Ulama Suriah: Jangan Tertipu dengan Rezim
Assad dan Pendukungnya
Ulama Suriah, Syaikh Usamah Ar-Rifai
menyampaikan nasehat kepada rakyat Indonesia, terutama pelajar-pelajar
Indonesia di Suriah. Ia mengingatkan agar mereka tidak tertipu dengan rezim
Bashar Assad dan para pendukungnya.
“Hendaknya kalian bertakwa kepada Allah.
Takutlah kalian kepada Allah akan urusan rakyat Suriah yang disembelih setiap
harinya karena tendensi sektarian Nushairiyah yang zalim dan juga orang-orang
Syiah Rafidhah yang datang kepada kami untuk mencoba menjajah negeri ini,”
katanya dalam sebuah rekaman video yang diposting salam-online di Youtube,
Jumat (23/03/2018).
“Mereka datang dengan kekejaman serta
kebiadaban yang tidak terperikan. Mereka telah banyak membunuhi dan menyembelih
anak bangsa kami di setiap kota di negeri kami,” imbuhnya.
Putra dari ulama besar Suriah yang
bernama Syaikh Abdul Karim Rifa’i ini berharap agar citra bangsa
Suriah tidak dirusak karena tipu daya rezim Bashar Assad. Sehingga informasi
tentang kebenaran tertupi dan menganggap rezim Suriah baik dan shalih.
“Demi Allah, rezim ini adalah rezim jahat
dan rusak. Kebengisan dan kekejaman yang ditampilkannya belumm pernah terlihat
dalam sejarah ataupun terjadi di dunia ini,” ujarnya.
Syaikh Usamah kembali mengingatkan agar
para pelajar Indonesia di Suriah tidak menjadi pendukung rezim Bashar Assad
yang telah berbuat zalim kepada rakyatnya.
“Sangat sulit untuk menjawabnya di
hadapan Allah ketika Allah bertanya kepada kalian besok di hari kiamat tentang
sikap kalian terhadap kondisi rakyat Suriah dalam musibah saat ini,” imbaunya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Islam Suriah tak
lupa menghaturkan ucapan terima kasih kepada bangsa Indonesia yang telah
membantu rakyat Suriah baik dalam kondisi lapang maupun sempit.
“Saya yakin hubungan yang terjalin antara
kedua bangsa ini adalah hubungan yang terjalin mengharap ridha Allah dan dalam
rangka dakwah di jalan-Nya,” ungkapnya.
Alumni Suriah Tegaskan Konflik di Suriah
Meruncing pada Sunni-Syiah
Ahad, 8 April
Alumni Universitas di Suriah, Ustadz
Irhamudin menegaskan bahwa presiden Suriah saat ini, Bashar Assad adalah
pemimpin yang zalim. Ia juga menyebutkan, konflik di Suriah meruncing pada ahlu
sunnah dan syiah.
“Kalau dia (Bashar Assad.red) disebut
zalim, ya zalim. Dan di Suriah meruncing, antara syiah atau sunni. Kalau saya
jelas, saya dengan sunni,” katanya dalam diskusi ‘Tujuh Tahun Konflik Suriah,
Antara Realita dan Propaganda’ di Hotel Gren Alia, Jakarta Pusat pada Sabtu
(07/04/2018).
“Dan kita memang pahami syiah nushairiyah
sudah mengambil kepemimpinan sejak lama,” sambungnya.
Irham juga menegaskan bahwa memang ada
kepentingan asing dalam konflik di Suriah. Namun, ia menekankan bahwa apapun
kepentingannya, ahlusunnah yang diserang.
“Ada kepentingan, pasti. Masalahnya
apapun kepentingnya, umat Islam yang dibantai. Dan ahlu sunnah,” tuturnya.
Meski demikian, ia meminta kepada umat
Islam untuk tetap mengambil pelajaran dari konflik Suriah. Menurutnya, hikmah
yang paling nampak adalah persatuan umat Islam untuk membantu.
“Mungkin kalau nggak ada konflik, kita
nggak tau di mana itu Ghouta. Dan kita menjadi bersatu. Maka kita doakan semoga
faksi-faksi di Suriah juga bersatu,” tukasnya.
Pengalaman Yunahar di Suriah: Negeri
Indah, Pemimpinnya Bengis
Ketum PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas
menceritakan pengalamannya berkunjung ke Suriah di tahun 2011 menjelang
pecahnya konflik. Saat itu Suriah masih dalam keadaan damai, meski rezim Al
Assad saat itu dikenal sangat otoriter.
Yunahar mengatakan Suriah adalah negeri
yang indah, subur tanahnya dan tak seperti negara Timur Tengah lainnya yang
tandus atau padang pasir. Di sana banyak peninggalan bersejarah, begitu pula
peninggalan para nabi.
“Saya sedih sekarang di sana rumah sudah
pada hancur, jadi ya memang sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, kalau mau Indonesia
berperan bisa untuk menghubungkan antara negara-negara besar untuk serius
mengatasi masalah Suriah paling kurang menghentikan peperangan,” ujarnya kepada
Kiblat.net, Selasa, (27/02/2018).
Dia melihat Suriah dipimpin oleh keluarga
Al-Assad yang memang bengis. Parahnya, bila terjadi aksi unjuk rasa
penindakannya dengan melepaskan tembakan senjata api ke arah massa. Selain itu,
Yunahar mengaku memiliki teman seorang warga Suriah. Namun temannya itu enggan
pulang ke kampung halamannya dan telah 30 tahun lebih menetap di Afghanistan.
“Soalnya kalau dia pulang maka ikut wajib
militer kalau tidak wajib militer itu, moralnya dirusak dengan nggak boleh
sholat, dilarang puasa, dipaksa minuman keras dan dipaksa berzina. Bengis
tentaranya Al Assad diperbolehkan menembak mati rakyat yang protes,”
pungkasnya.
MUI: Solusi Suriah Adalah Lengsernya
Bashar Assad
Solusi utama dalam krisis Suriah adalah
lengsernya Bashar Assad tanpa campur tangan negara adidaya. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) mengemukakan, dalang di balik krisis yang berlangsung tujuh
tahun itu adalah Rusia dan Amerika Serikat.
“Masalah Suriah adalah masalah yang sudah
melibatkan banyak negara, resminya memang antara Bashar Assad dan oposisi. Akan
tetapi ini sudah menjadi proxy war antara Bashar Assad di belakangnya ada
Rusia, Iran dan Cina sedangkan oposisi ada Saudi, Amerika dan Turki,” kata
Wakil Ketua Umum MUI, Yunahar Ilyas.
“Masing-masing punya kepentingan
sendiri,” lanjut dia pada Selasa (27/2/2018).
Yunahar menilai ada dua pihak yang dapat
menyelesaikan krisis tersebut. Pertama lembaga yang paling tinggi yaitu PBB
dengan mengundang negara OKI dan juga liga Arab.
“Apabila opsi itu tidak bisa, serahkan
saja masalah ini kepada Arab karena orang Arab itu lebih mudah menyelesaikan
masalah. Asalkan tidak diikuti atau dicampuri orang lain,” imbuh dia.
Ketum PP Muhammadiyah itu menegaskan agar
memberi tekanan kepada Rusia dan Amerika untuk penyelesaian krisis tersebut.
“Dua negara adidaya inilah penyebab jatuhnya korban dari rakyat Suriah,
beberapa juta mengungsi dan 8.800 ribu orang sudah meninggal dunia,” ungkapnya.
Kuncinya, kata dia, adalah terletak pada
posisi Bashar Assad. “Jadi pihak oposisi maunya berdamai apapun bentuknya
dengan negara yang dikelola bersama tapi mereka tidak mau memberikan tempat
Basar Assad. Sayangnya Bashar Assad haus akan mewarisi kekuasaan,” pungkasnya.
MUI Jatim: Ahlussunnah di Suriah Harus
Bersatu Lawan Assad
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa
Timur, KH. Abdussomad Buchori memberikan tanggapan terkait konflik Suriah yang
telah berlangsung selama tujuh tahun. Ia menyebutkan bahwa ahlusunnah di Suriah
harus bersatu untuk melawan rezim Bashar Assad.
“Solusinya bersatu, negaranya seperti itu
kok nggak mau bersatu. Jangan pengin semuanya jadi pemimpin, tapi
semuanya bergabung dan itu harus ada mobilisasi. Harus ada khutbah, ceramah,
brosur-brosur yang mengimbau kepada persatuan,” katanya saat dihubungi
Kiblat.net pada Selasa (27/03/2018).
Ia juga menegaskan bahwa seharusnya
organisasi muslim seperti OKI, Rabithah Alam Islami dapat memberikan pernyataan
sikap. Kiai Abdussomad menegaskan agar jangan ada pembiaran dalam konflik
tersebut.
“Mestinya negara-negara Islam harus
berbicara menghadapi perang Suriah,” tegasnya.
Ia pun menyinggung peran Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) dalam perdamaian dunia. Menurutnya, jika PBB memang lembaga
untuk menghilangkan konflik di dunia, seharusnya sudah bertindak.
“Pemerintah yang membantai warganya bisa
dikriminalkan tingkat internasional. Kalau PBB benar-benar lembaga yang
menegakkan keadilan harus ada upaya untuk mengakhiri konflik itu,” tukasnya.
Heran Dengan Pembela Assad
oleh Maimon Herawati
Selalu heran dengan pembela Bashar Assad.
Hampir selalu bawa-bawa Syaikh Ramadhan Al Buthi.... Dan hampir selalu kemudian
mengaku memang mengangumi Iran. Nanti 'kesucian' Iran akan dikait-kaitkan
dengan supply senjata ke Hamas.
Seakan-akan dunia bisa demikian sederhana mereka baca. Nggak tahu, apakah
mereka memang nggak menggunakan kapasitas otak untuk menganalisa (dari bekgron,
nampak lumayan terdidik), atau memang ikut saja secara buta dengan analisa
kamerad tokoh syiah Indonesia.
Bashar Assad itu syi'ah sekte alawy, saking sesatnya ada ulama syiah yang
menolak memasukkannya ke dalam syiah.
Menang telak dalam pemilu mah nggak usah dianggap sebagai tanda diterima semua
rakyat. Non konon di satu negara jaman dahulu kala, ada satu partai juga yang
selalu menang telak, walau kemudian dipaksa turun oleh demo mahasiswa. Di
belahan bumi yang lain, sudah menang pun, setelah setahun, toh, banyak yang
gigit jari dan akhirnya menolak ybs untuk periode kedua. Semua serba mahal,
Broh.
Bashar dan bapaknya, Hafiz, sama-sama brutal dan bengis. Gugel aja Hama
massacre. Sampai saat ini, video kesaksian wartawan senior seperti Robert Fisk
tentang kesadisan Hafiz Assad masih beredar di youtube. Ayah kencing berdiri,
anak kencing berlari. Bashar menggunakan senjata kimia beracun berkali-kali
pada warganya yang tidak mau lagi dia pimpin....Berkali-kali.
Pernah melihat bayi megap-megap tidak bisa bernafas? Mulut sedikit berbusa?
Pelan-pelan membiru? Bayangkan jika itu bayimu, ya pendukung Bashar!!!
(Tarik nafas panjang pelan-pelan, hembuskan..... Faghfirlana ya Ghaffur)
Semoga Allah binasakan pemimpin kejam yang menyengsarakan rakyatnya, di manapun
berada....plus pengikut dan pendukungnya. Amiiin.
Ustadz Abdul Somad Lc.MA : Bashar Assad
Laknatullah Alaihi. Bachtiar Nasir: Syi'ah Bukan Islam !
Kecaman Terhadap Serangan Amerika Kepada
Rezim Ganas Kufar Syi’ah Rafidah Bashar Assad Laknatullah (Pembantai Lebih Dari
Lima Ratus Ribu Ahlus Sunnah Syam, Keturunan Para Sahabat Nabi),
Mengindikasikan Adanya Anasir-Anasir (Pro) Syi’ah Di Tubuh MUI (Juga Ormas
Islam Terbesar Lainnya). Sikap Kita Terhadap Kedua Kubu Musuh Islam, Yang
Saling Membinasakan, Akan Menyelamatkan Ahlus Sunnah Syam (In Sha Allah),
Bagian Dari Al-Wala’ Wal Bara’
Peneliti Yahudi : Keluarga Assad Lindungi
Zionis Israel Sejak 1967. Fakta-Fakta Penjualan Dataran Tinggi Golan Oleh Ayah
Bashar Assad. Dinasti Syiah Shafawiyah (Nushairiyah Assad) Menjaga Agar Tidak
Ada Yang Menyerang Israel Dari Suriah.
Skenario Jahat Komunis Rusia (Bersama
Syi’ah) : Negara Suriah (Syam) Bukan Negara Arab Maupun Muslim Serta Minta
Hapus Pendidikan Agama Islam . Mirip Konspirasi Syi’ah Terhadap Khalifah
Mustanshir. Turki Saat Ini Secara Terbuka Mendukung Assad Di Suriah ?