Sunday, August 11, 2019

Asy’ariyyun Gagal Faham Tentang Tauhid Dibagi 3 (Tiga)

Assyar'iah & Sufi Juga Membagi Tauhid Menjadi 3 
Ust Firanda Andirja

Siapa yang Membagi Tauhid Menjadi 3? Darimana Dalilnya? 
Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc, MA

Apakah pembagian tauhid menjadi 3 sama dengan trinitas? Ustadz firanda andirja

Ustadz dzulqarnain bin muhammad sunusi - pembagian tauhid menjadi 3 seperti trinitas nashrani ? (lihat  Comments)

Asal Mula Pembagian Tauhid Menjadi 3 Oleh Para Salaf - Ustadz Firanda Andirja
Kenapa Salafi Membagi Tauhid Menjadi 3? - Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA
https://youtu.be/Waw22Qs356k
Inilah Kenapa Ahlul Bid'ah Membenci Pembagian Tauhid. Ustadz Firanda Andirja
DR Arrazy Hasyim : Perbedaan Trilogi Tauhid dengan Sifat 20 ! (Part 1) (121 Comments)
DR Arrazy Hasyim : perbedaan Trilogi dengan Sifat 20 ! (Part 2 ) (55 Comments)

Tauhid Dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian, Mana dalilnya? Bid'ahkah ? Sesatkah ? (Bagian 1)
Tauhid Dibagi menjadi 3 (tiga) Bagian, Mana dalilnya? Bid'ahkah ? Sesatkah ? (Bagian 2)
Tauhid Itu Mengesakan Alloh yang Satu, Kok Dibagi Tiga? [Dalil-dalil & Alasan Pembagian Tauhid, Asal-Usul Pembagian Tauhid, Akibat Tidak Mau Membagi Tauhid Menjadi 3]
Pembagian Tauhid Menurut Ahlus-Sunnah wal-Jama'ah
http://lamurkha.blogspot.com/2015/03/pembagian-tauhid-menurut-ahlus-sunnah.html
Bantahan Ilmiyyah (Dengan Dalil Shahih Dan Sharih) Komprehensif Untuk Habib Rizeq Terkait Tuduhan Tajsim Dan Mujasimah Serta Trilogi Tauhid Kepada Salafi. Silahkan Kaji Dengan Jujur (Tanpa Vested Interested) Dan Bawa Keranah MUI. Demi Allah, Al-Haq Sangat Terang Benderang.

Dua Sikap Habib Rizieq Shihab Terhadap Pembagian Tauhid Menjadi Tiga
Kebencian Habib Rizieq Syihab terhadap (Salafi) Wahhabi Sampai Ubun-ubun ! Trilogi Tauhid, yang diajarkan oleh Ibnu Taimiyah dan disebarkan luaskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, masuk dalam kurikulum pendidikan Islam diseluruh Indonesia, Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji'un? [Bagian 5]

Pembagian Tauhid Menjadi Tiga Adalah Trinitas? (Lihat Comments)
https://firanda.com/715-pembagian-tauhid-menjadi-tiga-adalah-trinitas.html
Pembagian Tauhid Dalam Al Qur’an 
https://muslimah.or.id/7017-pembagian-tauhid-dalam-al-quran.html
Tauhid Itu Mengesakan Alloh yang Satu, Kok Dibagi Tiga?
Mengapa Tauhid Dibagi Tiga
Penulis: Asy-Syaikh Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad
Penjelasan Makna Tauhid RUBUBIYYAH Disertai Dengan Dalil-Dalilnya
Tauhid Rububiyah Mengharuskan Adanya Tauhid Uluhiyah
Asal Usul Pembagian tauhid
Apakah Pembagian Tauhid Adalah Bid’ah ?
Jawaban seputar bid’ahnya pembagian tauhid menjadi tiga
Tauhid Dibagi Tiga,. Itu Kan Bidah..?
https://feehas.wordpress.com/2016/01/02/tauhid-dibagi-tiga-itu-kan-bidah/
Habib Rizieq: Kurikulum Pelajaran Agama Ajarkan Trilogi Tauhid Wahabi

Kenapa Asy’ariyyun menolak Tauhid Uluhiyah ?

Tafsiran mereka terhadap tauhid terbatas pada tauhid rububiyah saja. Mereka lupa akan tauhid uluhiyah dan ibadah hanya kepada Allah Subhaanahu Wata’ala semata, padahal tauhid uluhiyah ini merupakan tauhid yang karenanya para rasul diutus, sebagaimana firman Allah Subhaanahu Wata’ala:“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasannya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah oleh kamu sekalian akan Aku”. (al-Anbiya: 25)
Ia merupakan tauhid yang karenanya Allah menciptakan manusia, sebagaimana firman-Nya:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan sekali-kali Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka hanya beribadah kepada-Ku”. (adz-Dzariyat:56)

Oleh karena itu, kita dapatkan perbuatan bid’ah di dalam berbagai bentuk ibadah dan terperosok di dalam perbuatan kesyirikan yang cukup banyak sekali pada orang-orang yang berintisab kepada Asya’irah muta’akhkhirin, disebabkan kelalaian mereka di dalam tauhid uluhiyah.

Ini tidak berarti bahwa Ahlus Sunnah menganggap remeh masalah tauhid rububiyah, sekali-kali tidak begitu! Akan tetapi memulai (dakwahnya) sesuai dengan dari mana Allah memulai dan dari mana pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memulainya. Tauhid Rububiyah itu juga bersifat fitri, hampir tidak ada yang mengingkarinya kecuali sangat jarang sekali. Dan kebanyakan ayat-ayat yang berbicara tentang tauhid rububiyah itu dalam konteks membicarakan konsekwensinya, yaitu tauhid ibadah dan ta’at (uluhiyah). Maka dari itu tidak dikenal adanya suatu umat yang mengingkari tauhid Rububiyah. Bahkan tidak ada satu golongan yang sepakat atas masalah ini sebenarnya; dan sekiranya ada, niscaya Allah Subhaanahu Wata’ala menyebutkannya di dalam kisah-kisah para nabi. Lain halnya dengan tauhid Uluhiyah, banyak sekali umat, golongan dan kelompok yang tersesat darinya hingga saat ini.

Dari itu pula kita lihat bahwa para peneliti dan pemuka Asya’irah memulai karya-karya mereka di dalam bidang aqidah dengan masalah-masalah aqliyat, teori-teori, keyakinan-keyakinan dan pandangan-pandangan, istilah-istilah teologis dan filosofis serta (ditegaskan) bahwasanya dali-dalil naqli (sam’iyat, wahyu) tidak memberikan kepastian (keyakinan)! Dan bahwasanya dalil-dalil aqli itu pasti dan meyakinkan. Lalu dibicarakan pula masalah hudutsul’alam (alam ini baru), kepastian ada Pencipta dan lain-lainnya (yang sangat sarat dengan) filsafat dan ilmu kalam, dan kemudian diakhiri dengan pembahasan tauhid Rububiyah. [61]

Yang demikian itu sangat jauh berbeda dengan metode yang ditempuh oleh Ahlus Sunnah, bahkan berbeda dengan metode (manhaj) al-Qur’an itu sendiri. Ayat-ayat yang datang untuk mengukuhkan tauhid Rububiyah itu sedikit dibanding dengan ayat-ayat yang datang untuk mengukuhkan tauhid Uluhiyyah, dan kebanyakan ayat-ayat yang berkenaan dengan tauhid Rububiyyah itu datang untuk mempertegas tauhid Uluhiyyah (tauhid Ibadah), sebagaimana dijelaskan di muka.
http://ustadzridwan.com/studi-kritis-tentang-akidah-ahlus-sunnah-wal-jamaah-dan-sikap-pergerakan-islam-modern-terhadapnya-5/

Penafsiran makna "Tauhid" yang dibatasi pada "Tauhid Rububiyah" dan kelalaian mereka dari Tauhid Uluhiyah dan Ibadah.
Kita telah memahami bahwa para rasul datang mendakwahkan Tauhid Uluhiyah. Sebagaimana dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiya' : 25, "Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: 'Bahwasanya tidak ada yang diibadahi (dengan haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu akan Aku."
Inilah tauhid yang menjadi tujuan diciptakannya jin dan manusia, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 56 : "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku."
Manhaj Asy'ari dalam Tauhid Uluhiyah tidaklah jelas. Hal ini karena beberapa sebab diantaranya adalah :
1. Definisi Al-Ilah yang mereka artikan sebagai "Yang Maha Kuasa untuk mencipta" seperti disebutkan oleh Al-Baghdadi yang dia nisbatkan kepada Abu Al-Hasan Al-Asy'ari.
2. Kitab-kitab karangan mereka dalam hal aqidah tidak membahas Tauhid Uluhiyah secara khusus. Bahkan para tokoh Asy'ariyah dalam tulisan-tulisan mereka menggunakan cara-cara ahli filsafat atau ahlu kalam. Mereka memulai tulisan-tulisannya dengan pengertian-pengertian logika, teori-teori, bukti kebenaran nyata berdasarkan akal, tashawwur dan berbagai istilah ahlu kalam dan filsafat. Kemudian penyebutan dalil-dalil naqliyah (tekstual) tidak memberikan faedah berupa keyakinan sedang dalil-dalil akal adalah qath'I (pasti) dan yakin. Setelah itu pembicaraan berpusat sekitar kejadian alam, penetapan pencipta dan hal-hal lain yang berasal dari filsafat dan ilmu kalam, kemudian alur pembicaraan akhirnya tertumpu pada penetapan Tauhid Rububiyah.
3. Asy'ariyah menetapkan bahwa kewajiban pertama bagi mukallaf (orang yang sudah mencapai masa baligh) adalah an-Nazhar (melihat) untuk menetapkan wujud Allah dan akhirnya keesaan Allah dalam dzat dan perbuatan. Bukan berarti Ahlusunnah mengenyampingkan Tauhid Rububiyah, tetapi orang-orang Asy'ariyah telah memulai dengan suatu hal yang tidak dicontohkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa salam. Sebab Tauhid Rububiyah adalah fitrah, hampir-hampir tidak ada yang mengingkari secara keseluruhan melainkan sedikit. Tidak pernah kita mengenal suatu umat yang sepakat untuk mengingkari Tauhid Rububiyah, kalaulah ada kita akan dapatkan dalam kisah-kisah para nabi. Sebaliknya kesesatan berbagai umat, firqah atau kelompok terdapat pada penentangan terhadap Tauhid Uluhiyah.
4. Sebagai akibat dari penafsiran tauhid yang dibatasi pada Tauhid Rububiyah oleh Asy'ariyah secara umum, kita jumpai bermacam bid'ah dalam ibadah bahkan perbuatan syirik atau membela perbuatan syirik pada orang-orang yang menisbatkan diri mereka kepada Asy'ariyah. Ini karena sikap remeh dan menganggap enteng Tauhid Uluhiyah. Disamping itu Asy'ariyah memang memiliki hubungan lama dengan Sufiyah. Al-Hafizh Ibnu Asakir menyebut lima tabaqat (generasi) orang-orang yang menisbatkan diri mengambil dari Abu Al-Hasan Asy'ari. Dari setiap tabaqat (generasi) terdapat orang yang ber-intisab kepada sufi.
http://www.angelfire.com/journal2/alhidayah/AqidatusSalafi/AsyariyahDanAhlusSunnah.htm