Saturday, October 24, 2015

Inilah Peran Ulama Dalam Mendidik Anak-anak Perempuannya

Sejarah Islam menorehkan catatan-catatan yang luar biasa indah tentang peran ayah dalam pendidikan anak-anak perempuannya. Hal ini menunjukkan kemuliaan posisi anak perempuan dalam Islam.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam mencontohkan bagaimana beliau ikut terlibat mengasuh cucu-cucunya, bahkan membawa mereka ke masjid. Ketika sedang shalat, beliau biarkan cucu perempuannya, Umamah binti Abi al-Ash ibnu al-Rabi (anak dari Zainab binti Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam), naik ke pundung atau pundak.
Beliau memanfaatkan setiap kesempatan untuk memberikan pengaruh baik pada perkembangan anak cucunya, termasuk anak dan cucu perempuan.
Teladan Rasul ini diikuti oleh para ulama dan kaum Muslimin secara umum, sebagai sebuah tradisi penghargaan Islam kepada anak-anak perempuan. Beberapa contohnya dapat kita lihat pada sejarah berikut ini:
*  Sa’id Ibn Musayyab
Seorang tabi’in (generasi setelah sahabat), ia mengajarkan seluruh hadits yang ia hafalkan kepada putrinya.
*  Imam Malik
Imam Malik atau Malik bin Anas, salah satu imam empat madzhab, mengajari putrinya seluruh isi kitabnya yang terkenal, Muwatta’.
*  Abu Bakar Ahmad bin Kamil
Hakim yang meninggal pada 350 H ini senantiasa memantau pendidikan putrinya, Amat as- Salam (atau dikenal dengan nama Ummu al-Fath, wafat tahun 390 H) di tengah kesibukan pekerjaannya. Diriwayatkan oleh al-Atiqi, hafalan hadits Amat as-Salam, bahkan selalu dicatat oleh sang ayah.
*  Abu Abbas Ahmad bin Abdillah
Syaikhul Islam bernama lengkap Abu Abbas Ahmad bin Abdillah al Maghribi al-Fasi, wafat pada 560 H, juga tercatat mengajari putrinya tujuh cara membaca Al Quran serta buku-buku hadits, seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.
Walaupun ada yang mengatakan beliau terlalu sibuk dengan dakwah sehingga tidak pernah punya waktu untuk putrinya, hal ini dibantah oleh Imam Al-Dzahabi yang mengatakan bahwa sulit dipercaya jika ada ulama yang berperilaku seperti ini, sebab perbuatan seperti ini merupakan keburukan yang bertentangan dengan ajaran Nabishalallahu ‘alaihi wa salam, sang teladan bagi umat manusia ini biasa menggendong cucunya bahkan ketika sedang shalat.
*  Isa bin Miskin
Ibnu Sahnun (wafat tahun 256H), salah seorang pakar pendidikan Islam, mengisahkan tentang hakim Isa bin Miskin. Beliau selalu memanggil dua putrinya setelah shalat Ashar untuk diajari Al Quran dan ilmu pengetahuan lainnya.
*  Asad bin al-Furat 
Sebagai panglima perang hebat, penakluk kota Sicily, Asad bin al-Furat tidak melupakan tugasnya untuk mendidik sendiri putrinya hingga mencapai tingkat pendidikan yang tinggi.
*  Abu Dawud Sulayman bin Abi Qasim al-Andalusi
Sebelum mengirim putrinya untuk belajar kepada guru-guru sang ayah, Syekh al-Qurra, Abu Dawud Sulayman bin Abi Qasim al-Andalusi (wafat tahun 496H) mengajarkan seluruh ilmunya kepada putrinya.
Tak hanya itu, beliau menikahkan putrinya pada seorang pemuda ahli ilmu lainnya untuk menjamin kelanjutan perkembangan ilmu anaknya.
*  Imam Ala al-Din al-Samarqandi
Imam Ala al-Din al-Samarqandi adalah sorang pengarang buku Tuhfat al-Fuqaha dan beberapa buku lain. Beliau memiliki seorang anak perempuan yang terkenal kecantikannya, juga sangat pandai dalam ilmu pengetahuan.
Sang ayah mengajarkan sendiri seluruh isi kitab Tuhfat al-Fuqaha kepada putrinya, lalu menikahkan putrinya dengan salah seorang murid terpandainya.
Demikianlah kedekatan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para ulama Islam dengan anak-anak perempuannya.
Tidak mengherankan bila anak-anak perempuan ini tumbuh menjadi pribadi yang hebat, ulama yang pandai, dan ibu yang melahirkan generasi-generasi bertakwa di kemudian hari.
Diambil dari buku Muslimah Sukses Tanpa Stress (hal. 131-134), karya Dr. Erma Pawitasari, M. Ed.
Artikel: Muslimahzone