Tuesday, July 12, 2016

Katanya Debat Ilmiah..? Persatuan Sunni Syiah? Mengapa Kita Mesti Meributkan Soal Syiah? Nasehat Untuk Tidak Berdebat Dengan Ahli Bid’ah.

no-debate-300x227

Katanya Debat Ilmiah..?

Seorang syiah membuat sebuah grup “Dialog Ilmiah Ahlussunnah dan Syiah”, dia mengajak facebooker sunni (ahlussunnah) bergabung dan mengadakan “dialog” yang katanya ilmiah seperti judulnya. Tetapi sayang, ibarat pepatah “jauh panggang dari api”, pada kenyataannya kok jauh dari ilmiah? Bagi saya tidak ada yang menarik dari grup ini selain caci maki, tuduhan dan fitnah, kata-kata kotor, ejekan, umpatan, laknat..

Setiap usaha penyatuan Islam (dalam hal ini Sunni) dan Syiah, pasti ide pertama kali muncul dari dua kelompok; Pertama, kelompok orang jahil atau orang yang ragu atau orang alim yang terkena syubhat berupa kerancuan berpikir yang tidak mengetahui hakekat syiah. Kedua, syiah itu sendiri. Syiah berusaha keras menampilkan slogan “islam syiah atau mazdhab kelima atau bagian dari islam” supaya diterima islam dan kaum muslimin, karena memang pada hakekatnya syiah bukanlah bagian dari islam. Setiap taqrib (pendekatan) sunni-syiah selalu saja menampilkan hal-hal semu diantara keduanya.

Bagi Saudaraku kaum muslimin, tinggalkan perdebatan dengan syiah, karena hanya akan menghabiskan waktu dan energi kalian, dan apa yang kalian dapat? Cacian, makian dan lain sebagainya seperti ungkapan saya diatas kan? Kalian-pun akan membalasnya? Jadilah kita orang yang keras hatinya seperti mereka (syiah). Percuma saja kalian keluarkan dalil-dalil dan pendapat dari para ulama kita, hatta kalian sampaikan ucapan Imam Syafi’i sekalipun, pastilah syiah akan melecehkannya. Sebab, kita dengan syiah sudah berbeda penafsiran Al-qur’an dan Hadistnya..! Apatah lagi dalil dibawah itu..? Kalau sumber pokoknya berbeda, trus apa yang mau diperdebatkan?

Jika kita bahas masalah mut’ah dan taqiyah misalnya, saya jamin sampai 1.000.000 comment sekalipun tidak akan selesai dan tidak memberi manfaat, kecuali hanya waktu dan energi kita yang terbuang sayang. Ketika kita bicara mut’ah dan taqiyah, kemudian masing-masing pihak merujuk ke sumber yang berbeda, lha? Mau ketemu dimana? Pakai analogi dan logika manapun tidak akan pernah bertemu, ketemunya hanya umpatan dan laknat!

Seandainya Islam dan Syiah memang bisa disatukan, minimal pendekatan (seperti pendekatan antar madzhab), maka para ulama kita dululah yang memulainya, seperti para Imam Madzhab, dan lain-lain.
Kenyataannya, sampai sekarang justru semakin melebar. Biarkan saja syiah berbicara, biarkan syiah update status, biarkan syiah buat artikel, tidak usah ditanggapi. Lebih baik kita fokus mendakwahi kaum muslimin yang masih awam tentang hakekat syiah, share artikel-artikel yang menjelaskan hakekat syiah, itu lebih bermanfaat.
Jika menyukai artikel ini, like and share ya?

Persatuan Sunni Syiah?

Oleh seorang syiah rafidhah saya diundang ke sebuah group yang berjudul “Dialog Ilmiah Ahlussunnah dan Syiah”. Mungkin maksud dia, dari pada debat rame-rame di wall atau status seseorang, lebih baik dibawa ke sebuah group sehingga bisa bebas berdiskusi dan berdebat tanpa mengganggu wall orang tersebut.

Saat pertama membaca undangan itu, saya sudah heran.. Apa yang mau didiskusikan antara sunni dan syiah? Diskusi dalam hal agama/syariat adalah sebuah ajang ilmiah untuk menemukan sebuah kebenaran atau memecahkan persoalan untuk menemukan titik temunya dengan bersandarkan pada sumber rujukan yang sama, yakni Al-quran dan As-sunnah.

Kalau dengan syiah? Apanya yang sama? Al-quran dan hadist-nya saja berbeda, terlebih istidlal (cara pengambilan kesimpulan sebuah dalil) juga sangat jauh berbeda, lalu darimana pertemuan titik itu? Ibarat minyak dan air, maka mustahil bisa bertemu dan bersatu..!

Belum pernah ada atsar atau cerita seorang syiah menang dalam berdebat, dan ketika kalah berdebat, maka jurus terakhir yang dipakai adalah berdusta dan berbohong serta bertaqiyah. Saya tidak berbicara dalam konteks awam mereka, tetapi kalangan ulamanya, bagaimana pula dengan awamnya mereka?

Advise: Hati-hati menerima dalil dari mereka, syiah rafidha iran! Mereka sering sekali mengutip ayat al-quran dan hadist, terlebih untuk hadist, mereka terlihat seperti ahli hadist, karena banyaknya hadist yang mereka sampaikan. PADAHAL… Hadist yang mereka sampaikan sebagian besar adalah HADIST PALSU dan DHOIF. Dan saya yakin kita tidak tahu mana yang shohih dan mana yang dhoif. Sehingga jika tidak hati-hati, maka kita dengan mudah akan terjebak ke perangkap mereka.

Mengapa mereka repot-repot baru sekarang membuat group itu, yang seakan-akan belum pernah ada diskusi sebelumnya antara sunni dan syiah. Padahal permusuhan sunni dan syiah ini sudah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu yang diwakili oleh para ulama dan imam-imam kaum muslimin terutama dari imam mazdhab. Dan sekarang lebih diperjelas oleh suatu kaum yang mereka namakan “WAHABI”, sehingga tidak ada kelompok atau kaum dimuka bumi ini yang paling mereka (syiah) benci melebihi kebencian terhadap wahabi. Dan makar yang mereka lakukan dengan menuduh dan memfitnah wahabi adalah upaya untuk menjauhkan kaum muslimin yang masih awam akan dakwah wahabi. Padahal wahabi hanya ingin mengembalikan kemurnian islam sebagaimana yang dibawa Nabi dan para sahabatnya.
Semoga bermanfaat.
Jika menyukai artikel ini, like and share ya?

Nasehat Untuk Tidak Berdebat Dengan 
Ahli Bid’ah

Bagaimana jika kita menyudahi semua perdebatan dengan syiah rafidhah dan sufi ghulat? Sejauh pengalaman saya, mereka adalah orang-orang yang keras hatinya, bodoh lagi sombong! Kita mengharamkan dusta, khianat ilmiah, mencela, mencaci maki, menyesatkan dan mengkafirkan kaum muslimin. Sedang mereka menghalalkannya, terbukti dengan status mereka yang banyak berisi caci maki terhadap dakwah salaf dan para ulamanya, foto-foto mereka-pun berisi karikatur dusta dan fitnah, yang bahkan anak SMP saja mampu untuk membuktikannya. Apakah kita mau ikut terpancing sikap mereka dengan ikut-ikutan mencela, mencaci maki ulama mereka? Membuat status yang hanya memuaskan hati dan dendam kita sementara hilang keikhlasan pada diri kita dalam berdakwah? Subhanalloh akhi.. Setiap ucapan kita akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akherat, koreksilah dalam setiap komentar antum, ikhlaskan semua untuk Alloh, kauhkan diri dari sifat pamer ilmu, memuaskan hati dan bahkan ghibah.

Saran saya, jangan sekali-kali memberi komentar atas status mereka, biarkan saja. Kalaupun kita mau membaca, cukup dibaca dan diketahui tuduhan mereka terhadap dakwah salaf, dan tertawalah didalam hati (karena tuduhan mereka konyol..). Lebih baik buatlah status di wall FB atau blog antum, dan undang mereka untuk membacanya tanpa memberi komentar apapun atas komentar mereka, kecuali jika ada awamnya kaum muslimin yang bertanya, maka jawablah untuk menjelaskan ilmu kepada kaum muslimin.

Perdebatan itu ya akhi… Sangat dibenci para ulama..! Kita tahu bahwa perdebatan kita dengan mereka adalah debat kusir..! Dan bukan debat dalam rangka mencari al-haq. Jika memang debatnya adalah untuk rujuk kepada al-haq, maka kitalah yang digarda depan untuk itu. Tetapi jauh…jauh sekali dari rujuk ilal haq.

Jika saja mau, maka cukuplah asatidz kita mendebat mereka para syiah rafidhah dan sufi ghulat, dan sejauh pengetahuan saya, mereka tidak akan mampu mengalahkan hujjah asatidz kita..! Insyaalloh saya akan bahas kelicikan mereka dalam berdebat dan menguak dusta mereka lain kali semampu saya.

Tinggalkanlah perdebatan itu, dan gunakan waktu antum semua untuk hal-hal yang lebih bermanfaat lainnya; ngaji (walau didepan internet), bekerja (walau didepan internet), berdakwah (lagi-lagi walau didepan internet), atau yang lainnya. Insyaallah akan lebih mendatangkan manfaat bagi kita.
Semoga Alloh memberikan karunia-Nya kepada kita, shalawat dan salam atas Nabi shallallohu’alahiwasallam, kepada keluarga, sahabatnya, dan pengikutnya..

Mengapa Kita Mesti Meributkan Soal Syiah?

Secara umum, kelompok syiah dulu jumlahnya sangat banyak, beberapa diantaranya;
syiah zaidiyah
syiah imamiyah
syiah ismailiyah
syiah ghulat
dan lain-lain..
Yang paling mendekati ahlussunnah adalah syiah zaidiyah. Tidak ada perbedaan mendasar antara ahlussunnah dengan syiah zaidiyah kecuali bahwa zaidiyah berkeyakinan Ali bin Abi Thalib lebih utama dari pada Ustman bin Affan radhiallahu’anhu. Bahkan Imam Zaid sendiri mendoakan kebaikan kepada Abu Bakar dan Umar bin Khatab radhiallahu’anhuma.

Nah, yang jadi masalah adalah bahwa hari ini seluruh syiah itu sudah musnah dan hanya tersisa satu syiah, yakni syiah rafidhah atau syiah imamiyah atau syiah istna asyariyah yang memiliki marja (rujukan ulama tertinggi) di Iran saat ini yakni Ali Khamenei. Artinya, seluruh pengikut syiah saat ini dalam beragama, mereka memiliki keyakinan seperti ini dan mereka berpusat dan merujuk wali faqih di Iran. Anda bisa melihat tokoh-tokohnya pada foto sampul facebook saya. Di Indonesia, tokoh sentralnya semisal Jalaludin Rahmat, Haidar Bagir, Umar Shihab dan lain-lain.

Lalu kenapa saya selalu meributkan masalah syiah ini? Jawabnya karena syiah adalah duri dalam daging kaum muslimin, ia adalah kelompok pengkhianat sepanjang masa, peperangannya selalu ditujukan kepada islam dan kaum muslimin, kepada ahlussunnah waljamaah. Di awal keberadaannya dulu, syiah memusuhi para sahabat Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam, syiah tidak enggan mencaci, melaknat bahkan mengkafirkan para sahabat nabi.

Sejarah pengkhianatan syiah dimulai dari;

pertama, pembunuhan Umar bin Khatab oleh Abu Lu’luah al majusi
kedua, pengkhianatan Ibnu Saba’ sebagai tokoh sentral berdirinya keyakinan syiah yang menghasut kaum muslimin untuk melakukan pemberontakan kepada Khalifah Ustman bin Affan sekaligus menghasut membunuhnya
dan berlalu beberapa abad setelahnya pengkhianatan syiah qaramitah dengan membantai para jamaah haji di Makkah saat itu, membunuh sekitar 20.000 jamaah haji dan membuang sebagian jenazah ke dalam sumur zam-zam dan mencongkel hajar aswan dan dibawa kenegaranya
juga pengkhianatan Al-alqami yang masyur, dimana ia membiarkan pasukan Tar Tar menyerang Baghdad dan menyebabkan hampir 1.000.000 nyawa kaum muslimin dibantai
pengkhianatan Nashiruddin ath-Thusi
dan puluhan kisah sejarah pengkhianatan yang berujung pembantai syiah kepada ahlussunnah dari zaman ke zaman
Dan belum pernah tercatat pedang syiah diarahkan kepada orang-orang kafir, artinya syiah hanya berperang melawan islam dan kaum muslimin
Bahkan, jika kita membaca sejarah yang shahih, Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib sebagai imam mereka, justru syiah sendirilah yang membunuhnya di padang karbala ketika mereka berkhianat meninggalkan beliau sendirian bersama rombongannya berperang melawan Ubaidullah bin Ziyad. Demikian juga Imam Zaid bin Ali, pengikut syiahlah yang membunuhnya gara-gara tidak mau mengutuk Abu Bakar dan Umar. Tetapi syiah mendistorsi sejarah dengan membuat cerita bahwa ahlussunnahlah (nashibi) yang membunuh beliau berdua.

Lalu apa masalahnya dengan ini semua? Baiklah, jika Anda masih belum paham juga akan bahaya syiah dan kesesatan syiah serta masih saja bertanya tentang mengapa syiah mesti diwaspadai, silakan baca-baca tentang syiah dari referensi ahlussunnah yang berusaha mengungkap fakta siapa sejatinya syiah semisal;
Dan jangan sekali-sekali membaca dari referensi syiah itu sendiri, karena sejarah saja sudah mereka distorsi sedemikian rupa, bagaimana lagi keyakinan mereka saat ini, berdiri diatas pondasi kebohongan sejarah.