Syaikh
Nabil Al-Awadhiy: Jauhilah Kelompok Murjiah Kontemporer Ini!
Salah seorang da’i
ternama asal Kuwait memberikan penjelasan yang gamblang persoalan “murjiah
kontemporer”. Dalam sebuah video di youtube yang merupakan cuplikan dari
acara televisi menayangkan soal jawab antara penanya dan sang pembicara. Nama
ulama itu adalah syaikh
Nabil Al-Awadhiy, seorang Kuwait yang
sedang sibuk mempersiapkan desertasi doktoralnya. Video cuplikan dialog bisa
dilihat di sini.
Da’i kelahiran 7
Februari 1970 ini memberikan pencerahan kepada umat soal bahayanya kelompok
yang mengaku mengikuti salaf tapi tindak-tanduknya jauh dari apa yang mereka
klaim. Yakni suatu kelompok yang disebut sebagai “murjiah kontemporer”.
Suasana dialog antara
Abdullah Mudaifar dengan
Syaikh Nabil Al-Awadiy
Dalam video itu, pembawa
acara yang bernama Abdullah Mudaifar mulai menanyakan tema tentang murjiah kontemporer yang
pernah dikaji oleh syaikh Nabil. Kebetulan Abdullah pernah membaca dan
mendengar rekaman kajian yang bertemakan masalah tersebut.
“Mengapa mereka, yakni
orang-orang yang giat melarang membelot dari waliyul amr yang bekerja keras
melaksanakan tugas kepemimpinannya dan mereka juga banyak memberi perhatian
terhadap perkara akidah dan tauhid, mengapa penyebutan tersebut Anda berikan
kepada mereka hingga mereka harus tertuduh sebagai murjiah kontemporer?” Pertanyaan pembuka dari sang pembawa acara.
Pertama-tama syaikh
Nabil menjawab dengan mengatakan kejadian yang terjadi di jejaring sosial twitter.
Beliau mengatakan tidak terbiasa menanggapi dan komentar orang per orang.
Ketika ada seseorang yang menyerang di twitter maka syaikh tidak serta
menanggapinya secara langsung di tempat terbuka. Beliau lebih suka menanggapi
lewat pesan pribadi agar tidak terkesan ada permusuhan dengan orang-orang yang
menyerangnya.
Syaikh Nabil menekankan
bahwa dirinya hanya akan berbicara masalah pemikiran murjiah kontemporer. Dan
pembicaraan yang beliau maksud bukanlah bicara omong kosong melainkan diskusi
ilmiah berkenaan dengan tema yang dimaksud.
“Siapakah mereka ini?
Tidak jelas asalnya, apakah mereka benar-benar salafiyun? Apakah mereka
benar-benar menisbatkan diri pada salafi yang sebenarnya? Apakah mereka
menisbatkan pada… kadang ikut yang benar dan kadang ikut yang salah?”Syaikh membuka jawabannya dengan sebuah pertanyaan yang
menggelitik.
Syaikh Nabil akan
membeberkan 10 karakteristik kelompok ini jika waktu memadai dan diizinkan
untuk itu.
“Pertama, mereka menuduh
beberapa golongan di luar mereka dengan sebutan khawarij, berselisih dengan
mereka, kau akan dicap khorijiy, Anda membuatnya kesal anda dicap termasuk
khawarij,”jelas syaikh Nabil.
Ulama Kuwait ini
melanjutkan,”Mengritik penguasa manapun, atau di antara penguasa itu sendiri
yang mengritik di parlemen dengan ungkapan tertentu, mengritik penguasa maka
akan menjadi khawarij.”
Tidak hanya sebatas itu
saja, syaikh juga mengatakan bahwa mengunjungi tempat yang dihampiri orang yang
dinilai khawarijmaka akan dicap sebagai khawarij, bahkan
membaca kitabnya saja akan dikatakan sebagai khawarij.
Syaikh Nabil
mempertanyakan sebenarnya orang-orang yang mudah mengatakan orang lain
sebagai khawarij itu tahu tidak siapa sebenarnya khawarij.
“Permasalahan,
sebenarnya apakah mereka itu belajar atau tidak, siapa sebenarnya khawarij
itu?” Tegas syaikh Nabil.
Syaikh memberikan
penjelasan bahwa khawarij terkait dengan pemahaman kaidah
dalam permasalahan iman.
“Iman menurut khawarij,
satu bagian dan tidak bercabang-cabang. Masuk ke dalamnya atau keluar darinya
sama sekali, maka siapa yang berzina maka dia kafir.” Jelas da’i kandidat peraih gelar doktoral ini.
Abdullah, sang pembawa
acara memotong pembicaraan,”Tapi maksud mereka adalah keluar dari ketaatan
waliyul amr,” sergahnya.
“Itu aneh,” jawab tegas syaikh Nabi. Ia melanjutkan,”Membelot dari
waliyul amr tidak ada kaitannya dengan aqidah khawarij. Bisa saja seseorang
membelot dari waliyul amr tapi dia tidak beraqidah khawarij.”
Abdullah pun kembali
memotong,”Tapi mereka menggolongkan pembelotan itu termasuk dalam fitnah.”
Syaikh Nabil
menangguhkan masalah fitnah akan dibahas nanti. Beliau ingin lebih fokus
menjelaskan permasalahan apakah setiap orang yang membelot dari pemerintah
berarti seorang khawarij.
“Dalam masalah ini,
terlihat mereka tidak paham makna khawarij, tidak paham pokok ajaran dan
akidahnya,” kata syaikh Nabil.
Maka, syaikh Nabil
menyarankan bagi mereka untuk mempelajari akidah khawarij dan
orang yang bertindak memblot seperti tindakankhawarij. Karena jika
mereka masih berpaham seperti itu,maka berarti sebagian sahabat termasuk khawarij, sebagian
tabi’in termasuk khawarij, Saad bin Jubair termasuk khawarij,
Abdullah bin Zubair termasuk khawarij dan banyak imam
termasuk khawarij.
Sebelum melanjutkan
point kedua, Abdullah bertanya,”Mengenai aqidah, mereka berusaha membela
aqidah shahihah lalu Anda menuduh mereka salah?”
“Kita semua pasti punya
kesalahan.”Jawab singkat syaikh
Nabil. Ia melanjutkan,”Apa salahnya? Terkadang beberapa ulama pun punya
kekeliruan dalam aqidah, dan kita tidak membiarkannya, namun kita tunjukkan
kebenaran lainnya dari mereka.”
Point kedua dari syaikh
Nabil adalah murjiah ada beberapa tingkatan. Di dalam ilmu
aqidah telah dijelaskan bahwa irja’memang ada beberapa tingkatan.
Syaikh menjelaskan bahwamurjiah artinya mengakhirkan, mengakhirkan
amal atas iman, memisahkan amal dengan keimanan.
Abdullah bertanya,”Mengapa
mereka harus mengakhirkan amal?”
Syaikh kembali
menjelaskan bahwa irja’ artinya mengakhirkan amal atas iman.
Maka tidak ada yang membuat seseorang menjadi kafir, jika ada keimanan dalam
hati. Kemudian syaikh kembali menjelaskan, “Anda beriman kepada Allah
dan Hari Akhir itu cukup. Tak peduli apapun amalan Anda, Anda tidak akan
kehilangan keimanan,”syaikh Nabil memberikan contoh. “Ini bukanlah
aqidah ahlussunnah wal jamaah,” tegas syaikh.
“Mereka tidak melakukan
itu kepada semua orang, tapi sayang, terhadap thaghut-thaghut mereka menjadi
murjiah,” jelas syaikh.
Syaikh kembali
memperjelas,”Bayangkan, Al-Qadzafi, Zainul Abidin. Kita tinggalkan dulu
Qadzafi untuk nanti, Zainul Abidin dia menentang hijab, menolak shalat,
menentang agama semuanya ditolak. Orang komunis pun tidak seperti dia, di Eropa
juga tidak ada yang berbuat seperti dia. Orang ini, pada siang hari di bulan
Ramadhan sepanjang hari minum air didepan publik dan memaksa orang-orang agar
berbuka di siang hari di bulan Ramadhan. Orang ini jelas-jelas tidak berhukum
dan tidak beriman dengan syariat Allah bahkan menentang hukum Allah.”
Syaikh melanjutkan,”Anda
menjadikannya hakim, waliyul amr yang harus kita dengan dan taati, apa semua
jabata ini tidak ada kaitannya dengan imannya?”
Syaikh juga membahas
Al-Qaddafi yang telah dikafirkan para ulama karena ingkar terhadap ijma’ dan
sunnah, mendistorsi Al-Quran, memerangi orang Islam, membuat kerusakan. Syaikh
juga menyayangkan bahwa mereka menganggap Al-Qaddafi sebagaiwaliyul amr yang
sah.
“Ini letak aqidah Irja’
mereka!!!” Tegas syaikh
Nabil.
Abdullah kembali
bertanya,”Apakah tetap tidak dianggap waliyul amr meski nyatanya mereka
adalah waliyul amr?”
Syaikh dengan setengah
heran mengatakan,”Aduh Anda ini, pertanyaan Anda sungguh konyol.”
Abdullah menjawab bahwa
dia bukan sedang mengajukan pendapat melainkan sedang menjalankan tugasnya
sebagai penanya.
Syaikh Nabil menjelaskan
bahwa ketika seseorang disebut sebagaiwaliyul amr maka urusan agama
yang diserahkan padanya. Jadi, tidaklah disebut sebagai waliyul amr kecuali
untuk kaum muslimin atau untuk agama mereka. Artinya itu untuk perkara agama
karena itulah disebut waliyul amr.
Syaikh Nabil membagi
menjadi dua yaitu ulama dan pemerintah (penguasa). Dimana keduanya berperan
untuk rakyat dalam menjaga agama dan urusan dunia mereka. Dan anehnya ketika
agama sudah hilang darinya tetapi tetap dikatakan sebagai waliyul amr.
Sampai-sampai presiden Nashrani seperti di Libanon pun disebut sebagai waliyul
amr.
Syaikh juga menambahkan
presiden Ba’ats yang berkata,”Aku beriman pada Baats semata” juga
dijadikan sebagai waliyul amr dan menjadi pemimpin yang didengar serta ditaati.
Syaikh juga bercerita tentang pengalaman syaikh Ahmad Naqib ketika memberikan
bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Libya pasca revolusi. Syaikh Ahmad Naqib
disuruh pergi oleh orang-orang yang mengaku salafi dan dilarang memberikan
bantuan. Karena orang-orang yang mengaku salafi ini menganggap orang Libya
menjadi khawarij disebabkan memberontak Al-Qaddafiwaliyul amr yang
sah menurut syar’i.
“Kami menyebutnya
murji’ah karena mereka memisah antara amal dan iman thaghut tersebut,” jelas syaikh Nabil.
Kemudian tanya jawab
dilanjutkan masalah Dammaj. Syaikh mengaku tidak tahu kabar tentang Dammaj dan
hanya sedikit mendapat informasi tentang itu. Itulah yang menyebabkan syaikh
tidak memberikan simpati akan kejadian tersebut.
Dammaj
Masalah Dammaj, syaikh
justru dapat menjelaskan kontradiksi pemikiran orang-orang yang mengaku
salafiyah ini. Selama dua puluh tahun terakhir, Amerika menyerang
Afghanistan melawan mujahidin, menjajah Iraq, menghancurkan masjid. Orang-orang
ini melarang keluar berjihad melawan para penjajah, di Chechnya, Kashmir,
Afghanistan, Irak bahkan di Palestina.
“Demi Allah saya baca
beberapa pernyataan mereka dan saya juga dengar sendiri, mereka bergembira atas
rakyat Gaza yang sedang di roket. Syaikh Abu Rayyan yang terbunuh bersama
keempat istrinya,dan dia seorang alim, mengajarkan shahih muslim setiap
harinya. Orang-orang ini justru bergembira atas terbunuhnya ulama ini hanya
karena syaikh Abu Rayyan adalah seorang Ikhwanul Muslimin,” jelas syaikh Nabil.
Seluruh jihad dicegah
oleh orang-orang hingga terjadilah kasus di Dammaj. Orang-orang yang
mencegah jihad sebelumnya ini tiba-tiba lantang berbicara,”Dimana jihad!!!
Bukankah mereka muslim, siapa yang menolong mereka? Hari ini wajib menolong
kaum muslimin dan jihad telah wajib.”
Padahal mereka selama
ini menyalahkan orang yang berjihad dan tidak percaya bahwa jihad selama ini
memerangi orang Yahudi dan Nasrani. Mereka baru berkata jihad saat ini wajib
ketika saudara-saudara mereka di Dammaj yang mereka anggap dekat pemikirannya
diserang oleh orang Syiah Hautsi.
Ada satu hal yang
membuat tertawa syaikh Nabil, yaitu ketika ada salah dari tokoh mereka berkata
dalam pidato, “Aku menyeru rakyat Dammaj untuk berperang di jalan Allah
dengan syarat harus di bawah kepemimpinan Ali Abdullah Shalih.”
“Madzab ini..mereka saling
bertentangan sendiri,” kata syaikh Nabil.
Kemudian syaikh Nabil menyebutkan kisah An-Nadhr menemui Al-Ma’mun di dalam
Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir untuk menunjukkan keirja’annya
mereka.
Kisah itu intinya
menunjukkan bahwa irja’ adalah agama yang menyesuaikan
raja-rajanya. Agama yang menyesuaikan rajanya dengan begitu menambah dunianya
dan mengurangi akhiratnya.
“Dimana kau jumpai
penguasa, kau akan temukan murjiah, mereka memoles kebatilan…” Jelas syaikh Nabil.
Syaikh Nabil juga
mempertanyakan peranan orang-orang ini dalam masalah berhukum dengan hukum
Allah. Memang orang-orang ini adalah pegiat dakwah dalam hal tauhid dan aqidah
shahihah tetapi dalam perkara berhukum pada hukum Allah mereka tidak terlihat
batang hidungnya. Padahal berhukum dengan hukum Allah adalah perkara tauhid.
Syaikh juga berbicara
tentang dakwah sesuai dengan porsi mad’uatau yang menerima dakwah.
Syaikh menyayangkan bahwa orang-orang ini meninggalkan dai-dai ternama seperti
syaikh Nashir, syaikh Shalih Al-Maghamsi, syaikh Al-Arifi, syaikh Salman,
syaikh Muhammad Hassan bahkan pendiri salafi 30-40 tahun yang lalu, syaikh Abu
Ishaq Al-Huwainy.
Syaikh Abu Ishaq
Al-Huwainy
Pernah terjadi di
Dablin, Eropa, seorang mualaf kembali murtad karena diajak mempelajari
masalah tahzdir (mewaspadakan dari kesalahan orang), Tashnif (klasifikasi
orang), Tasywih(penyimpangan ajaran Islam). Orang-orang ini juga
bermajelis untuk menuduh orang lain sebagai kelompok sesat.
Syaikh Nabil juga
menceritakan soal adab yang mulia dari Syaikh bin Baz ketika beliau membantah
hujjah rekannya yang keliru dengan memberikan komentar dan kritikan yang
diletakkan pada halaman pertama kitab mereka. Syaikh Bin Baz ingin menjaga dan
menghormati mereka demi menjaga adab terhadap syaikh. Tetap memuji dan
menyanjung penulis walaupun ada kesalahan didalamnya.
Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz
Pertanyaan terakhir dari
Abdullah adalah bagaimana upaya atau cara agar umat Islam dapat bersinergi pada
masing-masing bidangnya dan tidak saling membalas dengan bahasa yang keras.
Syaikh Nabil mengatakan
bahwa sinergi itulah yang dinginkan jamaah Islam yang ada tetapi orang-orang
ini menentang. Syaikh menambahkan bahwa semua elemen tergabung dalam
solidaritas Islam sedunia sepakat dalam hal ini. Beliau membacakan sebuah hadits
“Segala sesuatu
dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya.” (HR.Bukhari)
“Kita semua punya
kesalahan, tapi kita saling menasehati, mengawali dengan prasangka baik,
dimaafkan bila terdapat udzur dan dinasehati bila terdapat kesalahan. Inilah
yang dipegang oleh jamaah-jamah Islam.” Jelas syaikh Nabil.
Syaikh menjelaskan bahwa
masalah sebenarnya ada pada kelompok ini. Dimana mereka suka menyesatkan dan
menihilkan peran jamaah lain. Lalu hadir di tengah umum mengaku paling salafi
padahal itu bukanlah cara syaikh Bin Baz, syaikh Utsaimin, syaikh Jibrin.
Bahkan syaikh Albani
memperagakan akhlak yang mulia ketika berkomentar terhadap kitab-kitab Sayyid
Qutb. Syaikh juga mengatakan kelompok ini berusaha memecah belah umat Islam dan
mewanti-wanti kaum muslimin dari kelompok ini.
“Ya, kelompok ini
mengaku sebagai salafi padahal sama sekali tidak bermanhaj salaf,”tegas syaikh Nabil.
“Mereka menisbatkan pada
syaikh Utsaimin, syaikh Bin Bazz dan lainnya padahal beliau semua
memperingatkan manusia agar menjauhinya.” Syaikh melanjutkan,”Mereka berbicara
tentang tauhid dan aqidah. Sayang, sebenarnya mereka tidak menerapkan kaidah
tauhid dan aqidah sama sekali.” Jelas
syaikh Nabil.
Inti pembahasan dari
dialog ini adalah “Jauhilah kelompok fitnah (murjiah) ini.”
Syaikh Nabil tidak
menyinggung satu nama pun agar terhindari dari fitnah. Syaikh memberikan
pernyataan ini bukan bertujuan untuk memecah belah kaum muslimin. Akan tetapi
untuk memberikan peringatan akan bahayanya kelompok murjiah kontemporer ini.
“Siapa saja yang
memiliki sifat ini, wajib bagi kita untuk menjauhi sifat ini karena akan
merusak barisan dan memecah belah kaum muslimin,” tutup syaikh Nabil Al-Awadiy
Penulis : Dhani El_Ashim
Sumber
https://www.youtube.com
Da’i
Pemilik 7.25M Followers itu Bernama Nabil Al-Awadhiy
Ia adalah salah satu
ulama ternama di dunia Arab. Ceramah-ceramahnya menghiasi layar kaca TV di saat
acara TV yang lain hanya mengumbar syahwat. Selain itu dirinya juga dikenal
sebagai seorang da’i, imam dan jurnalis.
Ia juga termasuk dari sepuluh
ulama yang menggunakan twitter sebagai media dakwah. Followernya saat ini
terhitung sejumlah 7.52M di akun resmi berbahasa arab @NabilAlawadhy dan 14.3K di akun resmi berbahasa inggris @NabilAwadhiy. Bahkan dirinya mempunyai sebuah situs resmi untuk
kelancaran dakwahnya di dunia maya. Nama situsnya adalah emanway.com.
Akun twitter syaikh
Nabil berbahasa arab
Seorang Kuwait ini mencurahkan
hidup dan tenaganya hanya untuk mendakwahkan Islam. Ulama ini adalah syaikh
Nabil Al-Awadhiy.
Kehidupan Syaikh Nabil
Syaikh Nabil Al-Awadhiy
lahir di Kuwait pada tanggal 7 Februari 1970. Ia mempunyai enam anak, yaitu
Ali, Umar, Sarah, Yusuf, Husain dan Muhammad. Sebelumnya ia merupakan warga
negara Inggris kemudian naturalisasi menjadi warga Kuwait.Sebelum akhirnya
kewarganegaraannya dicabut oleh Emir Kuwait pada 11 Agustus 2014.
Pencabutan
kewarganegaraan itu disebabkan karena ceramah pedasnya yang mengkritisi sikap
negara Teluk yang membiarkan Syiah merajalela di Teluk dan di wilayah
Syam-Irak. Sementara justru membantu kudeta pemerintahan Sunni di Mesir.
Merespon pencabutan
kewarganegaraan itu, Syaikh Nabil menulis dalam akun Twitternya, “
Apapun yang terjadi, semoga itu yang terbaik, urusan orang beriman semuanya
baik, Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Seraya menautkan video
dari Youtube berjudul “ laa tahzan la’llahu bikhair (jangan
bersedih semoga ini yang terbaik)”, dan menuliskan hastag
سحب_جنسية_الشيخ_نبيل_العوضي#
Para followersnya mulai
memberi komentar terhadap beliau serta memberi hastag,
متضامن_مع_الشيخ_نبيل_العوضي#
(solidaritas bersama
Syaikh Nabil Al-Awadhi)
Ini beberapa komentar
dari followers beliau,
@YasserAlrasasi,” Syaikh
Nabil kebanggaan Kuwait dan penduduknya, pencabutan kewarganegaraan tidak
mengurangi kemuliaanya di mata kami, ya…beginilah jalan orang-orang yang
membawa kebenaran.”
@hamod200, “apakah
ini disebabkan beliau membela kaum tertindas di Suriah, Mesir dan Burma?”
Pendidikan dan Kegiatan
Syaikh Nabil
Syaikh
Nabil menyelesaikan pendidikan sarjana di fakultas pendidikan Matematika.
Kemudian melanjutkan jenjang berikutnya dan menyabet gelas master di fakultas
kurikulum dan pengajaran di Inggris. Setelah memperoleh gelar master, syaikh
Nabil melanjutkan pendidikan doktoral dalam bidang kurikulum dan pengajaran di
Inggris.
Selain pada ilmu dunia,
syaikh Nabil juga mendalami ulumuddien secara mendalam. Ia mempelajari ilmu
aqidah, sirah nabawiyah, ulumul quran dan ilmu pengetahuan yang terkandung
didalamnya. Selama dalam pendidikan ulumuddien, syaikh Nabil di bawah pengaruh
syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaiminrahimahullah.
Ayah dari enam anak ini
menjalankan perannya bukan hanya dalam satu posisi saja. Ia memegang peranan
penting di sejumlah komite pemerintah maupun swasta. Syaikh adalah seorang
professor Universitas, anggota dari “Mabarrt Tarik Al-Iman”. Ia juga
merupakan anggota komite pengajar di universitas pendidikan dasar. Juga seorang
imam di masjid rumah sakit Mubarak Al-Kabir dan menjadi khatib di negara-negara
teluk. Syaikh Nabil Al-Awadhiy juga berperan sebagai imam dan khatib di
Kementerian Wakaf dan Agama di Kuwait.
Selain itu, seperti yang
disebutkan di atas bahwa syaikh Nabil juga berdakwah di dunia maya. Ia bekerja
di sejumlah pers dan media platform di Al-Watan dan koran Kuwait. Syaikh juga
menjadi pengawas di Islamic Centre di Inggris.
emanway.com
Kretivitasnya dalam
dakwah begitu berwarna. Syaikh juga membuat sebuah program pada saluran
televisi Arab, seperti program “Sa’ah Sharakhah”, “Qissotu Al-Anbiya
‘Alaihimu Salam”,”Sirah Nabawiyah ma’a Al-Khabib dan masih banyak yang
lain.
Beberapa ceramahnya yang
menggugah adalah Jaisyu Usrah, Wasailu Yahud, Ahammiyah Ad-Da’wah
Illallah, ‘Alamatu Sa’ah dan lainnya. Kita dapat menemukan dengan
mudah video-video ceramahnya di situs Youtube. Klik di
sini untuk melihat salah satu video syaikh Nabil. Di antara sekian banyaknya video ceramahnya, ada salah
satu cuplikan acara televisinya yang menarik adalah dialog Syaikh Nabil yang
bertemakan murjiah kontemporer.
Suasana dialog
Syaikh Nabil dengan tema murjiahkontemporer
Dalam dialog ini syaikh
Nabil membeberkan secara jelas sebenarnya siapa mereka dan beberapa sifatnya.
Sayang, syaikh tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menjelaskan sepuluh point
berkenaan dengan murjiah kontemporer. Ulasan dialog murjiah kontemporer ini
dapat dibaca di sini.
Penulis : Dhani El_Ashim
Sumber
1.http://www.assabile.com
2.http://vb.n4hr.com
3.www.vetogate.com
4.www.almrsal.com