Sumbernya rujukan :
Dr. Aidh Al-Qarni : “Persoalan Syiah dan Sunni Sudah Selesai” ???
adalah untuk tidak mengembangkan perbedaan itu menjadi konflik berdarah.Cukup bagi kita luka dan air mata. Kita sebagai umat Islam tak pernah cukup dengan bencana dan musibah. Gerakan Zionis Dunia telah menjauhkan kita dan ingin mencerabut kita dari akar-akar persatuan. Lantas apa manfaat mengulang kembali penghinaan, pencemaran, hasutan, permusuhan, menyebut kekurangan dan cacat-cacat antara dua kelompok Sunni dan Syiah? Apa manfaat yang diharapkan dari penumpahan darah Sunni atau Syiah? Setiap penganut Sunni dan Syiah percaya kebenaran ajaran dan ketidakbenaran ajaran lainnya. Namun, mereka tidak akan mampu mengubah keyakinan orang lain, yang dianggap sesat atau salah.Kami kaum Sunni percaya bahwa ajaran kami berdasar Al-Quran dan Sunnah Rasulillah....................dan seterusnya.....
............................................................................................................................
Kami juga meminta kaum Syiah untuk mengurangi cacian dan cercaan kepada para sahabat Rasulullah. Membela ahlul bait Rasulullah dan para sahabat Rasulullah adalah kewajiban setiap kaum muslimin, laki-laki dan perempuan..... baca terus sampai selesai
Tulisan/terjemahan ini tidak benar, ada yang di pelintir/ disembunyikan..juga ..mengaburkan ketegasan si penulis (Dr. Aidh Al-Qarni) !
rujukan diatas mengambil dari :
Yang Benar seperti ini :
Bersamaan dengan itu, kami meminta agar kaum Syiah juga berhenti merendahkan martabat para Sahabat Nabi saw atau melecehkan mereka atau mencaci mereka. Membela dan menjaga kehormatan Ahlulbait dan para Sahabat merupakan kewajiban atas setiap Muslim dan Muslimah. Menjadi kewajiban orang-orang berakal, dari kalangan Sunnah dan Syiah, untuk berupaya sungguh-sungguh mengubur segala macam fitnah (penyebab pertikaian) di antara mereka, menghindari segala bentuk provokasi atau kebiasaan melempar ancaman ataupun tuduhan pengkhianatan ke alamat kelompok yang lain.
.....................................................dan seterusnya sampai akhir.
Intinya :
Syekh DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni minta kepada Syiah Rafidhah untuk :
mencabut semua sumbu Penentangan terhadap Al-Qur'an dan Hadits Nabi sepeti Menghujat dan Mengkafirkan Shahabat dan Istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Tidak mengulang-ulang pidato-pidato yang mencaci maki, menyakiti hati Shahabat dan Istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Haramkanlah segala fatwa yang pidato-pidato berapi-api yang penuh kebencian dan kata-kata Menghujat dan Mengkafirkan Shahabat dan Istri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
Sikap Syekh DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni terhadap Syiah :
Dukung Koalisi Arab, Dr.Aidh Al Qarni Buatkan Puisi Khusus Untuk Raja Salman
Dukungan terus berdatangan dari kalangan ulama Sunni di dunia terhadap operasi militer “badai penghancur” terhadap pemberontak Syiah Houthi di Yaman, yang dimulai sejak Kamis (26/03) bulan lalu.
Setelah Mufti Mesir, Dr. Shawki ‘Alam, menyatakan wajib bagi pemerintah Kairo untuk menjaga dan membela stabilitas keamanan kawasan regional Arab dari ancaman perpecahan dan pengaruh sekterian yang memecah belah persatuan umat.
Kini giliran penulis buku fenomenal buku “La Tahzan” yang menjadi best seller di indonesia, Dr, Aidh Al Qarni, membuat puisi berjudul “Labaik Ya Salman” untuk mendukung operasi militer terhadap pemberontak Syiah di Yaman.
Dalam syair puisi yang dinyanyikan oleh Fahd Ali Mahsy Al-Qarni di bawah pengawasan Sheikh”Hassan al-Sharif. (Rassd/Ram)
Syaikh Aidh Al-Qarni: Semua yang mengangkat senjata melawan Bashar Asad adalah mujahid, bukan teroris
Selain persoalan konstitusi baru Mesir yang mengundang sikap pro dan kontra secara luas, selama satu pekan terakhir ini kawasan Timur Tengah memanas oleh pemberitaan kelompok mujahidin Jabhah Nushrah di Suriah.
Adalah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang memicu panasnya suhu politik di kawasan tersebut saat memasukkan kelompok Jabhah Nushrah ke dalam daftar baru kelompok teroris pada hari Rabu (5/12/2012). Amerika hendak meminjam tangan PBB untuk melakukan intervensi militer guna menyelamatkan rezim jagal Bashar Asad dan memerangi mujahidin Jabhah Nushrah.
Di luar dugaan, konspirasi jahat Amerika dan Barat itu ditolak mentah-mentah oleh seluruh elemen rakyat muslim dalam negeri Suriah. Mereka yang telah menyaksikan sendiri kiprah Jabhah Nushrah selama dua puluh bulan berjalannya revolusi, serentak menyatakan dukungan kepada Jabhah Nushrah. Seluruh wilayah Suriah pada Jum’at (7/12) pun menggelar aksi demonstrasi dengan tema “Tidak untuk pasukan “penjaga perdamaian” di negeri Syam.”
Dukungan terhadap mujahidin Jabhah Nushrah dan seluruh elemen revolusi dalam negeri Suriah lainnya juga mengalir dari tokoh-tokoh umat Islam di berbagai negara.
Dari Arab Saudi, ulama dan juru dakwah kondang syaikh Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni adalah salah satunya. Dalam akun resminya di situs jejaring social facebook, ulama yang tersohor lewat karyanya yang berjudul Laa Tahzan itu menyatakan dukungannya kepada seluruh mujahidin di Suriah.
“Setiap orang yang memanggul senjata melawan Bashar Asad bukanlah seorang teroris. Justru ia adalah seorang mujahid di jalan Allah. Jika ia menang, maka ia mulia. Dan jika ia terbunuh, maka ia mati syahid.” tulis syaikh Aidh Al-Qarni pada Kamis (14/12) malam.
Lebih lanjut syaikh Aidh Al-Qarni mendoakan kemenangan rakyat Suriah atas rezim Bashar Asad.
“Ya Allah, segerakanlah kelapangan bagi rakyat Suriah, satukanlah kekuatan mereka, realisasikanlah kemenangan mereka dan perlihatkanlah kepada kami hari yang kelam bagi thaghut negeri Syam.”
Al-Qarni Ajak Ulama Keluarkan Fatwa Serempak Lawan Pemerintah Bashar
Da’i Saudi, Syaikh dr Aidh Al-Qarni, menyebut mufti Suriah, Ahmad Hassun, sebaagai Kadzdzab (pendusta) yang merupakan termasuk ulama su’.
Ia pun mengajak ulama untuk mengeluarkan fatwa jama’ai melawan Bashar dan pemerintahnya. Syaikh Al-Qarni juga memfatwakan halalnya darah Bashar Al-Asad, presiden Suriah. Ia membenarkan fatwanya karena Bashar membunuh rakyat dan melakukan dosa besar lainnya.
Syaikh Al-Qarni juga mengajak pemuda – pemuda Suriah untuk mengangkat senjata melawan pemerintah dan menolong rakyat Suriah.
Di saat yang sama, Al-Qarni mengarahkan pesan kepada Negara – Negara teluk karena mereka merasakan kesengsaraan saat Irak berada di bawah kendali Iran.
Al-Qarni mengajak para ulama dan da’i, terutama Haiah Kibaril Ulama (komite ulama senior Saudi) dan Al-Azhar, untuk mengeluarkan fatwa serentak tentang Bashar Al-Asad dan pemerintahannya.[usamah/imo]
Syaikh ‘Aidh Al-Qarni Dukung Putra Mahkota Arab Saudi yang Baru
Dai terkemuka Syaikh ‘Aidh Al-Qarni mengumumkan baiat dan janji setianya untuk Putra Mahkota (Waliyul ‘Ahdy) Arab Saudi yang baru, Pangeran Muhammad bin Nayef, dan Putra Mahkota ke-II, Pangeran Muhammad bin Salman (putra Raja Arab Saudi saat ini).
Sebagaimana dilansir Islam Memo dari akun media sosial twitternya, Syaikh Al-Qarni menyatakan, “Kami membaiat dan mendoakan keberkahan untuk Pangeran Muhammad bin Nayef sebagai Waliyul ‘Ahdy dan Pangeran Muhammad bin Salman sebagai pengganti Pangeran Muhammad bin Nayef (nantinya).”
“Semoga Allah Swt. memberikan taufik, menolong, dan menguatkan mereka,” cuitnya.
Sebagaimana diketahui, Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, mengumumkan beberapa keputusannya pada pagi Rabu ini waktu setempat, di antaranya yang mendapat perhatian masyarakat luas adalah pembatalan Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz sebagai Putra Mahkota (berdasarkan permintaannya).
Selanjutnya, Raja Salman bin Abdul Aziz menetapkan Pangeran Muhammad bin Nayef sebagai Putra Mahkota sekaligus Menteri Dalam Negeri, dan anaknya, Pangeran Muhammad bin Salman sebagai Putra Mahkota ke-2 sekaligus menjabat Menteri Pertahanan
Syaikh Aidh Al Qarni : Dibenarkan Membunuh Basar Ashad
Ulama berpengaruh Arab Saudi, Syaikh Aidh al-Qarni, dua hari lalu menyerukan agar para sarjana muslim Saudi membuat sebuah fatwa yang isinya menentang pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Selasa (12/3), Syaikh Aidh al-Qarni juga mengatakan Dewan Sarjana Senior di Arab Saudi dan di Universitas Al-Azhar Mesir seharusnya mengecam Assad dan pemerintahannya. Beliau menyebut bahwa membunuh Assad dibenarkan.
Seruan Syekh Aidh al-Qarni ini muncul setelah Syaikh Ahmad Bedreddine Hassoun (Suriah), mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Syaikh Aidh al-Qarni menyebut apa yang dilakukan rezim pemerintahan Suriah justru telah melanggar dasar ajaran Islam. Ini lantaran Assad telah melakukan kejahatan terhadap perempuan dan warga sipil tidak bersenjata.
“Semua warga Suriah harus melawan rezim ini. Semua anak muda di Suriah juga harus mengangkat senjata mereka dan melawan rezim Assad,” kata Beliau.
Syaikh mengatakan dirinya tahu betul apa yang telah dibuat pemerintahan Suriah setelah mendengar langsung dari warga Suriah yang kini mengungsi di Yordania.
“Para warga Suria di tempat pengungsian mengatakan pasukan pemerintah Suriah bahkan memaksa mereka untuk berlutut di depan gambar Bashar al-Assad dan menghina Tuhan,” ujar dia.
Syaikh yang di Indonesia dikenal sebagai Penulis buku Best Seller LA TAHZAN / DON’T BE SAD / JANGAN BERSEDIH ini sebelumnya juga pernah menyatakan dalam akun resminya di situs jejaring facebook “Setiap orang yang memanggul senjata melawan Bashar Asad bukanlah seorang teroris. Justru ia adalah seorang mujahid di jalan Allah. Jika ia menang, maka ia mulia. Dan jika ia terbunuh, maka ia syahid.”
Menurut data dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), korban tewas akibat konflik berkepanjangan di Suriah yang kini telah memasuki tahun kedua berjumlah 70 ribu jiwa. Warga Suriah yang mengungsi bahkan sudah menembus angka satu juta jiwa.