Vatikan Jadi Pendukung Utama Nuklir Iran
Presiden Republik Syiah
Iran,Hassan Rouhani, akan mengunjungi Paus Francis pada tanggal 14 November,
sumber dari Vatikan mengumumkan pada hari Kamis(22/10) sebagai tanda terbaru
dari hubungan yang relatif hangat antara Takhta Suci (Vatikan) dengan Republik
Iran.
Rohani akan berada di Vatikan
sebagai bagian dari perjalanan resmi ke Italia, hal ini menyebabkan upaya Eropa
untuk membangun kembali hubungan perdagangan dan investasi dengan Teheran
menyusul kesepakatan nuklir Juli lalu, seperti dilansir Daily Sabah Dikutip
Middle East Update.
Paus Francis telah menerima
wakil presiden Iran untuk urusan keluarga ,Sahindokht Molaverdi, pada bulan
Februari lalu dan telah menjadi pendukung utama dari kesepakatan nuklir sebagai
langkah penting menuju stabilitas di kawasan itu.
Presiden Iran terakir yang
mengunjungi Vatikan adalah Mohamed Khatami, yang mengadakan pembicaraan dengan
Jean-Paul II pada tahun 1999 dan kemudian menghadiri pemakaman Paus Polandia
pada 2005.
Paul VI (1963-1978) merupakan
satu-satunya Paus yang telah mengunjungi Iran dan itu hanya persinggahan
singkat dalam perjalanan ke Asia pada tahun 1970.
Sejak revolusi Syiah di Iran
tahun 1979 hubungan diplomatik Teheran-Vatikan terjalin dengan lancar.
Pemerintah Iran melarang
rakyatnya berubah keyakinan ke agama Kristen tetapi umat Katolik timur di
negara itu tetap bebas untuk melakukan aktifitas agama mereka.
Hubungan Vatikan dengan
Teheran lebih mulus daripada dengan beberapa negara Teluk Arab, karena menurut
Vatikan negara-negara Teluk menempatkan pembatasan lebih besar pada kebebasan
beragama Kristen di wilayah tersebut.
Kardinal Perancis Jean-Louis
Tauran, presiden dewan kepausan untuk dialog antar-agama, telah beberapa kali
berkunjung ke Teheran.
Bahkan ada kolaborasi pada
bidang astronomi antara Vatikan dan Teheran, sesuatu yang hampir tidak mungkin
terjadi sebelumnya. Pada bulan Januari lalu telah diadakan seminar
Islam-Kristen mengenai ilmu Astronomi di observatorium Vatikan luar Roma.
Red : Maulana Mustofa
Syiah ( Ayatullah ) Iran dan
Rusia ( Gereja Ortodoks ) Anggap Perang di Suriah Sebagai “Holy War ”. Arab
Saudi Tidak Akan Membiarkan Suriah Jatuh Ke Tangan Iran