Tolak Dialog dengan Iran, Menlu Saudi:
Teheran Sponsor Utama Terorisme
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel
al-Jubeir, menolak ajakan Kepala Parlemen Iran, Ali Larijani, untuk berdialog
mengenai terorisme. Lebih dari itu, al-Jubeir menyebut bahwa Iran sebagai
sponsor utama terorisme di dunia.
“Iran tetap menjadi sponsor utama terorisme di dunia, yang berkeinginan untuk
menggulingkan para rezim di Timur Tengah. Perilaku Iran tidak berubah, akan
sangat sulit untuk bekerja sama dengan sebuah negara seperti ini,” ujarnya pada
Ahad (19/02), seperti dikutip dari situs Arabi21.
Jubair mengatakan bahwa Iran telah mendukung Presiden Suriah Bashar Assad dan
membiayai pemberontak separatis di Yaman dan kelompok-kelompok ekstremis di
kawasan.
“Masyarakat internasional perlu mengembangkan sebuah ‘garis merah’ yang jelas
untuk menghentikan tindakan Iran,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ali Larijani telah mengungkapnya niatnya untuk membangun dialog
langsung dengan negara-negara Arab, yang dipimpin oleh Arab Saudi. Larijani
juga mengatakan bahwa Iran sedang membangun aliansi strategis dengan Rusia di kawasan.
muslimina.blogspot.co.id
muslimina.blogspot.co.id
Ekspansianisme Persia Versi Erdogan Apakah Nyata?
Menlu Iran bereaksi sambil mengisyaratkan
bahwa Turki sedang mendorong terorisme.
Kami telah membicarakan ekspansionisme
Persia di kawasan Timur Tengah selama bertahun-tahun. Iran telah menggunakan
sekte Syiah sebagai payung untuk mempromosikan ekspansioniems Persia dan
sayangnya telah mengeksploitasi para pengikut Syiah Arab di Teluk dan beberapa
tempat lainnya untuk mendukung ambisi tersebut.
Iran telah menduduki tiga pulau yang
menjadi milik Uni Emirat Arab di Teluk Hormuz, yang menjadi penanda jelas
ambisi Persia di kawasan ini. Iran dapat dikatakan ingin mengendalikan jalur
minyak di Teluk dimana 20 persen jalur minyak dunia melewati kawasan
tersebut. Namun, ketika Iran mulai terlibat dalam kerusuhan di Bahrain
dengan mendorong para pemeluk Syiah di negeri untuk memberontak, maka tindakan
ini dapat dikategorikan sebagai ganggung yang tidak dapat diterima.
Kenyataannya bahwa para jenderal Iran dan
anggota Garda Nasional secara aktif terlibat di Irak kedalam derajat gangguan
kepada politik internal negara lain menjadi bentuk pamer kekuataan.
Tidakkah Iran juga berada dibelakang para
militan Syiah di Yaman? Tidakkah para militer Iran menyerang kapa Saudi dengan
misil dan bahkan ibukota Riyadh dari wilayah Yaman. Tidakkah pelbagai misil
yang dipergunakan berasal dari Iran? Ada rumor yang beredar jika Bashar
Assadpun merasa khawatir atas pengaruh Iran di Suriah sehingga dia mengundang
Rusia untuk menyelamatkan rejimnya dari genggaman ekspansionisme Persia.
Apa yang Iran lakukan di kawasan
ini memperkeruh dan memecah belah Muslim. Mereka menggunakan sekte Syiah
untuk memperkuat tujuan mereka, yang membentuk gambaran bahwa Muslim Sunni dan
Syiah sekarang sedang terlibat dalam perang regional.
Kenyataannya ini bukan masalahnya. Syiah
dan Sunni sama-sama memiliki kesadaran bahwa Islam sedang diserang dari semua
sisi, namun Iran dalam kenyataannya bekerjasama dengan orang-orang yang sedang
menghancurkan Islam.
Turki tidak memusuhi Iran. Ankara telah
membela Iran ketika diserang Barat. Turki memediasi kesepakatan nuklir antara
Iran dengan negara-negara Barat. Turki menghormati rejim Teheran dan tidak pernah
terlibat dalam perjanjian baik rahasia maupun terang-terangan melawan Iran.
Turki menganggap rakyat Iran sebagai saudaranya, khususnya karena ada populasi
Iran atau Azari di Turki. Turki tidak pernah mensponsori aksi terorisme melawan
Iran, namun kita melihat beberapa kali elemen-elemen di Iran bekerjasama dengan
PKK dalam rangka mengobarkan pemberontakan di Turki.
Maka ketika Presiden Erdogan membicarakan
tentang ekspansionisme Persia yang tidak hanya merusak stabiliras kawasan namun
juga merusak citra baik Islam.