Oleh: Syekh
Mamduh Farhan al-Buhairi
Syubhat:
Kami orang-orang Syi’ah tidak ada masalah dengan ahlussunnah, akan tetapi
permasalahan kami hanyalah karena kalian selalu mendo’akan keridhaan bagi
Mu’awiyah (mengucapkan Radhiyallahu ‘anhu untuk Mu’awiyah). Sementara imam
Syafi’i dan ulama Syafi’iyah tidak mendoakan keridhaan bagi Mu’awiyah. Itu
sebuah bukti bahwa kami dan ahlussunnah selaras, terutama dengan kaum
Syafi’iyah. Di lain pihak, tidak mungkin terdapat persesuaian antara kami
dengan kalian, karena kalian bukanlah Ahlussunnah waljama’ah.
Bantahan:
Sekarang, ikutilah wahai sekalian para pembaca yang budiman, dan perhatikanlah
kedustaan orang syi’ah ini. Pada dasarnya, kedustaan orang Syi’ah itu adalah
satu perkara yang biasa, bahkan tidak akan mungkin menjadi orang Syi’ah sejati
jika tidak menjadi seorang pendusta. Penanya Syi’ah (atau pemilik syubhat) ini
berkata bahwa imam Syafi’i Rahimahullah dan ulama-ulama Syafi’iyah tidak mendo’akan
keridhaan terhadap Mu’awiyah, maka ini adalah sebuah kejahatan terhadap hak
Imam Syafi’i Rahimahullah, karena beliau berdo’a keridhaan untuk Mu’awiyah
sebagaimana dalam kitabnya, al-Umm (II/190) dan (VI/170) dengan
mengatakan: ‘Mu’awiyah radhiallahu ‘anhu.’ Dia berdo’a keridhaan terhadap
Mu’awiyah dalam kitab lain yang dikenal denganMusnad
as-Syafi’i (I/33).
Bahkan,
Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu adalah seorang faqih menurut Imam Syafi’i yang
beliau banyak berhujjah dengan perbuatan, perkataan, dan periwayatannya. (al-Umm (II/68), lihat juga al-Muhadzdzab (I/70, 216
dan II/70)
Imam As-syafi’i Rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu
‘Abbas Radhiallahu ‘Anhu perkataannya dari Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu:
« يَا بُنَيَّ لَيْسَ أَحَدٌ مِنَّا أَعْلَمَ مِنْ مُعَاوِيَةَ»
“Wahai putraku, tidak ada seorangpun dari kami yang lebih
‘alim dari Mu’awiyah.” (al-Umm (I/290))
As-Syafi’i
Rahimahullah juga berhujjah dengan perkataan dan pendapat Mu’awiyah,
sebagaimana dia berkata,
بِحَدِيْثِ مُعَاوِيَةَ نَقُوْلُ
‘Dengan
hadits Mu’awiyah kami berpendapat,’ yakni dalam masalah tardid (pengulangan) ucapan muadzdzin. (al-Umm (I/88))
Tatkala
dikatakan kepada as-Syafi’i, ‘Kami tidak suka seorang pun witir kurang dari
tiga (rakaat).’ Maka as-syafi’i Rahimahullah membantah mereka setelah
meriwayatkan hadits tersebut dari Mu’awiyah, seraya berkata, ‘Sesungguhnya aku
tidak mengetahui satu sisi pun terhadap apa yang kamu katakan.’ (al-Umm (I/140))
Kami juga
menyebut ucapan keridhaan ulama Syaifi’iyah terkemuka, yaitu Imam an-Nawawi
Rahimahullah yang telah mengucapkan keridhaan serta memuji Mu’awiyah
Radhiallahu ‘Anhu sebagaimana disebutkan dalamRaudhatut
Thalibin (XI/98), al-Majmu’ (III/86), al-Adzkar (I/7), dan Tahdzibul
Asma` (I/190).
Agar
tidak ada pendusta lain dari kalangan Syi’ah yang menampakkan diri kepada kita
setelah dalil-dalil ini yang mengatakan bahwa as-Syafi’i Rahimahullah belum
mengetahui tentang Mu’awiyah apa yang diketahui oleh manusia setelahnya, maka
saya katakan, ‘Sungguh as-Syafi’i Rahimahullah telah mengisahkan detilnya kisah
yang terjadi pada peperangan Shiffin antara Mu’awiyah Radhiallahu ‘Anhu dan
‘Ali Radhiallahu ‘Anhu. Dan dia tidak mencela Mu’awiyah, meskipun demikian.
Dengan
jawaban ini, kami telah mendatangkan kepada Anda sekalian dengan kejelasan
ucapan as-Syafi’i Rahimahullah dalam mengucapkan keridhaan terhadap Mu’awiyah
Radhiallahu ‘Anhu. Maka menjadi mustahil adanya persesuaian antara Anda dengan
kami ahlussunnah, sama saja apakah kami ini bermadzhab Syafi’i, Hanbali, Maliki
ataupun Hanafi. Yang benar, kesamaan-kesamaan itu ada antara Syi’ah dengan
Yahudi danNasrani sebagaimana
yang telah kami tetapkan sebelumnya. Berhati-hatilah Anda dari mempermainkan
ucapan, lalu mengelompok-ngelompokkan ahlus sunnah dengan tujuan untuk memecah
belah barisan kami ahlussunnah.
Terakhir,
saya arahkan surat saya ini kepada orang yang telah mengaburkan perkara dengan
membawa-bawa nama madzhab as-Syafi’i, lalu menaburkan keyakinan Rafidhah dari
sela-selanya, ‘Kami nasihatkan kepada Anda untuk kembali dari penipuan ini, dan
jangan lagi berbicara dengan mengatasnamakan imam atau madzhab as-Syafi’i
Rahimahullah, sebagaimana kami nasihatkan kepada manusia agar berhati-hati, dan
memahami tipu daya orang-orang seperti ini.*
Posted in: Syekh Mamduh