Wali Kota Bandung Ridwan
Kamil menegaskan bahwa ia adalah ahlus sunnah wal jamaah (Sunni) dan
bukan Syiah. Lebih jauh, pria yang karib disapa Kang Emil ini, berharap agar
penjelasan ihwal penyimpangan akidah Syiah disebarkan dalam forum-forum yang
lebih luas.
“Saya bukan Syiah, Islam saya sama seperti yang Ibu saya ajarkan, sama seperti
Bapak-bapak, bahwa saya itu Sunni… Termasuk urusan Sunni dan Syiah juga, harus
tugas Bapak-Ibu yang meyakini itu menyebarkan gagasan ini ke semua lapisan,
kita perjuangkan,” kata Emil di hadapan elemen umat Islam Bandung di Balai Kota
Bandung, Selasa (27/10/2015).
Dengah menjelaskan tentang penyimpangan Syiah, Emil berharap akidah umat dapat
terjaga. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum mengerti benar tentang
Islam yang sebenarnya.
“Harapan saya, perjuangkan agar meluas di forum-forum yang lebih banyak
sehingga bisa mengena ke semua pihak, khususnya yang wilayahnya masih
‘abu-abu’, maka perjuangankan hal ini,” tegas Emil. Dirinya pun mengaku sudah
mempelajari tentang syiah.
“Saya Sunni, dan saya tidak suka Syiah. Saya sudah baca-baca terkait Syiah,”
katanya. Karenanya, ia akan mencoba membawa aspirasi keresahan warga Bandung
terhadap Syiah sampai ke tingkat pusat.
“Kalau sepakat, aspirasi warga Bandung ini bisa saya sampaikan. Ini memang
perlu kita seriusi, bahwa Sunni-Syiah di Bandung lagi panas, banyak warga yang
gelisah. Pemerintah Pusat harus tahu ini,”ungkapnya.
Ia pun mengajak agar warganya menyalurkan aspirasinya tak hanya ke tingkat
daerah, tapi juga sampai pemerintah pusat. Hal ini, menurut hemat Emil, agar
pelarangan aliran Syiah dapat dilakukan langsung oleh negara.
“Mari aspirasi tadi perjuangkan lewat MUI Pusat lewat keputusan nasional. Saya
kira bisa seperti Malaysia, di sana keputusannya nasional. Jika begitu pasti
(Syiah_red) diamankan. Indonesia sekarang ini kan masih abu-abu,” tandasnya,
seperti dilansir alhikmah.co.
Sikap dan pandangan Ridwan Kamil terhadap Syiah yang sangat gamblang ini
mendapat apresiasi dari netizen di social media.
"TOP!!" cuit singkat Dimas Prakoso Akbar melalui akun twitternya
@dimasprakbar salut dengan sikap dan pandangan orang nomor satu Bandung
ini.
Ormas Syiah Ikatan Jamaah
Ahlul Bait Indonesia (IJABI) mengklaim telah mengantongi izin perayaan Asyura
di stadion PERSIB pada Jumat (23/10/2015) lalu.
Menanggapi hal itu, Ridwan
kamil, selaku Wali Kota Bandung, dengan tegas mengatakan tidak mengeluarkan
rekomendasi tempat apapun terkait pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Sekali lagi saya katakan, saya
tidak memberikan rekomendasi tempat apapun untuk merayakan Asyura,” ungkap
lelaki yang akrab disapa Kang Emil di Balai Kota, Selasa (27/10/2015)
Menyikapi berita yang
beredar, Kang Emil menjelaskan kronologi kejadian sebenarnya.
“Saat itu saya tidak berada
di Bandung. Lalu maghrib mendapat telepon yang mengatakan telah terkumpul masa
seribu orang. Saya waktu itu hanya berfikir, bagaimana agar tidak terjadi
ekskalasi publik. Saya berikan batas maksimal hanya satu jam,” ujarnya.
Sikap yang dilakukan oleh Kang
Emil dibela oleh staf ahli kebijakan kota Bandung, Prof. Dede Maryana.
Menurutnya, Kang Emil sebagai Wali Kota sudah melakukan tindakan yang tepat.
“Saya rasa kebijakan pak Wali
Kota sudah tepat. Adapun yang sudah berlalu maka kita anggap cukup jelas alasan
beliau. Agar tidak terjadi konflik serupa, akan diadakan rapat bersama jajaran
pimpinan daerah.”
Penulis Muhammad Nur Faqih
Reporter: Muhamamd Nur Faqih
Redaktur: Budi Marta
(fokusislam.com) – Selasa, 27 Okt 2015
https://www.nahimunkar.com/ridwan-kamil-tak-akui-beri-rekomendasi-perayaan-asyura-di-stadion-persib-2/
Ridwan Kamil Sanggah Pernyataan Bohong Ormas
Syiah Terkait Rekomendasi Tempat Asyura
Walikota Bandung Ridwan Kamil
meminta maaf kepada umat Islam atas terselenggaranya peringatan Asyuro yang
digelar oleh ormas Syiah Ikatan Jamaah Ahlu Bait Indonesia (IJABI) beberapa
waktu lalu di Stadion Persib Bandung.
“Saya benar-benar memohon
maaf, tidak ada maksud saya untuk melegalisasi (Asyura_red), mengakselerasi
atau apa pun,” kata pria yang karib disapa Emil ini di Balaikota Bandung,
Selasa (27/10/2015) dikutip Al Hikmah.
Di hadapan elemen umat Islam
Bandung, Emil menegaskan bahwa dirinya tak pernah memberi izin tertulis ataupun
rekomendasi tempat atas terselenggaranya Asyura. Ia mengaku terpaksa
mengizinkan secara lisan, karena saat itu kondisinya darurat.
Menurut pengakuan Emil. saat hari
digelarnya perayaan Syiah Asyura, ia berada di luar Kota Bandung dan tak
mengetahui secara detail kondisi lapangan. Hanya, imbuhnya, ditelepon pihak
IJABI yang tiba-tiba saja mengaku sudah mendatangkan ribuan orang ke Stadion
Persib Bandung.
Takut terjadi gejolak sosial,
Emil mengaku terpaksa mengizinkan acara Asyura. Itu pun dibatas hanya
berlangsung selama satu jam dan meminta kepada Kapolres untuk segera
membubarkannya.
“Saya tahu Kapolres tidak
mengizinkan. Pertimbangan lebih kepada keamanan. Kalau saja diformalkan, maka
saya tidak akan memberikan rekomendasi. Daripada mereka berkumpul di jalan,
bisa jadi tidak terkendali, maka sekali lagi saya mohon maaf,” kata Ridwan
Kamil.
Ia pun meluruskan isu yang
berkembang bahwa dirinya mendukung acara Asyuro, padahal faktanya tidak. Di
forum yang sama, Wakil Walikota Bandung Oded M Danial mengakui bahwa dirinya
dan Ridwan Kamil ‘kecolongan’. (baca: Ridwan Kamil Tak Pernah Dukung Perayaan
Asyuro)
“Kami akui kami kecolongan.
Meminta izin hanya via telepon kalau bukan menodong apa lagi? Tidak ada itikad
baik dari mereka (IJABI_red). Dan Pak Wali sudah menyampaikan permohonan
maafnya,” tegas Oded.
Red : Maulana Mustofa
http://www.antiliberalnews.com/2015/10/28/ridwan-kamil-sanggah-pernyataan-bohong-ormas-syiah-terkait-rekomendasi-tempat-asyura/
Peringatan Asyuro di
Stadion Persib, Ridwan Kamil Minta Maaf
Walikota Bandung Ridwan Kamil meminta maaf kepada umat Islam
atas terselenggaranya peringatan Asyuro yang digelar oleh ormas Syiah Ikatan
Jamaah Ahlu Bait Indonesia (IJABI) beberapa waktu lalu di Stadion Persib
Bandung.
“Saya benar-benar memohon maaf, tidak ada maksud saya untuk melegalisasi (Asyura_red), mengakselerasi atau apa pun,” kata pria yang karib disapa Emil ini di Balaikota Bandung, Selasa (27/10/2015).
Di hadapan elemen umat Islam Bandung, Emil menegaskan bahwa dirinya tak pernah memberi izin tertulis ataupun rekomendasi tempat atas terselenggaranya Asyura. Ia mengaku terpaksa mengizinkan secara lisan, karena saat itu kondisinya darurat.
Menurut pengakuan Emil, saat hari digelarnya perayaan Syiah Asyura, ia berada di luar Kota Bandung dan tak mengetahui secara detail kondisi lapangan. Hanya, imbuhnya, ditelepon pihak IJABI yang tiba-tiba saja mengaku sudah mendatangkan ribuan orang ke Stadion Persib Bandung.
Takut terjadi gejolak sosial, Emil mengaku terpaksa mengizinkan acara Asyura. Itu pun dibatas hanya berlangsung selama satu jam dan meminta kepada Kapolres untuk segera membubarkannya.
“Saya tahu Kapolres tidak mengizinkan. Pertimbangan lebih kepada keamanan. Kalau saja diformalkan, maka saya tidak akan memberikan rekomendasi. Daripada mereka berkumpul di jalan, bisa jadi tidak terkendali, maka sekali lagi saya mohon maaf,” kata Ridwan Kamil.
Ia pun meluruskan isu yang berkembang bahwa dirinya mendukung acara Asyuro, padahal faktanya tidak. Di forum yang sama, Wakil Walikota Bandung Oded M Danial mengakui bahwa dirinya dan Ridwan Kamil ‘kecolongan’.
“Kami akui kami kecolongan. Meminta izin hanya via telepon kalau bukan menodong apa lagi? Tidak ada itikad baik dari mereka (IJABI_red). Dan Pak Wali sudah menyampaikan permohonan maafnya,” tegas Oded. (mr)
Sumber: http://alhikmah.co
“Saya benar-benar memohon maaf, tidak ada maksud saya untuk melegalisasi (Asyura_red), mengakselerasi atau apa pun,” kata pria yang karib disapa Emil ini di Balaikota Bandung, Selasa (27/10/2015).
Di hadapan elemen umat Islam Bandung, Emil menegaskan bahwa dirinya tak pernah memberi izin tertulis ataupun rekomendasi tempat atas terselenggaranya Asyura. Ia mengaku terpaksa mengizinkan secara lisan, karena saat itu kondisinya darurat.
Menurut pengakuan Emil, saat hari digelarnya perayaan Syiah Asyura, ia berada di luar Kota Bandung dan tak mengetahui secara detail kondisi lapangan. Hanya, imbuhnya, ditelepon pihak IJABI yang tiba-tiba saja mengaku sudah mendatangkan ribuan orang ke Stadion Persib Bandung.
Takut terjadi gejolak sosial, Emil mengaku terpaksa mengizinkan acara Asyura. Itu pun dibatas hanya berlangsung selama satu jam dan meminta kepada Kapolres untuk segera membubarkannya.
“Saya tahu Kapolres tidak mengizinkan. Pertimbangan lebih kepada keamanan. Kalau saja diformalkan, maka saya tidak akan memberikan rekomendasi. Daripada mereka berkumpul di jalan, bisa jadi tidak terkendali, maka sekali lagi saya mohon maaf,” kata Ridwan Kamil.
Ia pun meluruskan isu yang berkembang bahwa dirinya mendukung acara Asyuro, padahal faktanya tidak. Di forum yang sama, Wakil Walikota Bandung Oded M Danial mengakui bahwa dirinya dan Ridwan Kamil ‘kecolongan’.
“Kami akui kami kecolongan. Meminta izin hanya via telepon kalau bukan menodong apa lagi? Tidak ada itikad baik dari mereka (IJABI_red). Dan Pak Wali sudah menyampaikan permohonan maafnya,” tegas Oded. (mr)
Sumber: http://alhikmah.co