Target Kudeta 15 Juli: Perang Sipil, Turki Akan Dijadikan Seperti Irak
Senin, 25 Juli 2016
Oleh: MAHMUT ÖVÜR
(Kolumnis Daily Sabah, Turki)
Kekacauan pada 15 Juli dimotivasi oleh hasrat untuk
mendorong Turki menuju perang sipil dibanding untuk mengadakan sebuah kudeta.
Karena itu, ini tidak menyerupai kudeta/percobaan kudeta-kudeta yang terjadi
sebelumnya. Berbagai tank menargetkan warga sipil, helicopter membuka tembakan
dan parlemen dibom.
Semua serangan ini tidak hanya refleksi dari sebuah
percobaan kudeta, tapi juga bagian dari strategi tertentu. Target utama mereka
adalah presiden Recep Tayyip Erdogan. Pembunuhan Erdogan adalah langkah pertama
dan utama dalam rencana mereka untuk memulai sebuah perang sipil. Brigadier
Jendral Gokhan Sahin Sonmezates, yang menyerbu hotel di Marmaris tempat Erdogan
tinggal, memerintahkan bawahannya untuk membunuh Erdogan untuk alasan ini.
Sebagai tambahan, ternyata para militant berseragam ini (tentara kudeta) juga
berencana untuk membunuh pemimpin Kurdi PKK Abdullah Ocalan yang dipenjara,
yang ditahan di penjara pulau Imrali.
Tujuannya adalah untuk mengubah Turki menjadi sebuah
“religious-secular inferno”, yang akan menjadi pusat dari konflik Kurdi-Turki.
Dengan cara ini, kekuatan-kekuatan global akan mampu
untuk mengintervensi dan mengambil alih di kawasan,
mendeklarasikan zona larangan terbang di beberapa bagian di tenggara Turki dan
perpecahan Turki akan tak terhindarkan. Turki akan diperlakukan seperti Iraq
jika kudeta ini telah berhasil. Karena alasan ini, Erdogan dengan berkeras
mengatakan: “Kami tak akan pernah meninggalkan Negara kami kepada
kekuatan-kekuatan pendudukan.”
Sekarang sudah diketahui bahwa kekuatan-kekuatan
pendudukan berskala global ingin membelah berbagai wilayah di Turki menjadi
Negara-negara mikro. Mereka tak ingin menyaksikan sebuah Negara kuat dan stabil
di kawasan ini.
Percobaan kudeta 15 Juli dan serangan-serangan lain
(berbagai teror) yang telah kita hadapi selama 3 tahun terakhir diorganisasikan
sebagai bagian dari proyek ini.
Serangan-serangan secara simultan oleh PKK, DAESH
(ISIS) dan kelompok-kelompok teroris People’s Liberation Party Front (DHKP-C),
gerakan penguasaan Gulenist Terror Organization (FETO) yang menggerogoti
institusi-institusi Negara dari dalam, percobaan kudeta mematikan yang terbaru
dan operasi persepsi yang dilakukan media domestic dan asing mengenai Turki
semuanya merupakan komponen dari strategi yang sama.
Tidak ada diantara mereka yang kebetulan dan bahayanya
belum hilang. Konsekuensinya, kita harus terus menjaga dan mengawasi demokrasi
kita.[]
Terungkap
Rencana Untuk Adili Erdogan Jika Kudeta Berhasil, Skenario Mirip Mursi
ISTANBUL - Kepolisian Turki berhasil mengungkap sebuah
dokumen hukum yang diduga dibuat untuk memulai investigasi terhadap
pejabat-pejabat senior pemerintah jika kudeta Turki yang berlangsung pekan lalu
sukses menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Keterangan seorang sumber yang tidak disebutkan
namanya pada Kantor Berita Anadolu Agency, Kamis, (21/7/2016) menyebutkan dokumen berupa petisi itu
ditemukan dalam penggeledahan di kantor Jaksa Penuntut Umum Mehmet Sel di
Istanbul menyusul penangkapannya. Dokumen itu menyebut nama Recep Tayyip
Erdogan diantara orang-orang yang akan menghadapi dakwaan terkait “proses
solusi” untuk mengakhiri konflik dengan warga Kurdi.
Mehmet Sel merupakan salah satu dari 72 hakim dan
39 jaksa dari Istana Keadilan Anadolu yang dipecat pada Sabtu, 16 Juli, dia
kemudian ditahan terkait hubungannya dengan usaha kudeta Turki yang gagal.
Dalam dokumen yang ditujukan kepada kantor kepala
jaksa penuntut di Inegol, Provinsi Bursa, Turki tersebut tercantum nama
Erdogan, Menteri Dalam Negeri Efkan Ala, Kepala Organisasi Intelijen Hakan
Fidan, beberapa gubernur provinsi, mantan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu,
serta mantan wakil perdana menteri Besir Atalay dan Yalcin Akdogan.
Mereka dituduh mendukung kelompok teroris
antara tahun 2009 sampai 2015 dengan melakukan pembicaraan damai dengan para
pemimpin militan Kurdi PKK.
Nama-nama itu dijadikan subyek pemeriksaan atas
tuduhan “melakukan kejahatan membantu organisasi bersenjata dengan tidak
menghiraukan persiapan penyerangan mereka”.
Petisi tersebut tidak diberi tanggal ataupun tanda
tangan, selain hanya tertera tahun 2016 di dalamnya, yang mengesankan bahwa
dokumen tersebut telah dipersiapkan untuk digunakan jika kudeta berhasil.
Skenarionya mirip sekali (bahkan copy paste)
dengan skenario yang diberlakukan pada Mursi di Mesir. Saat kudeta yang
dipimpin As-Sisi berhasil, Presiden Muhammad Mursi kemudian didakwa dan divonis
pengadilan dengan hukuman seumur hidup atas tuduhan spionase, membocorkan
rahasia negara, dll.
Kudeta era modern saat ini akan menggunakan
instrumen tidak hanya militer, tapi juga aparat hukum untuk memuluskan dan
menuntaskan tujuan kudeta, sehingga kudeta akan memiliki "legalitas"
di mata dunia, seperti saat ini yang terjadi di Mesir. Kudeta sudah
"legal" dan "direstui" dunia dengan dagelan pengadilan.
Alhamdullah di Turki gagal. Allah sebaik baik
pembuat makar....
Presiden Erdogan dan Turki adalah bagai oase bagi
umat Islam di seluruh penjuru dunia.
Semoga Allah SWT selalu lindungi Erdogan dan
rakyat Turki dari makar-makar jahat musuh-musuh Islam.
Sumber: Anadolu Agency
Zionis-Israel mendukung kudeta yang terjadi pada
pertengahan bulan Juli ini
Mantan
kepala Dewan Keamanan Nasional Zionis Israel, Mayjen. Jacob Amidror,
mengingatkan pemerintahan PM Benjamin Netanyahu terhadap perkembangan Turki
pasca gagalnya kudeta militer pada 15 Juli kemarin.
“Upaya
kudeta yang gagal di Turki dapat dianggap sebagai akhir era sekularisme yang
didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk, sementara disisi lain Presiden Recep
Tayyip Erdogan akan bertambah kuat setelah peristiwa ini,”’ ujar Mayjen. Jacob
Amidror dalam sebuah artikel yang diterbitkan surat kabar Israel Today.
Mayjen.
Jacob melanjutkan, “Peristiwa di Turki menunjukkan mereka berbeda dari apa yang
telah dilakukan Abdel Fattah al-Sisi di Mesir ketika menggulingkan Presiden
Mohamed Morsi, seorang wakil dari Ikhwanul Muslimin. Dan mungkin Sisi takut
berhadapan dengan Erdogan yang memiliki dukungan penuh dari rakyat meskipun
telah mengomandoi prajurit terkuat di dunia (Mesir).”
Menurut
Mayjen. Jacob situasi terbaru di Turki mengharuskan pemerintah Tel Aviv untuk
berhati-hati dalam tindakannya, meskipun pada dasarnya mendukung kudeta yang
terjadi pada pertengahan bulan Juli ini. (Rassd/Ram)
Mantan Komandan NATO Terlibat Kudeta
Pemerintahan Erdogan
http://www.antiliberalnews.com/2016/07/26/mantan-komandan-nato-terlibat-kudeta-pemerintahan-erdogan/
Israel Siap Tampung Komandan
Kudeta Turki
http://www.portalpiyungan.com/2016/07/israel-siap-tampung-komandan-kudeta.html
CIA di
Balik Kudeta Militer Turki
Intelijen Turki: CIA Gelar
Pertemuan Rahasia di Istanbul pada Malam Kudeta(Yeni Safak)
Kudeta
Militer Turki sudah ‘dibahas’ dalam Bilderberg Meeting 2016
Nah Loh ! Jaksa Turki: CIA dan FBI Latih Komplotan Kudeta