Jejak Berdarah Syi’ah Iran Negeri Sumber Fitnah
Menteri Luar Negeri Arab Saudi membuat pernyataan pada hari Selasa, bahwa sejak
Revolusi Iran tahun 1979, Iran telah membuat rekor berupa penyebaran hasutan,
kerusuhan dan kekacauan di dalam negeri dalam upayanya untuk melemahkan
keamanan dan stabilitas dalam negeri, dan mengabaikan hukum internasional,
kesepakatan, perjanjian dan prinsip-prinsip moral. Selama periode yang sama,
Kerajaan Arab Saudi masih mempertahankan kebijakannya untuk menahan diri
meskipun mengalami banyak kerugian sebagai akibat kebijakan Iran yang agresif.
Tahun
1982
96 warga asing telah diculik di Lebanon, termasuk 25 orang warga AS yang
dikenal dengan Krisis Penyanderaan, yang telah berlangsung selama 10 tahun.
Sebagian besar penculikan dilakukan oleh Hizbullah dan kelompok lain dukungan
Iran.
Tahun
1983
– Hizbullah meledakkan bom di Kedutaan AS di Beirut, 63 orang
terbunuh.
– Ismail Askari, seorang berkewargaan Iran, melakukan serangan bom bunuh diri
di barak marinir AS di Beirut danmembunuh 241 prajurit AS.
– Hizbullah mengirimkan bom bunuh diri dalam sebuah truk di barak tentara
Prancis di Beirut, 64 warga
Prancis dan personel militernya terbunuh.
– Anggota Hizbullah dan Hizbud Da’wah melakukan sejumlah serangan, termasuk
serangan ke kedutaan AS dan Prancis di Kuwait, ke sebuah kilang minyak dan satu
pemukiman penduduk yang mengakibatkan 5 korban
jiwa.
– Iran menyerang kapal tanker milik Kuwait di Teluk. Kapal-kapal tanker Kuwait
diganti benderanya dengan bendera AS dan dikawal kapal-kapal perang AS.
Tahun
1984
Hizbullah menyerang Kedubes AS di Beirut Timur, akibatnya 24 orang
tewas.
Tahun
1985
– Beberapa prajurit dan warga sipil di Teluk terbunuh saat terjadi sebuah
percobaan serangan bom pada iring-iringan kendaraan Amir Kuwait, Syaikh Jabir
Al-Ahmad Al-Shabah
– Rezim Iran mendalangi pembajakan penerbangan TWA, 39
penumpang berkebangsaan AS ditawan selama
berminggu-minggu
Tahun
1986
Iran meminta jamaah hajinya untuk membuat kerusuhan selama pelaksanaan haji,
yang mengakibatkan insiden saling dorong dan mengakibatkan 300
orang tewas
Tahun
1987
– Hizbullah wilayah
Hijaz membakar fasilitas minyak di Ras Tanura di wilayah pesisir timur Arab
Saudi
– Sebuah organisasi pro Iran menyerang sebuah fasilitas milik Perusahaan Minyak
Saudi (SADAF) di Jubail, bagian timur Arab Saudi.
– Arab Saudi menggagalkan usaha penyeludupan bahan peledak ke wilayah Arab
Saudi yang dilakukan oleh salah seorang jamaah haji Iran
– Kedubes Saudi di Teheran diserang dan diplomat Saudi bernama Reza Abdul
Muhzin Al-Nozha ditembak dan ditahan oleh Garda Revolusi Iran. Diplomat
tersebut kemudian dilepas setelah terjadi negosiasi antara Arab Saudi dan Iran
Tahun
1989
– Iran membunuh ketua Partai Demokrat Kurdi, Abdul Rahman Ghassmelou dan
wakilnya, Abdullah Azar di Wina.
– Rezim Iran menculik dan membunuh sejumlah diplomat AS di Lebanon
Tahun
1990
– Rezim Iran terlibat dalam pembunuhan diplomat Arab Saudi untuk Thailand,
Abdullah Al-Malki, Abdullah Al-Bassri, Fahad Al-Bahli dan Ahmed Al-Saif (antara
tahun 1989 dan 1990)
Tahun
1991
– Garda Revolusi Iran membunuh Shapour Bakhtiar, PM Iran terakhir di masa
kekuasaan Syah Iran, Mohammad Reza Pahlavi, di Prancis.
Tahun
1992
– Iran membunuh Sekretaris Umum Partai Demokrat Kurdi, Sadegh Sharafkandi dan
asistennya Fattah Abdouli, Homayoun Ardalan dan Nuri Dechrda di Berlin.
– Rezim Iran terlibat pemboman di restoran Mykonos, Berlin. Jaksa Federal
Jerman mengeluarkan surat perintah untuk menangkap Menteri Intelejen Iran, Ali
Fallahian dengan tuduhan perencanaan dan dalang pemboman.
Tahun
1994
– Iran terlibat dalam pemboman di Buenos Aires tahun 1994, yang mengakibatkan 85 orang
tewas. (Pada tahun 2003 Kepolisian Inggris menangkap Hade
Pour Soleimanpour, mantan dubes Iran untuk Argentina, dengan tuduhan konspirasi
untuk melakukan serangan).
– Kementrian Luar Negeri Venezuela mengeluarkan pernyataan pers yang
menyebutkan bahwa 4 orang diplomat Iran terlibat sebuah operasi senyap di
Bandara Internasional Simon Bolivar, Caracas, dengan tujuan memaksa para
pengungsi Iran untuk kembali ke negaranya.
Tahun
1996
Iran terlibat pemboman di Alkhobar tahun 1996, yang dilakukan oleh Hizbullah
Hijaz, sebuah organisasi pro Iran, akibatnya120
orang tewas termasuk 19 warga AS. Iran memberikan perlindungan untuk
para pelaku pemboman termasuk Ahmed Al-Moghassil, warga Saudi yang ditangkap di
Lebanon tahun 2015 dengan membawa paspor Iran. Para teroris itu menyerang
setelah diperintah oleh atase militer Iran di Bahrain. Para pelaku dilatih di
Lebanon dan Iran. Bahan peledak diselundupkan dari Lebanon ke Arab Saudi oleh
Hizbullah.
Tahun 2001
– Iran memberikan suaka aman untuk sejumlah pimpinan Al-Qaeda sejak tahun 2001,
termasuk Saad bin Laden, Saif Al-Adel dan yang lainnya setelah peristiwa 11
September 2001. Iran juga menolak untuk menyerahkan para pimpinan Al-Qaeda ke
Arab Saudi meskipun pemerintah Saudi berulang-ulang memintanya.
– Iran terlibat pemboman di tiga pemukiman padat penduduk di Riyadh tahun 2003,
yang menewaskan banyak warga sipil Saudi dan warga asing termasuk AS, atas
perintah salah seorang pimpinan Al-Qaeda di Iran.
Tahun 2003
– Bahrain menangkap anggota jaringan teroris baru yang mendapat dukungan dari
Garda Revolusi Iran dan Hizbullah Lebanon, Kuwait dan UEA.
– Rezim Iran mendukung elemen Syiah di Iraq dengan membentuk partai-partai
politik dan kelompok-kelompok milisi yang loyal kepada Iran. Berbagai aksi yang
dilakukan eleman ini mengakibatkan tewasnya
sebagian dari 4.400 prajurit AS dan 10.000 warga sipil,
sebagiannya warga Arab Sunni. Mantan Dubes AS untuk Irak, James Jeffrey
mengatakan bahwa warga AS tewas karena terbunuh dalam operasi yang dilakukan
oleh kelompok-kelompok yang dibeking langsung oleh Iran.
Tahun
2006
Washington mengatakan Iran mendukung Taliban melawan pasukan AS di Afghanistan
dan mempersenjatai berbagai kelompok dan sekte yang berbeda untuk menyerang AS
didekat perbatasan Iran. Washington juga mengatakan bahwa rezim Iran telah
menawarkan hadiah sebesar $1,000 untuk setiap prajurit AS yang tewas di
Afghanistan.
Tahun
2007
Senat AS mengeluarkan resolusi untuk menyebut Garda Revolusi Iran sebagai
organisasi teroris
Tahun
2011
– Iran terlibat dalam pembunuhan diplomat Arab Saudi, Hassan Al-Qahtani di
Karachi
– AS menggagalkan usaha pembunuhan Dubes Saudi untuk AS dan membuktikan
keterlibatan rezim Iran. Dakwaan tersebut dibuktikan di pengadilan federal New
York yang mengidentifikasi keterlibatan 2 orang yaitu Mansour Arbabsear yang
telah ditangkap dan dipenjara selama 25 tahun, serta Gholam Shakuri, seorang
perwira Garda Revolusi Iran, yang saat ini berada di Iran dan menjadi buron
pengadilan AS.
Tahun
2012
– Seorang hacker dari Garda Revolusi Iran melakukan serangan cyber dengan
target perusahaan minyak dan gas di Arab Saudi dan Teluk. Sekretaris Pertahanan
AS, Leon Panetta menggambarkan serangan cyber sebagai diantara serangan yang
paling merusak di sektor swasta. Staf kepresidenan Obama mengatakan bahwa ini
adalah ulah pemerintah Iran.
– Rencana pembunuhan perwira dan diplomat AS di Baku, ibukota Azerbaijan,
terungkap. Kelompok Syiah di Azerbaijan, didukung Iran dan bekerja dibawah
perintah Garda Revolusi, berada di belakang rencana tersebut.
Tahun
2016
– Pengadilan kriminal Kuwait memvonis mati dua orang, salah satunya
berkewarganegaraan Iran. Mereka didakwa melakukan perbuatan yang membahayakan
kesatuan dan keamanan Kuwait, dan secara aktif bekerjasama dengan Iran dan
Hizbullah untuk melakukan aksi menebar permusuhan.
– Iran melalui komandan Garda Revolusinya, Mohammad Ali Jafari, secara resmi
mengakui bahwa ada 200.000 pejuang Iran di luar negeri, seperti Syria, Irak,
Afghanistan, Pakistan dan Yaman.
– Rezim Iran menolak untuk melindungi fasilitas diplomatik milik Saudi di
Teheran dan Mashhad.
Sumber : Arabnews.com
Sumber: http://serambiharamain.com/rekam-jejak-berdarah-dari-sebuah-negeri-sumber-fitnah/
Catatan
Lalu apa yang dikatakan oleh Rusia (sekutu bersama Bassar Assad Rafidhah
Nushairiyah & Iran) terhadap teroris Hizbullata biang kekacauan dan
pembunuhan?
Lihat Tweet @PressTV:
https://twitter.com/PressTV/status/666083818886008832?s=08
Hizbullah bukanlah organisasi teroris!!!
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.