Syaikhul Islam ibnu Taimiyyah –rahimahullahu- :
“Sesungguhnya pokok setiap fitnah yang menimpa adalah Syi’ah, dan siapa saja yang berhimpun kepada mereka, dan sungguh kebanyakan dari pedang-pedang yang terhunus kepada islam itu berasal dari pihak mereka, dan dengan merekalah orang-orang zindiq berkedok” (Minhajul muslim 3/234).
Maka penilaian terhadap keadaan kaum muslimin pada zaman ini, membenarkan keabsahan kalimat tersebut, bahwa sungguh jika bukan karena Negara Syi’ah Majusiah Iran, maka Afghanistan dan Iraq tidak akan terjajah secara mudah, sebagaimana statement Abthahi, wakil ketua Negara Iran untuk urusan perundang-undangan dan parlement: “ Kalaulah bukan karena kerjasama Iran, maka Kabul dan Baghdad tidak mungkin jatuh dengan begitu mudahnya” .
Dan perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah masihlah menjadi petunjuk yang tak terbantahkan untuk menghukumi tindakan Syi’ah dan kerjasama mereka dengan orang-orang kuffar dalam merongrong kaum muslimin, yaitu ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullahu- berkata:
“Dan begitulah apabila terbentuk sebuah negara yang mengekor terhadap Yahudi dari Negara Iraq itu sendiri dan selainnya, maka kaum rofidhoh menjadi golongan terbesar dari para antek-antek penolong yahudi, dan mereka selalu melindungi orang – orang kuffar dari para musyrikin Yahudi dan Nasrani serta membantu mereka atas pembunuhan kaum muslimin, berikut permusuhan terhadap mereka.”. (Minhajus-sunnah 3/378).
Maka ini adalah apa yang telah kita saksikan dan dan sedang kita lihat hari ini, bagaimana Syi’ah mempunyai peran utama dalam perang salib terhadap kaum muslimin di Afghanistan dan Iraq. Dan mereka adalah sebaik-baik pembantu bagi mereka, mata-mata yang selalu siap menyerahkan informasi-informasi tentang kaum muslimin, dan pasukan-pasukan yang memerangi para muwahhidin, maka sebagaimana pernyataan Syaikhul Islam “Rofidhoh menjadi golongan terbesar dari para antek-antek yahudi” dan itu telah tercapai!.
“Sesungguhnya pokok setiap fitnah yang menimpa adalah Syi’ah, dan siapa saja yang berhimpun kepada mereka, dan sungguh kebanyakan dari pedang-pedang yang terhunus kepada islam itu berasal dari pihak mereka, dan dengan merekalah orang-orang zindiq berkedok” (Minhajul muslim 3/234).
Maka penilaian terhadap keadaan kaum muslimin pada zaman ini, membenarkan keabsahan kalimat tersebut, bahwa sungguh jika bukan karena Negara Syi’ah Majusiah Iran, maka Afghanistan dan Iraq tidak akan terjajah secara mudah, sebagaimana statement Abthahi, wakil ketua Negara Iran untuk urusan perundang-undangan dan parlement: “ Kalaulah bukan karena kerjasama Iran, maka Kabul dan Baghdad tidak mungkin jatuh dengan begitu mudahnya” .
Dan perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah masihlah menjadi petunjuk yang tak terbantahkan untuk menghukumi tindakan Syi’ah dan kerjasama mereka dengan orang-orang kuffar dalam merongrong kaum muslimin, yaitu ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –rahimahullahu- berkata:
“Dan begitulah apabila terbentuk sebuah negara yang mengekor terhadap Yahudi dari Negara Iraq itu sendiri dan selainnya, maka kaum rofidhoh menjadi golongan terbesar dari para antek-antek penolong yahudi, dan mereka selalu melindungi orang – orang kuffar dari para musyrikin Yahudi dan Nasrani serta membantu mereka atas pembunuhan kaum muslimin, berikut permusuhan terhadap mereka.”. (Minhajus-sunnah 3/378).
Maka ini adalah apa yang telah kita saksikan dan dan sedang kita lihat hari ini, bagaimana Syi’ah mempunyai peran utama dalam perang salib terhadap kaum muslimin di Afghanistan dan Iraq. Dan mereka adalah sebaik-baik pembantu bagi mereka, mata-mata yang selalu siap menyerahkan informasi-informasi tentang kaum muslimin, dan pasukan-pasukan yang memerangi para muwahhidin, maka sebagaimana pernyataan Syaikhul Islam “Rofidhoh menjadi golongan terbesar dari para antek-antek yahudi” dan itu telah tercapai!.
Bukan
Muslim, Lebih Kafir Dari Yahudi dan Nasrani
Ahad, 9 Rajab 1434 H / 19 Mei 2013
Lebih Kafir dari
Yahudi dan Nasrani. Begitu kesimpulan Ibnu Taimiyyah kepada
sekte Syiah yang kini berkuasa di Suriah. Penjelasan ini disampaikan oleh
pengajar Ma’had Hidayaturrahman Sragen, Ustadz Tengku Azhar Lc, di acara
penggalangan dana Suriah, di Pondok Pesantren Imam Syuhodo, Polokarto,
Kabupaten Sukoharjo (18/05/2013).
“Ketika bertanya kepada orang-orang
Yahudi, siapa orang terbaik di kalangan kalian, maka orang yahudi akan
mengatakan: “Sahabat-sahabat Musa alaihissalam”, sedangkan kepada orang
Nashara, maka mereka akan menjawab: “Sahabat Isa alaihissalam”. Tapi jika
kita tanyakan kepada orang-orang Syiah, siapa manusia yang terburuk ? Maka
Syiah menjawab: “ Mereka adalah sahabat nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa
sallam”, jadi Syiah menganggap sahabat nabi ini adalah orang yang terjahat, dan
yang paling jahat di antara para sahabat adalah Abu Bakar dan Umar.” ujar
Ustadz Tengku Azhar.
Membuka Topeng
Konflik Sunni-Syiah di Suriah ini
merupakan peringatan bagi mereka yang masih nekat menganut pemikiran Syiah atau
mereka yang tegas menyatukan antar Sunni-Syiah. Ustadz Tengku Azhar menyatakan
bahwa mengingkari kenyataan konflik Sunni Syiah di Suriah merupakan ciri-ciri
penganut madzhab sesat Syiah.
Dalam pernyataannya, Ustadz Tengku Azhar
membantah isu bodoh lagi bohong bahwa mendukung pejuang Suriah untuk mendongkel
Bashar Asad merupakan pesanan Amerika. “Mereka menuduh Hilal Ahmar sebagai
kontra bashar, sedangkan dalam benak mereka satu-satunya yang kontra bashar
adalah Amerika. Orang syiah menuduh kita yang membantu ahlussunnah di suriah
berarti antek-antek dari amerika, padahal di dunia ini kekuatan di dunia bukan
hanya kekuatan iran dan amerika saja.” begitu penjelasan beliau.
“Konflik dan peristiwa Suriah ini akan
membuka siapa Syiah yang bertopeng, atau dia adalah orang-orang yang membela
Syiah”, sebut ayah dari Tengku Hilya Aulia ini. [sksd]
Bahkan dalam menyikapi hal tersebut, Imam Bukhori dalam
Kholgul Afail halaman 125, pernah berkata, “Bagi saya sama saja, apakah aku
solat dibelakang Imam yang beraliran JAHM atau Rofidhoh (Syiah) atau aku solat
di belakang Imam Yahudi atau Nasrani. Dan seorang Muslim tidak boleh memberi
salam pada mereka, dan tidak boleh mengunjungi mereka ketika sakit juga tidak
boleh kawin dengan mereka dan tidak menjadikan mereka sebagai saksi, begitu
pula tidak makan hewan yang disembelih oleh mereka.”