Katanya Debat Ilmiah..?
Seorang syiah membuat sebuah grup “Dialog Ilmiah
Ahlussunnah dan Syiah”, dia mengajak facebooker sunni (ahlussunnah) bergabung
dan mengadakan “dialog” yang katanya ilmiah seperti judulnya. Tetapi sayang,
ibarat pepatah “jauh panggang dari api”, pada kenyataannya kok jauh dari
ilmiah? Bagi saya tidak ada yang menarik dari grup ini selain caci maki,
tuduhan dan fitnah, kata-kata kotor, ejekan, umpatan, laknat..
Setiap usaha penyatuan Islam (dalam hal ini Sunni) dan
Syiah, pasti ide pertama kali muncul dari dua kelompok; Pertama, kelompok orang
jahil atau orang yang ragu atau orang alim yang terkena syubhat berupa kerancuan
berpikir yang tidak mengetahui hakekat syiah. Kedua, syiah itu sendiri. Syiah
berusaha keras menampilkan slogan “islam syiah atau mazdhab kelima atau bagian
dari islam” supaya diterima islam dan kaum muslimin, karena memang pada
hakekatnya syiah bukanlah bagian dari islam. Setiap taqrib (pendekatan)
sunni-syiah selalu saja menampilkan hal-hal semu diantara keduanya.
Bagi Saudaraku kaum muslimin, tinggalkan perdebatan
dengan syiah, karena hanya akan menghabiskan waktu dan energi kalian, dan apa
yang kalian dapat? Cacian, makian dan lain sebagainya seperti ungkapan saya
diatas kan? Kalian-pun akan membalasnya? Jadilah kita orang yang keras hatinya
seperti mereka (syiah). Percuma saja kalian keluarkan dalil-dalil dan pendapat
dari para ulama kita, hatta kalian sampaikan ucapan Imam Syafi’i sekalipun,
pastilah syiah akan melecehkannya. Sebab, kita dengan syiah sudah berbeda
penafsiran Al-qur’an dan Hadistnya..! Apatah lagi dalil dibawah itu..? Kalau
sumber pokoknya berbeda, trus apa yang mau diperdebatkan?
Jika kita bahas masalah mut’ah dan taqiyah misalnya,
saya jamin sampai 1.000.000 comment sekalipun tidak akan selesai dan tidak
memberi manfaat, kecuali hanya waktu dan energi kita yang terbuang sayang.
Ketika kita bicara mut’ah dan taqiyah, kemudian masing-masing pihak merujuk ke
sumber yang berbeda, lha? Mau ketemu dimana? Pakai analogi dan logika manapun
tidak akan pernah bertemu, ketemunya hanya umpatan dan laknat!
Seandainya Islam dan Syiah memang bisa disatukan,
minimal pendekatan (seperti pendekatan antar madzhab), maka para ulama kita
dululah yang memulainya, seperti para Imam Madzhab, dan lain-lain.
Kenyataannya, sampai sekarang justru semakin melebar.
Biarkan saja syiah berbicara, biarkan syiah update status, biarkan syiah buat
artikel, tidak usah ditanggapi. Lebih baik kita fokus mendakwahi kaum muslimin
yang masih awam tentang hakekat syiah, share artikel-artikel yang menjelaskan
hakekat syiah, itu lebih bermanfaat.
Jika menyukai artikel ini, like and share ya?
Persatuan Sunni Syiah?
Oleh seorang syiah rafidhah saya
diundang ke sebuah group yang berjudul “Dialog Ilmiah Ahlussunnah dan Syiah”.
Mungkin maksud dia, dari pada debat rame-rame di wall atau status seseorang,
lebih baik dibawa ke sebuah group sehingga bisa bebas berdiskusi dan berdebat
tanpa mengganggu wall orang tersebut.
Saat pertama membaca undangan
itu, saya sudah heran.. Apa yang mau didiskusikan antara sunni dan syiah?
Diskusi dalam hal agama/syariat adalah sebuah ajang ilmiah untuk menemukan
sebuah kebenaran atau memecahkan persoalan untuk menemukan titik temunya dengan
bersandarkan pada sumber rujukan yang sama, yakni Al-quran dan As-sunnah.
Kalau dengan syiah? Apanya yang
sama? Al-quran dan hadist-nya saja berbeda, terlebih istidlal (cara pengambilan
kesimpulan sebuah dalil) juga sangat jauh berbeda, lalu darimana pertemuan
titik itu? Ibarat minyak dan air, maka mustahil bisa bertemu dan bersatu..!
Belum pernah ada atsar atau
cerita seorang syiah menang dalam berdebat, dan ketika kalah berdebat, maka
jurus terakhir yang dipakai adalah berdusta dan berbohong serta bertaqiyah.
Saya tidak berbicara dalam konteks awam mereka, tetapi kalangan ulamanya,
bagaimana pula dengan awamnya mereka?
Advise: Hati-hati menerima dalil
dari mereka, syiah rafidha iran! Mereka sering sekali mengutip ayat al-quran
dan hadist, terlebih untuk hadist, mereka terlihat seperti ahli hadist, karena
banyaknya hadist yang mereka sampaikan. PADAHAL… Hadist yang mereka sampaikan
sebagian besar adalah HADIST PALSU dan DHOIF. Dan saya yakin kita tidak tahu
mana yang shohih dan mana yang dhoif. Sehingga jika tidak hati-hati, maka kita
dengan mudah akan terjebak ke perangkap mereka.
Mengapa mereka repot-repot baru
sekarang membuat group itu, yang seakan-akan belum pernah ada diskusi sebelumnya
antara sunni dan syiah. Padahal permusuhan sunni dan syiah ini sudah dimulai
sejak ribuan tahun yang lalu yang diwakili oleh para ulama dan imam-imam kaum
muslimin terutama dari imam mazdhab. Dan sekarang lebih diperjelas oleh suatu
kaum yang mereka namakan “WAHABI”, sehingga tidak ada kelompok atau kaum dimuka
bumi ini yang paling mereka (syiah) benci melebihi kebencian terhadap wahabi.
Dan makar yang mereka lakukan dengan menuduh dan memfitnah wahabi adalah upaya
untuk menjauhkan kaum muslimin yang masih awam akan dakwah wahabi. Padahal
wahabi hanya ingin mengembalikan kemurnian islam sebagaimana yang dibawa Nabi
dan para sahabatnya.
Semoga bermanfaat.
Jika menyukai artikel ini, like
and share ya?
Nasehat Untuk Tidak Berdebat Dengan
Ahli Bid’ah
Bagaimana jika kita menyudahi
semua perdebatan dengan syiah rafidhah dan sufi ghulat? Sejauh pengalaman saya,
mereka adalah orang-orang yang keras hatinya, bodoh lagi sombong! Kita
mengharamkan dusta, khianat ilmiah, mencela, mencaci maki, menyesatkan dan
mengkafirkan kaum muslimin. Sedang mereka menghalalkannya, terbukti dengan
status mereka yang banyak berisi caci maki terhadap dakwah salaf dan para
ulamanya, foto-foto mereka-pun berisi karikatur dusta dan fitnah, yang bahkan
anak SMP saja mampu untuk membuktikannya. Apakah kita mau ikut terpancing sikap
mereka dengan ikut-ikutan mencela, mencaci maki ulama mereka? Membuat status
yang hanya memuaskan hati dan dendam kita sementara hilang keikhlasan pada diri
kita dalam berdakwah? Subhanalloh akhi.. Setiap ucapan kita akan dimintai
pertanggung jawaban kelak di akherat, koreksilah dalam setiap komentar antum,
ikhlaskan semua untuk Alloh, kauhkan diri dari sifat pamer ilmu, memuaskan hati
dan bahkan ghibah.
Saran saya, jangan sekali-kali
memberi komentar atas status mereka, biarkan saja. Kalaupun kita mau membaca,
cukup dibaca dan diketahui tuduhan mereka terhadap dakwah salaf, dan tertawalah
didalam hati (karena tuduhan mereka konyol..). Lebih baik buatlah status di
wall FB atau blog antum, dan undang mereka untuk membacanya tanpa memberi
komentar apapun atas komentar mereka, kecuali jika ada awamnya kaum muslimin
yang bertanya, maka jawablah untuk menjelaskan ilmu kepada kaum muslimin.
Perdebatan itu ya akhi… Sangat
dibenci para ulama..! Kita tahu bahwa perdebatan kita dengan mereka adalah
debat kusir..! Dan bukan debat dalam rangka mencari al-haq. Jika memang
debatnya adalah untuk rujuk kepada al-haq, maka kitalah yang digarda depan
untuk itu. Tetapi jauh…jauh sekali dari rujuk ilal haq.
Jika saja mau, maka cukuplah
asatidz kita mendebat mereka para syiah rafidhah dan sufi ghulat, dan sejauh
pengetahuan saya, mereka tidak akan mampu mengalahkan hujjah asatidz kita..!
Insyaalloh saya akan bahas kelicikan mereka dalam berdebat dan menguak dusta
mereka lain kali semampu saya.
Tinggalkanlah perdebatan itu, dan
gunakan waktu antum semua untuk hal-hal yang lebih bermanfaat lainnya; ngaji
(walau didepan internet), bekerja (walau didepan internet), berdakwah
(lagi-lagi walau didepan internet), atau yang lainnya. Insyaallah akan lebih
mendatangkan manfaat bagi kita.
Semoga Alloh memberikan
karunia-Nya kepada kita, shalawat dan salam atas Nabi shallallohu’alahiwasallam,
kepada keluarga, sahabatnya, dan pengikutnya..
Mengapa Kita Mesti Meributkan Soal Syiah?
Secara umum, kelompok syiah dulu
jumlahnya sangat banyak, beberapa diantaranya;
syiah zaidiyah
syiah imamiyah
syiah ismailiyah
syiah ghulat
dan lain-lain..
Yang paling mendekati ahlussunnah
adalah syiah zaidiyah. Tidak ada perbedaan mendasar antara ahlussunnah dengan
syiah zaidiyah kecuali bahwa zaidiyah berkeyakinan Ali bin Abi Thalib lebih
utama dari pada Ustman bin Affan radhiallahu’anhu. Bahkan Imam Zaid sendiri
mendoakan kebaikan kepada Abu Bakar dan Umar bin Khatab radhiallahu’anhuma.
Nah, yang jadi masalah adalah
bahwa hari ini seluruh syiah itu sudah musnah dan hanya tersisa satu syiah,
yakni syiah rafidhah atau syiah imamiyah atau syiah istna asyariyah yang
memiliki marja (rujukan ulama tertinggi) di Iran saat ini yakni Ali Khamenei.
Artinya, seluruh pengikut syiah saat ini dalam beragama, mereka memiliki
keyakinan seperti ini dan mereka berpusat dan merujuk wali faqih di Iran. Anda
bisa melihat tokoh-tokohnya pada foto sampul facebook saya. Di Indonesia, tokoh
sentralnya semisal Jalaludin Rahmat, Haidar Bagir, Umar Shihab dan lain-lain.
Lalu kenapa saya selalu
meributkan masalah syiah ini? Jawabnya karena syiah adalah duri dalam daging
kaum muslimin, ia adalah kelompok pengkhianat sepanjang masa, peperangannya
selalu ditujukan kepada islam dan kaum muslimin, kepada ahlussunnah waljamaah.
Di awal keberadaannya dulu, syiah memusuhi para sahabat Nabi Muhammad
shallallahu’alaihi wasallam, syiah tidak enggan mencaci, melaknat bahkan
mengkafirkan para sahabat nabi.
Sejarah pengkhianatan syiah
dimulai dari;
pertama, pembunuhan Umar bin
Khatab oleh Abu Lu’luah al majusi
kedua, pengkhianatan Ibnu Saba’
sebagai tokoh sentral berdirinya keyakinan syiah yang menghasut kaum muslimin
untuk melakukan pemberontakan kepada Khalifah Ustman bin Affan sekaligus
menghasut membunuhnya
dan berlalu beberapa abad
setelahnya pengkhianatan syiah qaramitah dengan membantai para jamaah haji di
Makkah saat itu, membunuh sekitar 20.000 jamaah haji dan membuang sebagian
jenazah ke dalam sumur zam-zam dan mencongkel hajar aswan dan dibawa
kenegaranya
juga pengkhianatan Al-alqami yang
masyur, dimana ia membiarkan pasukan Tar Tar menyerang Baghdad dan menyebabkan
hampir 1.000.000 nyawa kaum muslimin dibantai
pengkhianatan Nashiruddin
ath-Thusi
dan puluhan kisah sejarah
pengkhianatan yang berujung pembantai syiah kepada ahlussunnah dari zaman ke
zaman
Dan belum pernah tercatat pedang
syiah diarahkan kepada orang-orang kafir, artinya syiah hanya berperang melawan
islam dan kaum muslimin
Bahkan, jika kita membaca sejarah
yang shahih, Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib sebagai imam mereka, justru
syiah sendirilah yang membunuhnya di padang karbala ketika mereka berkhianat
meninggalkan beliau sendirian bersama rombongannya berperang melawan Ubaidullah
bin Ziyad. Demikian juga Imam Zaid bin Ali, pengikut syiahlah yang membunuhnya
gara-gara tidak mau mengutuk Abu Bakar dan Umar. Tetapi syiah mendistorsi
sejarah dengan membuat cerita bahwa ahlussunnahlah (nashibi) yang membunuh
beliau berdua.
Lalu apa masalahnya dengan ini
semua? Baiklah, jika Anda masih belum paham juga akan bahaya syiah dan
kesesatan syiah serta masih saja bertanya tentang mengapa syiah mesti
diwaspadai, silakan baca-baca tentang syiah dari referensi ahlussunnah yang
berusaha mengungkap fakta siapa sejatinya syiah semisal;
Dan jangan sekali-sekali membaca
dari referensi syiah itu sendiri, karena sejarah saja sudah mereka distorsi
sedemikian rupa, bagaimana lagi keyakinan mereka saat ini, berdiri diatas
pondasi kebohongan sejarah.