Friday, March 18, 2016

Breaking News : Alasan Sebenarnya Teroris Barbar Rusia Tarik Mundur Karena Penipuan( jebakan ) Iran Dan Sangat Dasyatnya Rasa Permusuhan Orang-Orang Arab Dan Sunni Di Seluruh Dunia Karena Ikut Campur Langsung Di Suriah.

putin ngambek

Iran Jadi Alasan Sebenarnya Rusia Tarik Mundur Kekuatannya 
Dari Suriah

Kamis, 8 Jumadil Akhir 1437 H / 17 Maret 2016 15:30 WIB
Setelah pengumuman mendadak penarikan mundur sebagian besar kekuatan militer Rusia di Suriah pada Senin (14/03) malam, banyak sekali spekulasi mencuat mengenai alasan sebenarnya Presiden Putin mengurangi kekuatan militernya di Suriah.
Salah satunya adalah yang diutarakan penulis dan pengamat Suriah, Mohammed Khairallah, yang menyebut keputusan penarikan Putin dilatar belakangi oleh adanya beberapa faktor internal dan eksternal, termasuk penipuan dari Iran.

“Faktor utama yang menyebabkan Putin mundur adalah beban biaya perang di Suriah yang ditanggung dirinya secara pribadi serta kas negara, terlebih Rusia kini dalam keadaan terjepit setelah berseteru dengan Turki yang menjadi pemasok kebutuhan ekonomi terbesar,” ujar Mohammed Khairallah dalam wawancaranya dengan Rassd.
Mohammed Khairallah melanjutkan, “Dan yang paling utama dirasakan oleh Putin saat ini adalah rasa permusuhan dengan orang-orang Arab dan Sunni di seluruh dunia karena ikut campur langsung di Suriah.”
“Putin akhirnya sadar bahwa keberadaan Rusia di Suriah adalah sebagai garda terdepan yang dimanfaatkan untuk melayani kepentingan rezim yang akan runtuh,” tutup Mohammed Khairallah. (Rassd/Ram)

Intervensi Rusia di Suriah hanya untuk menyelamatkan kepentingan pribadi bukan untuk Assad

March 17, 2016
Dukungan Putin kepada presiden Suriah adalah dukungan yang jelas tapi bukan sebuah dukungan yang tidak terbatas, analis mengatakan Anadolu Agency
Keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik sebagian kekuatan militernya dari Suriah adalah kejutan bagi banyak pihak, tetapi menurut para ahli Washington itu menunjukkan bahwa Bashar al-Assad belum diberikan “cek kosong” dari Moskow.
“[Ini] menunjukkan bahwa komitmen Rusia untuk mendukung pemerintah Suriah, sementara sangat jelas, tetapi bukannya tanpa batas,” kata James F. Collins, mantan duta besar AS untuk Rusia dan sekarang bekerja di Carnegie Endowment for International Peace.
Collins, duta besar AS untuk Rusia dari 1997 sampai 2001, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Assad sekarang “memahami bahwa ia tidak memiliki cek kosong dari Moskow”.
Collins menyatakan bahwa aksi Rusia tersebut dipastikan akan “mengurangi intensitas pertempuran dan pemboman,” tetapi pada saat yang sama juga mungkin menyebabkan rezim dan oposisi “untuk lebih serius tentang penyelesaian negosiasi”.
Pada hari Selasa beberapa pesawat pembom dan jet Rusia dilaporkan meninggalkan Suriah menyusul pengumuman Putin.

Putin telah mengatakan bahwa ia akan menarik sekitar setengah dari pasukannya dari Suriah, sementara pasukan di pangkalan udara Hmeimim dan pelabuhan Tartus akan tetap tinggal. Rudal pertahanan udara canggih S-400 generasi keempat Rusia yang ditempatkan di bagian timur Laut Mediterania juga akan tinggal di tempat.
Jeffry Mankoff, ahli senior Rusia di Pusat yang berbasis di Washington untuk Strategic International Studies juga setuju bahwa Putin ingin menunjukkan kepada rezim Assad bahwa Rusia tidak akan memasok bantuan yang tidak terbatas.
Menurut Mankoff, Moskow menilai bahwa Assad “terlalu keras kepala” dan membuat “terlalu banyak tuntutan”, mengambil keuntungan atas dukungan yang diberikan Rusia.
Namun, ia mencatat, intervensi Rusia hanya bertujuan “lebih banyak untuk mengejar kepentingan sendiri dan bukan untuk menjaga Assad tetap berkuasa”.
Rusia tidak pernah percaya bahwa Assad akan mampu merebut kembali kontrol dari negara yang dilanda perang, Mankoff menambahkan. “Mereka menggunakan intervensi militer untuk merancang dicapainya penyelesaian politik yang akan sejalan dengan kepentingan mereka.”
Menurut Mankoff, langkah Rusia pada hari Selasa bukanlah penarikan total tetapi akan meningkatkan tekanan pada Assad dalam pembicaraan damai di Jenewa.
Rusia telah merintis seri terbaru dari pembicaraan yang dipimpin oleh utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura sementara jet mereka menyerang kelompok oposisi di bagian barat Suriah untuk membantu pasukan Assad merebut lebih banyak wilayah.
Daniel Serwer, seorang profesor dan ahli manajemen konflik Timur Tengah di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, juga menyarankan bahwa Moskow ingin mendorong Assad untuk membuat beberapa konsesi pada negosiasi di Jenewa.
“Saya kira Putin memberikan sinyal untuk Bashar al-Assad bahwa ‘cek Rusia’ bukanlah cek kosong dan Bashar perlu memberikan sesuatu di meja perundingan untuk mencapai kesepakatan politik,” Serwer mengatakan pada Anadolu Agency.
Dia juga menyatakan bahwa Rusia juga telah khawatir dan berusaha “tidak terjebak di Suriah,” mencatat bahwa tujuan utama Moskow adalah untuk menjaga pelabuhan dan pangkalan udaranya di Suriah.
Pengumuman Kremlin disambut penuh tanda tanya di Washington tapi Putin mengatakan bahwa intervensi telah mencapai tujuannya dan misi itu selesai.
Pada kenyatannya, Rusia tidak pernah menentukan dengan jelas tujuan utama dari intervensi yang diluncurkan akhir September, tapi banyak pihak menilai itu adalah untuk menopang rezim Assad dan mencegah rezim jatuh di tengah negosiasi.
Menurut para ahli AS bahkan misi rahasia Rusia sesungguhnya belum diselesaikan.
Mankoff mengatakan bahwa misi ini jauh dari selesai karena masih belum ada solusi politik yang memungkinkan Assad untuk tetap berada di kekuasaan.
“Tujuan dari intervensi adalah solusi politik, sehingga bisa dilihat bahwa hal tersebut belum tercapai,” katanya.

John Herbst, direktur Dinu Patriciu Eurasia Center di Dewan Atlantik berbasis di Washington mengatakan pada Anadolu Agency meskipun masih dini untuk menilai apa yang akan terjadi selanjutnya karena Putin tidak memberikan gambaran yang jelas.
“Jika mungkin gencatan senjata mulai berlaku dan tetap berlaku, Assad bisa mempertahankan posisinya tanpa intervensi militer Rusia tapi saya percaya bahwa tidak akan berlangsung lama,” kata John. “Sulit untuk membayangkan bahwa intervensi akan mampu menjaga posisi Assad selama beberapa bulan.”
Dia menyatakann bahwa Putin mungkin membuat dasar keberhasilan militernya pada saat kampanye melawan oposisi yang berada dalam kondisi lemah.
“Rusia tidak benar-benar menyerang kelompok jihad yang kuat di Suriah dan taktik mereka tidak mungkin berhasil melawan kelompok-kelompok tersebut. Jadi sebuah keputusan pintar bagi Kremlin untuk pergi sekarang, “katanya, menilai bahwa Moskow telah meninggalkan Assad di bawah belas kasihan dari kelompok-kelompok jihad di Suriah.

Rusia telah mendapat sanksi dari AS dan Uni Eropa atas dukungannya terhadap separatis pro-Moskow di Ukraina. Dikombinasikan dengan penurunan harga minyak, sanksi itu mungkin telah mengguncang ekonomi Rusia, namun para ahli menyatakan ini mungkin tidak memainkan peran utama dalam langkah terbaru Rusia.
“Ekonomi Rusia berada di bawah tekanan sekarang sebagai akibat dari harga minyak yang lebih rendah dan embargo,  tapi jujur ​​biaya intervensi di Suriah relatif telah dipersiapkan,” kata Mankoff.
Menurut laporan U.K. Royal United Services Institute pada bulan Desember, Rusia telah menghabiskan sekitar $ 4 juta per hari pada kampanye militer di Suriah sampai akhir November ketika F-16 Turki menembak jatuh sebuah pesawat Rusia.
Tapi setelah insiden di Turki, laporan lembaga mengatakan, biaya harian naik sampai $ 8 juta per hari karena Rusia mengintensifkan serangan udara terhadap kelompok-kelompok oposisi yang didukung oleh Turki.
Kadir Ustun, direktur Yayasan Politik Ekonomi dan Penelitian Sosial (SETA) cabang Washington mengatakan bahwa intervensi Rusia mungkin memiliki dampak pada situasi ekonomi internal tetapi bukan penyebab utama terguncangnya ekonomi Rusia.
“Jika Rusia merasa bahwa kepentingan strategis mereka terancam di Suriah mungkin mereka akan kembali, terlepas dari kondisi ekonomi,” kata Ustun.
“Secara ekonomi, Rusia tidak kehilangan terlalu banyak karena intervensi ini. Sebaliknya intervensi di Ukraina menyebabkan mereka kehilangan banyak; dengan demikian, menarik diri dari Suriah tidak akan memperbaiki kondisi ekonomi mereka. ”
Anadolu Agency

Ditingal Pasukan Rusia, Rezim Presiden Assad 
Diambang Kehancuran

16 Maret 2016
LINTAS NASIONAL – LONDON, Alasannya, meski Rusia telah membantu Assad secara signifikan dengan menyerang kelompok-kelompok teror, termasuk kelompok Islamic State (ISIS), namun kelompok teror itu belum sepenuhnya punah.
Penilaian itu disampaikan pakar politik internasional dari University of Birmingham, Profesor Scott Lucas. Menurutnya, alasan yang dipaparkan Presiden Putin untuk memerintahkan penarikan pasukannya dari Suriah, secara tidak langsung sudah mengungkap motif Putin sebenarnya.
“Dia pada dasarnya terungkap, bahwa pembenaran asli mereka adalah palsu. Anda (Putin) tidak mengatakan bahwa sebagian besar tujuan Anda telah tercapai ketika ISIS telah penyok, namun belum rusak,” katanya mengacu pada klaim Rusia yang melawan kelompok teror sebagai kedok terselubung untuk mendukung pasukan Presiden Assad, seperti dikutip news.com.au, Rabu 16 Maret 016.
Menurut Lucas, pasukan Assad belum sepenuhnya siap ketika ditinggal pasukan Putin. ”Ini telah menjadi alasan sebenarnya mengapa pasukan Assad belum runtuh, dan mereka berada di ambang kehancuran,” ujarnya.
Pada Senin malam, Putin membuat pengumuman mengejutkan, di mana dia memerintahkan Kementerian Pertahanan Rusia untuk menarik sebagian pasukannya dari Suriah. Kekuatan militer Rusia dalam jumlah kecil tetap dipertahankan di Suriah dengan alasan untuk memantau perjanjian gencatan senjata.
“Saya mempertimbangkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Kementerian Pertahanan. Itu sebabnya saya memerintahkan untuk memulai penarikan sebagian dari kelompok militer kita dari wilayah Republik Arab Suriah,” kata Putin.
“Dalam waktu singkat Rusia telah menciptakan sebuah kelompok militer kecil tapi sangat efektif (di Suriah). Pekerjaan yang efektif dari militer kita tetap diperbolehkan selama proses perdamaian dimulai,” lanjut Putin.
“Dengan bantuan dari Angkatan Udara Rusia, pasukan Pemerintah Suriah dan pasukan patriotik telah mengubah situasi perang dengan terorisme internasional,” imbuh Putin. (Sindo)