Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul
Muhsin Al-Badr
MEKKAH (gemaislam) –
Insiden Mina yang terjadi pada Kamis (24/9/2015) pada pagi hari waktu Arab
Saudi mengundang keprihatinan banyak orang. Setelah sebelumnya Syaikh Ali Hasan
Al-Halaby menyampaikan pernyataannya, kini giliran Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul
Muhsin Al-Abbad yang ikut berkomentar.
Berikut rangkuman dari
komentar beliau :
“Para jamaah yang mulia, kita
semua telah mengetahui, apa yang terjadi pada pagi hari ini. Sebuah musibah
yang besar, insiden yang luar biasa. Yang membuat kebahagiaan kaum muslimin
dalam merayakan hari raya Idul Adha menjadi tersobek-sobek.
Musibah ini terjadi pada
salah satu hari yang paling mulia. Hari, dimana banyak para ahli ilmu
menyebutkannya sebagai hari yang paling mulia dalam hitungan tahun.
Berkaitan dengan insiden
ini, aku berdoa kepada Allah ‘Azza wa jalla, dengan nama-nama-Nya yang indah,
dan sifat-sifat-Nya yang agung, agar Allah menerima saudara-saudara kita yang
meninggal pada insiden hari ini, para jamaah haji yang datang ke rumah Allah
yang mulia, dan menjadikan mereka termasuk dari para syuhada.
Semoga Allah meluaskan tempat
kembali mereka, dan semoga Allah menjadikan penghujung kehidupan mereka,
kematian mereka di tanah ini, dalam kegiatan peribadahan mereka, sebagai
penghujung yang membawa kebahagiaan bagi mereka, serta ketinggian derajat
mereka di sisi Allah.
Dan kita juga berdoa, agar saudara-saudara
kita yang terluka, cepat diberikan kesembuhan oleh Allah. Dan juga kita
berharap agar keluarga mereka, baik yang meninggal ataupun yang terluka,
diberikan kesabaran dan ihtisab (berharap pahala dari Allah).
Adapun korban insiden ini,
sejatinya tidak hanya terkait dengan keluarga-keluarga tertentu. Tetapi juga
ini menjadi kesedihan bagi kaum muslimin.
Insiden ini, memberikan kita
pelajaran dan himah yang bisa kita petik. Diantaranya, bahwa para jamaah yang
menjadi korban insiden ini, mereka tengah menjalani proses peribadahan yang
besar. Dari situ, kita melihat bahwa selayaknya sebagai seorang muslim, kita
harus sudah mempersiapkan diri kita menghadapi kematian. Dimana kematian, tidak
ada satu pun diantara kita yang mengetahui kapan kematian akan datang.
Engkau tidak akan tahu di
bumi mana engkau akan meninggal, dan kapan engkau akan meninggal. Bisa
saja engkau meninggal dalam perjalanan, dalam safar yang engkau telah
merencanakan berbagai macam hal. Sesungguhnya tidak ada penghalang antara dirimu
dan kematian melainkan beberapa menit atau beberapa saat.
Allah berfirman :
Wahai orang-orang yang
beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah
kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (QS Ali Imran : 102)
Juga pelajaran yang bisa
dipetik adalah, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam :
Orang mukmin dengan orang
mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang
lain.” (HR Muslim)
Setiap mukmin, kebahagiaan
mereka adalah kebahagiaan untuk yang lainnya, dan kesedihan mereka adalah
kesedihan untuk yang lainnya. Dan kejadian ini, yang menimpa sebagian kaum
muslimin, sejatinya menimpa kaum muslimin secara keseluruhan, sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
Perumpamaan kaum mukmin dalam
sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu
anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau
merasakan demam (HR Muslim).
Dan sebagaimana sabda
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa orang-orang yang
mati syahid itu ada lima macam: (1) orang yang meninggal karena sakit perut,
(2) orang yang meninggal karena tenggelam, (3) orang yang meninggal karena
tertimpa reruntuhan (benturan), (4) orang yang meninggal dalam kebakaran, dan
(5) orang yang meninggal saat berjihad di jalan Allah.”
Dan orang yang berhaji,
sebagaimana dalam kisah Ummu Ma’qil, disebutkan bahwa ia mempunyai seekor unta.
Oleh suaminya, unta ini akan dipergunakan untuk berjihad dalam peperangan. Maka
Rasulullah bersabda kepada Ummu Ma’qil: Tidakkah engkau (gunakan unta itu)
untuk berhaji? Karena haji adalah termasuk fi sabilillah.”
Catatan : ini hanya beberapa
poin dari pernyataan Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr. Pernyataan
lengkap bisa anda dengarkan disini.
(arc)
Terkait Insiden Mina, Imam
Agung Arab Saudi: Takdir Tak Bisa Dihindari
26 Sep 2015 Imam Agung Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz
al-Sheikh. (Ahram)
Riyadh – Imam Agung Arab
Saudi Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh menyatakan insiden Mina di luar kuasa manusia
dan apa yang terjadi adalah takdir yang tak bisa dihindari. Hal tersebut ia
sampaikan pada Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Nayef dalam
pertemuan di Mina, Jumat (25/6).
“Kamu tidak bertanggung jawab
atas apa yang terjadi, itu di luar kuasa manusia dan takdir tak bisa
dihindari,” jelas Sheikh yang juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Menteri Kesehatan, Khaled
al-Falih, juga menyebut insiden Mina disebabkan oleh jemaah haji yang tak taat
waktu dalam jadwal melempar jamrah.
Insiden di Mina yang terjadi
pada Kamis pagi waktu setempat merupakan yang terburuk dalam 25 tahun terakhir
dengan korban tewas mencapai 717 orang.
Sejumlah negara terutama Iran
mengkritik keras pemerintah Arab Saudi yang lalai menjalakan tanggung
jawabnya. Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut
kesalahan manajemen menjadi biang keladinya. Khamenei menyampaikan suaranya
karena sekitar 95 warga negaranya termasuk dalam korban tewas. Iran mengumumkan
tiga hari berkabung atas kejadian tersebut.