Mohammad Achyat Ahmad Achyat mengaku sebenarnya ia tidak terlalu
suka menulis kajian Syiah, karena menurutnya membahas kesesatan Syiah sudah
lagu lama dan sangat membosankan. Hanya saja melihat maraknya aliran yang
dibangun atas dendam kesumat Abdulloh bin Saba’ ini yang kian marak, perlu
untuk direspon juga.
“Para kiai sangat khawatir dan terus berupaya melakukan counter
terhadap gerakan ini. Karena jika tidak kita dibendung, Syiah akan semakin
membesar. Jika ini terjadi tidak mustahil umat Islam Indonesia akan dibantai
sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah. Iya sekarang Syiah masih sedikit,
masih secara sembunyi-bunyi,” katanya.
Namun walau di Indonesia Syiah sedikit, mereka memiliki lobi yang
kuat terhadap jajaran pemerintahan dan didukung oleh publikasi media yang
massif. Sebut saja kasus Syiah Sampang dua tahun yang lalu, bisa mencuat begitu
hebohnya.
Jadi menurutnya cara jitu melawan adalah pahami letak kesesatan mereka dan
perangi dengan opini di media massa. “Dalam buku ini telah kami tuliskan
berbagai kesesatan Syiah dari akar-akarnya,” akunya.
Jika Syiah kita lawan dengan melakukan tindakan fisik, maka hal
itu akan dijadikan tameng oleh Syiah dan senjata untuk menarik simpati dari
berbagai pihak.
TENTANG BUKU
Buku ini ditulis untuk berbagi pemahaman mengenai syiah dari
akarnya yang paling dalam: mengenai hakikat, fakta-data, sumber- sumber asasi
bagi ideologi syiah, sekaligus bagaimana umat islam ahlusunnah waljamaah mesti
memahami arti persaudaraan, kasih sayang, dan cinta suci yang ditanamkan dan
diajarkan sejak awal oleh rasulullah kepada para keluarga dan sahabat beliau,
yang jelas berbalik seratus delapan puluh derajat dengan cinta dusta versi
syiah.
Ketegasan Rais Akbar Nahdlatul Ulama Hadhrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari
Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah
kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci
maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak
berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua
orang.”
(Muqadimah Qanun Asasi Nahdlatul Ulama)