Ma’af tanpa photo, sangat menyeramkan
!
Lebih Sadis dari Nazi,
Dokumen Rahasia Menguak Kejahatan Assad
18
Apr 2016 19:30
Damaskus – Badan peneliti dan pengacara internasional
berhasil mengumpulkan bukti dari tempat penyimpanan dokumen rahasia Suriah yang
merinci kejahatan perang Presiden Bashar Assad. Dokumen ini dinyatakan sebagai
bukti kejahatan perang terkuat pasca kasus kejahatan Nazi di pengadilan
Nuremberg, Jerman.
Dikutip dari Al-Jazeera pada Ahad (17/04), bukti-bukti ini
terdiri 600.000 halaman dokumen resmi dari Suriah. The Telegraph mengungkapkan
bahwa berat dokumen ini sampai berton-ton. Saat ini, masih ada 500.000 halaman
yang masih dalam wilayah Suriah, menunggu angkutan yang aman ke luar negeri.
Pembocor dokumen ini bernama Abdel Majid Barakat (24 tahun).
Ia adalah petugas penjaga berkas administrasi di Komite Keamanan Pemerintah
Suriah, namun diam-diam bekerja untuk oposisi. Dia akhirnya melarikan diri ke
Turki pada tahun 2013 dengan membawa dokumen tersebut sebanyak yang ia bisa.
Berkas-berkas tersebut diberikan kepada Komisi Keadilan
Internasional dan Akuntabilitas (CIJA) dan disimpan secara rahasia di salah
satu kota di Eropa. CIJA adalah sebuah organisasi pengacara dan penyidik yang
didanai oleh Pemerintah Inggris.
Dokumen ini membuktikan bahwa Assad telah mendirikan sebuah
“Central Crisis Management Cell” yang memberikan wewenang penuh kepada kepala
keamanan pemerintah untuk meredam aksi damai di seluruh negeri. Institusi ini
berbasis di Damaskus, dan dipimpin oleh Mohammad Said Bekheitan, orang nomor
dua di partai Ba’ath Suriah.
Akibat pemberian wewenang itu, ribuan warga sipil mendekam
di penjara, mereka disiksa dan tidak sedikit yang berujung kematian. Rumah
Sakit Pemerintah pun turut menjadi tempat penyiksaan. Bahkan banyak jasad yang
ditumpuk di WC lantaran kamar mayat meluap.
Berkas-berkas ini memuat empat ratus halaman terkait
penyiksaan dan pembunuhan secara sistematis terhadap puluhan ribu warga Suriah
di bawah kebijakan pemerintah yang tertulis dan dilegalkan oleh Bashar Assad.
Sistem ini dilakukan terkoordinasi antara badan-badan pemerintahan dan
intelijen negara.
Apakah Assad Akan Diadili?
Stephen Rapp, mantan kepala jaksa PBB yang memimpin kasus
tuduhan terhadap para individu yang terlibat dalam genosida Rwanda, mengatakan
kepada the New Yorker bahwa dokumen rahasia yang bocor itu lebih kuat daripada
bukti kejahatan perang manapun sejak pengadilan Nuremburg.
“Ketika tiba saatnya ia diadili, kita akan memiliki bukti
yang jauh lebih baik daripada yang dari kejahatan perang yang lain sejak
Nuremberg,” ujarnya.
Geoffrey Robertson QC, Pegiat Hak Asasi Manusia senior
mengatakan kepada The Telegraph bahwa Assad setidaknya hannya aman untuk saat
ini saja.
“Selama dia dilindungi oleh Rusia, maka Dewan Keamanan
terhalang dan tidak ada yang dapat memiliki kewenangan untuk mengadili dia,”
katanya.
Tetapi Robertson menjelaskan bahwa perlindungan Assad mungkin
tidak berlangsung lama. Ia mencontohkan, Charles Taylor digulingkan dari
kepresidenan Liberia pada tahun 2003 dan dilindungi oleh Nigeria. Namun tidak
berselang lama, dia diserahkan untuk diadili pada tahun 2006 dan kemudian
dihukum oleh pengadilan PBB.
“Keadilan International masih dalam tahap awal dan kami
sudah melihatnya berubah,” kata Robertson.
Ia menambahkan, “Charles Taylor, kini menghabiskan hidupnya
selama 50 tahun di penjara Inggris. Pada awalnya ia dianggap aman ketika
Nigeria memberi perlindungan. Tapi politik negara itu berubah dan ia pun
diserahkan. Jadi ada banyak presiden bagi yang melindungi orang-orang seperti
itu. Tetepi tiba-tiba merasa tidak nyaman untuk pelindung mereka.”
Pengadilan Nureberg adalah suatu rangkaian persidangan terhadap
kejahatan Nazi di Jerman. Rangkaian persidangan ini dilakukan di kota Nurnberg,
Jerman, dari tahun 1945 sampai 1946, di gedung Pengadilan Nurnberg (Nuremberg
Palace of Justice). Sampai sebelum dokumen Assad ini terkuak, kejahatan Nazi
diklaim sebagai kejahatan perang tersadis.
Saat ini, nasib Presiden Bashar Al-Assad terus menjadi
perdebatan alot antara dua pihak berlawanan di Jenewa. Pihak oposisi menuntut
agar Assad tidak lagi terlibat dalam transisi politik Suriah pada 2017 nanti.
Sedangkan Rusia berjanji akan memberikan suaka kepada rekan politiknya
tersebut.
Sumber: Telegraph, Al-Jazeera
Penulis: Syafi’i Iskandar
http://m.kiblat.net/2016/04/18/lebih-sadis-dari-nazi-dokumen-rahasia-menguak-kejahatan-assad/
http://m.kiblat.net/2016/04/18/lebih-sadis-dari-nazi-dokumen-rahasia-menguak-kejahatan-assad/
Seorang Diplomat yang
Membelot dari Rezim Assad Cerita Pembantaian yang Ia Saksikan
Kamis,
14 April 2016 - 06:22 WIB
Profesor kami Prof. Aref Dalila,
menemukan fakta-fakta baru. "Anda membela penjahat (Hafez Assad),"
ujarnya
Seorang diplomat Suriah Lama Ahmad
Iskandar dibesarkan di sebuah rumah di mana sebuah foto besar dari diktator
Suriah Hafez Assad, ayah Bashar Al Assad menempati posisi mencolok di ruang
tamu.
Itu tidak aneh bagi rumah keluarga Lama karena dia
adalah putri dari menteri informasi paling terkenal dari rezim Assad, Ahamd
Iskandar Ahmad.
Namun,
pembelotan Lama menjadi tidak mungkin mengingat bahwa dulu dia adalah seorang
penasihat yang baru diangkat di kedutaan rezim Assad di Islamabad di Pakistan.
Lama, yang turun dari sekte yang berkuasa; Alawi, putri dari Menteri Informasi
yang menciptakan mitos diktator Suriah, Hafez Assad, dalam imajinasi rakyat
Suriah.
Lama ingin
membuat semua sejarah itu sebagai bagian dari pesan darinya ketika dia membelot
pada Juni 2013 setelah beberapa bulan persiapan dengan Tentara Pembebasan
Suriah.
Lama Ahamd
memandang kasusnya sebagai contoh bagi banyak pendukung rezim yang salah arah
atau tertipu.
“Saya belum
mendengar tentang apa yang terjadi di Tal al-Zaatar, sebuah kamp pengungsi
Palestina di mana pasukan Assad melakukan pembantaian terhadap warga Palestina
pada bulan Agustus 1976, sampai tahun 2000. Itu adalah kejutan pertama saya,”
ujarnya dikutipOrient Net dari Al-Quds Al-Araby Selasa
(12/04/2016).
Lama
kemudian menjelaskan suasana di mana ia dibesarkan.
“Ayah saya
adalah menteri informasi Assad selama sepuluh tahun – antara tahun 1973 dan
1983 – foto Hafez Assad di atas kepala kami di rumah. Sulit dipercaya bahwa
teladan Anda dalam kehidupan sebenarnya seorang penjahat. ”
“Pertanyaan
pertama saya muncul ketika saya adalah seorang mahasiswa di Universitas
Damaskus di mana saya belajar di Fakultas Perdagangan. Profesor kami kemudian
adalah Prof. Aref Dalila, ekonom Suriah yang terkenal, yang membantu kami
menemukan fakta-fakta baru. Prof. Dalila mengatakan pada saya: “Anda membela
penjahat.” Dia menceritakan kepada saya tentang Tal al Zaatar untuk pertama
kalinya, “kata Lama.
Setelah
kejadian itu, Lama pergi ke arsip ayahnya, pria yang selalu ia percaya, Saya
menemukan bahwa ia menulis, mereka melakukan kesalahan yang mengerikan di Tal
al-Zaatar. Kemudian ketika Lama bekerja di kementerian luar negeri, ia
menyadari gambaran nyata dari rezim Assad. Dia menemukan bahwa korupsi adalah
suatu proses yang sistematis dan sadar bahwa dia memiliki dua pilihan saja:
baik bekerja dengan jaringan mafia dari rezim atau pindah.
Lama
meneruskan kisahnya yang dimulai dengan Arab Spring. Dia
berkata pada dirinya sendiri, ketika dia dulu berada di Kingdom of Silence, bahwa ia
akan bertekad untuk bergabung dengan pemberontakan apa saja di Suriah jika
terjadi di sini.
Lari dari
pekerjaannya selalu merupakan sebuah pilihan namun hal tersebut menakutkan
karena siapa saja yang mungkin melakukan hal itu akan dikenakan tuntutan.
“Mata
pemantauan rezim itu terbuka lebar,” tambah Lama.
“Saya dulu
tinggal di lingkungan Yusuf al-Azma. Saya harus menyetir mobil sehari-hari
dekat persimpangan Darayya dan Muadamiyah. Saya tidak membesar-besarkan jika
saya mengatakan bahwa selalu ada mayat baru yang tergeletak di jalan setiap
hari. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya melaju pergi, ” kata Lama
sementara air mata menetes dari matanya.
Lama,
dirinya, menjadi saksi dua pembantaian yang terjadi di dekatnya rumahnya. Yang
pertama terjadi di Jdaidet al-Fadl dan yang kedua di Jdaidet Artouz pada bulan
Agustus 2012.
“Ya, saya
menyaksikan mereka. Darah masih ada di atas tanah, “kata Lama.
Lama
kemudian melanjutkan.
“Ada sebuah
peluncur rudal di sebelah rumah kami; kami takut. Kami tinggal di rumah selama
empat hari dan pintu ditutup. Kami mendengar segala sesuatu dan suara
orang-orang. Kemudian mereka menumpuk mayat-mayat dan membakar mereka. Baunya
di mana-mana,” ujarnya.*/Karina Chaffinch
Pengkhianatan
Menteri Syiah, Ali bin Yaqtin pada Masa Harun Al-Rasyid
Sebelumnya telah kita
bahas mengenai pengkhianatan Syiah kepada Ahlulbait Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam,yaitu:
Dan sekarang kita akan
membahas pengkhianatan-pengkhianatan Syiah diluar Ahlulbait yang menyebabkan kehancuran
umat Islam di masanya. Yaitu pengkhianatan Menteri Syiah, Ali bin Yaqtin pada
masa Harun Ar-Rasyid. Berikut pemaparannya:
Ini adalah salah satu dari pengkhianatan Syiah
terhadap Daulah Abbasiyah yang telah banyak berbuat baik kepada mereka, bahkan
sebagian dari mereka memperoleh jabatan yang sangat tinggi, seperti menteri.
Sungguh benar kata pepatah;
Pengkhianatan Ali bin
Yaqtin ini diriwayatkan oleh para perawi Syiah sendiri, seperti seorang ulama
Syiah yang diberi gelar Shadr Al-Hukama dan Ra’is Al-UlamaNi’matullah
Al-Jaza’iri, dalam bukunya yang terkenal Al-Anwar An-nu’maniyah jilid 2 halaman 308, cetakan Tibriz
Iran. Dan Muhsin Al-Mua’lim dalam bukunya “An-Nushub wa an-Nawasib” halaman 622, cetakan Dar Al-Hadi,
Beirut. Isinya adalah;
“Disebutkan dalam beberapa riwayat, bahwa Ali bin
Yaqtin menteri Harun Ar-Rasyid, adalah salah seorang tokoh Syiah. Telah
berkumpul beberapa orang narapidana di dalam penjara, kemudian dia
memerintahkan orang-orangnya untuk menghancurkan atap penjara, sehingga menimpa
mereka yang ada di dalam penjara. Jumlah mereka kira-kira lima ratus orang dan
mereka semua tewas. Dia tidak mau bertanggung jawab atas kematian mereka,
kemudian dia mengirimkan pesan kepada Al-Imam Al-Kazhim, lalu al-Imam Alaihissalam mengirimkan jawaban kepadanya,
“Seandainya kamu datang padaku sebelum kamu membunuh mereka, kamu tidak harus
mempertanggungjawabkan kematian mereka, tetapi karena kamu tidak datang
kepadaku, maka bayarlah kafarat (denda pengganti) untuk setiap
orang yang kamu bunuh dengan seekor kambing jantan, dan seekor kambing jantan
lebih baik daripadanya.” (Haqiqar Asy-Syi'ah, halaman 55).
Mereka menyebutkan riwayat ini sebagai dalil
diperbolehkannya membunuh an-nawasib (orang-orang Ahli Sunnah). Apakah Anda
tidak melihat diyat (denda) yang “berharga” ini? Yaitu
“Seekor kambing jantan, dan seekor kambing jantan lebih baik dari orang Sunni.”
Beliau mengharuskannya membayar diyat, tidak lain karena dia telah membunuh
mereka tanpa adanya perintah dari beliau untuk membunuh mereka.
Sumber : Pengkhianatan-pengkhianatan Syiah dan
Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam. Karya : Dr. Imad Ali Abdus Sami’