Akhirnya MUI Rilis Keterangan Resmi Terkait
Broadcast Daftar Nama Ustadz Wahabi
Kamis, 8 Sep 2016
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
akhirnya mengeluarkan surat keterangan resmi terkait Broadcast yang menyebutkan
daftar nama-nama ustadz wahabi yang harus diwaspadai. Surat keterangan ini
datang tak lama setelah pihak MUI memberikan keterangan secara lisan yang
disampaikan kepada redaksi Fokus Islam.
Melalui Kepala
Sekretariatnya, H.Muh Isa Anshary M.A, MUI mengatakan bahwa selama ini tidak
pernah ada surat edaran atas nama MUI tentang sejumlah nama ustadz yang
dianggap berbahaya dan terkait dengan isu Wahabi.
Berikut keterangan resmi dan
tertulis dari MUI Pusat yang dikirimkan kepada Kantor Hukum Peduli Muslim dan
diteruskan kepada redaksi Fokus Islam, Kamis (8/9/2016)
Assalamu ‘alaikum wr wb
Salam silaturahim, semoga
Saudara senantiasa mendapat lindungan dari Allah SWT dalam menjalankan tugas
dan aktivitas sehari-hari. Amin
Menjawab surat Saudara No
130/SB.PMA/VIII/2016, tanggal 30 Agustus 2016, perihal permohinan klarifikasi,
yang pada pokoknya berisi permintaan klarifikasi terkait beredarnya di dunia
maya adanya kabar berupa himbauan yang seakan-akan mengatasnamakan atau
rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) : “Himbauan Waspada terhadap para
ustadz-ustadz di bawah ini, MUI telah sepakat bahwa ajaran mereka ahlu takfiri,
suka mengkafirkan muslim yang lain, membid’ahkan amalan muslim yang lain dan tidak
bermadzhab”, maka dengan ini Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia
menyampaikan tabayyun (klarifikasi) sebagai berikut :
1.Dewan Pimpinan MUI tidak
pernah menerbitkan surat atau mengeluarkan pendapat berisi himbauan atau
rekomendasi dengan isi sebagaimana yang telah beredar di dunia maya tersebut.
2.Dewan Pimpinan MUI
mengharapkan seluruh umat Islam untuk cermat, hati-hati, waspada dan tidak
langsung membenarkan kabar/informasi/berita yang beredar di media, terutama di
media sosial sekaligus mendorong umat Islam untuk segera melakukan tabayyun
(klarifikasi) terhadap kabar/informasi/berita tersebut kepada
pihak/lembaga/organisasi yang terkait berhubungan dengan kabar/informasi/berita
tersebut untuk mendapatkan penjelasan, tabayyun (klarifikasi) serta informasi
yang sebenarnya.
3.Dewan Pimpinan MUI
mengingatkan ulama dan tokoh Islam serta umat Islam untuk terus mempererat
ukhuwah islamiyah dan silaturahim serta komunkasi timbal balik dengan seluruh
komponen bangsa dan aparat penyelenggara negara agar makin terbina ketenteraman
kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan dalam wadah NKRI yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
Demikian tabayyun
(klarifikasi) ini kami sampaikan. Atas perhatian saudara kami sampaikan terima
kasih.
===========================
Surat tersebut kemudian di
tandatangani oleh Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat DR H Yusnar Yusuf beserta
Wakil Sekjen Rofiqul Umam S.H, M.H.
Rilis resmi dar MUI Pusat ini
juga diharapkan bisa memberikan masyarakat informasi yang benar dan valid.
(azman)
Menanti “Hati dan Pikiran Jernih” Para
Penentang Dakwah
Jumat, 9 Sep 2016
Oleh : Dr. Slamet Muliono*
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
akhirnya mengeluarkan surat keterangan resmi terkait Broadcast yang menyebutkan
daftar nama-nama ustadz wahabi yang harus diwaspadai. Melalui Kepala
Sekretariatnya, H.Muh Isa Anshary M.A, MUI mengatakan bahwa selama ini tidak pernah
ada surat edaran atas nama MUI.
Terkait dengan himbauan
waspada terhadap para ustadz-ustadz ini, MUI telah sepakat bahwa ajaran mereka
ahlu takfiri, suka mengkafirkan muslim yang lain, membid’ahkan amalan muslim
yang lain dan tidak bermadzhab”, maka Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia
menyampaikan tabayyun (klarifikasi) sebagai berikut.
Pertama, tidak pernah
menerbitkan surat atau mengeluarkan pendapat berisi himbauan atau rekomendasi
dengan isi sebagaimana yang telah beredar di dunia maya tersebut. Kedua,
mengharapkan seluruh umat Islam untuk cermat, hati-hati, waspada dan tidak
langsung membenarkan kabar/informasi/berita yang beredar di media. Ketiga, mengingatkan
ulama dan tokoh serta umat Islam untuk terus mempererat ukhuwah islamiyah dan
silaturahim serta komunkasi timbal balik dengan seluruh komponen bangsa dan
aparat penyelenggara negara agar makin terbina ketenteraman kehidupan
kemasyarakatan dan kebangsaan dalam wadah NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. (fokusislam.com.8/9/2016).
Klarifikasi MUI itu
setidaknya mendinginkan suasana dan meredam isu yang negatif terhadap dakwah
tauhid, serta memberi membuka mata terhadap pihak-pihak yang selama ini terbawa
oleh berita yang tak jelas rujukannya. Bahkan dengan adanya surat resmi MUI itu
terdapat hikmah besar terhadap musuh dakwah yang menghalalkan segala cara guna
menghentikan tersebarnya dakwah ke masyarakat.
Sebagaimana diketahui bahwa
beredarnya surat edaran yang mengatasnamakan MUI itu telah dipergunakan oleh
pihak tertentu, yang merasa resah dengan perkembangan dakwah itu, menggunakan
berbagai cara untuk meredam tersebarnya dakwah tauhid. Bahkan beberapa daerah,
dengan mengacu pada edaran palsu itu, memanfatkannya untuk menekan dan
menghentikan langkah dakwah.
Keresahan Para Penentang
Dakwah
Yang menjadi pertanyaan besar
adalah : Pertama, mengapa para penentang dakwah begitu resah dengan
perkembangan dakwah tauhid, sehingga menggunakan tekanan-tekanan psikologis dan
fisik untuk menghentikannya. Apa yang terjadi di Aceh, Banjarmasin, Pamekasan
dan berbagai wilayah di Jawa Timur menggambarkan adanya upaya penghentian
dakwah dengan melakukan penghasutan dan penyesatan kepada mereka yang
mendakwahkan tauhid. Kedua, apakah benar menuduh dakwah tauhid dengan
label kelompok yang berbahaya bagi keutuhan NKRI ? Tuduhan ini sama saja
menggambarkan gerakan dakwah sebagai gerakan makar atau subversif. Ketiga,
mengapa para penentang tidak menggunakan jalur hukum dan melaporkan kepada
pihak berwajib tentang kesesatan dan penyimpangan gerakan dakwah ini dengan
menunjukkan bukti-buktinya.
Gerakan massif yang dilakukan
oleh para penentang dakwah seolah-olah menunjukkan bahwa gerakan dakwah sebagai
gerakan sesat dan membahayakan negara, telah diamini oleh semua pengikutnya
secara keseluruhan. Kalau tidak, seharusnya ada sekelompok kecil dari mereka
yang masih jernih dan tidak terkontaminasi oleh hasutan para penentang dakwah,
untuk memberi penilaian secara adil dan memberi masukan terhadap para penentang
dakwah. Artinya, kalau memang dakwah tauhid ini memang benar, setidaknya
sekelompok orang ini bisa memberi peringatan akan kebenaran dakwah ini
sekaligus memberi warning akan ancaman yang datang bila menentang dakwah,
sebagaimana yang diceritakan Al-Qur’an :
Dan seorang laki-laki yang
beriman di antara pengikut-pengikut Fir´aun yang menyembunyikan imannya
berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan:
“Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta maka dialah
yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya
sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. Sesungguhnya
Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta. (QS.
Ghafir : 28)
Sudah selayaknya, para
penentang dakwah memberi ruang dan mendengarkan suara sekelompok kecil dari
mereka yang masih jernih hati dan pemikirannya, sehingga mampu memberikan
masukan yang positif kepada mereka yang secara frontal menentang dakwah tauhid
ini.
Kalau mau bersikap jujur,
seharusnya para penentang dakwah ini bisa mengambil pelajaran dengan memberi
kesempatan kepada masyarakat luas untuk menilai sendiri sepak terjang dakwah
tauhid ini. Kalau memang dakwah tauhid ini salah, sesat atau menyimpang, maka
masyarakatlah yang menilainya dengan cara mereka sendiri. Sebaliknya apabila
dakwah tauhid ini ternyata benar, karena menyampaikan risalah kenabian, maka
masyarakatlah yang akan menilainya. Ketika para penentang terus menghalanginya,
maka Allah akan menunjukkan Sunnatullahnya terhadap siapapun yang menghalangi
dakwah, sebagaimana yang terjadi dan telah menimpa umat terdahulu.
Para penentang dakwah tauhid
sudah memperoleh akibat sebagaimana yang telah mereka rasakan karena
menentang dan menghalangi dakwah para nabi dan rasul. Apa yang menimpa kaum ‘Ad
(era Nabi Hud), kaum Ad Tsamud (era Nabi Shalih), Namrud (era Nabi Ibrahim),
kaum Madyan (era Nabi Syuaib), Fir’aun (era Nabi Musa) serta Abu Jahal dan Abu
Lahab (era Nabi Muhammad), sudah tertulis dalam Al-Qur’an, dan telah memperoleh
balasannya.
Para penentang dakwah tauhid
sudah saatnya merenungkan dan berpikir ulang ketika menghalangi atau menentang
gerakan dakwah yang menekankan dakwah tauhid ini. Biarlah masyarakat yang
menilai sepak terjang dan aktivitas gerakan dakwah ini. Bukan malah
memprovokasi dan memobilisasi mereka secara bersama-sama menentang dakwah. Hal
ini bukan hanya menghabiskan energi secara sia-sia, tetapi juga berakibat buruk
pada masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
*Penulis adalah dosen di UIN Sunan Ampel
Surabaya dan STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya
DAKWAH SALAFIYAH
TERUSLAH BERKEMBANG
Begitu mempesonanya dakwah ini hingga banyak
yang perhatian....
Bagai hujan yang menumbuhkan rerumputan
Menghijaukan bumi setelah gersang dan kekeringan
Dakwah salaf yang elok nan rupawan... menawan hati kaum yang beriman
Masjid-Masjid rumah Allah mulai ramai dikunjungi
Yang sebelumnya sepi bagai kuburan
Lihatlah di kampus, pasar, terminal, stasiuan, mall dan perkantoran....Jilbab lebar nan anggun mulai berseliweran
Yang sebelumnya hanyalah baju ketat dan rok mini yang kelihatan
Puasa dawud, senin kamis, dan puasa 3 hari tengah bulan mulai dijalankan
Yang sebelumnya tiada yang mengenalnya kecuali sekedar puasa bulan ramadan
Doa-doa harian mulai terlafadzkan
Doa pagi dan petang terpanjatkan
Berkat karunia Allah kemudian pejuang2 dakwah panutan
Manusia mulai paham bahwa kuburan bukanlah tempat pemujaan
Orang awampun mulai mengerti bahwa selametan kematian dan tingkepan tiada tuntunan dari Nabi Akhir Zaman.
TV-TV dan Radio-radio sunnah mulai bersuara lantang...bak suara adzan yang mengingatkan manusia untuk mengingat Rabb Semesta Alam
Teruslah berlayar....bahtera dakwah...arungilah samudra yang luas untuk sampai di pulau impian
Teruslah berkibar.....panji-panji sunnah....menghiasi angkasa dengan gagah dan penuh kewibawaan
Meski musuh telah menggerutu....
Meski lawan telah menghadang....
🏻Ucapkanlah terima kasih kepada musuhmu....karena mereka ikut andil untuk menyebarkan keagunganmu
Engkau semakin dicaci...engkau semakin dicari
Semakin dihadang engkau semakin berkembang....
Ingatlah ....
sesungguhnya kayu Gaharu tidak tercium wangi dan harumnya sebelum dibakar dengan api yg menyala
Ingatlah pesan sang penyair:
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ طُوِيَتْ أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدِ
لَوْلاَ اشْتِعَالُ النَّارِ فِيْمَا جَاوَرَتْ مَا كَانَ يُعْرَفُ طِيْبُ عَرْفِ الْعُوْدِ
Bila Allah berkehendak menyebarkan keutamaan yang tersimpan
Maka Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk ikut menyebarkan
Seandainya bukan karena rayapan nyala api
Maka wanginya kayu gaharu tidak akan diketahui
(Diwan Abu Tammam no. 45–46)
Dakwah salaf akan menjadi Masa Depan
Menawan hati kaum yang beriman....
Amin....
Akhukum fillah: Fadlan Fahamsyah
Bagai hujan yang menumbuhkan rerumputan
Menghijaukan bumi setelah gersang dan kekeringan
Dakwah salaf yang elok nan rupawan... menawan hati kaum yang beriman
Masjid-Masjid rumah Allah mulai ramai dikunjungi
Yang sebelumnya sepi bagai kuburan
Lihatlah di kampus, pasar, terminal, stasiuan, mall dan perkantoran....Jilbab lebar nan anggun mulai berseliweran
Yang sebelumnya hanyalah baju ketat dan rok mini yang kelihatan
Puasa dawud, senin kamis, dan puasa 3 hari tengah bulan mulai dijalankan
Yang sebelumnya tiada yang mengenalnya kecuali sekedar puasa bulan ramadan
Doa-doa harian mulai terlafadzkan
Doa pagi dan petang terpanjatkan
Berkat karunia Allah kemudian pejuang2 dakwah panutan
Manusia mulai paham bahwa kuburan bukanlah tempat pemujaan
Orang awampun mulai mengerti bahwa selametan kematian dan tingkepan tiada tuntunan dari Nabi Akhir Zaman.
TV-TV dan Radio-radio sunnah mulai bersuara lantang...bak suara adzan yang mengingatkan manusia untuk mengingat Rabb Semesta Alam
Teruslah berlayar....bahtera dakwah...arungilah samudra yang luas untuk sampai di pulau impian
Teruslah berkibar.....panji-panji sunnah....menghiasi angkasa dengan gagah dan penuh kewibawaan
Meski musuh telah menggerutu....
Meski lawan telah menghadang....
🏻Ucapkanlah terima kasih kepada musuhmu....karena mereka ikut andil untuk menyebarkan keagunganmu
Engkau semakin dicaci...engkau semakin dicari
Semakin dihadang engkau semakin berkembang....
Ingatlah ....
sesungguhnya kayu Gaharu tidak tercium wangi dan harumnya sebelum dibakar dengan api yg menyala
Ingatlah pesan sang penyair:
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ طُوِيَتْ أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدِ
لَوْلاَ اشْتِعَالُ النَّارِ فِيْمَا جَاوَرَتْ مَا كَانَ يُعْرَفُ طِيْبُ عَرْفِ الْعُوْدِ
Bila Allah berkehendak menyebarkan keutamaan yang tersimpan
Maka Dia memberi kesempatan lidah pendengki untuk ikut menyebarkan
Seandainya bukan karena rayapan nyala api
Maka wanginya kayu gaharu tidak akan diketahui
(Diwan Abu Tammam no. 45–46)
Dakwah salaf akan menjadi Masa Depan
Menawan hati kaum yang beriman....
Amin....
Akhukum fillah: Fadlan Fahamsyah