Saturday, June 20, 2015

Siapa Yang Ribut Saat Nabi Sakit dan Apa Isi Wasiat Nabi Saat Nabi Sakit ?

Nabi tidak jadi berwasiat karena perselisihan dan keributan mereka, kata Ibnu Abbas dengan penuh penyesalan. Siapa mereka yang berani membuat keributan di depan Nabi yang sedang sakit?
Setelah melihat riwayat Ibnu Abbas pada makalah sebelumnya, yang menyatakan sebab mengapa Nabi tidak jadi menuliskan wasiat pada saat itu, penjelasan ini tidak lengkap rasanya jika tidak membahas siapa mereka yang menghalangi Nabi menuliskan wasiat.
Jawabannya ada dalam riwayat-riwayat berikut:
قال النبي صلى الله عليه وسلم هلم أكتب لكم كتابا لا تضلوا بعده فقال عمر إن النبي صلى الله عليه وسلم قد غلب عليه الوجع وعندكم القرآن حسبنا كتاب الله فاختلف أهل البيت فاختصموا منهم من يقول قربوا يكتب لكم النبي صلى الله عليه وسلم كتابا لن تضلوا بعده ومنهم من يقول ما قال عمر فلما أكثروا اللغو والاختلاف عند النبي صلى الله عليه وسلم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قوموا قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). البخاري حديث رقم : 5345 كتاب المرضى / باب قول المريض قوموا عني
Nabi bersabda: mari aku tuliskan bagi kalian tulisan yang kalian tidak akan sesat jika mengamalkannya, Umar berkata: Nabi sedang sakit keras dan Al Qur’an ada di tengah kalian, cukup bagi kami kitab Allah, lalu Ahlul Bait berselisih dan bertengkar, sebagian dari mereka mengatakan: dekatkan pena pada Nabi agar Nabi menulis wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, sebagian lagi mengatakan seperti ucapan Umar. ketika mereka ribut dan berselisih di depan Nabi, Nabi bersabda: pergi kalian dari sini. Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan benar-benar musibah, yaitu perselisihan dan keributan mereka hingga menghalangi Nabi dari menulis wasiat. Shahih Bukhari, Kitabul Mardha, Bab Qaulil Maridh Qumu Anni
قال هلم أكتب لكم كتابا لن تضلوا بعده قال عمر إن النبي صلى الله عليه وسلم غلبه الوجع وعندكم القرآن فحسبنا كتاب الله واختلف أهل البيتاختصموا فمنهم من يقول قربوا يكتب لكم رسول الله صلى الله عليه وسلم كتابا لن تضلوا بعده ومنهم من يقول ما قال عمر فلما أكثروا اللغط والاختلاف عند النبي صلى الله عليه وسلم قال قوموا عني . قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ) . البخاري حديث رقم : 6932 كتاب الاعتصام بالكتاب والسنة / باب كراهية الاختلاف
Nabi bersabda: mari aku tuliskan bagi kalian tulisan yang kalian tidak akan sesat jika mengamalkannya, Umar berkata: Nabi sedang sakit keras dan Al Qur’an ada di tengah kalian, cukup bagi kami kitab Allah, lalu Ahlul Bait berselisih dan bertengkar, sebagian dari mereka mengatakan: dekatkan pena pada Nabi agar Nabi menulis wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, sebagian lagi mengatakan seperti ucapan Umar. ketika mereka ribut dan berselisih di depan Nabi, Nabi bersabda: pergi kalian dari sini. Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan benar-benar musibah, yaitu perselisihan dan keributan mereka hingga menghalangi Nabi dari menulis wasiat. Shahih Bukhari Kitab I’tisham bil Kitab Was Sunnah, Bab Karahiyatil Ikhtilaf
فقال النبي صلى الله عليه وسلم هلم أكتب لكم كتابا لا تضلون بعده فقال عمر إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد غلب عليه الوجع وعندكم القرآن حسبنا كتاب الله فاختلف أهل البيت فاختصموا فمنهم من يقول قربوا يكتب لكم رسول الله صلى الله عليه وسلم كتابا لن تضلوا بعده ومنهم من يقول ما قال عمر فلما أكثروا اللغو والاختلاف عند رسول الله صلى الله عليه وسلم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قوموا قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). رواه مسلم حديث رقم ( 1637) كتاب الوصية / باب ترك الوصية لمن ليس له شيء يوصى فيه .
Nabi bersabda: mari aku tuliskan bagi kalian tulisan yang kalian tidak akan sesat jika mengamalkannya, Umar berkata: Nabi sedang sakit keras dan Al Qur’an ada di tengah kalian, cukup bagi kami kitab Allah, lalu Ahlul Bait berselisih dan bertengkar, sebagian dari mereka mengatakan: dekatkan pena pada Nabi agar Nabi menulis wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, sebagian lagi mengatakan seperti ucapan Umar. ketika mereka ribut dan berselisih di depan Nabi, Nabi bersabda: pergi kalian dari sini. Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan benar-benar musibah, yaitu perselisihan dan keributan mereka hingga menghalangi Nabi dari menulis wasiat. Shahih Muslim, kitab Al Washiyah, Bab Tarkul Washiyyati liman laisa lahu syai’ yushi fiihi.
Akhirnya kita tahu siapa sebenarnya yang menghalangi Nabi menuliskan wasiat. Seperti selalu diklaim oleh kawan-kawan syiah, ahlulbait adalah maksum, artinya terpelihara dari dosa. Tetapi ahlulbait yang maksum di sini malah ribut sendiri, Nabi pun marah dan terhalang dari menuliskan wasiat. 
Sesampai di sini, muncul satu pertanyaan di benak kita, ke mana Ali saat Nabi saat peristiwa “tragedi hari kamis” (kata Abdul Husein Syarafudin Musawi dalam dialog sunnah syiah-nya) atau peristiwa “kamis kelabu” (kata kawan kita yang satu itu)?
Mengapa Ali tidak langsung mengambilkan pena dan kertas? Ada apa di balik semua ini? 
Syiah menuduh sahabat Nabi berkomplot untuk menggagalkan wasiat Nabi ini, apakah Ali ikut terlibat?


APA ISI WASIAT NABI SAAT NABI SAKIT ?

Nabi ingin berwasiat tetapi tidak jadi, mengapa Nabi tidak jadi berwasiat? Apa yang ingin disampaikan Nabi dalam wasiatnya? Episode yang tak pernah diungkap oleh syiah. Banyak peristiwa yang terjadi saat Nabi sakit. Ada peristiwa yang diekspose, dan ada pula yang sengaja ditutupi. Agar mendapat gambaran yang utuh, pembaca harus menelaah seluruh riwayat yang ada.

Salah satunya adalah peristiwa wasiat hari kamis. Di mana pada hari itu Nabi ingin berwasiat, dan meminta untuk diambilkan pena dan kertas, tapi ahlulbait yang saat itu berada di sekitar Nabi, tidak beranjak mentaati perintahNya. Akhirnya Nabi pun tidak jadi wasiat. Nabi tidak jadi berwasiat bukan karena takut pada Umar, atau pada siapa pun juga.
Meski tidak ada bukti apa pun, dan Nabi tidak jadi berwasiat, ada juga yang mengklaim bahwa Nabi hendak menuliskan wasiat pengangkatan Ali bin Abi Thalib. Sekali lagi, klaim ini tidak memiliki bukti. Di sini kita bertanya-tanya lagi, mengapa teman-teman syiah kali ini kehilangan sikap kritisnya.

Peristiwa hari kamis terjadi menjelang wafatnya Nabi. Jauh hari sebelumnya, saat Nabi tinggal di mekkah, Nabi tetap berdakwah menjelaskan kesesatan kaum Quraisy. Seperti syiah yang marah ketika hakekat kesesatannya diungkap, kaum Quraisy pun murka pada Nabi, berusaha sekuat tenaga agar bisa membungkam mulut Nabi yang membuat repot mereka. Mereka ingin membungkam mulut Nabi yang melaksanakan perintah Allah, agar tidak menjelaskan kesesatan kaum Quraisy lagi. Tetapi upaya itu gagal total. Nabi tetap melaksanakan perintah Allah untuk menyampaikan Islam, meski dihadapi oleh gangguan dan serangan dari kaum Quraisy, dari mulai psywar dengan isu-isu sampai dengan serangan fisik. Sebagian peristiwa itu direkam oleh baris-baris buku sejarah kehidupan Nabi. 

Apakah Nabi yang tetap teguh menjelaskan kesesatan Quraisy meski menghadapi gangguan, tidak jadi menyampaikan wasiatnya hanya karena Umar bin Khattab? Dalam gambaran teman-teman syiah, Umar bin Khattab sengaja menghalangi Nabi agar tidak jadi berwasiat. Padahal, yang dikatakan Umar hanyalah : Nabi telah sakit parah, cukup bagi kami Kitab Allah.

Ini yang sering kita dengar dan kita baca. Namun ada riwayat yang tidak pernah tereskpos, tentang peristiwa yang terjadi pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi, saat Nabi sakit menjelang wafatnya. Riwayat ini tercantum dalam kitab shahih Muslim. Kitab yang juga memuat riwayat peristiwa hari kamis. Tetapi hadits ini selalu dilupakan. Hadits ini membuat kita memiliki pemahaman yang utuh. Tanpa data yang lengkap, hasil kesimpulan kita akan keliru. Data yang lengkap adalah syarat mutlak agar kesimpulan kita pas.

عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى مَرَضِهِ « ادْعِى لِى أَبَا بَكْرٍ وَأَخَاكِ حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا فَإِنِّى أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى مُتَمَنٍّ وَيَقُولَ قَائِلٌ أَنَا أَوْلَى. وَيَأْبَى اللَّهُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلاَّ أَبَا بَكْرٍ ».

Dari Az Zuhri, dari Urwah dari Aisyah mengatakan : Rasulullah berkata padaku saat sakitnya : panggillah Abubakar dan saudaramu agar aku menulis tulisan wasiat, karena aku takut ada yang berangan-angan, dan ada yang mengatakan : aku lebih layak, Allah dan orang beriman enggan kecuali pada Abubakar.

Ternyata bukan di hari kamis saja Nabi ingin berwasiat. Ada lagi saat-saat Nabi ingin berwasiat. Tapi kali ini isi wasiat jelas. Nabi takut jika ada yang merasa lebih dari Abubakar. Nabi takut ada orang yang merasa lebih berhak dari Abubakar. Tetapi Nabi tidak jadi berwasiat, karena berita dari langit telah turun, menyebutkan bahwa kelak Abubakar yang akan menjadi khalifah. Allah dan orang beriman enggan kecuali Abubakar yang menjadi khalifah. 

Ini bukti kuat yang melemahkan seluruh pendapat syiah. Ketika Allah dan orang beriman enggan kecuali Abubakar yang menjadi khalifah, seluruh orang syiah menghendaki Ali yang menjadi khalifah. Dan yang terjadi adalah kehendak Allah, bukan kehendak syiah. Namun syiah sampai hari ini masih belum bisa menerima ketentuan Allah. Kalimat yang disampaikan oleh Nabi adalah kalimat berita, yang memberitahu kita tentang apa yang terjadi di hari depan. Namun kalimat berita ini mengandung perintah, yaitu perintah untuk mengikuti apa yang diridhai Allah, dan perintah untuk selalu bersama orang beriman, dan tidak menyimpang dari jalan mereka. Allah mengancam orang yang menyimpang dari jalan kaum beriman:

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. QS. an-Nisa' (4) : 115 

Syiah bukan lagi menyimpang dari jalan kaum mukminin yang meridhai Abubakar, tetapi mengkafirkan sahabat Nabi karena tidak membaiat Ali menjadi khalifah. Ketika orang mukmin dianggap kafir, maka sesungguhnya yang menganggap kafir itulah yang kafir. 

Meski tercantum dalam shahih Muslim, riwayat ini tidak pernah terungkap pada pembahasan saat-saat akhir kehidupan Nabi, apalagi pada pembahasan kamis kelabu. Karena jelas riwayat ini mementahkan seluruh argumen syiah tentang wasiat Nabi. Syiah tidak suka dengan keputusan Allah, yang disampaikan oleh Rasul dan diikuti oleh orang-orang beriman saat itu. Selain itu, hadits ini juga menunjukkan dengan jelas bahwa para sahabat adalah kaum beriman.
APAKAH NABI JADI MENULIS WASIAT HARI KAMIS?

Kelanjutan kisah wasiat hari kamis, kisah yang selalu disalahgunakan untuk menghujat para sahabat. Apakah Nabi jadi menuliskan wasiatnya? Apa kata Ibnu Abbas yang meriwayatkan hadits itu?
Seseorang marah pada hakekat.com , dibilangnya hakekat.com telah berdusta, karena mengatakan bahwa Nabi tidak jadi menuliskan wasiatnya. 
Dengan segala kerendahan hati, hakekat.com mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh komentator.  Hakekat.com bukanlah maksum. MrShiaa adalah seorang biasa, bukanlah seorang superstar, apalagi imam yang bisa dibilang sebagai maksum. Bagi teman-teman syiah, yang maksum adalah para imam. MrShiaa bukanlah imam, maka otomatis bukan maksum. 

MrShiaa adalah makhluk yang lemah dan hina di hadirat Allah, mengakui segala kesalahan dan dosa yang selalu melumuri dirinya. Jika tidak karena ampunan dan rahmat Allah, pasti MrShiaa akan jadi merugi.
Pada riwayat yang ada, kita menemukan bahwa pernyataan  Nabi tidak jadi menulis wasiat berasal dari Ibnu Abbas:
قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). البخاري حديث رقم : 5345 كتاب المرضى / باب قول المريض قوموا عني. قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ) . البخاري حديث رقم : 6932 كتاب الاعتصام بالكتاب والسنة / باب كراهية الاختلاف
قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). رواه مسلم حديث رقم ( 1637) كتاب الوصية / باب ترك الوصية لمن ليس له شيء يوصى فيه .
Redaksi Ketiga riwayat di atas sama, terjemahannya:
Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan, benar-benar sebuah musibah, yaitu yang mengalangi Rasulullah dari menulis , karena pertentangan dan keributan mereka.
Dengan ini jelaslah bahwa Ibnu Abbas lah yang menyatakan bahwa Nabi urung menuliskan wasiatnya. Sebenarnya, yang dituduh berbohong bukanlah MrShiaa, tetapi sebenarnya yang dituduh berbohong adalah Ibnu Abbas.
Padahal Ibnu Abbas tak asing lagi bagi kita semua, beliau adalah salah satu keluarga Nabi yang diberi banyak sekali kemuliaan, Ibnu Abbas lah yang mendapatkan berkah do’a dari Nabi, didoakan agar memahami agama dan tafsir ayat Al Qur’an. Tapi bisa jadi si komentator, para guru dan teman-temannya, memiliki pandangan berbeda terhadap Ibnu Abbas. 
Selanjutnya Orang itu menyatakan bahwa Nabi berwasiat tiga hal, tidak seperti kata hakekat.com yang dituduhnya “berbohong”. Barangkali kawan kita ini kurang teliti melihat riwayat, karena memang tidak melihat langsung ke shahih Bukhari dan Muslim. Dia hanya terpaku oleh sumber-sumber sekunder yang dianggapnya benar, padahal buku-buku itu kadang terang-terangan menipu pembaca.  Insya Allah kami akan memaparkan sedikit dari salah satu sumber sekunder yang terang-terangan menipu, pada tulisan-tulisan berikutnya, Insya Allah. 
Jika kita merujuk kembali ke Shahih Bukhari, ternyata wasiat itu tidak diucapkan di hari kamis, tetapi sejenak sebelum Rasulullah kembali ke akherat.. وأوصى عند موته بثلاث ( أخرجوا المشركين من جزيرة العرب وأجيزوا الوفد بنحو ما كنت أجيزهم ) . ونسيت الثالثة
Inilah yang barangkali tidak terbaca oleh kawan kita tadi. Meski cuma dua kata, tetapi tidak boleh terlewatkan karena mengandung fakta penting dan menentukan.
Dalam nukilan di atas, Ibnu Abbas juga menjelaskan mengapa Nabi tidak jadi menuliskan wasiatnya. Kita lihat lagi kutipan riwayat di atas. Yang menghalangi Nabi dari menulis tulisan (wasiat) itu, yaitu perselisihan dan keributan mereka. Demikian pernyataan Ibnu Abbas dalam tiga riwayat di atas.
Keributan dan perselisihan mereka, itulah yang menghalangi Nabi menuliskan wasiatnya, ini menurut Ibnu Abbas yang barangkali ada di tempat kejadian. Benar-benar musibah, kata Ibnu Abbas. Nabi ingin menuliskan wasiat tapi mereka malah ribut. Ribut di depan Nabi yang sedang sakit parah.Ini semua gara-gara mereka.
Siapakah “mereka” yang menghalangi Nabi menuliskan wasiat?