Oleh Hasmi Bakhtiar (by
@hasmi_bakhtiar)
S2 HI Lille, Perancis
1. Pengen ngetuit tentang
kunjungan dadakan Asad ke Moscow kemaren (21/10). Pertemuan Putin-Asad tersebut
salam perpisahan atau menambah amunisi?
2. Apalagi pertemuan antar
menlu 4 negara Rusia-Amrik-Saudi dan Turky di Wina jumat (23/10) kemaren gagal
total. Nasib Suriah semakin susah ditebak.
3.
Koran Shorouk Mesir memuat tulisan kolomnis Mesir, Fahmi Huwaidy,
beliau mengibaratkan kunjungan Asad ke Moscow sebagai gempa politik.
4. Menurut gw wajar raja
Salman dan sekutunya susah bobo mikirin kenapa Putin ujug ujug manggil Asad ke
Moscow padahal besoknya pertemuan Wina.
5. Asad melihat singgasananya
udah mulai goyang gegara perlawanan pejuang demokrasi Suriah, walopun bantuan
Saudi belum tepat sasaran.
6. Rusia paham itu dan gamao
ambil resiko memperpanjang serangan di Suriah. Makanya Putin panggil Asad
mengahadap. Biaya perang ga murah, bro!
7. Rusia berharap Asad mau
menyerahkan kekuasaannya dengan solusi membentuk pemerintahan transisi, dengan
Asad ikut serta, kemudian mundur.
8. Iran sebagai negara yang
kepentingannya paling besar juga diusulkan Rusia ikut serta menentukan
pemerintahan transisi, ditambah Mesir.
9. Kalo Asad setuju, niatnya
Rusia pada pertemuan Wina mau ngebujuk Turky dan Saudi untuk setuju.
10. Dan semuanya terjawab pas
jumat, Saudi dan Turky menolak keras keikut sertaan Asad dalam pemerintahan
transisi yang direncanakan.
11. Alasannya, kalo Saudi
setuju pemerintah transisi dibentuk dan Asad masih memimpin, ditambah ada Iran
di sana sama aja nyerahin Suriah ke musuh.
12. Dan Turky juga punya
alesan sendiri, perbatasan negara mereka ga bakal aman kalo Iran masih kuasai
Suriah. Makanya usulan Rusia ditolak.
13. Penolakan Saudi dan Turky
kemaren jawaban atas issue beberapa hari belakangan kalo Turky setuju Asad
diikut sertakan di pemerintahan transisi.
14. Saudi memang dalam
situasi kurang sehat, baik keuangan maupun politik. Pembangkangan beberapa
negara teluk bikin Saudi pusing.
15. Sebut saja UEA yang
terang terangan ngedukung serangan Rusia ke Suriah, belum lagi Mesir yang makin
akrab dg Asad.
16. Hamdulillah Saudi punya
sandaran Turky dan Qatar. Atas nama poros Sunni dua negara tersebut mau
ngebantu Saudi.
17. Gw yakin kalo Turky
setuju dengan usulan Rusia, Saudi gabisa berkutik. Ga mungkin Saudi perang
sendirian, apalagi kerajaan tsb sedang krisis.
18. Ini pelajaran penting
bagi Saudi, kalo koalisi
dengan Perancis ga bisa terlalu diharepin. Ngebangun koalisi
dengan Turky KUDU!
19. Dan setelah ditenangin
Putin, Asad balik ke Suriah dengan harapan masih bisa jadi pemimpin Suriah,
minimal dia aman kalo nanti mundur.
20. Sekarang usulan Rusia
ditolak, kesepakatan membentuk pemerintah transisi dengan keikut sertaan Iran
dan Mesir gagal. Asad kembali stress :D
21. Pertanyaannya sekarang,
gimana kelanjutan Suriah?
22. Menurut gw, setelah
gagalnya perundingan Wina kemaren, Rusia dan Iran semakin mesra di Suriah.
23. Mungkin beberapa hari
lagi kita bakal ngedenger Rusia nambah pasukannya di Suriah. Jelas tujuannya
bukan semata melindungi Asad.
24. Tapi lebih menekan Turky
dan Saudi yang bakal makin mesra juga. Kedua belah pihak bakal makin gila
nunjukin power di sana.
25. Dan Suriah masih akan
menjadi medan tempur antar negara kuat, dengan semua kisah lucu dan tragis yang
bakal terjadi.
26. Ga menutup kemungkinan,
kedepannya Amrik bakal gabung dengan Rusia dalam konflik Suriah.
27. Walopun rada telat masih
ada waktu buat Saudi buat seriusin koalisi dengan Turky dan Qatar. Kekuatan
Rusia dan Iran bisa dihadapi kalo koalisi Sunni ini solid.
28. Dan kemungkinan bakal ada
pemerintahan transisi di Suriah, dengan mengikutkan Asad dan Iran sangat kecil
terbentuk.
29. Kemungkinan Saudi bakal
kalah telak atau menang mungkin lebih logis, karena untuk saat ini sepertinya
Saudi cuma punya dua pilihan: Terus maju atau mati!
30. Kalopun nanti ada
kesepakatan politik antara 4 negara tadi, lebih faktor ' menyerah' atau malu
dibilang kalah.
31. Sekian.
http://www.pkspiyungan.org/2015/10/dibalik-kunjungan-dadakan-assad-ke.html
Jaringan ElDorar mendapat
informasi dari seorang pemimpin mujahidin di Hama -yang meminta identitasnya
dirahasiakan- bahwa faksi revolusioner sedang mengharapkan kedatangan rudal
anti pesawat selama minggu pertama bulan depan (November),
Saudi Akan Kirim Senjata Anti Pesawat
Besar-Besaran Untuk Mujahidin Suriah
Beliau menambahkan bahwa
proses pengiriman rudal akan terbatas pada beberapa faksi saja, namun ia tidak
menyebutkan faksi mana yang akan mendapatkannya.
Dalam konteks yang sama,
sumber dari media Saudi,Jamal Khashoggi (yang dekat dengan pejabat pengambilan
keputusan di “lingkaran” Kerajaan Saudi Arabia) mengatakan bahwa ada upaya
untuk mencabut berbagai larangan atas rudal anti pesawat, sehingga rudal anti
pesawat dapat dikirim ke oposisi di Suriah, seperti halnya di anti tank roket
dari jenis TOW.
Penasehat duta besar Arab Saudi
di Inggris,Obaid Zaky, menekankan bahwa Arab Saudi dalam proses penyelesaian
kesepakatan untuk sistem pertahanan udara dalam konteks peningkatan dukungan
untuk oposisi di Suriah, dimana oposisi dapat menikmati bantuan yang besar.
Sementara itu wakil menteri
luar negeri Rusia, mengisyaratkan dalam sebuah pernyataan adanya upaya oleh
negara-negara regional (tidak disebutkan nama negaranya) untuk memberikan
sistem pertahanan udara (terhadap angkatan udara Rusia) dari apa yang ia
digambarkan sebagai “teroris”-yang mengacu kepada oposisi di Suriah.
Red : Maulana Mustofa
http://www.antiliberalnews.com/2015/10/27/saudi-akan-kirim-senjata-anti-pesawat-besar-besaran-untuk-mujahidin-suriah/