Friday, May 29, 2015

Khamene’i Bersekongkol dalam ledakkan Masjid Sunni Di Iran Juga Perusak negeri Yaman !

Kolumnis dan juga pemimpin redaksi surat kabar “The Mesir” Gamal Sultan mengatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bersekongkol untuk meledakkan masjid Sunni di Iran.
Sebuah ledakan yang terjadi di masjid ahlu sunah di daerah Qatif Qudayh, meninggalkan puluhan korban tewas dan luka-luka.
Kantor berita Fars (media resmi Negara Iran) menyatakan bahwa Iran Mossad bertanggungjawab atas ledakkan masjid Sunni tersebut.
Dalam sebuah akun tweet Twitternya, Gamal Sultan Mengomentari berita yang diterbitkan oleh Kantor berita Fars dengan mengatakan: “Khamenei bersekongkol dan berencana untuk meledakkan masjid ahlu sunnah.”
Sebelum ledakan terakhir yang terjadi di Arab Saudi, pejabat Iran mengeluarkan sejumlah ancaman dalam menanggapi Kerajaan Arab Saudi yang berperang melawan Syi’ah Hautsi yang didukung oleh Teheran di Yaman.
Iran Akan Tambah Jumlah Milisi Syiah Hizbullah Dan “Qods Force” di Yaman [ Syiah Laknatullah]

Surat kabar khusus mengenai isu-isu keamanan nasional Amerika Serikat, Free Beacon, menyatakan bahwa pemerintah Teheran berencana mengirimkan lebih banyak pasukan Garda Revolusi Iran dan milisi Syiah ke Yaman, untuk membantu kelompok pemberontak mengontrol negara tersebut.
Seperti dilansir Free Beacon dari laporan yang baru-baru ini dirilis intelijen AS menyebut bahwa Iran berencana mengirimkan pasukan khusus “Qods Force” dan kelompok Syiah Hizbullah Lebanon, untuk pergi ke Yaman membantu pemberontak Syiah Houthi menghadapi koalisi regional Arab.
Dalam laporan tersebut, intelijen AS memperkirakan jumlah pejuang Iran dan Syiah Irak yang saat ini membantu pemberontak Syiah Houthi di Yaman mencapai lima ribu orang.
Hal senada juga pernah dilontarkan Brigadir Qaana Ismail, wakil komandan “Qods Force”, yang mengakui adanya pasukan Garda Revolusi Iran di Yaman, untuk melatih pemberontak Syiah Houthi.
Menurut data resmi yang diterbitkan WHO, tercatat lebih dari 2 ribu orang tewas dan 6 ribu lainnya sejak memanasnya konflik politik di Yaman pada akhir Januari lalu. (Alarabiya/Ram)