Written by Admin Gema
Category: indonesia news
CIREBON (gemaislam) – Saat ini banyak
negeri-negeri kaum muslimin berada dalam penindasan. Berbagai kesulitan
dan ujian hidup mereka alami, seperti di Palestina, Irak, Rohingya, Suriah
atau di Yaman. Oleh karena itu kondisi negeri kita saat ini dengan suasana yang
aman dan damai patut disyukuri, karena ini adalah nikmat yang besar dari Allah
subhanahu wata’ala. Demikian disampaikan oleh Ustadz Abu Sa’ad Muhammad Nur
Huda, MA dalam acara tabligh akbar dengan judul ‘Nikmatnya Keamanan Disebuah
Negeri’ di Pondok Pesantren As Sunnah Jalan Kalitanjung No 52 B Kota Cirebon,
Ahad (8/12).
“Saudara-saudara kita diluar sana seperti di Irak, di
Palestina, Rohingya, Suriah atau di Yaman sedang mengalami penindasan oleh
orang-orang kafir, sementara kita disini berada dalam keamanan, kita harus
syukuri dan harus jaga keamanan ini, “kata Ustadz Abu Saad.
Yang terjadi di Suriah, lanjutnya, pembantaian kaum
muslimin disana berlangsung setiap hari. Setelah sebelumnya, selama
bertahun-tahun kaum muslimin disana hidup dalam kekangan.
“Selama berpuluh tahun muslim Suriah dikekang untuk
menjalankan Islam, masjid hanya dibuka pada saat sholat lima waktu
saja, selain itu ditutup,” ujarnya.
Selain itu, orang-orang yang menampakkan keislaman
akan dengan mudah dijebloskan dipenjara tanpa alasan yang jelas.
“Karena aktif di kajian keislaman atau karena
berjenggot, kaum muslimin Suriah dipenjara hingga bertahun-tahun,” terangnya.
Disana, yang diperbolehkan untuk hidup hanya 2
kelompok saja, yaitu Shufi dan Syi’ah. “Hanya Shufi dan Syi’ah yang boleh hidup
dan dapat izin di Suriah,” tegasnya.
Ustadz Abu Sa’ad pun mewasiatkan akan bahaya ajaran Syi’ah,
seperti kejadian yang menimpa di Suriah atau negara-negara lain
seperti Bahrain, Lebanon dan Yaman.
“Di Suriah, jumlah Syi’ah hanya 5 atau 10 persen saja
dari penduduk yang ada, tetapi ketika mereka menduduki posisi
pemerintahan, mereka menindas dan membantai Sunni. Di Bahrain keberadaan mereka
selalu mengganggu pemerintah yang masih dipegang oleh Sunni, di Lebanon sangat
parah, disana seperti ada negara dalam negara, karena pasukan Hizbullat
memiliki kekuatan militer yang kuat bahkan mereka wajib mengetahui siapa saja
yang masuk dan keluar Lebanon, terakhir di Yaman, disana pemerintah setempat
tidak bisa berbuat apa-apa ketika pasukan Syi’ah menyerang dan membantai desa
Ahlussunnah di Dammaj,” paparnya dengan suara lantang.
Pria yang sering bolak-balik Suriah sebagai relawan
medis ini mengetahui betul bagaimana kesesatan dan kejahatan Syi’ah diluar
negeri sana, sehingga mengharapkan agar peristiwa di Tiur Tengah tidak terjadi
di Indonesia.
“Peristiwa di Timur Tengah jangan sampai terjadi
disini, salah satu caranya kita harus hadang dan bendung ajaran Syi’ah, karena
jika dibiarkan, maka keamanan dinegeri ini akan hilang, karena mereka begitu
benci terhadap orang-orang Sunni,” terangnya.
Meski demikian, Ustadz yang aktif mengajar di
pesantren Jamilurrahman Yogyakarta ini mengingatkan agar kaum muslimin
Indonesia menghadapi Syi’ah dengan cerdas.
“Hadapi Syi’ah dengan cerdas, lawan mereka dengan
ilmu, jangan lawan mereka hanya dengan modal emosi,” paparnya.
Ustadz Abu Saad melanjutkan, Syi’ah ini adalah masalah
global, kita harus ajar dan didik umat akidah yang benar beri mereka penjelasan
akan bahaya Syiah, baik dari sisi akidah maupun keamanan.
“Ini adalah masalah global, kita ajarkan masyarakat
dengan akidah yang benar, jelaskan kesesatan Syi’ah, akidahnya menyimpang dan
sangat mengancam keamanan jika dibiarkan hidup dinegeri ini,” ujarnya.
Tapi ingat, ustadz Abu Sa’ad mengulanginya
berkali-kali, bahwa menghadapi mereka jangan hanya bermodal emosi.
“Hadapi Syi’ah dengan ilmu, jangan hanya dengan emosi jika ingin cara kita
berhasil,” ujarnya. (bms)
- See more at:
http://www.gemaislam.com/berita/indonesia-news-menuitem/1712-ustadz-abu-sa-ad-hadapi-syi-ah-dengan-ilmu-jangan-hanya-modal-emosi#sthash.cAoycevW.dpuf