbulkan bentrok fisik. Kami
akan berhadapan bagi setiap usaha menyebarkan mazhab Syi’ah di negeri Islam
sebagaimana Iran menghalangi usaha apapun untuk menyebarkan mazhab Sunni di
Iran.”
Wow! Imam Bukhari Menyamakan Syiah dengan
Yahudi
Mendahulukan Akidah Sebelum Ukhuwah
Ketika Syekh Qardhawi Akui Kesalahan Fatwanya,
Terkait "SYIAH, IRAN, HIZBULLAH"
Ucapan Dungu ( Ahmaq ) dan Bodoh ( Jaahil )
tokoh umat Islam dan tokoh masyarakat yang empati dan simpati dengan syiah.
Syaikh Qardhawi: Tak Ada Gunanya Dekatkan
Sunni-Syiah
Ulama Besar Saja Ditipu Syiah, Bagaimana
Dengan Kita Yang Awam?
Jangankan Taqrib, Tasamuh Saja Mustahil !
Konflik Sunni-Syi’ah Sangat Mudah Diselesaikan Jika Syi’ah Siap Melakukannya
Dengan Syarat-Syarat.... ( Untuk Profesor Su’per Sunni Liberal/Syi’ah Lokal
Yang Masih Gemar Seminar Taqrib )
Taqrib Sunni – Syiah Gagasan Usang Yang
Diulang. Pengakuan Syeikh Al-Qaradhawi: ‘Iran Menipu Saya’
Distorsi Syiah Di Balik Ajakan Persatuan Umat
Impian Mempersatukan Sunni-Syiah, Tanggapan
Atas Tulisan Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin M.A. Jangan (Mau) Diperdaya Ayatullah
Iran. Juga Inkonsistensi Metode Kritik Hadisnya ?
SUNNI-SYIAH Dalam Lintasan Sejarah
Siapa Bilang Perdebatan Sunni-Syiah Sudah
Usang
Muktamar Persatuan Sunni-Syiah, Tapi Shalatnya
Pisah-pisah
Syiah Di Indonesia Kedepankan Strategi Taqrib,
Waspadalah!
NU dan Kekafiran syi'ah
Penodaan Syiah Terhadap Mazhab Fikih Ja’fari
Berkedok Risalah Amman Syiah Siap Membantai
Muslim Indonesia
Cara Syiah Menipu Kaum Muslimin
Dosa Dosa Besar Para Penanda Tangan Risalah
Amman !
Mewaspadai Ekspansi Ideologi & Revolusi
Syi'ah Iran di Indonesia
Rekayasa Sistematis Khomeini Dalam Menyatukan
Sekte Syi'ah Dan Mengelabui Umat Islam
Membongkar Kezaliman Syi'ah dan Ancamannya
Kepada Manusia. Bau Busuk Syiah Akhirnya Tercium Juga.
Risalah Amman dan Pendeta Bersurban yang
Bertaqiyah
AWAS!! Risalah Amman - Seruan Sesat Penyatuan
Semua Madzhab Sahihah & Sesat
syi'ah termasuk dalam klasifikasi /golongan
Kafir Harbi
Apakah Syiah Dikategorikan Sebagai Orang Kafir
Katakan saja bahwa #SyiahBukanIslam
Siapa yang menyatakan beda antara Ahlus Sunnah
dan Syiah termasuk masalah furu' dan Tidak Semua Syi’ah Sesat, maka Dia… Syi’ah
!
Habib Muhdlor Al Hamid: Syiah Murtad Keluar
Dari Islam Dan Jalan Ajdad
Tokoh Indonesia vs Ulama' Ahlusunnah Tentang Syi'ah
Kumpulan Fakta Syiah Bukan Islam
Apa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ? Banyak sekali perbedaannya
Untuk Quraish Shihab, Umar Shihab, Alwi Shihab, Umar
Shihab (Ketua Majelis Syuro IJABI), .....para Syi’aher militan……kamuflaser
syi'aher.......para peternak “kambing hitam jahiliyah” wahabi dan pengadu domba
NU-Wahhabi ??!! [ gemar menuding wahhabi/penghina ( sifat ) Allah, al-Wahhab
]….…..dan taqiyaher sejenis!!!!
SYIAH jauh Lebih Berbahaya Dari ISIS [ Untuk Pendusta
Yang Kebiasaan bersumpah " Demi Allah " ]
Beda Malaysia dan Indonesia dalam Menyikapi Syiah
apakah syi'ah kafir .....?
Mengapa Syiah Wajib Ditolak
Jika Engkau Berkata Syiah Tidak Sesat, Maka…
Siapa Syiah Sebenarnya?
Soal Mengkafirkan Syiah
Menguak kesesatan syiah
Islam ( Ahlus Sunnah Wal Jama'ah ) VS Syiah !! , BUKAN
Syiah VS Wahhabi !
Apa Kata Ulama Tentang SYIAH? Meraka Mengatakan, SYIAH
BUKAN ISLAM..
Mana yang Lebih Berbahaya, Syi’ah atau Khawarij?
Ustadz Farid Okbah: Semua Syiah di Indonesia Rafidhah
dan Menyesatkan
Syiah Berlindung di Balik Risalah Amman
Fatwa Cerdas Ulama India Dan Pakistan Tentang Kafirnya
Syi’ah
Syiah Mengkafirkan Kaum Muslimin
Masih Ada Yang Bilang Syiah Tidak Sesat, Ngaji Dimana?
Hindari Penyebutan Islam Sunni Dan Islam Syiah. Jangan Duduk-Duduk Dengan
Syiah,Syiah Indonesia Menganggap Abu Bakar, Umar, Dan Utsman Bukan Pemimpin
Yang Sah !
Kesamaan Ahlussunnah Dan Syiah ( ? )
kafir syiah lebih berbahaya dari yahudi dan nasrani
Di Malaysia dan Brunei, Meski Berhubungan dengan Iran,
Syiah Dilarang
Tidak Peduli Desakan Internasional, Malaysia/Brunei
Berani Melarang Syiah, Singapura Perlakukan Syi'ah Dan Ahmadiyah Bukan Bagian
Dari Islam. Indonesia Kapan/Takut ??!
Brunei, Malaysia Larang ( Mengharamkan ) Syiah,
Singapura Perlakukan Syi'ah dan Ahmadiyah Bukan Bagian dari Islam.Indonesia
Kapan ??!
Pemerintah Malaysia Melarang Syiah, Indonesia Kapan?
Habib Salim Bin Ahmad Bin Husain Bin Jindan Menyatakan
Syiah Rafidhah Kafir !
Fatwa Ulama Dan Habaib Hadhramaut : Syiah kekafiran
diatas kekafiran !
Cuplikan Aqidah Busuk Syiah : Pantas Syiah Menghina
Para Sahabat, Allah Saja Dihina
Sunni-Syiah Dalam Ukhuwah?
Memahami Syiah Dengan Perspektif Persia. Siapakah Yang
Dimaksud Dengan Orang-Orang Majusi?
Tokoh Syiah dan Sikapnya Pada Ulama Sunni
Kemenag mempelintir
ceramah Toyib ... SIKAP al azhar yang resmi
Dan terbaru
اللهم لك الحمد والمنة
آخر فتوى للأزهر الشريف بشأن عدم جواز التعبد بالمذهب
الشيعي بتاريخ اليوم 23/2/2016
*************************************************************
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته هل يجوز اعتناق الفكر
الشيعي الإثنى عشري والتعبد على مذهبه ؟؟ وشكراً
الإجابة :
بسم الله والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه
وسلم وبعد:
الشيعة الإمامية الإثنى عشرية هم الذين يزعمون أن
الرسول قد نص نصا جليا على إمامة على بعده وأنه هو وصيه، والإمامة في ذريته دون
غيرهم، ويعتقدون عصمة أئمتهم، ويطعنون فى أغلب الصحابة وخاصة الشيخين، فلهم فيهما
مطاعن ومثالب يظهرونها فيما بينهم عند الأمن ويخفونها تقية عند الخوف وكلها كذب
وبهتان ويقدسون كربلاء والنجف الأشرف وما فيهما من مشاهد، ويحملون من أرضها قطعا
يسجدون عليها في الصلاة، وأهل السنة يخالفونهم في معتقداتهم تلك، فهم لا يقولون
بوصية النبي صلى الله عليه وسلم للأئمة من آل بيته، ولا بعصمة أحد من البشر إلا
الأنبياء، وأن أفضل الأمة بعد رسول الله هو أبو بكر ثم عمر ثم عثمان ثم علي،
ويحبونهم وجميع الصحابة ويترضون عنهم؛ وعليه فلا يجوز للمسلم الانتقال ، إلى ما
عليه أهل الفرق المبتدعة، من الشيعة الإثنى عشرية وغيرهم.
والله تعالى أعلم.
فتوى رقم 7590 ببوابة الأزهر الرسمية
للمراجعة
Segala Puji dan syukur Kepada Allah
fatwa terakhir Al-Azhar Al-Sharif dimana tidak dapat
diterimanya ibadah ajaran Syiah. tanggal hari ini 23/2/2016
****************************************
Perdamaian, rahmat dan berkah Allah
Apakah diperbolehkan untuk mengkonversi/beralih ke ideologi Syiah dan ibadah di doktrinnya ??
Terima kasih
Jawaban:
Dalam nama Allah dan kedamaian dan rahmat atas
Rasulullah, saw dan setelah:
Syiah Imamiyah Dua Belas adalah mereka yang mengklaim
bahwa Rasul memiliki teks teks yang jelas di depannya setelah dia dan bahwa ia
adalah seorang wali, dan penguasa dalam garis keturunan dan bukan orang lain,
dan percaya kemaksuman para imam, dan menantang di sebagian besar sahabat dan
Ulama salafnya, mereka memiliki dua mengkritik Islam dan kerugian Azarunha di
antara mereka sendiri ketika keamanan dan menyembunyikan saleh ketika ketakutan
dan semua kebohongan dan kepalsuan dan menghormati Karbala dan Najaf, dan dua
adegan, induk dari wilayahnya benar-benar bersujud dalam doa, dan Sunni tidak
berbagi keyakinan mereka itu, mereka tidak mengatakan perintah Nabi saw untuk
imam dari setiap rumah, dan kesempurnaan satu-satunya nabi manusia , dan bahwa
yang terbaik dari bangsa setelah Rasulullah adalah Abu Bakar, kemudian Umar dan
Othman dan Ali, dan mencintai mereka dan semua sahabat dan ulama-ulama yang
mengikuti mereka, dan tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim untuk mengikuti,
beralih kepada ajaran Imamiyah Syiah dan lain-lain.
Dan Allah tahu yang terbaik.
Fatwa No. 7590 fatwa resmi Al-Azhar
http://www.azhar.eg/magmaa/%D9%84%D8%AC%D9%86%D8%A9%D8%A7%D9%84%D9%81%D8%AA%D9%88%
D9% 89
Perbedaan Antara Ulama Al-Azhar Kairo Mesir Dengan Ulama Syiah
Sumber hukum kaum
muslimin adalah al-Qur’an dan al-Hadits. Untuk dapat memahami al-Qur’an dan
al-Hadits secara sempurna dibutuhkan penguasaan atas banyak bidang ilmu,
seperti ilmu nahwu, shorof, balaghoh, ulumul qur’an, asbab an-nuzul,
tajwid, ilmu qiroa’at, fiqih, usul fiqih, ilmu tauhid, mantiq, dan lain-lain.
Para ulama yang hidup
pada setiap zamannya adalah orang-orang yang paling berjasa dalam penyampaian
ajaran Islam. Mereka adalah tokoh-tokoh yang membawa wahyu yang mulia dari nabi
Muhammad dan menyampaikannya kepada umat.
Mereka adalah
orang-orang yang mampu memahami tafsir al-Qur’an, mengetahui khazanah literatur
keilmuan Islam, mengerti cara menyatukan beberapa dalil, dan mencari pendapat
yang unggul jika terjadi perselisihan.
Universitas al-Azhar Mesir
adalah universitas Islam tertua di dunia. Al-Azhar berperan besar dalam
menyebarkan ajaran agama Islam yang santun, toleran, dan moderat. Al-Azhar
berupaya mencetak para ulama yang ahli dalam berbagai cabang ilmu syar’i.
Selama berabad-abad
al-Azhar telah mendapatkan pengakuan dari mayoritas ulama di dunia dan banyak
lembaga-lembaga International. Karena al-Azhar adalah tempat yang paling benar
dan paling bagus untuk mendalami ajaran agama sekaligus menjadi pusat kajian
ilmu-ilmu Islam di dunia.
Berbicara mengenai
kelompok Islam sunni dan syi’ah, diantara keduanya ada banyak perbedaan di
dalam permasalahan cabang agama. Akan tetapi ada satu ruang yang dapat
berfungsi untuk menyatukan pandangan mereka.
Sebenarnya mereka
hanya berbeda pada permasalahan cabang agama. Sementara pada masalah aqidah
mereka memiliki tuhan yang sama, rasul yang sama, kitab yang sama, dan mereka
juga sama-sama beriman pada hal-hal yang ghaib.
Kelompok syi’ah telah
hidup berdampingan bersama dengan kelompok sunni sejak berabad-abad yang lalu
di negara Arab Saudi, Irak, Yaman, dan Pakistan. Apabila ada sebagian orang
syiah yang meyakini bahwa sunni bukan orang Islam, ataupun sebaliknya orang
sunni meyakini bahwa orang syiah itu bukan orang Islam, maka hendaknya kita
tidak usah memperdulikan orang itu.
Kita harus meyakini
bahwa sunni dan syiah adalah bagian dari umat Islam, meskipun ada perbedaan
pendapat dalam beberapa hal. Ada banyak madzhab dan perbedaan di dalam agama
Islam dan semuanya menjadi rahmat bagi umat Islam.
Al-Azhar telah
berdiri sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu. Al-Azhar adalah lembaga
pendidikan Islam yang mengikuti pandangan dan cara berfikir orang-orang sunni.
Selain mempelajari madzhab sunni, al-Azhar juga mempelajari madzhab syi’ah
ja’fariyyah dan syi’ah zaidiyyah.
Dan al-Azhar telah
menggolongkan syi’ah ja’fariah dan syi’ah zaidiyyah kedalam golongan ahlussunnah wal jama’ah -sebagaimana para ulama menjadikannya sebagai rujukan
hukum madzhab ahlussunnah wal jama’ah.
Kita meyakini bahwa
syiah adalah satu bagian dari umat Islam. Syiah bukanlah agama yang terpisah
dari Islam. Orang yang memiliki pemahaman bahwa syiah telah keluar dari agama
Islam adalah orang bodoh. Adapun orang yang belajar dan mendalami ilmu aqidah
akan memahami bahwa Islam tidak hanya sunni. Islam mencakup sunni, syiah, dan
kelompok-Kelompok lainnya selama mereka tidak keluar dari prinsip dasar agama
Islam.
Sesungguhnya mereka
hanya berbeda pendapat dalam masalah cabang, bukan dalam prinsip agama. Oleh
karena itu hendaknya umat Islam tidak menjadi bermusuhan karenanya. Wallahu a’lam.
Inilah
Pernyataan Syeikh Al Azhar di MUI Tentang Toleransi dan Syiah
Rabu, 24 Februari 2016 - 01:54 WIB
Syeikh al Azhar mengatakan tak mungkin mengkafirkan Syiah.
Tetapi tindakanya mencela Sahabat dan menyebarkan ajaran Syiah tak bisa
diterima
Al Imam Al Akbar
Prof. Dr. Ahmad At Thayyib, Syeikh Al Azhar Asy Syarif menyeru kepada upaya
perdamaian dan toleransi antar ulama umat dan menjauhkan perpecahan dan ta’ashub madzhab yang merusak, dengan
memberikan pujian kepada pengalaman Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mempu
mengumpulkan seluruh madzhab-madzhab yang ada dalam satu forum, demikian lansir Facebook resmi Al Azhar As Syarif(22/2/2016).
Syeikh Al Azhar menyampaikan di sela-sela pertemuan
dengan MUI, agar para ulama menyebarkan kepada seluruh pihak mengenai toleransi
agama Islam dan sifatnya yang moderat yang menyeru kepada kehidupan bersama,
menerima pihak lain serta dan tidak mengucilkannya, dengan memberi peringatan
mengenai pemikiran ekstrim dan upaya memaksakan pemikiran dan madzhab kepada
manusia.
Seruan
untuk Bertoleransi dan Hindari Tafsik dan Tabdi’
Syeikh Al Azhar juga menambahkan bahwa khazanah klasik
telah mendidik kita dengan pengetahuan mengenai perbedaan, dimana para sahabat
telah mengetengahkan sahabat Rasulullah dan para tabi’in contoh dalam
pengetahuan mengenai ikhtilaf dan tidak mengucilkan satu sama lain serta tidak
menyebarkan pemahaman memfasikkan atau mengkafirkan serta membid’ahkan
sebagaimana sebagian pihak telah berupaya menyebarkannya saat ini sebagai upaya
untuk mementik konflik yang bernuansa agama yang berakibat pertumpahan darah
dan hilangnya nyawa sebagaimana telah terjadi saat ini di sejumlah negara Arab.
Upaya
Al Azhar Hindari Konflik Sunni-Syi’ah
Syeikh Al Azhar menjelaskan bahwa madzhab-madzhab yang
ekstrim dalam mengucilkan pihak lainnya di belakang mereka ada dukungan materi
dan non materi yang bertujuan untuk memecah belah umat di saat Islam memberikan
kelapangan bagi seluruh pihak. Syeikh Al Azhar menegaskan bahwa Al Azhar
adalah pihak yang pertama menyeru untuk saling memahami antar madzhab.
“Sebagaimana pada Ramadhan lalu, saya mengundang para
ulama moderat dan Sunnah dan Syi’ah untuk hadir di Al Azhar As Syarif dan
mengeluarkan pernyataan haramnya pembunuhan Sunni atas Syi’i dan pembunuhan
Syi’i atas Sunni, namun sampai sekarang undangan itu tidak memperoleh respon
dari pihak rujukan Syi’ah.
Tidak
Kafirkan Syi’ah Namun Tolak Pencelaan Terhadap Sahabat dan Upaya Penyebaran
Syi’ah
Syeikh Al Azhar menegaskan bahwa tidaklah keluar dari
agama kecuali siapa yang mengingkari apa yang diketahui dari agama secara lazim
atau mendustakan Al Qur`an atau Sunnah Nabawiyah yang shahih, dengan
menjelaskan bahwa,”Kita tidak mungkin mengkafirkan Syi’ah sedangan mereka
Muslim dan itulah yang kami tegaskan terus menerus. Akan tetapi ada kelompok
ekstrim yang memaki sahabat dan memberikan risalah kepada selain Tuan Kita
Muhammad serta membelanjaan anggaran yang cukup besar dalam rangka menyebarkan
ajaran Syi’ah dan perpecahan serta saling bunuh karena madzhab. Hal ini tidak
bisa diterima.”
Baca:
Al Imam Al Akbar juga mengisyaratkan bahwasannya manhaj
Al Azhar As Syarif sebelumnya hingga saat ini mendidik para pelajar dengan
manhaj moderat, akan tetapi beberapa pihak yang mempromosikan belajar otodidak
memberi sumbangan dalam menciptakan ekstrimisme dan tumbuh dengan cara pandang
fanatisme yang menolak perbedaan dan lapang dada terhadap pihak lain.
Dalam pertemuan tersebut hadri Dr. Ma’ruf Amin ketua
Majelis Ulama Indonesia, Lukman Hakim menteri Agama, Duta Besar Mesir untuk
Indonesia Baha’ Dusuqi serta sejumlah anggota dari Majelis Hukama Al Muslimin.*
Grand
Syeikh Al-Azhar peringatkan Indonesia akan bahaya penyebaran Syi'ah
Contoh
nyata menolak penyebar virus sesat dari Mesir
Perlu diketahui dalam hal menolak
tamu luar negeri yang menyebar virus kesesatan, telah ada contoh nyata. MUI
Riau tahun 2007 telah berhasil menolak pentolan liberal Mesir Dr Nasr Hamid Abu
Zayd yang berfaham bahwa Al-Qur’an itu muntaj tsaqafi (Al-Qur’an itu produk
budaya). Hingga hajatan Depag (kini Kemenag) menghadirkan pentolan murtad dari
Mesir untuk menatar dosen-dosen IAIN, UIN, STAIN se-Indonesia di Riau itu
berhasil digagalkan oleh MUI dan Umat Islam. Demikian pula gagal juga pentolan
murtad dari Mesir itu untuk ceramah di Surabaya dan Malang, akhirnya dia pulang
dengan sangat kecewa, bahkan kemudian mengidap virus aneh yang berakhir dengan
kematiannya. (lihat https://www.nahimunkar.com/nasr-hamid-abu-zayd-meninggal/
).
Kini orang terkemuka dari Mesir
pula yang fahamnya ditengarai aneh (dari sangat melawan syiah beralih jadi
pembela dan “jualan” syiah) berkunjung ke Indonesia selama 6 hari. Dia membela
syiah dan sudah berupaya melunturkan MUI soal syiah dengan terang-terangan
menjilat ludahnya sendiri. Tadinya tahun 2011 dia dikhabarkan:
شيخ الأزهر يؤكد رفضه للمد الشيعى فى الدول الإسلامية السنية
الخميس: 29 سبتمبر 2011 , الساعة 2:53 مساء
القاهرة ـ آ ش أ : جدد الدكتور أحمد الطيب شيخ
الأزهر الشريف الخميس رفضه للتوجه الشيعى فى الدول الإسلامية، وكذلك محاولات أصحاب
المذهب الشيعى للإساءة إلى أصحاب الرسول صلى الله عليه وسلم ورموز أهل السنة
Al-Azhar: Kami Tidak
Akan Tinggal Diam dalam Hadapi Penghinaan Syi’ah
Imam Agung Al-Azhar
Syaikh Ahmad al-Thayyib mengatakan pada Kamis kemarin (29/9 2011) bahwa ia
menolak semua upaya untuk menyebarkan ajaran Syiah di Mesir dan negara-negara
Islam lainnya, pada saat Syiah melakukan penghinaan terhadap sahabat Nabi
Muhammad dan tokoh-tokoh Sunni lainnya. (http://www.moheet.com/2011/09/29/%
(nahimunkar.com)
******
Pernyataan yang jelas
melawan syiah itu kini dia jilat kembali, hingga sangat memalukan ketika dia
berbicara di MUI (MajelisUlama Indonesia) di Jakarta Senin (22/2 2016), sebagai
berikut:
Syaikh Ahmad
al-Thayyib mengatakan, mayoritas Syiah menghormati sahabat Rasulullah SAW.
Dia katakan, Sunni
dan Syiah adalah sama-sama sayap Islam. Tentu, kita bicarakan Syiah yang moderat,
ada Imamiyah, Zaidiyyah, yang memiliki kedekatan dengan Sunni, tetapi ada sekte
menyimpang dan sesat yang mengangkat isu tasyayyu’ yang mengakui risalah selain
untuk Muhammad SAW, mereka itu, seperti saya katakan, menyalahi apa yang
konstan dalam agama dan bisa dinyatakan keluar Islam.
Akan tetapi,
sesunguhnya, sebagian perbedaan kita dengan saudara Syiah kita, adalah
perbedaan nonprinsipil (furu’), kecuali dalam soal imam. Syiah percaya imam
sebagai bagian pokok agama, sedangkan kita, Sunni soal itu termasuk
nonprinsipil. Isu imamah juga tak membuat Syiah serta-merta keluar Islam.
“Dan ingat,
perselisihan antara keduanya, Suni-Syiah inilah yang diembuskan oleh musuh
Islam untuk memorak-porandakan umat, seperti saat ini yang terjadi di Suriah
tak ada justifikasi meletusnya konflik tersebut, kecuali membenturkan
Suni-Syiah, lihat pula Irak yang kacau balau atas dasar apa?
Konflik Suni-Syiah.
Perhatikan pula Yaman. Kita sadar betul tentang peta konflik ini, karena itu
sejak awal kita kampanyekan Suni dan Syiah bersaudara dan memang kita intinya
bersaudara. Konflik tersebut akan terus diembuskan karena memang mereka musuh
Islam tak menginginkan kita bersatu,” katanya.
(liht http://khazanah.republika.co.id/,
Selasa, 23 Februari 2016, 06:11 WIB).
Selain Syaikh Ahmad al-Thayyib itu menjilat ludahnya
sendiri, dia jelas-jelas mengkhianati Lembaga Al-Azhar Kairo Mesir yang
jelas-jelas telah diberitakan ke tingkat dunia bahwa mengecam keras film Iran
yang mencela Sahabat Nabi saw.
غضب أزهري ردا على
مسلسل إيراني “يهين” صحابة الرسول
Al Azhar Marah,
Memprotes Serial TV Iran “Menghina Sahabat Nabi”
***
Ulama Al-Azhar tak
terima penghinaan para sahabat Nabi ditayangkan dalam sebuah film dalam stasiun
TV Iran
Hidayatullah.com—Media
Mesir, Asharq Al-Awsat melaporkan, komunitas Sunni di Iran telah meminta
pemerintah setempat melarang sebuah
drama televisi yang dinilai telah
menghina sahabat Nabi Abdullah bin Zubair (Ibn al-Awwam)” dan sahabat
Nabi lainnya.
Para cendekiawan di
Universitas Al-Azhar Mesir juga telah mengutuk Iran yang memperbolehkan siaran
seri “Mokhtarnameh” dalam bahasa Persia di televisi Iran. Para ulama mengatakan
bahwa seri televisi termasuk “menghina para sahabat Nabi, termasuk Abdullah Bin
Zubair.”
Para ulama Al-Azhar
juga menekankan bahwa Universitas Al-Azhar
tidak menerima penghinaan dari sahabat Nabi tersebut.
Al Azhar meminta
pihak berwenang Iran segera mengambil tindakan “untuk mencegah pecahnya
kekerasan sektarian”.
Sementara itu, Dr
Mohamad Rafat Usman, dari Al-Azhar
mengatakan bahwa “di bawah ketentuan yang ditetapkan oleh Islam,
dilarang melakukan penghinaan setiap manusia, apakah ia hadir atau tidak ada,
hidup atau mati, dan ini adalah sesuatu yang disepakati oleh al-Quran dan Sunnah
Nabi. “
Usman menambahkan
,”Kita harus selalu mengingat bahwa para sahabat Nabi adalah perantara antara
kami dan Nabi, karena kami tidak akan tahu al-Quran tanpa mereka, untuk itu
melalui mereka bahwa Allah memelihara al-Quran setelah menghafalkan kata Tuhan
Yang Maha Esa dengan hati, memelihara bagi yang datang sesudah mereka …
sehingga mereka layak di hormati. “ ( https://www.nahimunkar.com/al-azhar-marah-memprotes-serial-tv-iran-menghina-sahabat
).
(nahimunkar.com)
Ajaran Syiah memiliki prinsip yang dipegang kuat oleh
pemeluknya. Salah satunya adalah konsep Imamah (kepemimpinan). Dalam hal ini,
ustadz Farid Ahmad Okbah menyatakan bahwa konsep itulah yang menjadikan Syiah
berbahaya.
Dia memaparkan sebuah buku yang ditulis oleh ulama besar
Syiah yaitu Sayyid Murtadha Askari dan Sayyid Ali Khomeini yang berjudul “Para
Pengawal Agama”. Lewat buku itu dijelaskan bahwa pada halaman 99 Ali Khomeini
menyatakan bahwa kehidupan para imam suci ahlul bait selalu mengandung
orientasi politik.
“Dari
awal berdirinya Syiah sampai kapanpun orientasi mereka adalah politik,”
tegasnya dalam acara Deklarasi ANNAS di Islamic Center, Bekasi, Ahad (21/02).
Pengamat
sekaligus pakar Syiah itu melanjutkan bahwa pada halaman 101, Khomeini lebih
jelas lagi menyatakan, perjuangan politik bukan semata debat teologis atau
sebatas perjuangan semata, tetapi dengan sebuah perjuangan dengan tujuan
politik.
“Perjuangan
politik dari perjuangan tersebut adalah pendirian atau sebuah penegakan
pemerintahan Islam ala Syiah,” jelasnya.
Syiah di
dalam doktrin mereka menanamkan bahwa “Setiap Hari adalah Asyuro dan Setiap
Bumi adalah Asyuro”.
“Artinya,
di mana di situ ada Syiah maka mereka harus bisa menguasai negeri itu untuk
dirubah menjadi Syiah. Bahaya ini,” lanjutnya. (kiblat.net)
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/ust-farid-okbah-ma-perjuangan-politik-syiah-adalah-penegakan-pemerintahan-ala-syiah.html
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/ust-farid-okbah-ma-perjuangan-politik-syiah-adalah-penegakan-pemerintahan-ala-syiah.html