Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz Rahimahullah
Tanya :
“Sebagian orang menyebut ulama-ulama Saudi Arabia
sebagai ulama-ulama “Wahabi”. Apakah Anda rela dengan penyebutan ini?”
“Ini adalah julukan terkenal untuk ulama-ulama Tauhid,
ulama-ulama di negeri Najd (sebuah kota kecil dekat Riyadh Saudi Arabia, pen).
Mereka (para penuduh tersebut) menisbahkannya kepada ASY-SYAIKH AL-IMAM MUHAMMAD BIN
‘ABDIL WAHHAB rahmatullah ‘alaihi. Karena beliau BERDAKWAH MENGAJAK KEPADA AGAMA
ALLAH pada paroh kedua
abad ke-12 hijriyah. Beliau berupaya serius dalam menjelaskan tauhid dan
menjelaskan bahaya syirik kepada umat manusia, hingga melalui beliau Allah
memberikan hidayah kepada manusia dalam jumlah yang sangat besar. Umat manusia
masuk dalam Tauhidullah, dan meninggalkan berbagai bentuk syirik akbar yang
sebelumnya mereka berada di atasnya, baik berupa penyembahan kepada kubur,
bid’ah-bid’ah yang terkait kuburan, maupun penyembahan kepada pohon-pohon dan
batu-batu , serta sikap ekstrim dalam mengkultuskan orang-orang shalih. Jadilah
dakwah beliau adalah dakwah TAJDIDIYYAH (PEMBAHARUAN) ISLAMIYYAH yang sangat besar. Dengan dakwah
tersebut Allah memberikan manfaat kepada kaum muslimin di Jazirah Arabia dan
negeri-negeri lainnya – semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas
– dan jadilah para pengikut beliau dan orang-orang yang berdakwah kepada
apa yang beliau dakwahkan serta tumbuh di atas dakwah ini di negeri Najd
disebut sebagai “WAHABI”. Sehingga gelar ini menjadi sebutan bagi setiap
orang yang berdakwah kepada Tauhid, melarang dari Syirik dan bergantung kepada
kuburan-kuburan atau pohon-pohon dan batu-batu, serta memerintahkan untuk
ikhlash (memurnikan peribadahan) hanya untuk Allah satu-satunya. Disebutkan
dengan julukan “WAHABI”, SEBENARNYA INI ADALAH JULUKAN YANG MULIA, menunjukkan bahwa
barangsiapa yang dijuluki dengan gelar tersebut maka dia adalah Ahli Tauhid,
dan termasuk Ahli Ikhlash, dan termasuk orang-orang yang melarang dari
kesyirikan, melarang dari penyembahan kepada kuburan-kuburan, pohon-pohon,
batu-batu, dan patung-patung serta berhala. Inilah asal usul penamaan dan
julukan ini. Yaitu merupakan penisbatan kepada asy-Syaikh al-Imam MUHAMMAD BIN ‘ABDIL WAHHAB BIN
SULAIMAN BIN ‘ALI AT-TAMIMI AL-HANBALI, seorang da’i ke jalan Allah ‘Azza wa Jalla. Beliau tumbuh di
negeri Najd, belajar di negeri Najd, kemudian melakukan perjalanan ke Makkah,
Madinah, Iraq, dan Ahsa’ untuk mengambil ilmu dari para ‘ulama Ahlus
Sunnah di negeri-negeri tersebut. Kemudian beliau kembali ke negeri Najd,
beliau mendapati kondisi umat yang berada dalam kungkungan kejahilan
(kebodohan), peribadatan kepada kuburan-kuburan dan sikap ghuluw (ekstrim)
terhadapnya, kesyirikan kepada AllahTa’ala,
memanggil-manggil / berdo’a kepada orang mati, beristighatsah kepada orang
mati, dan membangun di atas kuburan. Maka beliau pun berdakwah ke jalan Allah,
membimbing umat dan melarang mereka dari berbuat syirik, menjelaskan tauhid
kepada umat yang itu merupakan hak Allah atas hamba-hamba-Nya sekaligus agama
yang diserukan oleh para rasul ‘alahish shalatu was salam. …
Maksud dari penjelasan ini semua adalah : bahwa
julukan dan gelar tersebut adalah julukan bagi setiap orang yang berdakwah
kepada Tauhid dan mengingkari Syirik. Sebagian orang-orang bodoh menyebutnya
dengan julukanWAHABI. Itu akibat kebodohan mereka tentang hakekat
sebenarnya dan mereka tidak berilmu tentangnya.
Hakekat sebenarnya adalah sebagaimana telah kami
sebutkan. Bahwa ini adalahDAKWAH YANG BESAR :
1.mengajak kepada Tauhid,
2.mengajak untuk berittiba’ (mengikuti) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam, dan
3.tidak bertaklid serta fanatik buta,
4.meninggalkan bid’ah dan khurafat,
5.meninggalkan syirik dan bergantung kepada orang-orang mati, pohon, dan
bebatuan. Bahkan meninggalkan bergantung kepada para nabi dan orang-orang
shalih.
Jadi dakwah ini adalah dakwah yang MEMERANGI SYIRIK,
mengajak kepadaTAUHID dan IKHLASH untuk-Nya. Beriman dengan makna Laailaaha Illallah dan merealisasikannya, juga
merealisasikan ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
berpegang teguh dengan Sunnah dan jalan beliau, serta istiqomah di atas itu
semua. INILAH DAKWAH ASY-SYAIKH
MUHAMMAD BIN ‘ABDIL WAHHAB Rahimahullah.
(Fatawa Nur ‘ala ad-Darb, hal. 23)