Pakar:
Zaidiyah Bukan Dekat dengan Sunni, tapi Syiah Paling Ringan
Sabtu, 7 Mei 2016 - 04:41
WIB
Menurut Syaikh Ali al-Ammari, Syiah saat ini terdiri
dari lima kelompok besar; Ismailiyah, Zaidiyah, Nushairiyah, Duruz, dan
Imamiyah Itsna Asyar.
Ada yang keliru dengan pemahaman umat Islam tentang
ideologi Syiah. Terutama menyangkut beberapa kelompok dalam aliran menyimpang
tersebut.
Hal itu dijelaskan Syaikh Ali Abdullah al-Ammari, dai internasional dan
pakar aliran Syiah dalam kegiatan daurah dai bertajuk “Naqd Aqaid as-Syiah al-Imamiyah(Membantah
Aqidah-aqidah Syiah Imamiyah)” di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta, Kamis
(05/05/2016).
Disebutkan Ali al-Ammari, umat Islam keliru jika
mengatakan bahwa kelompok Syiah Zaidiyah itu dekat dengan ahlu sunnah (qariban min Sunni).
“Yang benar itu Zaidiyah adalah aliran paling ringan
dalam Syiah (akhaffu
firqatan fis Syi’ah),” papar Ali al-Ammari di hadapan 200-an peserta
daurah.
Sebab, jelasnya, Syiah itu bukan Islam dan Sunni tidak
ada hubungan dengan Syiah. Lebih jauh, ia juga menerangkan kaidah utama dalam
memahami Syiah Rafidhah. [Baca: Farid Okbah: Hadapi Syiah, Muslimin Dunia Harus Bersatu]
“Singkatnya, siapa saja yang menolak kepemimpinan
Sahabat Abu Bakar dan Umar bin Khaththab serta melaknat keduanya, maka ia
adalah Rafidhah, apapun namanya,” ucap peneliti yang dikenal sebagai penulis
buku-buku tentang penyimpangan Syiah ini.
Disebutkan, dari Syiah Zaidiyah kini lahir kelompok
Syiah Jarudiyah yang menjadi keyakinan Syiah Houtsi di Yaman.
“Semua itu adalah Syiah Rafidhah,” tegas Ali al-Ammari
kembali.
Menurutnya, Syiah saat ini terdiri dari lima kelompok
besar; Ismailiyah, Zaidiyah, Nushairiyah, Duruz, dan Imamiyah Itsna Asyar. [Baca: Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim Harus Paham soal Syiah]
Uniknya, masih menurut Ali, sesama Syiah juga saling
mengafirkan dan mencela di antara mereka.
Syiah Imamiyah, misalnya. Mereka disebut mengafirkan
semua kelompok Syiah lainnya, selama ia mengingkari satu imam di antara dua
belas imam Syiah.
Selama menerangkan materi, Ali al-Ammari banyak
menggunakan rujukan dari kitab induk Syiah. Seperti kitab al-Kafi karya
Kulaini, Man La
Yahdhuru al-Faqih, al-Istibshar, dan Tahdzib al-Ahkam.
Kedua kitab terakhir dikarang oleh at-Tusi, ulama
terkenal di kalangan Syiah.
“Membantah aqidah Syiah harus dengan rujukan induk
mereka pula. Sebab mereka menolak jika menggunakan rujukan kitab Sunni,” tegas
Ali al-Ammari menutup. [Baca: Tips
Menghadapi Pendukung Syiah ala Ali al-Ammari]*
Editor: Muhammad Abdus Syakur
Kata Syiah, Ziarah Kuburan
Husain Lebih Utama dari Haji dan Umrah
Jumat, 6 Mei 2016 07:11
Syiah memiliki banyak keyakinan yang sangat menyimpang, jika
diukur dengan Al-Qur’an dan sunnah. Diantaranya, mereka menganggap bahwa ziarah
ke kuburan Husain radhiyallahu ‘anhu lebih utama ketimbang haji dan umrah
ke baitullah al haram.
“Ziarah ke makam Husain di Irak lebih uatam dari haji dan
umrah,” kata Syaikh Ali Al Amary, menukil pendapat ulama Syiah dalam kitab Al
Kafi, cara daurah “Naqdh Aqaid Syiah” di Jakarta, Kamis (5/5/2016)
Syaikh
Ali Amary kemudian memutar video cuplikan ulama Syiah yang berkata mirip dengan
yang ada di kitab Al Kafi.
“Pergi
ziarah ke kuburan Husain setara dengan 20 kali haji dan umrah,” kata cuplikan
video terbut.
Syiah
juga meyakini bahwa selain orang Syiah adalah anak-anak zina. “Semua anak yang
terlahir adalah anak zina, kecuali Syiah,” masih kata ulama Syiah dalam
cuplikan video.
Keyakinan
Syiah terhadap Ali bin Abi Thalib juga sangat berlebihan. Mereka meyakini bahwa
Ali adalah Tuhan.
“Yang
punya shirath adalah Ali, yang punya surga adalah Ali. Maka
hanya pendukung Ali saja yang mendapatkan surga,” ujar ulama Syiah dalam
cuplikan video.
Karbala,
menurut Syiah lebih utama daripada Ka’bah. Mereka menganggap bahwa ia adalah
tanah suci.
“Karbala
adalah tanah haram, Qum juga tanah haram. Jika bukan karena tanah Karbala,
engkau tidak akan mendapatkan keutamaan,” kata Syaikh Ali Amary menjelaskan
sesatnya keyakinan Syiah.
Seperti
diketahui, acara daurah di selenggarakan Majelis fatwa dan kajian Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia (DDII). Ada 150-an peserta yang hadir dalam acara ini.
Daurah berlangsung mulai Rabu- Jumat (4-6/5/2016) di hotel Balairung
Jakarta. (ibnu)
Farid Okbah:
Hadapi Syiah, Muslimin Dunia Harus Bersatu
Kamis, 5 Mei 2016 - 08:00 WIB
Dalam menangkal Syiah, hal penting lainnya, menurut Farid
adalah melakukan lobi ke pemerintah dan menjalin dukungan dengan dunia
internasional.
Mengadang dakwah
Syiah butuh kebersamaan dan persatuan umat Islam. Bukan sebaliknya, berpecah
belah sesama ahlu sunnah.
Pernyataan tersebut
disampaikan oleh peneliti aliran Syiah, Farid Ahmad Okbah, di sela acara Daurah Syar’iyah tentang
Syiah di Hotel
Balairung, Matraman, Jakarta, Rabu (04/05/2016).
Di hadapan 200-an
peserta daurah, Farid mengajak seluruh umat Islam untuk bersatu. Sebab yang
dihadapi adalah makar licik yang didukung oleh konspirasi internasional.
“Syiah itu dibiayai
dan di-backup terang-terangan
oleh Iran. Sekarang siapa donatur khusus Sunni?” tanya Farid yang juga seorang
pendiri Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia Pusat.
Menurut Farid, ke
depan umat Islam butuh lebih dari sekadar daurah tiga atau lima hari saja.
Sebab persoalan ini harus didalami, dianalisis, dan didakwahkan secara
profesional.
“Umat Islam perlu
pendidikan khusus yang mencetak kader anti Syiah. Belajarnya intensif satu
hingga dua tahun, misalnya,” ungkap Pembina Pesantren al-Islam, Bekasi ini. [Baca: Ini Alasannya Kenapa Setiap Muslim Harus Paham soal Syiah]
Disebutkan Farid,
layaknya kelelawar, Syiah itu bergerak di waktu malam. Kerjanya tidak
kelihatan, tapi hasilnya rapi dan sistematis.
“Dakwah mereka pakai
strategi, ada studi kelayakan sebelum berbuat,” terang Farid lagi. “Dakwah
Sunni juga harus begitu, siapkan kader-kader yang ahli tentang kesesatan
Syiah,” ujar Farid.
Dalam menangkal
Syiah, hal penting lainnya, menurut Farid adalah melakukan lobi ke pemerintah
dan menjalin dukungan dengan dunia internasional.
“Harus ada yang bisa
menjalin lobi ke pemerintah dan sinergi dengan negara Islam lainnya,” tutup
Farid Okbah.
Diketahui,
bekerjasama dengan Syabakah Difa’ an as-Sunnah, Dewan Dakwah Islamiyyah
Indonesia (DDII) mengadakan daurah bertajuk“Naqdhu ‘Aqa’id as-Syi’ah al-Imamiyah” (Bantahan
Terhadap Akidah-Akidah Syiah Imamiyah).
Tampil sebagai
pemateri tunggal, Syeikh Ali bin Abdullah al-Ammar, dai internasional yang
dikenal dengan kepakarannya tentang sekte sesat Syiah. [Baca: DDII
Gelar Daurah Menangkal Penyebaran Syiah]*