1) Salah
seorang imam Syiah, Al-Majlisiy berkata: “Bab Mereka (Para Imam Syi’ah) Lebih
Berilmu dariPara Nabi ‘alaihimussalam”[1].
Kemudian imam Syi’ah tersebut membawakan beberapa riwayat dusta:
Riwayat
pertama:
Abu
Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Demi Tuhan Ka’bah ini –tiga kali- ,
seandainya aku berada di antara Musa dan Khidhir, sungguh aku
akan memberitahukan pada mereka bahwa aku lebih berilmu dari mereka, aku akan
menceritakan berita yang tidak mereka ketahui”[2]
Riwayat
kedua:
Abu
Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Demi Allah, tidaklah Adamdiciptakan Allah
dengan tangan-Nya, tidak pula ditiupkan ruhnya, kecuali dengan kekuasaan Ali.
Tidaklah Allah berbicara kepada Musa kecuali dengan
kekuasaan Ali”[3]
Riwayat
ketiga:
Amirul
Mukminin radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya Allah menunjukkan
kekuasaanku kepada penduduk langit dan bumi, orang yang mengakui akan
mengakuinya dan orang yang mengingkari akan mengingkarinya. Yunus mengingkarinya,
sehingga ia dipenjarakan oleh Allah dalam perut ikan hingga ia mengakui kekuasaanku”[4]
Riwayat
keempat:
Ketika Ayub ‘alaihissalam ragu
terhadap kekuasaan Ali, Allah berfirman kepadanya: “Demi kemuliaanku, sungguh
Aku akan memberikan siksaan padamu dengan azabku hingga engkau bertaubat
kepada-Ku dengan taat kepada Amirul Mukminin”[5]
2) Al-Majlisiy berkata:
“Bab Dikabulkannya Doa Para Nabi Disebabkan Oleh
Tawassul dan Syafa’at Mereka (Para Imam Syi’ah)”. Ia kembali membawakan
beberapa riwayat dusta:
Riwayat
pertama:
Ar-Ridha
‘alaihissalam berkata: “Ketika Nuh hampir tenggelam, ia
berdoa kepada Allah dengan hak kami (para imam Syi’ah), maka Allah
menyelamatkannya dari tenggelam. Ketika Ibrahim dilemparkan dalam
api, ia berdoa kepada Allah dengan hak kami (para imam Syi’ah), maka Allah
jadikan api itu dingin dan menjadi sebab keselamatan. Sungguh ketika Musaingin membelah
lautan menjadi jalan, ia berdoa kepada Allah dengan hak kami, maka Allah
jadikan laut itu kering. Sungguh ketika orang-orang Yahudi akan membunuh Isa, ia berdoa
kepada Allah dengan hak kami, maka Allah menyelematkannya dan mengangkat Isa kepada-Nya”[6]
3) Al-Majlisiy berkata:
“Bab Mereka (Para Imam Syi’ah) Mampu Untuk Menghidupkan Orang Mati…”, kemudian
ia membawakan empat riwayat hadits.[7]
4) Al-Kulainiy berkata:
“Para Imam (Syi’ah) ‘alaihimussalam Mengetahui Kapan Mereka Mati dan Mereka
Tidak Mati Kecuali Atas Pilihan Mereka Sendiri”. Kemudian ia membawakan lima
riwayat hadits.[8]
5) Salah seorang imam
Syi’ah menulis di kitabnya: “Bab Seandainya Bukan Karena Amirul Mukminin,
Niscaya Jibril Tidak Mengenal
Tuhannya, Tidak Pula Mengenal Namanya Sendiri”[9]
6) Abdul Husain
Al-Aminiy An-Najafiy berkata: “Para Imam (Syi’ah) ‘alaihimussalam adalah anak-anak Allah dari keturunan Ali”[10].
Maha suci Allah dari perkaatan mereka yang keji.
Lalu
apa bedanya Syi'ah dengan Kristen dan Yahudi? Bukankah orang-orang Kristen menyatakan bahwa Isa anak Allah, demikian
pula orang-orang Yahudi menyatakan Uzair anak Allah!! Allah telah mengkafirkan
mereka dengan sebab perkataan tersebut. Allah ta'ala berfirman:
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللّهِ وَقَالَتْ النَّصَارَى
الْمَسِيحُ ابْنُ اللّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِؤُونَ قَوْلَ
الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ.
اتَّخَذُواْ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِّن دُونِ اللّهِ
وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُواْ إِلاَّ لِيَعْبُدُواْ إِلَـهاً
وَاحِداً لاَّ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Kaum
Yahudi berkata, ‘Uzair adalah anak Allah.’ Itulah pernyataan mereka dengan
lisan mereka yang menyerupai perkataan orang-orang kafir sebelumnya. Allah
melaknat mereka. Oleh karena itu, kemana mereka itu dipalingkan? Mereka telah
menjadikan pendeta dan ulama mereka sebagai sesembahan selain Allah, begitu
pula terhadap Isa bin Maryam. Padahal mereka tidaklah diperintah kecuali
suapaya hanya menyembah Tuhan Yang Esa, tidak ada tuhan kecuali Dia, Tuhan Yang
Mahasuci dari perbuatan syirik mereka.” [QS. At-Taubah: 30-31]
7) Al-Kulainiy berkata:
“Bab Para Imam (Syi’ah) ‘alaihimussalam Memiliki Seluruh
Kitab Yang Diturunkan Allah dan Mereka Mengetahui Kitab-kitab
Tersebut Dengan Berbagai Ragam Bahasa”. Lalu ia membawakan riwayat
berikut:
Buraid
bertanya kepada Abu Abdillah ‘alaihissalam: “Apakah engkau memilikiTaurat, Injil dan kitab-kitab para
nabi?.” Ia menjawab: “Kitab-kitab itu berada di sisiku sebagai harta warisan
dari para nabi. Kami membacanya sebagaimana para nabi membacanya, kami
menyampaikannya sebagaimana para nabi menyampaikannya…”[11]
8) Al-Kulainiy berkata:
“Bab Para Imam (Syi’ah) Mengetahui Seluruh Ilmu yang Diberikan Kepada Para Malaikat, Para Nabi dan Rasul”[12]
9) Seorang Imam Syi’ah
Kontemporer, Al-Khumainiy berkata: “Sesungguhnya diantara pokok madzhab kami
(Syi’ah) bahwa para imam kami memiliki kedudukan yang tidak dapat dicapai oleh malaikat yang didekatkan,
tidak pula dapat dicapai oleh nabi yang diutus”.[13]
Sungguh tepat penilaian Al-Imam Asy-Syafi'i tentang mereka, beliaurahimahullah berkata:
Sungguh tepat penilaian Al-Imam Asy-Syafi'i tentang mereka, beliaurahimahullah berkata:
لم أر أحدا أشهد بالزور من الرافضة
“Aku belum pernah
melihat seorang yang lebih dusta dari (Syi'ah) Rafidhah" [As-Sunan
Al-Kubra, 29/10]
Kedustaan
mana lagi yang lebih besar dari apa yang mereka katakan? Apakah Anda masih ragu
tentang kekafiran Syi’ah?
Sumber: Mukhtashar Su’al wa
Jawab hal. 323-329
Ditulis
oleh Abul-Harits di Madinah, 29 Muharram 1436
http://abul-harits.blogspot.com/2014/11/kedustaan-syiah-terhadap-allah-malaikat.html
hal. 75
[5] Bihaar Al-Anwaar,
26/267, Kitab As-Saliim hal. 858, Al-Ikhtishaash hal. 250, Basha’ir Ad-Darajaat
Al-Kubraa hal. 25-26, Kanzul Fawa’id hal. 264-265