Berikut nukilan dari
kitab-kitab syiah, menceritakan pujian para imam syiah terhadap para sahabat
Nabi.
Banyak riwayat menyebutkan bahwa Ali berkomentar tentang
korban tewas dari bala tentara Muawiyah: mereka semuanya muslim, bukan kafir,
juga bukan munafik. Begitu juga ada riwayat dari Ja’far, dari Ayahnya, dari
Ali, bahwa dia tidak pernah menisbatkan kekafiran dan kemunafikan pada seorang
pun dari musuhnya, tetapi Ali mengatakan: mereka adalah saudara kami yang
menentang kami. Qurbul Isnad hal 62, Wasa’il Syi’ah jilid 11 hal 62.
Dalam kitab Kasyful Ghummah, Al Arbali mencantumkan sebuah riwayat, bahwa Said
bin Murjanah mengatakan : suatu hari aku berada bersama Ali bin Husein, lalu
aku mengatakan: aku mendengar Abu Hurairah mengatakan : Rasulullah bersabda:
siapa yang memerdekakan budak yang beriman, maka Allah akan membebaskan seluruh
bagian tubuhnya dari neraka, karena perbuatan itu. Allah akan membebaskan
tangannya dari neraka karena tangan budak itu, membebaskan kakinya karena kaki
budak itu, dan kemaluan karena kemaluannya. Lalu Ali Alaihissalam mengatakan:
apakah engkau mendengar hadits ini dari Abu Hurairah? Ya, jawab Said. Ali
berkata pada budaknya, budaknya yang paling maha., Abdullah bin Ja’far telah
menawarnya dengan harga seribu dinar, tetapi Ali tidak menjualnya : engkau
telah merdeka karena Allah.
Sepertinya Ali Zainal Abidin, Imam syiah yang ke empat, belum pernah mendengar
riwayat ini. Ali langsung percaya pada riwayat ini, dan langsung
mengamalkannya. Ali percaya pada Abu Hurairah.
Kitab Rijal Ibnu Dawud, karya Ibnu Dawud Al Hilli, menyebutkan : Abu Hurairah,
sudah terkenal, salah satu sahabat Rasulullah saaw.
Ali bin Husein, yang dijuluki Zainal Abidin, seperti diriwayatkan oleh Ali bin
Abul Fath Al Arbali, dalam kitab Kasyful Ghummah fi Ma’rifatil Imamah :
beberapa orang dari irak datang menemui Ali bin Husein, lalu mereka mencela
Abubakar, Umar dan Utsman, setelah selesai berbicara, Ali Zainal Abidin bertanya
pada mereka: apakah kalian mau memberitahukan padaku, apakah kalian termasuk :
orang-orang miskin yang berhijrah, yang diusir dari negeri dan harta mereka,
demi mencari keutamaan dan keridhoan Allah, mereka menolong Allah dan RasulNya,
mereka adalah orang-orang yang benar. Mereka menjawab: tidak, Ali bertanya
lagi, jika demikian, apakah kalian termasuk : orang yang menyiapkan negeri dan
iman sebelum mereka, mencintai orang-orang yang berhijrah pada mereka, mereka
tidak memiilki hajat apa pun terhadap apa yang mereka berikan, mereka
mendahulukan kepentingan kaum muhajirin atas kepentingan mereka sendiri,
meskipun mereka sendiri memerlukan? Mereka menjawab: tidak, kemudian Ali Zainal
Abidin berkata: kalian mengaku kalian tidak termasuk kedua kelompok di atas,
aku bersaksi bahwa kalian bukanlah termasuk dalam golongan yang disebutkan oleh
Allah : dan orang-orang yang datang setelah mereka, mereka berdoa…. Pergilah
dari sini, semoga Allah menyiksa kalian. Kasyful Ghummah jilid 2 hal 291.
Abu Juhaifah, Muhammad bin Ali, Abdu Khair, Suwaid bin Ghaflah dan Abu Hakimah,
serta lainnya, ada yang mengatakan jumlahnya sampai 14 orang, bahwa Ali berkata
dalam sebuah khotbahnya: Orang terbaik pada umat ini setelah Nabi adalah
Abubakar dan Umar, riwayat lain menyebutkan bahwa Ali berkata : jika aku ingin
mengatakan siapa yang ketiga, aku akan lakukan. Sebagian riwayat menyebutkan
bahwa khotbah itu diucapkan oleh Ali setelah mendapat laporan tentang orang
mencaci maki Abubakar dan Umar, Ali memanggilnya dan menghukumnya setelah
mendengar keterangan saksi.
Ja’far bin Muhammad meriwayatkan dari ayahnya, bahwa seseorang dari Quraisy
datang menghadap Amirul Mukminin, lalu berkata: aku mendengar engkau berkata
dalam khotbah: “Ya Allah, perbaikilah kami, dengan apa yang engkau perbaiki
dengannya para khulafa’ rasyidin”, siapakah mereka? Ali menjawab: mereka adalah
kedua kekasihku, kedua pamanku, Abubakar dan Umar, dua imam yang membawa
petunjuk, dua syaikhul Islam, dua ksatria Quraisy, dua orang yang menjadi
panutan setelah Rasulullah saaw, siapa yang mengikuti jejak mereka, pasti
terjaga (dari kesesatan). As Syafi fil Imamah, Syarif Murtadha, jilid 3, hal
93-94
Dalam Kitab Al Gharat, karya Ibrahim Ats Tsaqafi, Ali ditanya oleh para
sahabatnya: wahai Amirul Mukminin, ceritakanlah pada kami tentang sahabatmu,
Ali balik bertanya: sahabatku yang mana? Jawab mereka: sahabat Muhammad SAAW,
Ali pun menjawab: seluruh sahabat Muhammad adalah sahabatku. Jilid 1 hal 177
Ibnu Babawaih Al Qummi dalam kitab Al Khishal, dari Hisyam bin Salim dari Abu
Abdillah Alaihissalam berkata: Sahabat Nabi berjumlah dua belas ribu, delapan
ribu dari Madinah, dua ribu dari Mekkah, dan dua ribu lagi dari golongan
thulaqa, tidak ada dari mereka yang berpaham qadariyah, murji’ah juga khawarij,
mu’tazilah dan kaum yang mengedepankan logika daripada dalil, mereka menangis
siang malam, sambil berdoa: cabutlah nyawa kami sebelum kami makan roti dari
ragi.
Imam Hasan Al Askari dalam tafsirnya mengatakan: seorang yang membenci keluarga
Muhammad dan para sahabatnya yang baik, membenci salah satu di antara mereka,
Allah pasti mengazabnya dengan azab yang jika dibagi pada seluruh makhluk Allah
pasti akan menghancurkan mereka. Tafsir surat Al Baqarah ayat 88
Seorang wanita bertanya pada Imam Ja’far As Shadiq tentang Abubakar dan Umar,
apakah aku harus mencintai mereka? Jawab Imam Ja’far: cintailah mereka berdua,
wanita itu bertanya: apakah aku jawab di depan Allah bahwa engkau menyuruhku
mencintai mereka berdua? Imam Ja’far menjawab: ya. Al Kafi jilid 8 hal 101.
Dalam khotbahnya, Ali mengatakan : Kemana kaum yang dipanggil menuju Islam lalu
mereka menyambut panggilan itu, mereka membaca Al Qur’an dan membaguskan
bacaannya, berangkat menuju perang, mereka rindu pada perang sebagaimana onta
betina rindu pada anaknya, mereka mengeluarkan pedang dari sarungnya, mereka
menyebar ke seluruh penjuru bumi dengan barisan yang kokoh, sebagian mati,
sebagian lagi selamat, mereka tidak bergembira ketika istri mereka melahirkan,
mereka tidak bersedih ketika ada teman mereka yang mati, mata mereka sayu
karena tangisan, perut mereka kempis karena puasa, bibir mereka layu karena
banyak berdoa, wajah mereka pucat karena kurang tidur, pada wajah mereka nampak
tanda khusyu’, mereka adalah saudara-saudaraku yang telah pergi, sudah pantas
bagi kami untuk merindukan mereka dan menggigit jari karena berpisah dengan
mereka. Nahjul Balaghah
Dalam khotbah yang lain, Ali mengatakan : Saya telah menyaksikan sahabat
Muhammad SAW, saya lihat tidak ada di antara kalian yang menyamai mereka, pada
pagi hari kepala dan tubuh mereka penuh debu, mereka melewatkan malam dengan
sujud dan berdiri shalat, bergantian meletakkan kening dan pipi mereka di
tanah, mereka seolah-oleh berdiri di atas bara api karena mengingat akherat,
seolah-olah dahi mereka seperti lutut kambing karena sujud mereka yang begitu
panjang, jika mereka ingat pada Allah, air mata meleleh dari mata mereka sampai
membasahi dada, tubuh mereka layu seperti pohon yang melengkung diterpa angin
karena takut pada adzab Allah dan mengharap pahalaNya.
Al Ayyasyi, yang nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad bin Mas’ud, mengutip
riwayat dalam tafsirnya, dalam pembahasan surat Al Baqarah ayat 222: dari
Muhammad Al Baqir, imam syiah kelima,: dari Salam, dia berkata: saya sedang
bersama Abu Ja’far Alaihissalam, lalu Hamran bin A’yun masuk menemuinya, dan
bertanya padanya tentang beberapa masalah, …. Lalu Muhammad Al Baqir berkata:
para sahabat Nabi, mereka berkata pada Nabi: wahai Rasulullah, apakah engkau
takut kami akan menjadi munafik? Rasulullah balik bertanya : mengapa kalian
takut akan hal itu? jawab mereka: ketika kami berada bersamamu, dan mendengar
peringatanmu, hati kami takut dan ngeri, kami pun melupakan dunia dan enggan
mencarinya, seakan-akan saat itu kami melihat akherat, sorga dan neraka, padahal
kami berada bersamamu, setelah kami keluar dari majlismu, kami masuk ke rumah
dan mencium anak-anak kami, kami melihat keluarga dan harta kami, hampir saja
kami berubah total dari kondisi saat kami berada bersamamu, seakan-akan kami
tidak pernah merasakan seperti saat kami berada bersamamu, apakah engkau takut
bahwa kami akan menjadi munafik?
Rasulullah menjawab: tidak, sekali-kali tidak, ini adalah jeratan setan agar
kalian mencintai dunia, demi Allah, jika kalian bisa tetap berada dalam kondisi
seperti kalian sedang bersamaku, para malaikat akan menyalami kalian, dan
kalian akan bisa berjalan di atas air, jika bukan karena kalian melakukan dosa,
lalu kalian memohon ampunan, Allah pasti akan menciptakan makhluk agar mereka
melakukan dosa, lalu mereka memohon ampun dan Allah mengampuni mereka, seorang
mukmin selalu diuji, dan selalu bertobat, apakah engkau belum mendengar firman
Allah (Allah mencintai hamba yang selalu bertobat) dan (mohonlah ampunan pada
RabbMu, dan bertobatlah padaNya)
Imam Hasan Al Askari, imam ke 11 syiah, menerangkan dalam tafsirnya, tentang
pertanyaan Nabi Musa pada Allah, salah satunya adalah: apakah ada para sahabat
Nabi yang lebih mulia di sisiMu daripada sahabatku? Allah menjawab: wahai Musa,
apakah engkau tidak tahu bahwa keutamaan sahabat Muhammad dibanding sahabat
seluruh Nabi, seperti keutamaan keluarga Muhammad dibanding selurh keluarga
Nabi, seperti keutamaan Muhammad di atas seluruh para Nabi. Edisi Madrasah Imam
Al Hadi, Qumm.