Nabi tidak jadi berwasiat
karena perselisihan dan keributan mereka, kata Ibnu Abbas dengan penuh
penyesalan. Siapa mereka yang berani membuat keributan di depan Nabi yang
sedang sakit?
Jawabannya ada dalam riwayat-riwayat berikut:
قال النبي صلى الله عليه وسلم هلم أكتب لكم كتابا لا تضلوا بعده فقال عمر إن النبي صلى الله عليه وسلم قد غلب عليه الوجع وعندكم القرآن حسبنا كتاب الله فاختلف أهل البيت فاختصموا منهم من يقول قربوا يكتب لكم النبي صلى الله عليه وسلم كتابا لن تضلوا بعده ومنهم من يقول ما قال عمر فلما أكثروا اللغو والاختلاف عند النبي صلى الله عليه وسلم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قوموا قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). البخاري حديث رقم : 5345 كتاب المرضى / باب قول المريض قوموا عني
Nabi bersabda: mari aku tuliskan bagi kalian tulisan yang kalian tidak akan
sesat jika mengamalkannya, Umar berkata: Nabi sedang sakit keras dan Al Qur’an ada di tengah kalian, cukup bagi kami
kitab Allah, lalu Ahlul Bait berselisih dan bertengkar, sebagian dari mereka
mengatakan: dekatkan pena pada Nabi agar Nabi menulis wasiat yang kalian tidak
akan sesat selamanya, sebagian lagi mengatakan seperti ucapan Umar. ketika
mereka ribut dan berselisih di depan Nabi, Nabi bersabda: pergi kalian dari
sini. Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan benar-benar musibah, yaitu
perselisihan dan keributan mereka hingga menghalangi Nabi dari menulis wasiat.
Shahih Bukhari, Kitabul Mardha, Bab Qaulil Maridh Qumu Anni
قال هلم أكتب لكم كتابا لن تضلوا بعده قال عمر إن النبي صلى الله عليه وسلم غلبه الوجع وعندكم القرآن فحسبنا كتاب الله واختلف أهل البيتاختصموا فمنهم من يقول قربوا يكتب لكم رسول الله صلى الله عليه وسلم كتابا لن تضلوا بعده ومنهم من يقول ما قال عمر فلما أكثروا اللغط والاختلاف عند النبي صلى الله عليه وسلم قال قوموا عني . قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ) . البخاري حديث رقم : 6932 كتاب الاعتصام بالكتاب والسنة / باب كراهية الاختلاف
Nabi bersabda: mari aku tuliskan bagi kalian tulisan yang kalian tidak akan
sesat jika mengamalkannya, Umar berkata: Nabi sedang sakit keras dan Al Qur’an
ada di tengah kalian, cukup bagi
kami kitab Allah, lalu Ahlul Bait berselisih dan bertengkar, sebagian dari
mereka mengatakan: dekatkan pena pada Nabi agar Nabi menulis wasiat yang kalian
tidak akan sesat selamanya, sebagian lagi mengatakan seperti ucapan Umar.
ketika mereka ribut dan berselisih di depan Nabi, Nabi bersabda: pergi kalian
dari sini. Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan benar-benar musibah, yaitu
perselisihan dan keributan mereka hingga menghalangi Nabi dari menulis wasiat.
Shahih Bukhari Kitab I’tisham bil Kitab Was Sunnah, Bab Karahiyatil Ikhtilaf
فقال النبي صلى الله عليه وسلم هلم أكتب لكم كتابا لا تضلون بعده فقال عمر إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد غلب عليه الوجع وعندكم القرآن حسبنا كتاب الله فاختلف أهل البيت فاختصموا فمنهم من يقول قربوا يكتب لكم رسول الله صلى الله عليه وسلم كتابا لن تضلوا بعده ومنهم من يقول ما قال عمر فلما أكثروا اللغو والاختلاف عند رسول الله صلى الله عليه وسلم قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قوموا قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). رواه مسلم حديث رقم ( 1637) كتاب الوصية / باب ترك الوصية لمن ليس له شيء يوصى فيه .
Nabi bersabda: mari aku tuliskan bagi kalian tulisan yang kalian tidak akan
sesat jika mengamalkannya, Umar berkata: Nabi sedang sakit keras dan Al Qur’an ada di tengah
kalian, cukup bagi kami kitab Allah, lalu Ahlul Bait berselisih dan bertengkar,
sebagian dari mereka mengatakan: dekatkan pena pada Nabi agar Nabi menulis
wasiat yang kalian tidak akan sesat selamanya, sebagian lagi mengatakan seperti
ucapan Umar. ketika mereka ribut dan berselisih di depan Nabi, Nabi bersabda:
pergi kalian dari sini. Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan benar-benar
musibah, yaitu perselisihan dan keributan mereka hingga menghalangi Nabi dari
menulis wasiat. Shahih Muslim, kitab Al Washiyah, Bab Tarkul Washiyyati liman
laisa lahu syai’ yushi fiihi.
Akhirnya kita tahu siapa sebenarnya yang menghalangi Nabi menuliskan wasiat.
Seperti selalu diklaim oleh kawan-kawan syiah, ahlulbait adalah maksum, artinya
terpelihara dari dosa. Tetapi ahlulbait yang maksum di sini malah ribut
sendiri, Nabi pun marah dan terhalang dari menuliskan wasiat.
Sesampai di sini, muncul satu pertanyaan di benak kita, ke mana Ali saat Nabi
saat peristiwa “tragedi hari kamis” (kata Abdul Husein Syarafudin Musawi dalam
dialog sunnah syiah-nya) atau peristiwa “kamis kelabu” (kata kawan kita yang
satu itu)?
Mengapa Ali tidak langsung mengambilkan pena dan kertas? Ada apa di balik semua
ini?
Syiah menuduh sahabat Nabi berkomplot untuk menggagalkan wasiat Nabi ini, apakah Ali ikut terlibat?
Syiah menuduh sahabat Nabi berkomplot untuk menggagalkan wasiat Nabi ini, apakah Ali ikut terlibat?
APA ISI WASIAT
NABI SAAT NABI SAKIT ?
Nabi
ingin berwasiat tetapi tidak jadi, mengapa Nabi tidak jadi berwasiat? Apa yang
ingin disampaikan Nabi dalam wasiatnya? Episode yang tak pernah diungkap oleh
syiah. Banyak peristiwa yang terjadi saat Nabi sakit. Ada peristiwa yang
diekspose, dan ada pula yang sengaja ditutupi. Agar mendapat gambaran yang utuh,
pembaca harus menelaah seluruh riwayat yang ada.
Salah
satunya adalah peristiwa wasiat hari kamis. Di mana pada hari itu Nabi ingin
berwasiat, dan meminta untuk diambilkan pena dan kertas, tapi ahlulbait yang
saat itu berada di sekitar Nabi, tidak beranjak mentaati perintahNya. Akhirnya
Nabi pun tidak jadi wasiat. Nabi tidak jadi berwasiat bukan karena takut pada
Umar, atau pada siapa pun juga.
Meski
tidak ada bukti apa pun, dan Nabi tidak jadi berwasiat, ada juga yang mengklaim
bahwa Nabi hendak menuliskan wasiat pengangkatan Ali bin Abi Thalib. Sekali
lagi, klaim ini tidak memiliki bukti. Di sini kita bertanya-tanya lagi, mengapa
teman-teman syiah kali ini kehilangan sikap kritisnya.
Peristiwa
hari kamis terjadi menjelang wafatnya Nabi. Jauh hari sebelumnya, saat Nabi
tinggal di mekkah, Nabi tetap berdakwah menjelaskan kesesatan kaum Quraisy.
Seperti syiah yang marah ketika hakekat kesesatannya diungkap, kaum Quraisy pun
murka pada Nabi, berusaha sekuat tenaga agar bisa membungkam mulut Nabi yang
membuat repot mereka. Mereka ingin membungkam mulut Nabi yang melaksanakan
perintah Allah, agar tidak menjelaskan kesesatan kaum Quraisy lagi. Tetapi upaya
itu gagal total. Nabi tetap melaksanakan perintah Allah untuk menyampaikan
Islam, meski dihadapi oleh gangguan dan serangan dari kaum Quraisy, dari mulai
psywar dengan isu-isu sampai dengan serangan fisik. Sebagian peristiwa itu
direkam oleh baris-baris buku sejarah kehidupan Nabi.
Apakah
Nabi yang tetap teguh menjelaskan kesesatan Quraisy meski menghadapi gangguan,
tidak jadi menyampaikan wasiatnya hanya karena Umar bin Khattab? Dalam gambaran
teman-teman syiah, Umar bin Khattab sengaja menghalangi Nabi agar tidak jadi
berwasiat. Padahal, yang dikatakan Umar hanyalah : Nabi telah sakit parah,
cukup bagi kami Kitab Allah.
Ini yang
sering kita dengar dan kita baca. Namun ada riwayat yang tidak pernah
tereskpos, tentang peristiwa yang terjadi pada hari-hari terakhir kehidupan
Nabi, saat Nabi sakit menjelang wafatnya. Riwayat ini tercantum dalam kitab
shahih Muslim. Kitab yang juga memuat riwayat peristiwa hari kamis. Tetapi
hadits ini selalu dilupakan. Hadits ini membuat kita memiliki pemahaman yang utuh.
Tanpa data yang lengkap, hasil kesimpulan kita akan keliru. Data yang lengkap
adalah syarat mutlak agar kesimpulan kita pas.
عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى مَرَضِهِ « ادْعِى لِى أَبَا بَكْرٍ وَأَخَاكِ حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا فَإِنِّى أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى مُتَمَنٍّ وَيَقُولَ قَائِلٌ أَنَا أَوْلَى. وَيَأْبَى اللَّهُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلاَّ أَبَا بَكْرٍ ».
Dari Az
Zuhri, dari Urwah dari Aisyah mengatakan : Rasulullah berkata padaku saat
sakitnya : panggillah Abubakar dan saudaramu agar aku menulis tulisan wasiat,
karena aku takut ada yang berangan-angan, dan ada yang mengatakan : aku lebih
layak, Allah dan orang beriman enggan kecuali pada Abubakar.
Ternyata
bukan di hari kamis saja Nabi ingin berwasiat. Ada lagi saat-saat Nabi ingin
berwasiat. Tapi kali ini isi wasiat jelas. Nabi takut jika ada yang merasa
lebih dari Abubakar. Nabi takut ada orang yang merasa lebih berhak dari
Abubakar. Tetapi Nabi tidak jadi berwasiat, karena berita dari langit telah
turun, menyebutkan bahwa kelak Abubakar yang akan menjadi khalifah. Allah dan
orang beriman enggan kecuali Abubakar yang menjadi khalifah.
Ini bukti
kuat yang melemahkan seluruh pendapat syiah. Ketika Allah dan orang beriman
enggan kecuali Abubakar yang menjadi khalifah, seluruh orang syiah menghendaki
Ali yang menjadi khalifah. Dan yang terjadi adalah kehendak Allah, bukan
kehendak syiah. Namun syiah sampai hari ini masih belum bisa menerima ketentuan
Allah. Kalimat yang disampaikan oleh Nabi adalah kalimat berita, yang
memberitahu kita tentang apa yang terjadi di hari depan. Namun kalimat berita
ini mengandung perintah, yaitu perintah untuk mengikuti apa yang diridhai
Allah, dan perintah untuk selalu bersama orang beriman, dan tidak menyimpang
dari jalan mereka. Allah mengancam orang yang menyimpang dari jalan kaum
beriman:
Dan
barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia berkuasa terhadap
kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam,
dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. QS. an-Nisa' (4) : 115
Syiah
bukan lagi menyimpang dari jalan kaum mukminin yang meridhai Abubakar, tetapi
mengkafirkan sahabat Nabi karena tidak membaiat Ali menjadi khalifah. Ketika
orang mukmin dianggap kafir, maka sesungguhnya yang menganggap kafir itulah
yang kafir.
Meski
tercantum dalam shahih Muslim, riwayat ini tidak pernah terungkap pada
pembahasan saat-saat akhir kehidupan Nabi, apalagi pada pembahasan kamis
kelabu. Karena jelas riwayat ini mementahkan seluruh argumen syiah tentang
wasiat Nabi. Syiah tidak suka dengan keputusan Allah, yang disampaikan oleh
Rasul dan diikuti oleh orang-orang beriman saat itu. Selain itu, hadits ini
juga menunjukkan dengan jelas bahwa para sahabat adalah kaum beriman.
APAKAH NABI JADI
MENULIS WASIAT HARI KAMIS?
Kelanjutan kisah wasiat
hari kamis, kisah yang selalu disalahgunakan untuk menghujat para sahabat.
Apakah Nabi jadi menuliskan wasiatnya? Apa kata Ibnu Abbas yang meriwayatkan
hadits itu?
Seseorang marah pada hakekat.com , dibilangnya hakekat.com
telah berdusta, karena mengatakan bahwa Nabi tidak jadi menuliskan
wasiatnya.
Dengan segala kerendahan hati, hakekat.com mengucapkan
banyak terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh komentator.
Hakekat.com bukanlah maksum. MrShiaa adalah seorang biasa, bukanlah seorang
superstar, apalagi imam yang bisa dibilang sebagai maksum. Bagi teman-teman syiah,
yang maksum adalah para imam. MrShiaa bukanlah imam, maka otomatis bukan
maksum.
MrShiaa adalah makhluk yang lemah dan hina di hadirat Allah, mengakui segala
kesalahan dan dosa yang selalu melumuri dirinya. Jika tidak karena ampunan dan
rahmat Allah, pasti MrShiaa akan jadi merugi.
Pada riwayat yang ada, kita menemukan bahwa pernyataan Nabi tidak jadi
menulis wasiat berasal dari Ibnu Abbas:
قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). البخاري حديث رقم : 5345 كتاب المرضى / باب قول المريض قوموا عني. قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ) . البخاري حديث رقم : 6932 كتاب الاعتصام بالكتاب والسنة / باب كراهية الاختلاف
قال عبيد الله فكان بن عباس يقول إن الرزية كل الرزية ما حال بين رسول الله صلى الله عليه وسلم وبين أن يكتب لهم ذلك الكتاب من اختلافهم ولغطهم ). رواه مسلم حديث رقم ( 1637) كتاب الوصية / باب ترك الوصية لمن ليس له شيء يوصى فيه .
Redaksi Ketiga riwayat di atas sama, terjemahannya:
Ubaidillah berkata: Ibnu Abbas mengatakan, benar-benar sebuah musibah, yaitu
yang mengalangi Rasulullah dari menulis , karena pertentangan dan keributan mereka.
Dengan ini jelaslah bahwa Ibnu Abbas lah yang menyatakan bahwa Nabi urung
menuliskan wasiatnya. Sebenarnya, yang dituduh berbohong bukanlah MrShiaa,
tetapi sebenarnya yang dituduh berbohong adalah Ibnu Abbas.
Padahal Ibnu Abbas tak asing lagi bagi kita semua, beliau adalah salah satu
keluarga Nabi yang diberi banyak sekali kemuliaan, Ibnu Abbas lah yang
mendapatkan berkah do’a dari Nabi, didoakan agar memahami agama dan tafsir ayat
Al Qur’an. Tapi bisa jadi si komentator, para guru dan teman-temannya, memiliki
pandangan berbeda terhadap Ibnu Abbas.
Selanjutnya Orang itu menyatakan bahwa Nabi berwasiat tiga hal, tidak seperti
kata hakekat.com yang dituduhnya “berbohong”. Barangkali kawan kita ini kurang
teliti melihat riwayat, karena memang tidak melihat langsung ke shahih Bukhari
dan Muslim. Dia hanya terpaku oleh sumber-sumber sekunder yang dianggapnya
benar, padahal buku-buku itu kadang terang-terangan menipu pembaca. Insya
Allah kami akan memaparkan sedikit dari salah satu sumber sekunder yang
terang-terangan menipu, pada tulisan-tulisan berikutnya, Insya Allah.
Jika kita merujuk kembali ke Shahih Bukhari, ternyata wasiat itu tidak
diucapkan di hari kamis, tetapi sejenak sebelum Rasulullah kembali ke akherat..
وأوصى عند موته بثلاث ( أخرجوا المشركين من جزيرة العرب وأجيزوا الوفد بنحو ما كنت أجيزهم ) . ونسيت الثالثة
Inilah yang barangkali tidak terbaca oleh kawan kita tadi. Meski cuma dua kata,
tetapi tidak boleh terlewatkan karena mengandung fakta penting dan menentukan.
Dalam nukilan di atas, Ibnu Abbas juga
menjelaskan mengapa Nabi tidak jadi menuliskan wasiatnya. Kita lihat lagi
kutipan riwayat di atas. Yang menghalangi Nabi dari menulis tulisan (wasiat)
itu, yaitu perselisihan dan keributan mereka. Demikian pernyataan Ibnu Abbas
dalam tiga riwayat di atas.
Keributan dan perselisihan mereka, itulah yang menghalangi Nabi menuliskan
wasiatnya, ini menurut Ibnu Abbas yang barangkali ada di tempat kejadian.
Benar-benar musibah, kata Ibnu Abbas. Nabi ingin menuliskan wasiat tapi mereka
malah ribut. Ribut di depan Nabi yang sedang sakit parah.Ini semua gara-gara
mereka.
Siapakah “mereka” yang menghalangi Nabi menuliskan wasiat?