Thursday, November 12, 2015

Saudi Keluarkan Manifesto untuk Hadapi Rumor Kudeta

Saudi Keluarkan Manifesto untuk Hadapi Rumor Kudeta

Arab Saudi telah mengeluarkan manifesto untuk perubahan dalam menghadapi rumor rencana kudeta dan tekanan internasional.

Sementara itu, di internal Kerajaan Arab Saudi, putra Raja Salman yaitu Pangeran Mohamed bin Salman mulai santer disebut sebagai suksesor padahal dia bukan pangeran mahkota.
”Masalah wanita Saudi telah menjadi isu global, opini publik dan tampaknya bahwa kita telah kehilangan banyak dalam hal ini (opini publik),” bunyi bocoran manifesto itu yang dilansir The Telegraph, Kamis (12/11/2015). ”(Tapi ini) fair, karena kita tidak memperbaiki cara mengatasi isu itu secara berhasil.”

Pada saat terjadi gesekan politik internal, penasihat dekat Raja Salman, yaitu putranya telah mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Saudi. Dia menguraikan program rinci masa depan pemerintah Saudi.

Terobosan itu di antaranya pemotongan anggaran, peningkatan peran sektor swasta, dan reformasi dengan cara yang diatur. Sejak Raja Salman menggantikan almarhum Raja Abdullah, ada suara ketidakpuasan dari pangeran Saudi di luar negeri yang ada di pihak oposisi.

Pangeran yang pernah berbicara dalam kondisi anonim kepada media-media Inggris itu pernah mengungkap rencana untuk kudeta, mengganti Raja Salman dengan salah satu saudaranya.

“Perubahan tegas dan tegas mungkin telah mengganggu beberapa orang,” lanjut bunyi manifesto itu. ”Media berbicara tentang krisis dalam keluarga kerajaan, tetapi mereka lupa untuk berbicara dengan orang-orang Arab yang haus akan perubahan dan reformasi ekonomi,” sambung manifesto tersebut.

”Orang-orang ingin 'remake' Kerajaan (Saudi) pada fondasi baru yang akan membuatnya menjadi kekuatan ekonomi utama, dan ini tidak akan terjadi tanpa guncangan.”

Pangeran mahkota Saudi telah ditetapkan yaitu Pangeran Mohammed bin Nayef. Namun, sosok putra Raja Salman, Pangeran Mohamed bin Salman yang baru berusia 30 tahun dianggap sebagai sosok dominan di Kerajaan Saudi.

”Dia sudah berbicara tentang visinya selama beberapa dekade untuk Arab Saudi, seolah-olah dia bertanggung jawab kemudian,” kata para diplomat yang dikutip The Telegraph.

Hal itu tidak mengherankan jika muncul rumor dari oposisi dan bahkan rencana kudeta yang berembus selama berbulan-bulan. Raja Salman sendiri sejatinya masih memiliki beberapa adik yang masih hidup.

Putra Raja Salman itu dianggap melangkah terburu-buru. Dia telah menjadi Menteri Pertahanan yang mengawasi keputusan untuk pergi berperang di Yaman.

“Pangeran Mohammed pasti mendorong untuk perubahan, tapi mari kita tunggu dan lihat,” kata salah satu warga Saudi yang menolak diidentifikasi. ”Orang yang suka untuk melihat perubahan tetapi mereka juga ingin hasil yang baik.” [yy/sindonews]