Umar Shahab: Syiah Indonesia Menganggap Abu Bakar, Umar, dan
Utsman Bukan Pemimpin yang Sah
Ketua
PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas mengatakan bahwa banyak sekali di media sosial,
khususnya Youtube yang memuat konten penghinaan
kelompok Syiah kepada para Sahabat Rasulullah.
“Dan di Youtube banyak sekali. ketika kita tulis Syiah. Maka di
sana banyak sekali yang menghina para sahabat,” kata Yunahar saat menjadi
pembicara pada diskusi “Syiah, Sekterian, dan Geopolitik” yang diselenggarakan
Ma’arif Institute di Gedung PP Muhammadiyah Jakarta baru-baru ini.
Menurut Yunahar Syiah dibagi menjadi tiga, Syiah Zaidiyah,
Imamiyah dan Ghulat. Syiah Imamiyah dan Ghulat, jelas Yunahar, adalah Syiah
yang memiliki keyakinan tidak menerima khalifah Islam dan para sahabat dan
bahkan sampai melaknat mereka.
Pernyataan Yusnahar ini dibantah oleh pembicara lain dari tokoh
Syiah Indonesia Umar Shahab.
Umar mengatakan Syiah yang ada sekarang tidak memiliki keyakinan
seperti yang disebutkan oleh Yunahar.
“Syiah sekarang berbeda, tidak ngurusi hal hal seperti itu. Kita
tidak mengangkat masalah itu lagi. Kita tidak melaknat para para khalifah
Islam, yang seperti itu adalah Syiah takfiri,” urai Umar yang juga Ketua
Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (ABI).
Namun, pada sesi lain Umar menyampaikan hal yang berbeda dengan
sebelumnya. Dia menyebutkan bahwa walaupun dia bukan Syiah takfiri, namun ada
keyakinan bahwa Syiah di Indonesia masih menganggap bahwa Abu Bakar Asshidiq,
Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan bukan pemimpin yang sah.
“Syiah di Indonesia memang menganggap Abu Bakar, Umar, dan Utsman
bukan pemimpin yang sah. Tapi tidak seperti takfiri. Tapi dari keyakinan itupun
ada konsekuensinya,” jelas Umar Shahab.* [Sendia/Syaf/voa-islam.com]
AHAD,
12 JUMADIL ULA 1437H / FEBRUARY 21, 2016
Ketua Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Bekasi, Ustadz Ahmad Salimin Dani MA mendukung
adanya deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Bekasi Raya.
Hal itu
disampaikan Ustadz Salimin Dani, menyikapi maraknya geliat Syiah di Bekasi.
“Berdirinya
ANNAS saya harapkan ini betul-betul menjadi benteng bagi Umat Islam dari
kesesatan Syiah,” kata Ustadz Salimin Dani di hadapan jamaah yang hadir dalam
Deklarasi ANNAS Bekasi Raya, di Masjid Nurul Islam, Islamic Center, pada Ahad
(21/2/2016).
Di
samping itu, Ustadz Salimin Dani menyampaikan agar kaum Muslimin mengetahui
tentang kesesatan Syiah.
“Kalau
masih ada orang yang mengatakan Syiah tidak sesat, saya bingung! Kajian
darimana, ulama siapa yang bilang?” tanyanya.
Ustadz
Salimin Dani menjelaskan, para ulama sudah menyatakan Syiah itu sesat, bahkan
keluar dari Islam, lantaran ajaran Syiah menyatakan Al-Qur’an itu kurang dan
melaknat para sahabat.
“Pendapat
Al-Imam Sufyan Ats Tsauri ketika ditanya tentang orang yang mencela Abu Bakar,
Umar, yakni orang-orang Syiah yang melakukan hal itu, ia berkata; mereka telah
kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian ditanya, apakah kita boleh
menyalatkan orang Syiah yang mati? Maka Al-Imam Sufyan Ats Tsauri mengatakan,
haram hukumnya menyalatkan mereka!” ungkapnya.
Ia
menambahkan, ulama hadits seperti Imam Bukhari pun sangat tegas dalam menyikapi
Syiah.
Al-Imam
al-Bukhari rahimahullah berkata, Bagiku sama saja shalat di belakang Jahmi
(seorang penganut akidah Jahmiyah) dan Rafidhi (Syiah) atau di belakang Yahudi
dan Kristen. Mereka tidak boleh diberi salam, tidak boleh pula dikunjungi
ketika sakit, dinikahkan, dijadikan saksi, dan dimakan sembelihannya. [AW]
Hindari
penyebutan Islam Sunni dan Islam Syiah
Heriansyah,
S. Ag, salah seorang orator pada Deklarasi & Pengukuhan Pengurus Aliansi
Nasional Anti Syiah (ANNAS) Wilayah Provinsi Sumatra Utara, di Masjid Al Jihad
Jl. Abdullah Lubis, Medan, Ahad (14/2/2016) mengatakan, hendaknya umat Islam
secara tegas menghindari penyebutan Islam Sunni dan Islam Syiah. Karena
penyebutan tersebut seolah-olah Syiah merupakan bagian dari Islam, demikian
dilaporkan Abu Muas.
Padahal Islam saat ini sedang diserang oleh
orang-orang yang mengaku Islam, bahkan mereka mengaku sebagai Ahlubait, Syiah.
Kondisi ini disebutkannya sedang terjadi perang antara Syiah dengan Islam.
Menurutnya Islam dan Syiah tidak mungkin
bisa berdampingan, karena apa yang telah kita muliakan mereka malah
menghinakan. Sebaliknya, yang kita hinakan malah mereka muliakan. Heriansyah
mencontohkan, zina yang dalam keyakinan ummat Islam adalah perbuatan terkutuk,
tapi di kalangan Syiah dianggap sebagai ritual utama dibingkai dengan label
Nikah Mut’ah.
Ditegaskan Heriansyah, kehadiran Syiah
menjadi ancaman bagi ummat Islam karena “dua kebencian.” Pertama, kebencian
Yahudi karena Syiah itu lahir dibidani oleh seorang tokoh Yahudi, Abdullah bin
Saba. Kedua, dendam sejarah, di mana hancurnya hegemoni Persia (Iran) saat itu
berhasilnya dihancurkan oleh kekuatan Islam dan sosok utama penghancurnya
adalah Umar bin Khathtab, sehingga kebencian Syiah terhadap Umar bin Khaththab
hingga hari ini. (azmuttaqin/*/arrahmah.com)
Sekretaris
Komisi Dakwah MUI: Jangan Duduk-duduk dengan Syiah
Sekretaris Komisi
Dakwah MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim MA menyatakan, salah bila gerakan anti
Syiah adalah sebuah gerakan kebencian.
Hal ini
disampaikan Ustadz Fahmi Salim menanggapi berbagai isu dan tudingan yang saat
ini mengarah pada gerakan anti Syiah.
“Sangat
salah besar jika ada yang mengatakan gerakan anti syiah adalah ajaran
kebencian, sebaliknya gerakan ini tegak dan kokoh pada kecintaan,” kata Ustadz
Fahmi Salim di hadapan jamaah yang hadir dalam deklarasi ANNAS Bekasi Raya di
Masjid Nurul Islam, Islamic Center Bekasi, Ahad (21/2/2016).
Sebagai
ummat yang mencintai Allah dan RasulNya, manakala ayat Allah diolok-olok
termasuk mereka yang mengingkari kebenaran ayat Allah terhadap para sahabat,
hal inilah yang harus ditentang.
“Kita tidak memiliki kebencian apa pun kecuali apa yang dibenci Allah dan
RasulNya,” tandasnya.
Selain
itu, menurut Ustadz Fahmi Salim tak perlu lagi diskusi dengan Syiah yang kerap
mengolok-olok ayat Al-Qur’an dan melecehkan para sahabat.
Ia pun
mengutip firman Allah Ta’ala,
وَ قَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِى اْلكِتبِ اَنْ اِذَا سَمِعْتُمْ ايتِ اللهِ يُكْفَرُ بِهَا وَ يُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُوْا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوْا فِى حَدِيْثٍ غيْرِهِ
bahwa
apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah ditentang dan diejeknya. Maka itu
janganlah kamu duduk bersama mereka, sehingga mereka itu memasuki dalam
pembicaraanan yang lain. (Q.S. An Nisa: 140).
Ia
menjelaskan, bahwa mendengarkan kebatilan-kebatilan yang disampaikan aliran
sesat Syiah, bisa menjadi sebuah dosa.
“Kita
mendengarkan kebatilan yang duduk di samping kita, itu sudah suatu dosa,” tandasnya. [AW]
Tokoh Syiah Ini Klaim Jumlah Penganut Syiah di Indonesia
Jutaan Orang
Ketua Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (ABI), Umar Shahab mengklaim jumlah penganut Syiah di Indonesia sudah jutaan orang.
Hal ini ia katakan saat menjadi pembicara pada diskusi “Syiah, Sektarian, dan Geopolitik” yang diselenggarakan Maarif Institute di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta baru-baru ini.
“Penganut Syiah sudah banyak, saya tidak tahu jumlah keseluruhannya. Tapi yang ABI perkirakan dari komunitas dan jaringan ABI jumlahnya satu juta sampai dua juta,” kata Umar.
Dia melanjutkan , ”Di Indonesia, sudah menyebar sampai ke seluruh Indonesia. Tidak ada kota besar yang tidak ada Syiah nya. Sampai ke Papua ada Syiah nya.”
Menurut Umar, penyebaran paham Syiah di Indonesia dilakukan melalui buku-buku yang disebar di masyarakat. Selain itu propaganda anti Syiah dinilai Umar juga menguntungkan pihak Syiah.
“Penyebaran Syiah di Indonesia karena buku-buku, pertama kali buku yang berbicara tentang Syiah adalah berjudul Dialog Sunni-Syiah terbitan Mizan. Propaganda anti Syiah tidak hanya menjadi penghambat tapi menjadi peluang juga masyarakat masuk ke Syiah. Banyak juga para tokoh yang masuk ke dalam Syiah propagandandan mencari tahu tentang syiah,” ujar Umar.
Dari 14 titik acara Asyuro, ada delapan titik yang berhasil digagalkan oleh umat Islam. Dari delapan titik itu tidak banyak yang hadir. Enam sisanya kami perkirakan juga demikian. Ini bukti jumlah mereka sedikit. Kami perkirakan tidak lebih dari sepuluh ribu orang.”
Soal klaim angka penganut Syiah di Indonesia yang berjumlah jutaan orang ini langsung dibantah Ustadz Ahmad Farid Okbah, pengamat gerakan Syiah.
Ustadz Farid memaparkan bahwa jumlah penganut Syiah diperkirakan tidak lebih dari sepuluh ribu orang.
Ini dibuktikan ketika ia bersama tim Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) memantau perayaan Asyura belum lama ini di beberapa kota.
“Dari 14 titik acara Asyura, ada delapan titik yang berhasil digagalkan oleh umat Islam. Dari delapan titik itu tidak banyak yang hadir. Enam sisanya kami perkirakan juga demikian. Ini bukti jumlah mereka sedikit. Kami perkirakan tidak lebih dari sepuluh ribu orang,” ungkap Ustadz Farid, Ahad (21/2/2016) di Bekasi, Jawa Barat.* [Sendia/Syaf/voa-islam.com]