Wednesday, November 9, 2016

Pendapat Syaikh Muhammad Bin Shalih ‘Utsamin Dan Syaikh Shalih Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan Tentang Salafy

Kewajiban seorang mukmin adalah berupaya berpegang teguh pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan jalannya para Sahabat Nabi. 
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al'-Utsaimin berkata:
ولا شك أن الواجب على جميع المسلمين أن يكون مذهبهم مذهب السلف لا الانتماء إلى حزب معين يسمى السلفيين، والواجب أن تكون الأمة الاسلامية مذهبها مذهب السلف الصالح لا التحزب إلى من يسمى ( السلفيون) فهناك طريق السلف وهناك حزب يسمى (السلفيون) والمطلوب اتباع السلف.

Terjemahannya begini:
“Tidak ragu lagi, bahwa wajib bagi seluruh kaum muslimin menjadikan mazhab mereka adalah madzhab salaf, bukan terikat dengan kelompok tertentu yang dinamakan Salafiyyin.
Wajib bagi umat Islam menjadikan madzhab mereka adalah madzhab salafus shalih, bukan berkelompok kepada siapa-siapa yang dinamakan Salafiyyun. Maka, di sana ada jalan salaf, dan ada juga hizbi yang dinamakan Salafiyun, dan yang dituntut adalah mengikuti salaf.”
(Syaikh Muhammad bin Shalih ‘Utsamin dalam kitab Syarh Al-Arba'in An-Nawawiyah halaman 263 Mawqi’ Ruh Al Islam)
Syaikh Shalih Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan berkata:
المطلوب أن الإنسان يتبع الحق ، المطلوب أن الإنسان يبحث عن الحق ويطلب الحق ويعمل به ،
أما إنه يتسمى بأنه ( سلفي ) أو ( أثري ) أو ما أشبه ذلك فلا داعي لهذا ، الله يعلم سبحانه وتعالى قل أتعلمون الله بدينكم والله يعلم ما في السماوات وما في الأرض والله بكل شيء عليم.
فالله يعلم ما في السماوات وما في الأرض والله بكل شيء عليم .
فالتسمي ( سلفي ، أثري ) أو ما أشبه ذلك ، هذا لا أصل له ، نحن ننظر إلى الحقيقة ولا
ننظر إلى القول والتسمي والدعاوى ، قد يقول إنه سلفي وما هو بسلفي ، أو أثري وما
هو بأثري ، وقد يكون سلفياً أو أثرياً وهو ما قال إنه أثري أو سلفي .
فالنظر إلى الحقائق لا إلى المسميات ولا إلى الدعاوى ، وعلى المسلم أن يلزم الأدب مع
الله سبحانه وتعالى ، لما قالت الأعراب : } آمنا { أنكر الله عليهم } قالت الأعراب آمنا قل لم
تؤمنوا ولكن قولوا أسلمنا { ولكن قولوا أسلمنا ، الله أنكر عليهم أن يسمون ويصفون أنفسهم بالإيمان وهم ما بعد وصلوا لهذه المرتبة ، أعراب جاءوا من البادية ويدعون أنهم
صاروا مؤمنين على طول ، لا . أسلموا دخلوا في الإسلام ، وإذا استمروا وتعلموا دخل الإيمان في
قلوبهم شيئاً فشيئاً, ولما يدخل الإيمان في قلوبكم. وكلمة ( لما ) للشيء الذي يتوقع ، يعني
سيدخل الإيمان ، لكن إنك تدعيه من أول مرة هذه تزكية للنفس .
فلا حاجة إنك تقول : " أنا سلفي ، أنا أثري " أنا كذا ، أنا كذا ، عليك أن تطلب الحق وتعمل به
وتصلح النية ، والله الذي يعلم.
Terjemahannya begini:
“Yang dituntut adalah agar manusia mengikuti kebenaran, dituntut mencari kebenaran, dan beramal dengannya. Adapun, bahwa ada yang mengaku bahwa dirinya salafy atau atsary atau apa saja yang seperti itu, maka janganlah mengklaim seperti itu. Allah Subahanahu wa Ta’ala yang Mengetahui, telah berfirman:
Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?"
(QS.AlHujurat: 16)

Menggunakan nama salafy atau atsary, atau yang serupa dengannya, hal ini tidak ada dasarnya. Kita melihat pada esensinya, tidak melihat pada perkataan, penamaan, atau klaim semata, ia berkata bahwa dirinya salafy padahal ia bukan salafy, atau atsary padahal ia bukan atsary. Namun, ada orang yang sebenarnya salafy dan atsary walau tanpa mengaku dirinya adalah salafy atau atsary.

Kita melihat pada hakikatnya, bukan pada penamaan, atau klaim semata, dan hendaknya seorang muslim komitmen terhadap adab bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika orang Badui berkata: ‘Kami telah beriman’, Allah mengingkari mereka (Berkatalah orang-orang Badui ‘Kami telah beriman’, katakanlah (wahai Muhammad): ‘Kalian belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah berserah diri-Islam.’) Jadi, Allah mengingkari penamaan mereka.dan penyifatan diri mereka dengan iman, dan mereka belum sampai pada martabat itu. Orang-orang Badui itu datang dari pedalaman dan mereka mendakwakan bahwa mereka sudah beriman sejak lama, tidak. Mereka telah berserah diri dan masuk Islam, dan jika mereka terus-menerus seperti itu dan mereka mempelajarinya, maka iman masuk ke dalam hati mereka. (Dan iman belum (lamma) masuk ke dalam hati mereka), kata lamma (belum) digunakan untuk sesuatu yang belum terjadi, artinya iman itu akan masuk, tetapi sejak awal kalian sudah mengklaim. Inilah bentuk pensucian diri (maksudnya menganggap diri bersih dan lebih dari yang lain)

Maka, engkau tidak perlu berkata ‘Saya salafy’, ‘Saya atsary’, saya begini begitu. Wajib bagimu mencari kebenaran dan beramal dengannya dan meluruskan niat. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui keadaan sebenarnya dari hamba-hambaNya".

(Jawaban Syaikh Shalih Fauzan atas pertanyaan dalam kajian kitab Syarah al Aqidah Ath-Thahawiyah tahun 1425 H, direkam dalam kaset seputar tema ini)
dicuplik sebagian dari : mantankyainu.blogspot.co.id


Jika masih melakukan Praktek Riba, Ghibah, lalai Shalat dan Puasa Wajibnya, Tidak Shalat jama’ah di Masjid, Gemar Tahdziir,  Bukan disebut Salafi. Salafi juga gemar melakukan amalan dengan memaksakan diri seperti Puasa Sunnah, Shalat Sunnah, banyak membaca Al-Qur’an. Dari Abu Rabi’ah: Umar bin Abdul Aziz berkata: Amalan terbaik adalah amalan yang dikerjakan dengan memaksa diri. Ibnul Mubarak berkata: sesungguhnya orang shalih sebelum kita, jiwa mereka mendukung kebaikan, sedangkan jiwa kita tidak ingin melakukan kebaikan kecuali dalam keadaan terpaksa. Maka kita harus memaksa diri kita.