Saturday, December 19,
2015 07:30
WIB
TEHERAN (atjehcyber) - Kepala Angkatan
Bersenjata Iran mengecam wacana penggantian pemimpin tertinggi dengan dewan
pemimpin tertinggi dan memperingatkan bahwa rencana itu bisa mengancam
persatuan negara.
"Kami tidak pernah memiliki dewan pemimpin
dalam sejarah atau dewan yang memerintahkan tentara," kata Kepala Staf
Angkatan Bersenjata Iran, Hassan Firouzabadi, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (18/12/2015).
"Semua rencana telah gagal, sekarang mereka
telah menggunakan trik baru dengan membentuk dewan pemimpin untuk melemahkan
kepemimpinan yang progresif dan stabil," tambahnya.
"Jika kepemimpinan tertinggi berubah menjadi
dewan negara akan menderita dan persatuan kami yang kuat terhadap Amerika
Serikat, Zionis, dan musuh pemeintah akan runtuh," katanya lagi.
Pekan lalu Akbar Hashemi Rafsanjani, mantan
presiden dan anggota yang mempunyai pengaruh dalam Majelis Ahli, mengatakan
akan mempertimbangkan untuk membentuk sebuah dewan pemimpin untuk memerintah
dan bukan lagi pemimpin tertinggi tunggal yang jamak disebut sebagai Ayatullah.
Sumber: @atjehcyber | fb.com/atjehcyberID
http://www.atjehcyber.net/2015/12/pergantian-bos-dinasti-syiah-iran.html
http://www.atjehcyber.net/2015/12/pergantian-bos-dinasti-syiah-iran.html
Dicari, Pengganti Imam Syiah Iran Yang Baru
Kelompok
Dewan Ulama Iran mulai aktif mencari sosok pengganti Pemimpin Tertinggi Iran,
Ayatullah Ali Khamenei. Pencarian sosok pemimpin itu terjadi di tengah
kekhawatiran akan kondisi kesehatan Khamenei yang dikabarkan masih belum
stabil.
Ayatullah Ali Khamenei, 75, yang
kata-katanya menjadi keputusan terakhir segala urusan di negeri Persia Syiah
Iran, kondisi dikabarkan membaik oleh TV milik pemerintah setelah operasi
kanker prostat pada September 2014 lalu.
Namun spekulasi munculnya nama-nama yang
disaring untuk menggantikannya belakangan ini menjadi isu paling sensitif di
negeri Syiah tersebut.
Informasi mempersiapkan pengganti pemimpin
tertinggi Syiah tersebut datang dari mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani
yang menjadi sekutu dekat dari Presiden Iran saat ini Hassan Rouhani.
“Mereka telah menunjuk kelompok untuk
mendaftar orang-orang yang memenuhi syarat yang akan dimasukkan ke pemungutan
suara ketika insiden itu terjadi (jika Khamenei meninggal),” kata Rafsanjani.
Dengan mulai dibentuknya tim seleksi
pemilihan calon imam selanjutnya, maka para kelompok ulama elite Syiah Iran
sedang mempersiapkan kemungkinan terburuk jika sang Imam pada akhirnya
meninggal.
“Gabungan para ahli akan bertindak ketika pemimpin
baru harus ditunjuk. Mereka sedang mempersiapkan untuk itu sekarang dan
menyeleksi pilihan ” lanjut Rafsanjani kepada kantor berita ILNA yang
diterjemahkan Reuters.
Kondisi kesehatan imam Syiah itu pun saat
ini sangat dirahasiakan, namun bocornya informasi tersebut ke publik membuat
spekulasi kesehatan Ali Khamenei semakin kencang. Dikabarkan kondisi Ali
Khamenei memang tidak stabil pasca operasi kanker.
Ali Khamenei merupakan teman dekat dari
mendiang Ayatullah Ruhullah Khamenei yang memimpin Revolusi 1979 dan kemudian
menjadi pemimpin spiritual Syiah Iran tertinggi hingga kematiannya pada tahun
1989.
Setelah Khamenei mangkat, Ali Khamenei
menggantikannya sebagai pemimpin spiritual Syiah Iran teratas. Sebelum itu
selama delapan tahun Ali Khamenei menjabat sebagai presiden Iran. Ali Khamenei
terbukti mampu meneruskan tradisi yang dibuat pendahulunya di mana “ayatullah”
merupakan penguasa sesungguhnya di Iran.
Mengingat Iran sedang berperang dengan
mendukung Asad di Suriah serta konflik Timur Tengah yang mulai memanas dengan
menyeret negara-negara adidaya. Maka pemimpin imamiah Syiah selanjutnya bisa
jadi adalah imam ke-12 Syiah yaitu Imam yang ditunggu-tunggu kaum Syiah sebagai
imam mahdi.(*abnei)