Wednesday, July 15, 2020

Kondisi Hijaz Di Masa Turki Utsmani: Tuduhan Politisasi Haji Dan Internasionalisasi Al-Haramain (Sejak 1927 Oleh Iran Dan Turki). Tak Satu Pun Penguasa Ottoman Berhaji


Dalam sejarahnya, justru Hijaz pada masa kekuasaan Turki Utsmani, Al-Haramain tidak aman dan nyaman. Sebelum Saudi menguasai Hijaz, kaum muslimin jika berangkat haji seperti bersiap ke medan perang. Pergi dianggap hilang, jika kembali seperti bayi yang terlahir.

Mengungkap Tuduhan Politisasi Ibadah Haji dan 
Seruan Internasionalisasi al-Haramain

Setiap tahun, saat musim haji tiba, selalu ada suara miring ditujukan kepada Arab Saudi. Tudingan politisasi haji dan seruan internasionalisasi al-Haramain didengungkan.
Terbaru, Syaikh Muhammad Hassan Al-Dedew, dalam wawancara dengan TV Al-Jazeera, menyeru agar keputusan pembatalan haji harus disepakati seluruh kaum muslimin dunia.
Padahal, Saudi tidak membatalkannya, tetapi membatasi, untuk menjaga jiwa kaum muslimin di masa pandemi corona. Keputusan ini pun didukung oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) maupun ulama dunia.
Jika ditelusuri ke sejarah, maka didapati benang merah tuduhan dan propaganda keji terhadap Arab Saudi terkait pelaksanaan ibadah haji.
Yang pertama, tudingan Arab Saudi mempolitisasi ibadah haji. Dan kedua, seruan agar kepengurusan Al-Haramain di bawah dunia internasional.
Kedua isu tersebut, dapat dilacak dari sejak zaman pendiri Arab Saudi ke-3, Raja Abdul Aziz, rahimahullah.
Sejak 1927, Iran dan Turki pernah melarang warganya menunaikan ibadah haji karena alasan politis.
Bahkan secara masif, Iran melakukan porpaganda melalui media, bahwa kondisi di Al-Haramain tidak aman dan nyaman di bawah Arab Saudi.
Hal ini sebagaiamana yang ditulis Al-Amir Syaqib Arsalan, dalam bukunya “al-Irtasamaat al-Luthaf.”
Tetapi kenyataan tersebut terbantahkan setelah salah seorang menteri Afghanistan, menunaikan ibadah haji pada masa Raja Abdul Aziz dan tidak menemui apa yang dituduhkan Iran.
Dalam sejarahnya, justru Hijaz pada masa kekuasaan Turki Utsmani, Al-Haramain tidak aman dan nyaman.
Sebelum Saudi menguasai Hijaz, kaum muslimin jika berangkat haji seperti bersiap ke medan perang.
Pergi dianggap hilang, jika kembali seperti bayi yang terlahir.
Situasi demikian terekam dalam tulisan-tulisan sejarawan seperti As-Syaikh Abdul Rasyid, atau tokoh terkemuka Makkah, Husen Basalamah.
Keduanya merupakan saksi hidup, yang mengalami hidup di Hijaz pada masa pemerintahan Turki Utsmani dan Raja Abdul Aziz.
Muhammad Labib Batanun, dalam bukunya “Ar Rihlah Al Hijaziyyah” juga menuturkan kondisi serupa.
Fakta sejarah ini juga didukung tulisan Syaikh Utsman Sholeh di majalah “Hars Al Wathani,” tahun 1409, tentang kondisi mengerikan di Hijaz saat dikuasai Utsmani.
Tonton lebih detail di penjelasan video Dr. Sultan Al-Ashqah berikut ini:

Tahukah Anda, tak Satu Pun Penguasa Ottoman Berhaji, Mengapa?

IHRAM.CO.ID,  Kesultanan Ottoman berhasil mencatat prestasi gemilang dalam sejarah Islam. Berkuasa selama kurang lebih tujuh abad lamanya (1299-1922), kekuasaan kesultanan yang ketika itu berpusat di Turki tersebut mencapai Hongaria di bagian utara, Somalia di bagian selatan, Aljazair di sebelah barat, dan Irak di sebelah Timur.
Sejarah juga mencatat patriotisme, kegigihan, dan komitmen para sultan Ottoman terhadap tegak dan majunya peradaban Islam. Namun, di tengah-tengah kebesaran Ottoman, ada satu fakta menarik yang belakangan menjadi bahan cibiran orientalis.
Para orientalis menganggap jika para sultan tersebut memiliki komitmen besar terhadap Islam, mengapa tak satupun dari mereka yang menunaikan haji ke Tanah Suci? Nah lho.
Anggapan bahwa tak seorang pun Sultan Ottoman berhaji memang benar adanya. Para sultan Ottoman ternyata belum ada yang menyandang gelar haji. Dan belum ada satu referensi kuat yang membuktikan mereka sudah berhaji.  
Pembahasan ini pun menggerakkan sejumlah sejarawan Turki meneliti kembali apa faktor di balik belum berhajinya para sultan Ottoman?   
Di antaranya adalah Prof Muhammad Maqsud Ouglu. Dalam artikel yang diterbitkan situs beyaztarikh.com, dia mengatakan alasan belum hajinya satu pun pemimpin Ottoman karena murni faktor istitha’ah atau kemampuan. Kewajiban berhaji terletak pada faktor ini. 
Soal biaya dan kemampuan bisik, tak perlu dipertanyakan. Namun, faktornya adalah waktu dan faktor keamanan. Jangan bayangkan pergi berhaji pada masa itu seperti sekarang. Butuh waktu berbulan-bulan dan kondisinya tak cukup aman. 
Negara-negara yang menjadi rute perjalanan haji pada 1517 tengah berkecamuk perang. Portugal dan Spanyol menjadi ancaman yang mengintai negara-negara itu. 
Dua negara kuat tersebut ketika itu mencari kesempatan kapapun Istanbul ditinggalkan oleh pemimpinnya. Jika tetap ditinggalkan untuk berhaji tentu ini akan sangat berbahaya bagi stabilitas dan keamanan negara.
Ancaman bahaya itu bukan tanpa alasan. Pada tahun yang sama, sejumlah data menyebutkan Portugal telah mengirim pasukan untuk menguasai laut merah, Syam, dan Makkah. Namun, rencana itu berhasil digagalkan gubernur Makkah pada waktu itu, yakni Naumay.
Kendati demikian, persoalan ini tetap manjadi perhatian serius para sultan. Mereka mengirimkan wakil-wakil untuk menjadi badal haji. Ini dengan rujukan fatwa para ulama Ottoman yang membolehkan badal haji bagi orang hidup karena satu dan lain hal

Tiga Kejahatan Besar Penguasa Turki Utsmani, Fakhri Basya Di Tanah Haram
Sejarah Dan Penyebab Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani, banyak yang tidak mengetahui sejarah sebenarnya
Asal Usul Turki Utsmani: Jalaluddin Rumi Dan Sifat Keji Keturunan Tatar Mongol (Tahukah Anda, tak Satu Pun Penguasa Ottoman Berhaji, Mengapa?)
Tiga Kejahatan Besar Penguasa Turki Utsmani, Fakhri Basya Di Tanah Haram
Sejarah Dan Penyebab Runtuhnya Khilafah Turki Utsmani, banyak yang tidak mengetahui sejarah sebenarnya
Fitnah Mubtadi’, Shufiyah (Thoriqoh), Syi’ah Terkait Berdirinya Kerajaan Saudi Arabia (Fakta Ilmiyah)
Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
Paham Sesat Sufi Salah Satu Sebab Runtuhnya Turki Ustmani