Tanya : Jika dikatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah, itu saya ketahui dan menyepakatinya. Dalilnya ada. Namun jika dikatakan Allah berfirman dengan suara dan huruf, saya belum tahu dalilnya. Apakah Anda dapat menyebutkannya ?. Terima kasih.
Jawab : Terima kasih atas pertanyaan yang
disampaikan. Untuk menjawab hal tersebut, kami akan mengurutkan jawaban dalam
beberapa point, yaitu:
1.Al-Qur’an
yang diturunkan kepada Nabishallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah Kalaamullah.
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ
رَبِّ الْعَالَمِينَ * نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الأمِينُ * عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ
مِنَ الْمُنْذِرِينَ * بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas” [QS. Asy-Syu’araa’ : 192-195].
عَنْ جَابِرٍ،
قَالَ: " كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُ
نَفْسَهُ بِالْمَوْقِفِ، فَقَالَ: أَلَا رَجُلٌ يَحْمِلْنِي إِلَى قَوْمِهِ
فَإِنَّ قُرَيْشًا قَدْ مَنَعُونِي أَنْ أُبَلِّغَ كَلَامَ رَبِّي "
Dari Jaabir, ia berkata : “Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menempatkan diri beliau di Mauqif, lalu
bersabda : ‘Adakah seseorang yang dapat membawaku ke kaumnya?, karena kaum
Quraisy melarangku menyampaikan firman Rabbku” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4734,
At-Tirmidziy no. 2925, Ibnu Maajah no. 201, dan yang lainnya. At-Tirmidziy berkata : “Ini adalah hadits
gharib shahih”].
2.Al-Qur’an
yang kita baca dan kita dengar juga merupakan Kalaamullah, bukan
makhluk.
Allah ta’ala berfirman :
وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلامَ اللَّهِ ثُمَّ
أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا
يَعْلَمُونَ
“Dan jika seorang di antara orang-orang
musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia
sempat mendengar ‘kalaamullah’ (firman Allah), kemudian antarkanlah ia
ke tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak
mengetahui” [QS. At-Taubah : 6].
Kalaamullah dalam ayat di atas maksudnya adalah
Al-Qur’an.
Al-Baihaqiy rahimahullah berkata:
وقد ذكر الشافعي رحمه
الله ما دل على أن ما نتلوه في القرآن بألسنتنا ونسمعه بآذاننا ونكتبه في مصاحفنا
يسمى كلام الله عز وجل وأن الله عز وجل كلم به عباده بأن أرسل به رسوله صلى الله
عليه وسلم
“Dan Asy-Syaafi’iy rahimahullah telah menyebutkan keterangan yang
menunjukkannya bahwa apa yang kita baca di dalam Al-Qur’an dengan lisan-lisan
kita, kita dengar melalui telinga-telinga kita, dan kita tulis di dalam mushhaf-mushhaf kita; semua itu dinamakan Kalamullah ‘azza wa jalla (bukan makhluk – Abul-Jauzaa’). Dan bahwa Allah ‘azza wa jalla telah berbicara dengannya kepada
hamba-hamba-Nya melalui pengutusan Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam” [Al-I’tiqaad wal-Hidaayah ilaa Sabiilir-Rasyaad oleh Al-Baihaqiy, hal. 108].
3.Kalaamullah (firman Allah) terdiri dari
suara dan huruf.
Allah ta’ala berfirman:
فَلَمَّا أَتَاهَا نُودِيَ مِنْ شَاطِئِ
الْوَادِ الأيْمَنِ فِي الْبُقْعَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ الشَّجَرَةِ أَنْ يَا
مُوسَى إِنِّي أَنَا اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api
itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang diberkahi, dari sebatang
pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta
alam” [QS. Al-Qashshsash : 30].
Ayat tersebut menunjukkan Muusaa mendengar
(suara) firman Allah ta’ala.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ إِذَا
قَضَى الأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ، ضَرَبَتِ الْمَلائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا
خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَصَوْتِ السِّلْسِلَةِ عَلَى الصَّفْوَانِ، فذَلِكَ
قَوْلُهُ: حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ
قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda : “Sesungguhnya Allah apabila telah selesai menetapkan satu
perintah dari langit, para malaikat memukul-mukulkan sayap mereka merendahkan
diri karena patuh terhadap firman-Nya yang seakan-akan seperti suara rantai
besi yang ditarik di atas batu. Itulah firman-Nya : {‘Sehingga apabila telah
dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata : "Apakah yang
telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab: "(Perkataan) yang
benar", dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar} (QS. Saba’ : 23)...”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-‘Arsy no. 80; shahih].
Riwayat di atas sebagai dalil bahwa Allah ta’ala berfirman dengan suara yang dapat didengarkan oleh para malaikat-Nya.
Dari ‘Abdullah bin Unais, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda tentang keadaan manusia
di hari kiamat:
.....ثُمَّ يُنَادِيهِمْ بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا
يَسْمَعُهُ مَنْ قُرْبٍ، أَنَا الْمَلِكُ، أَنَا الدَّيَّانُ، وَلَا يَنْبَغِي
لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ أَنْ يَدْخُلَ النَّارَ، وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ وَلِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
عِنْدَهُ حَقٌّ حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ.....
“…..Kemudian mereka diseru dengan satu suara yang dapat didengar oleh orang yang jauh
sebagaimana orang yang dekat mendengarnya : ‘Akulah Raja, Akulah Penguasa.
Tidak boleh ada seorang pun dari penduduk neraka masuk ke neraka terlebih
dahulu, padahal dia memiliki hak dari penduduk surga, sehingga Aku tegakkan
qishaash darinya. Dan tidak boleh ada seorang pun penduduk surga memasuki surga
sedangkan bagi penduduk neraka mempunyai hak darinya, sehingga aku tegakkan
qishaash padanya….”
[Diriwayatkan oleh Ahmad 3/495; dihasankan oleh Al-Arna'uth dkk.].
Al-Bukhaariy rahimahullah mengomentari:
وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ يُنَادِي بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَرُبَ،
فَلَيْسَ هَذَا لِغَيْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ذِكْرُهُ، وَفِي هَذَا دَلِيلٌ
أَنَّ صَوْتَ اللَّهِ لا يشبه أَصْوَاتَ الْخَلْقِ، لأَنَّ صَوْتَ اللَّهِ جَلَّ
ذِكْرُهُ يُسْمَعُ مِنْ بُعْدٍ كَمَا يُسْمَعُ مِنْ قُرْبِ
“Dan sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menyeru dengan suara yang dapat didengar
oleh orang yang jauh sebagaimana orang yang dekat mendengarnya. Hal ini tidak
terjadi pada selain Allah‘azza wa jalla. Dalam hadits ini terdapat dalil
bahwa suara Allah tidak menyerupai suara-suara makhluk, karena suara Allah ‘azza wa jalla dapat didengar oleh orang yang jauh
sebagaimana orang yang dekat mendengarnya” [Khalqu Af’aalil-‘Ibaad,
1/182].
Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhu : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallampernah bersabda:
أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ
أُوتِيتَهُمَا لَمْ يُؤْتَهُمَا نَبِيٌّ قَبْلَكَ، فَاتِحَةُ الْكِتَابِ
وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفٍ مِنْهُمَا إِلَّا
أُعْطِيتَهُ
“Bergembiralah (wahai Muhammad) dengan
dua cahaya yang diberikan kepadamu, yang belum pernah diberikan kepada seorang
nabipun sebelummu, yaitu surat Al-Faatihah dan akhir dari sura Al-Baqarah.
Tidak ada seorangpun yang membacanya, kecuali setiap hurufnya akan diberikan padanya (cahayanya)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 806].
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مَسْعُودٍ، قَالَ: " تَعَلَّمُوا الْقُرْآَنَ وَاتْلُوهُ تُؤْجَرُوا بِكُلِّ
حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ، أَمَا إِنِّي لا أَقُولُ: الْم، وَلَكِنْ أَقُولُ أَلِفٌ
وَلامٌ وَمِيمٌ "
Dari ‘Abdullah bin Mas’uud, ia berkata :
“Pelajarilah Al-Qur’an dan bacalah. Engkau akan diberikan pahala untuk setiap huruf sepuluh kebaikan. Aku tidak berkata : ‘Alif Laam Miim (sepuluh
kebaikan)’, akan tetapi aku berkata : ‘Alif, Laam, dan Miim (masing-masing
sepuluh kebaikan)” [Diriwayatkan oleh Ad-Daarimiy no. 3213, Ath-Thabaraaniy
dalam Al-Kabiir, 9/139-140, dan yang lainnya; shahih].
أَخْبَرَنَا فِطْرٌ، عَنِ
الْحَكَمِ، عَنْ مِقْسَمٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " مَا يَمْنَعُ
أَحَدَكُمْ إِذَا رَجَعَ مِنْ سُوقِهِ، أَوْ مِنْ حَاجَتِهِ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ
يَقْرَأَ الْقُرْآنَ فَيَكُونَ لَهُ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Fithr,
dari Al-Hakam, dari Miqsam, dari Ibnu ‘Abbaas, ia berkata : “Apa yang
menghalangi salah seorang di antara kalian apabila kembali dari pasar atau
(kembali) dari hajatnya menuju keluarganya untuk membaca Al-Qur’an?. (Jika ia
melakukannya), maka baginya untuk setiap huruf(yang ia
baca) sepuluh kebaikan” [Diriwayatkan oleh Ibnul-Mubaarak dalam Az-Zuhd no. 807; sanadnya hasan].
عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ
حَمَّادٍ، عَنْ سَعِيدِ ابْنِ جُبَيْرٍ، أَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي
الْكَعْبَةِ فِي رَكْعَةٍ، وَقَرَأَ فِي الرَّكْعَةِ الأُخْرَى: قُلْ هُوَ اللَّهُ
أَحَدٌ "، وَقَالَ الثَّوْرِيُّ: لا بَأْسَ أَنْ تَقْرَأَهُ فِي لَيْلَةٍ،
إِذَا فَهِمْتَ حُرُوفَهُ
Dari Ats-Tsauriy, dari Hammaad, dari
Sa’iid bin Jubair : Bahwasannya ia membaca Al-Qur’an di Ka’bah dalam satu
raka’at dan membaca ‘Qul huwallaahu ahad’ di raka’at yang lain.
Ats-Tsauriy berkata : “Tidak mengapa engkau membacanya di waktu malam apabila
engkau memahami huruf-hurufnya” [Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq no.
5953; sanadnya shahih].
Kalaam dalam tinjauan bahasa ‘Arab, tidaklah terjadi melainkan dengan huruf dan
suara.[1] Para ulama telah ijmaa’ dalam hal ini [Risaalah As-Sijziy ilaa Ahli Zubaid, hal. 81].
Abul-Qaasim Al-Ashbahaaniy rahimahullah berkata :
وقد أجمع أهل العربية أن
ما عدا الحروف والأصوات ليس بكلام حقيقة
“Orang-orang ‘Arab telah bersepakat
bahwasannya segala sesuatu selain huruf dan suara bukanlah kalaam (perkataan) secara hakekat” [Al-Hujjah
fii Bayaanil-Mahajjah, 1/399].
Semoga dengan ketiga point di atas berikut
dalil-dalilnya dapat menjawab pertanyaan antum.
Wallaahu a’lam.[2]
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai,
29 Sya’ban 1435 H, 02:20].
[1] Ibnu ‘Utsaimiin rahimahullah berkata :
إثبات القول لله عزّ وجل وهذا كثير في
القرآن الكريم، وهو دليل على ما ذهب إليه أهل السنة من أن كلام الله يكون بصوت، إذ
لا يطلق القول إلا على المسموع.
“(Faedah ketiga) : Penetapan kalaam (perkataan) bagi Allah ‘azza wa jalla, dan hal ini banyak terdapat dalam
Al-Qur’an Al-Kariim. Ia adalah dalil atas pendapat
Ahlus-Sunnah yang menyatakan bahwa perkataan Allah (Kalaamullah) adalah
dengan suara, karena tidaklah dimutlakkan kalaam (perkataan)
kecuali dapat didengarkan” [Syarh Al-Arba’iin An-Nawawiyyah– chm, Free Program from Islamspirit].
[2] Silakan baca beberapa artikel terkait :
e. Penjelasan
Asy-Syaikh ‘Abdul-Qadiir Al-Jaelaniy rahimahullah tentang
Ciri-Ciri ‘Aqidah Jahmiyyah.
tambahan :
mengimani bahwa Alloh
bicara dengan suara dan huruf, dengan alasan karena katanya suara dan huruf itu
makhluk? Sekalian ustadz dalil yang jelas yang menyatakan bahwa Alloh berbicara
dengan suara. (Shalaca)
Alhamdulillah
rabbil 'alamin, washsholaatu wassalaamu 'laa rasuulillah wa 'alaa washahbihi
ajma'iin.
Dalil-dalil
dan atsar para salaf telah menunjukkan bahwa Allah ta'aalaa berbicara dengan
suara dan huruf.
Diantara
dalil yang menunjukkan bahwa Allah ta'aalaa berbicara dengan suara adalah
sabda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
يحشر الله العباد فيناديهم بصوت يسمعه من بعد كما يسمعه من قرب أنا الملك أنا الديان
Artinya:
"Allah akan mengumpulkan hamba-hamba pada hari kiamat, kemudian Allah
memanggil mereka dengan suara yang terdengar dari jarak jauh seperti suara yang
terdengar dari jarak dekat: Aku adalah Al-Malik (Maha Raja), Aku adalah
Ad-Dayyaan (Maha Membalas)…(HR. AL-Bukhary, dari Abdullah bin Unais
radhiyallahu 'anhu).
Berkata
Al-Bukhary rahimahullah:
وَأَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَادِي بِصَوْتٍ يَسْمَعُهُ مَنْ بَعُدَ كَمَا يَسْمَعُهُ مَنْ قَرُبَ ، فَلَيْسَ هَذَا لِغَيْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ذِكْرُهُ، وَفِي هَذَا دَلِيلٌ أَنَّ صَوْتَ اللهِ لا يُشْبِهُ أَصْوَاتَ الْخَلْقِ ، لأَنَّ صَوْتَ اللهِ جَلَّ ذِكْرُهُ يُسْمَعُ مِنْ بُعْدٍ كَمَا يُسْمَعُ مِنْ قُرْبِ
"Dan
sesungguhnya Allah azza wa jalla memanggil dengan suara , dimana orang yang
jauh mendengar suara ini seperti orang yang dekat, maka ini tidak mungkin
dimiliki oleh selain Allah 'azza wa jalla, dan ini dalil bahwa suara Allah
tidak sama dengan suara-suara makhluk , karena suara Allah didengar dari jarak
jauh seakan-akan didengar dari jarak dekat" (Khalqu Af'aalil 'Ibaad hal:
98).
Dan dari
Abu Sa'iid Al-Khudry radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
يقول الله عز و جل يوم القيامة: يا آدم، يقول: لبيك ربنا وسعديك، فينادى بصوت إن الله يأمرك أن تخرج من ذريتك بعثا إلى النار
"Allah
'azza wa jalla berkata di hari kiamat: Wahai Adam! Adam menjawab: Iya wahai
Rabb kami. Maka Allah memanggil dengan suara: Sesungguhnya Allah akan
memasukkan dari keturunanmu ba'tsan ke dalam neraka …" (HR.
Al-Bukhary)
Berkata
Abdullah bin Ahmad bin Hambal: "Aku bertanya kepada bapakku tentang sebuah
kaum yang mengatakan bahwa Allah berbicara dengan Musa tanpa suara". Maka
bapakku (Imam Ahmad bin Hambal) berkata:
بلى إن ربك عز وجل تكلم بصوت هذه الأحاديث نرويها كما جاءت
"Tidak
demikian, sesungguhnya Rabbmu 'azza wa jalla berbicara dengan suara ,
hadist-hadist ini kami riwayatkan sebagaimana datangnya" (Diriwayatkan
Abdullah dalam As-Sunnah no:533)
Adapun
dalil bahwa kalamullah terdiri dari huruf maka diantaranya:
Dari
Abdullah bin 'Abbas radhiyallahu 'anhuma beliau berkata:
بينما جبريل قاعد عند النبي صلى الله عليه و سلم سمع نقيضا من فوقه فرفع رأسه فقال هذا باب من السماء فتح اليوم لم يفتح قط إلا اليوم فنزل منه ملك فقال هذا ملك نزل إلى الأرض لم ينزل قط إلا اليوم فسلم وقال أبشر بنورين أوتيتهما لم يؤتهما نبي قبلك فاتحة الكتاب وخواتيم سورة البقرة لن تقرأ بحرف منهما إلا أعطيته
"Ketika
Jibril sedang duduk di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Jibril
mendengar suara pintu dari arah atas, kemudian mengangkat kepalanya, seraya
berkata: "Ini adalah pintu langit, telah dibuka hari ini, belum pernah
dibuka kecuali hari ini"
Maka
turunlah seorang malaikat dari pintu tersebut, kemudian Jibril berkata:
"Ini adalah seorang malaikat yang turun ke bumi, dia belum pernah turun
kecuali hari ini"
Maka
malaikat tersebut mengucap salam dan berkata: "Bergembiralah dengan dua
cahaya, yang diberikan kepadamu, belum pernah diberikan kepada seorang nabipun
sebelummu, Faatihatul Kitab (Al-Faatihah) dan ayat-ayat akhir surat Al-Baqarah,
tidaklah kamu membaca satu huruf di dalam keduanya kecuali kamu akan
diberi" (HR. Muslim).
'Abdullah
bin Mas'uud radhiyallahu 'anhu mengatakan:
تعلموا القرآن فإنه يكتب بكل حرف منه عشر حسنات ويكفر به عشر سيئات ، أما إني لا أقول : { الم } ولكن أقول : ألف عشر ولام عشر وميم عشر.
"Pelajarilah
Al-Quran, karena sesungguhnya akan ditulis dari setiap hurufnya sepuluh
kebaikan, dan diampuni dengannya sepuluh kejelekan, ketahuilah aku tidak
mengatakan bahwa Aliif Laam Miim (itu satu huruf), akan tetapi aku katakana:
Aliif sepuluh, Laam sepuluh, dan Miim sepuluh" (HR. Ibnu Abi Syaibah
10/461, hadist shahih mauquf atas Ibnu Mas'uud, dan memiliki hukum marfu'
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam).
Dan
penetapan ahlussunnah terhadap sifat-sifat Allah yang tercantum di dalam Al-Quran
dan As-Sunnah disertai keyakinan bahwa sifat-sifat tersebut tidak serupa dengan
sifat-sifat makhluk, sebagaimana firman Allah:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (11) [الشورى/11]
Artinya:
"Tidak ada yang serupa denganNya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha
melihat" (QS. Asy-Syuuraa:11)
Allah
Maha Melihat dan Mendengar, akan tetapi penglihatan dan pendengaran Allah tidak
sama dengan penglihatan dan pendengaran makhlukNya.
Wallahu
a'lam.
Abdullah
Roy
Adapun
yang menujukkan bahwa Allah berbicara dengan huruf adalah
haditsRasulullah , yaitu:
Barang
siapa yang membaca satu huruf saja dari Al-Quran, maka
dia akanmendapatkan satu kebaikan, dan kebaikan itu dilipatgandakan
menjadi sepuluh kalilipat. Aku tidak mengatakan Alif lamm miim
satu huruf, tetapi Aliif satu huruf, laamsatu huruf dan mim
satu huruf. ( HR Tirmidzi dengan sanad yang sohih). Di dalam hadist
di atas disebutkan : yang artinya adalah : dengan
suara, maka ini adalah nash yang jelas bahwa Allah berfirman
(berbicara) dengan suara, akan tetapi kalam (firman)
Allah tidak sama seperti berbicara makhluk-Nya. Dan kami meyakini bahwa Al-Quran adalah
kalamullah bukan makhluk.
Dan Allah menyeru
dengan suara yang didengar orang yang jauh sebagaimana didengar oleh
yang dekat , tentunya ini bukan untuk selain Allah . Beliau juga berkata : didalam hadist
diatas dalil bahwa suara Allah tidak sesuai
dengan suara makhluq-Nya karena suara Allah didengar
oleh orang yangjauh sebagaimana didengar oleh yang dekat dan malaikat
tersungkur pingsan ketika mendengar ucapan Allah .