Tragedi desak-desakan jamaah
haji Kamis 10 Dzuhijjah 1436 H (24/09/15) kemarin merupakan salah satu ujian
berat dari Allah Penguasa alam raya ini.
Jutaan jama’ah haji berada di Mina bergerak menuju satu titik ke arah Jamarat
untuk melakukan lempar jumrah Aqobah. Dengan BERTALBIYAH, dan BERTAKBIR dalam
keadaan BERIHRAM, meniru Nabi besar mereka, sang uswah hasanah dan pimpinan
umat ini, Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.
Namun Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijak telah mentaqdirkan, ajal
menjemput sebagian para jama’ah yang sedang khusyu’ melaksanakan rukun Islam
kelima tersebut. Allah taqdirkan mereka wafat di tempat yang suci nan mulia, di
tanah haram, dalam keadaan bertakbir, bertalbiyah, dan berihram.
Semoga mereka keluar dari sempi dan panasnya dunia, serta dari berbagai
kesulitan dunia ini, menuju kelapangan dan kesejukan akhirat serta meraih
nikmat di akhirat. Semoga Allah membangkitkan mereka dalam keadaan bertalbiyah
sebagaimana mereka meninggal dalam keadaan bertalbiyah. Ketika salah seorang
shahabat ada yang meninggal ketika haji dalam keadaan berihram, beliau
memerintahkan untuk tidak menutup kepalanya dan tidak diberi minyak wangi,
seraya beliau bersabda :
إنه يبعث يوم القيامة ملبيا
” Sesungguhnya Allah akan membangkitkan dia pada hari kiamat nanti dalam
keadaan bertalbiyah.”
Semoga Allah memuliakan para jama’ah haji yang wafat, sungguh ini insya Allah
merupakan penutup yang baik dan akhir kehidupan yang berbahagia. Semoga
keluarganya yang ditinggal diberi kesabaran dan ketabahan.
Semoga para jama’ah yang mengalami cidera dan luka-luka bisa segera sembuh
seperti sedia kala.
Pemerintah Saudi Arabia telah berupaya memberikan yang terbaik dalam
mencurahkan segala pelayanan demi kenyamanan para jama’ah haji. Sungguh kerja
keras Pemerintah Saudi Arabia lebih dari cukup.
Segala upaya pelayanan terbaik telah dilakukan, kerja keras telah dikerahkan,
trilyunan riyal telah dikeluarkan, sumber daya manusia yang terbaik kualitas
dan kuantitasnya telah diterjunkan, ditambah dengan perhatian besar dari raja,
menteri, gubenur, dan para pejabat penting lainnya. Sungguh merupakan khidmat
BESAR yang BELUM ADA BANDINGANNYA. Hanya orang-orang dengki dan menyimpan
permusuhan sajalah yang mengingkari hal ini.
Namun sayang, di tengah musibah Mina tahun ini, yang semestinya membuat kita
banyak-banyak introspeksi diri dan banyak beristighfar kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala, muncul suara-suara provokasi untuk memojokkan pemerintah Saudi
Arabia.
Yang paling keras bersuara dalam hal ini adalah IRAN. Melalui pejabat-pejabat
resminya, Iran terang-terangan menghujat Saudi.
Iran terang-terangan menyebut tragedi Mina sebagai kejahatan yang dilakukan
otoritas Saudi terhadap para jamaah haji.
“Kami akan mendorong pengadilan internasional dan dunia internasional untuk
mulai mengadili Saudi atas kejahatan mereka terhadap jamaah haji,” cetus Jaksa
Agung Iran Ebrahim Raisi seperti dikutip kantor berita ISNA dan dilansir
Reuters, Senin (28/9/2015).
“Ini bukan ketidakmampuan, tapi ini sebuah kejahatan,” tegas Raisi kepada
televisi setempat, IRIB.
Sebelumnya, Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyatakan Arab
Saudi harus meminta maaf atas insiden yang terjadi di Mina. ” Daripada menuduh
ini dan itu, Saudi harus menerima tanggung jawab dan meminta maaf kepada umat
Islam dan keluarga korban,” kata Khamenei dalam situs resminya, Minggu (27/9).
Iran sangat gencar menebarkan opini guna menjatuhkan kredibilitas Saudi Arabia
di berbagai media. Bahkan Sabtu (26/09) kemarin, orang-orang Syi’ah menggelar
demo di Teheran memprotes Saudi, sambil meneriakkan yel-yel, “Matilah Dinasti
Saudi!!”
Mengapa Iran begitu gencar menciptakan opini bahwa Saudi-lah biang dari tragedi
Mina? ADA APA DI BALIK INI?
Padahal di lapangan, para saksi melaporkan bahwa berdesak-desakannya jama’ah
haji di Mina bermula ketika ratusan jamaah haji Iran BERGERAK MELAWAN ARUS.
Menyusul harian Syarq Ausath melansir pengakuan petugas haji Iran bahwa 300
jamaah haji Iran MENYALAHI aturan gelombang melempar jumrah.
Lebih aneh lagi, ketika media Iran dan Lebanon menuding Pangeran Muhammad
Salman Al-Saud sebagai penyebabnya. Yaitu ketika Sang Pangeran tiba di lokasi
dengan iring-iringan. Inilah yang menyebabkan arus jama’ah haji terhenti secara
tiba-tiba.
Lebih lucu lagi, versi lain menyebutkan bahwa karena kehadiran Raja Salman
sendiri….
Sangat kentara sekali jika berita tersebut hanya MENGADA-ADA dan DIPAKSAKAN
untuk mencari kambing hitam.
Sementara tidak ada satu pun saksi mata yang menyaksikan kehadiran Pangeran
Muhammad Salman atau pun Raja Salman.
Bahkan video yang disebarkan sebagai bukti kehadiran Pangeran Muhammad Salman
atau Raja Salman ternyata adalah peristiwa pada tahun 2012 !!
Ini benar-benar mengingatkan kita, bahwa Syi’ah adalah kaum PENDUSTA. Al-Imam
asy-Syafi’i rahimahullah telah menegaskan, “Aku tidak pernah melihat pengekor
hawa nafsu yang lebih DUSTA ucapannya, dan lebih BERANI BERSAKSI PALSU
dibandingkan kaum Rafidhah.” (al-Laalika’i 8/1457).
Imam besar kaum muslimin mempersaksikan bahwa Syiah adalah kaum yang paling
PENDUSTA.
MENGAPA SYI’AH begitu gencar melakukan propaganda? Apakah memang ini merupakan
upaya sistematis untuk menutupi kenyataan di lapangan? Apakah Syi’ah KETAKUTAN
jika kenyataan tersebut terungkap ?
Sementara kita tahu, berkali-kali keributan dan kekacauan di musim haji, bahkan
sampai membawa korban ribuan nyawa jamaah haji, TERNYATA TIDAK LEPAS DARI
SYI’AH IRAN di balik itu semua.
Bahkan kekejaman berdarah di Tanah Haram terhadap jama’ah haji oleh kaum
SYI’AH, merupakan fakta kelam yang dicatat oleh sejarah dan disaksikan oleh
umat.
Sangat disesalkan, banyak media yang terwarnai dengan Iran, termasuk
media-media nasional ternama di negeri ini. Kaum Liberal pun tak ketinggalan
ikut menghujat Saudi.
Sehingga tragedi Mina 1436 H, yang sebenarnya merupakan musibah yang bisa
diteliti apa sebab musababnya dengan hati yang jernih sekaligus menunjukkan
kelemahan manusia sebagai hamba Allah Yang Maha Perkasa, malah bergeser menjadi
upaya untuk menjatuhkan kredibilitas Saudi Arabia di mata dunia dan tudingan terhadap
Saudi sebagai biang keladinya.
Pergeseran ini semakin membuat simpang siur informasi. Pemberitaan di media dan
statemen para tokoh sudah tidak murni lagi, tapi sarat dengan kepentingan.
Padahal perlu diingat, bahwa:
1. IRAN yang beragama Syiah itu menaruh permusuhan dan kebencian yang sangat
besar terhadap kaum muslimin.
Terutama negeri Saudi Arabia, negara Tauhid dan Sunnah. Berkali-kali Syiah
berbuat kekacauan, kekerasan, dan aksi berdarah pada musim haji. Salah satu
misi utamanya adalah menjatuhkan Saudi Arabia.
Jadi, jangan heran jika dalam tragedi Makkah kali ini, Syiah Iran benar-benar
gencar memanfaatkannya untuk kepentingan jahatnya.
2. Syiah sangat berkepentingan dengan internasionalisasi Makkah – Madinah.
Sehingga kejadian Mina ini benar-benar dimanfaatkan oleh Iran untuk menuding
Saudi tidak cakap mengurus Makkah – Madinah.
3. Terjadi perbincangan di Sosmed tentang adanya niatan IRAN menyusupkan
orang-orang dari Asia dan Afrika untuk membawa misi membuat kekacauan pada
tempat pelaksanaan haji tahun ini.
Benarkah berita ini? Tentunya Iran sendiri yang bisa menjawabnya.
Namun, jika mengingat :
1. keyakinan kaum Syiah bahwa taqiyyah adalah bagian penting dalam
agamanya, dan
2. Syiah adalah kaum yang paling berani bersaksi palsu,
Maka sangat besar kemungkinan Syiah akan mengingkari fakta tersebut begitu
saja.
4. Dunia telah menyaksikan, pada peristiwa jatuhnya Crane beberapa hari
sebelumnya, bagaimana sikap jujur dan sportif ditunjukkan oleh Pemerintah Saudi
Arabia. Tanpa tedeng aling-aling, Saudi mengumumkan hasil investigasi, dan
memberikan kompensasi yag sangat besar. Untuk itu Saudi Arabia harus
mengeluarkan trilyunan riyal.
Padahal Saudi tidak pernah main-main dalam urusan memberikan pelayanan,
keamanan, dan kenyamanan terhadap jama’ah haji.
Sekedar penggambaran, berikut tulisan yang tersebar di sosmed menunjukkan
kepada kita sejauh mana keseriusan Pemerintah Saudi Arabia dalam memberikan
pelayanan haji.
Jamaah haji setiap tahun yang jumlahnya diperkirakan mencapai 4 juta orang,
membutuhkan manajemen dan pengelolaan yang ekstra tinggi dan kerja keras tiada
henti. Beberapa hal kecil yang bisa dilihat misalnya;
A. Jika 1 orang jamaah membutuhkan 20 liter air bersih untuk standar minimal
MCK di luar zam-zam, maka sehari Mekah memerlukan sekitar 20 liter x 4 juta
orang = 80 juta liter air.
Bagaimana menyediakan 80 juta liter air setiap hari untuk keperluan MCK jamaah
haji, padahal lembah Hijaz itu, tidak ada sumber air selain zam zam?! Sumber
air bersih untuk kebutuhan MCK adalah Laut Merah, yang disuling, itupun harus
dialirkan sejauh 60 km. Anda yang pernah haji atau umrah, pernahkah kesulitan
mendapatkan air bersih? Atau pernahkah terdengar keluhan dari jamaah yang
kekurangan air, atau tandon yang kosong, atau kran yang macet, … Tidak ada
bukan?
B. Lalu bagaimana menyediakan 12 juta liter air zam-zam setiap hari untuk
kebutuhan wudhu dan minum jamaah, belum lagi air zam-zam yang disediakan
pemerintah Saudi untuk dibawa pulang secara gratis? Pernahkah terdengar ada
jamaah yang mengeluh karena kehausan atau tidak kebagian air zam-zam?
C. Kita beralih ke soal sampah. Jika seorang jamaah menghasilkan sampah 20 gram
saja sehari, berarti 20 gr x 4 juta = 80 juta gr = 8 ton sampah kering perhari
yang harus dibersihkan dan disediakan tempat penampungan.
D. Selanjutnya masalah sanitasi.
Untuk bisa BAB, tentu butuh sarana dan prasarana. Sekarang, berapa kotoran
padat dan cair manusia di Mekah yang harus dibersihkan? Jika seorang jamaah
buang kotoran padat 5 gram dan ½ liter kotoran cair, tentu jumlahnya mencapai
sekitar 20 ton kotoran padat dan 40 ton kotoran cair. Adakah jamaah mengeluh
terkena penyakit akibat sanitasi yang mampet? Atau masalah MCK yang tidak
beres? Hampir tidak kita jumpai bukan?
Mungkin Anda perlu tahu, pengelola Masjidil Haram setiap hari harus menumpahkan
cairan desinfektan untuk mencegah pencemaran lingkungan. Tenaga kerja pembersih
Masjidil Haram terbagi dalam 3 shift dan beberapa jenis pekerjaan. Singkatnya,
ratusan tenaga pembersih harus dikerahkan setiap shift agar Masjidil Haram
tetap bersih dan nyaman.
E. Mari kita hitung, jika seorang tenaga kerja dibayar 500 riyal saja per-bulan
(ini angka kasar minimal), berapa juta riyal yang harus dikeluarkan untuk biaya
tenaga kerja itu ? Adakah jamaah diminta untuk infak? Atau Anda pernah melihat
ada kotak infak diletakkan area Masjidil Haram? Jutaan riyal dikeluarkan
pengurus Masjidil Haram, sementara kita sepeser pun tak diminta iuran, dan kita
nyinyir?
Satu lagi yang tidak bisa dihitung dengan uang secara instan, yaitu keamanan
dan stabilitas di Mekah. Tanpa ini, anda tidak mungkin bisa berhaji atau
berangkat umrah dengan aman dan nyaman.
Lima poin di atas hanya sekelumit penggambaran bagaimana kerja keras dan jerih
payah Pemerintah Saudi Arabia selama ini. Yang belum disebutkan masih lebih
banyak lagi.
Itu semua, semata-mata karunia dan rizki dari Allah Ta’ala. Manusia lemah dan
tidak memiliki kekuatan apapun.
Hanya orang-orang “tak tahu diri” sajalah yang maunya memojokkan dan
menjatuhkan Saudi Arabia.
Memang, sejauh apapun upaya manusia pasti ada kekurangannya. Saran dan kritik
harus diterima dengan sportif. Karena manusia memang tidak ada yang sempurna.
Namun, yang dilakukan Iran bukan semata-mata mengkritik, tapi hendak
menjatuhkan yang didasari atas kedengkian dan kebencian.
Sementara para jama’ah haji korban luka benar-benar mendapat penanganan dan
perawatan yang luar biasa di rumah sakit-rumah sakit Saudi Arabia, dengan tanpa
biaya alias GRATIS. Termasuk yang diperlakukan demikian adalah korban luka dari
jamaah haji Iran. Mereka benar-benar tidak menyangka Pemerintah Saudi Arabia
benar-benar memberikan pelayanan luar biasa kepada jama’ah haji yang terluka
tanpa membeda-bedakan siapa pun orangnya.
Yang mana di negeri mereka sendiri, di IRAN, mereka harus mengeluarkan biaya
besar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Mereka sangat heran, kenapa media-media Iran tidak ada yang mengekspos jasa dan
kebaikan Arab Saudi yang sangat luar biasa ini.
5. Sebagaimana dikatakan oleh Menlu Saudi Arabia, Adel Jubair, bahwa tidak
pantas bagi Syiah menggunakan musibah seperti ini sebagai ajang kepentingan
politik.
Sepantasnya, Iran lebih bisa berpikir jernih dan menunggu hasil pemeriksaan.
“Kami tidak akan menutupi apapun dan menindak jika ada yang melakukan
kesalahan.”
Semoga Allah melindungi kaum muslimin dan negeri-negeri muslimin dari bahaya
dan kejahatan kaum Syiah.
Semoga Allah melindungi dan menjaga Negeri Tauhid dan Sunnah.
••••••••••••••••••••••••••
Sumber : Majmu’ah Manhajul Anbiya
WhatsApp Al-Qur’an dan Hadits Indonesia
(seindahsunnah.com/syiahindonesia.com)