Tersebar artikel yang ditulis oleh
kelompok Syiah dimana mereka berkata banyak hadis di Sahih Bukhari yang
diriwayatkan oleh Syiah. Bukannya membuktikan hebatnya Syiah, justru pernyataan
itu memperlihatkan kebodohan (atau kelicikan) mereka karena Syiah yang dimaksud
oleh para ulama besar Sunni masa lalu itu berbeda dengan yang sekarang.
Ketika ulama Sunni saat itu menyebut
seseorang sebagai Syiah, seperti apa ciri-ciri orang yang dimaksud?
Apakah Syiah saat itu sama seperti Syiah
yang kita kenal sekarang? Mengapa ulama Sunni menyebut Syiah, tapi juga
menyebut “Rofidoh” atau “Ghulat al-Tashayu? Apa bedanya?
InshaAllah kutipan di bawah ini bisa
memperjelas makna Syiah yang dimaksud oleh para ulama Sunni masa lalu.
Ulama hadis Syiah, al-Tustari menulis di
mukadimah kitabnya Qamous al-Rijal:
Ketika `Aamah (Sunni) menyebut seseorang
dengan Syiah atau Yatashayya, itu lebih umum dari Imamiyah yang biasa disebut
Rafidhi atau Shi`i Ghali (Ghulat)
Dia juga menulis:
Dan sebutan Syiah untuk mereka memiliki
arti yang lain, yaitu mengacu ke `Abbasi (Bani Abbas)
Kita lihat Syiah sendiri mengakui bahwa
Syiah yang dimaksud oleh para ulama Sunni masa lalu bukan berarti Syiah 12 imam
seperti mayoritas di dunia atau Iran saat ini. Sebutan Syiah saat itu
diperuntukkan ke selain Syiah Imamiyah seperti misalnya yang mendukung Ali RA
secara politik atau mengutamakannya daripada Usman RA bahkan untuk pendukung
Bani Abbas yang seperti halnya bani Umayah, juga dibenci Syiah jaman sekarang
al-Hamawi di Mu’jam al-Udaba’ menulis:
Yahya bin Sa`eed al-Qattan berkata: Muhammad bin Ishaq
dan al-Hasan bin Dumrah dan Ibrahim bin Muhammad, mereka adalah Syiah, mereka
mengutamakan `Ali dari `Usman
Perhatikan disini definisi Syiah masa lalu adalah
orang-orang yang lebih mengutamakan `Ali RA daripada Usman RA, sedangkan Syiah
yang kita kenal sekarang bukan hanya itu tapi juga membenci Abu Bakar RA, Umar
RA dll serta menempatkan Ali RA ke derajat yang berlebihan.
al-Hafiz Ibn Hajar al-`Asqalani di Fathul Bari menulis:
Tashayyu adalah mencintai Ali dan menempatkannya di atas
para sahabat, jika dia menempatkannya di atas Abu Bakr dan Umar, maka dia
disebut Ghali fil-Tashayyu` (Syiah Ekstrim) dan dia disebut Rafidhi, jika dia
tidak menempatkannya diatas mereka maka dia hanya Syiah, jika dia mencaci
mereka dan terang-terangan menyatakan kebenciannya maka dia adalah Ghali
fil-Rafdh (Rafidhi Ekstrim). Jika terlebih lagi dia
percaya Raj`ah, dia lebih ekstrim lagi
Definisi Syiah menurut Ibn Hajar :
Syiah = mencintai Ali RA, tapi menganggap Abu Bakar RA
& Umar RA lebih tinggi darinya.
Syiah Ghulat/Ekstrim atau Rafidhi = mencintai Ali RA
& menempatkannya di atas Abu Bakar RA & Umar RA
Rafidhi Ghulat/Ekstrim = mencintai Ali RA tapi juga
mencaci & membenci Abu Bakar RA & Umar RA
Jadi kalau memakai definisi Ibn Hajar, maka mayoritas
Syiah yang ada di dunia sekarang seperti di Iran, Irak dll bukanlah Syiah, tapi
Rafidhi Ghulat/Ekstrim.
Mari kita simak definisi Imam az-Zahabi di Siyar:
Jika dia diam dan tidak meminta Allah untuk merahmati
Syuhada, Amirul Mukminin Usman ibn `Affan, maka dia memiliki ke-Tashayyu-an di
dirinya, jika dia menghina dan menyebarkan kebencian untuknya, maka dia adalah
Syiah dan mesti diberi pelajaran, jika dia melebihi itu dan menghina Shaykhayn
[Abu Bakar & Umar] maka dia adalah Rafidhi yang licik, hal yang sama juga
untuk dia yang menghina Ali, dia adalah Nasibi yang mesti diberi pelajaran,
jika dia mengkafirkan beliau maka dia adalah Khariji Mariq. Cara kita (Sunni)
adalah untuk meminta Allah memaafkan dan mencintai mereka semua dan berhenti
membicarakan masalah mereka
Imam az-Zahabi menulis di Mizan al-I`tidal:
Syiah Ghali (Ghulat) di jaman para salaf dan menurut
pemahaman mereka saat itu adalah mereka yang mengkritik Usman dan Zubair dan
Talhah dan Mu`awiyah dan kelompok yang memerangi Ali, mungkin juga mereka
mengecamnya. Dan Syiah Ghali di jaman kita dan menurut pemahaman kita, adalah
mereka yang mengkafirkan orang-orang mulia itu dan juga berlepas dari Shaykhayn
[Abu Bakar RA & Umar RA], mereka adalah kelompok yang sesat yang
menyedihkan
Imam az-Zahabi ketika berkomentar tentang al-Hakim
al-Naysapuri, berkata:
Ketidaksukaannya kepada lawan `Ali sudah jelas, tapi dia
selalu bicara tentang kebesaran Shaykhayn [Abu Bakar & Umar], jadi dia
adalah Syiah tapi bukan Rafidhi
Definisi Syiah menurut Imam az-Zahabi:
Syiah = orang yang tidak suka kepada lawan Ali RA, namun
tidak menghina atau membenci Abu Bakar RA & Umar RA, bahkan bicara tentang kebesaran
mereka
Syiah Ghulat atau Rafidhi = orang yang menghina &
membenci Abu Bakar RA & Umar RA, bahkan mengkafirkan mereka.
Jadi Imam az-Zahabi menerangkan bahwa pada masanya orang
yang mengagumi kebesaran Abu Bakar RA & Umar RA pun bisa disebut Syiah.
Beda sekali dengan sekarang dimana Syiah membenci & percaya 3 khalifah
pertama merampas khilafah Ali RA.
Jadi kesimpulannya,
Syiah yang dimaksud para ulama Sunni masa lalu tetap
menghormati Abu Bakar RA & Umar RA, tidak berlepas diri dan berbicara tentang kebesaran mereka.
Maka kalau ada Syiah berkata banyak perawi Syiah di
Bukhari, Muslim dll, bukanlah Syiah seperti mereka. Toh misalkan mereka Syiah
Imamiyah pun, tidak bisa dibuktikan bahwa mereka Syiah 12 imam karena kelompok
Syiah Imamiyah masa lalu percaya berbagai Imam & Mahdi yang berbeda-beda.
(Baca Syiah Percaya Mahdi Yang Berbeda dan Perselisihan Pengikut Imam Syiah
ke-11)
Jadi pada dasarnya Syiah yang dimaksud ulama Sunni masa
lalu lebih mirip dengan Sunni daripada dengan Syiah jaman sekarang.
Demikian bantahan singkat atas syubhat
100 Perawi Hadis Syiah Di Bukhari.
Benarkah Imam Bukhari Mengambil Riwayat
Dari Kaum Syiah?
Diantara Dusta Syi’ah Atas Nama Al-Imam
Al-Bukhariy
jika Syi’ah dikafirkan, sama artinya akan
banyak sekali hadis Shahih Bukhari-Muslim yang mesti ditolak adalah perkataan
yang batil
Kesepakatan Umat (Ulama) Kitab Shahih
Al-Bukhari Dan Muslim, Kitab Yang Paling Shahih Setelah Al-Qur’an,Kecuali
Golongan Syi’ah/Taqiyaher/Kamuflaser Yang Tidak Mengakui Keberadaan Keduanya.
Riwayat Syi’ah dlm Shahihain (Bagian
Pertama)
(tanggapan atas Habib Rizieq Shihab)
Riwayat Syi’ah dlm Shahihain (updated !!)
(Bagian Kedua)
(tanggapan atas Habib Rizieq Shihab)