Kamis, 03 Agustus 2017
Keraguan Presiden Amerika Serikat Donald
Trump terhadap perang di Afghanistan, membuat negara tersebut harus menunda
penerapan siasat baru di kawasan Asia Selatan.
“Keraguan itu bahkan membuat Trump
mempertimbangkan memecat komandan militer Amerika Serikat di kawasan tersebut,”
kata sumber di Gedung Putih, seperti diberitakan Reuters, Kamis (3/8).
Saat menggelar rapat di ruang darurat
Gedung Putih, Trump meminta semua anggota kabinet keamanan memberikan
keterangan lebih mengenai keadaan terkini di tempat Amerika Serikat
menghabiskan 16 tahun perang melawan Taliban tanpa tanda kemenangan.
Rapat tersebut memanas saat Trump meminta
Menteri Pertahanan James Mattis dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Joseph
Dunford memecat Jenderal John Nicholsin, panglima pasukan Amerika Serikat di
Afghanistan, karena tidak berhasil menang perang.
“Kita belum juga mencapai kemenangan,”
kata Trump kepada dua orang tersebut, sebagaimana dikutip dari sejumlah sumber,
yang tidak ingin jati dirinya terungkap.
Saat rapat itu selesai, pejabat setara
menteri koordinator politik, Steve Bannon, terlibat adu mulut dengan pejabat
setara menteri koordinator keamanan H.R. McMaster terkait arah kebijakan
Amerika Serikat.
Beberapa pejabat meninggalkan rapat itu
dalam kondisi terkejut oleh keluhan presiden bahwa militer telah membiarkan
Amerika Serikat kalah dalam peperangan.
Mattis, McMaster, dan beberapa pejabat
tinggi lainnya kini berusaha menjawab keraguan Trump dalam cara yang bisa
membuat sang presiden pemarah untuk menyetujui strategi baru di Asia Selatan,
kata sumber-sumber tersebut.
Gedung Putih sendiri tidak berkomentar
terhadap laporan mengenai pertemuan tersebut.
Rapat lain bersama para pejabat tinggi
dijadwalkan akan digelar pada Kamis, waktu setempat atau Jumat (4/8) WIB.
Trump sendiri pada awal tahun memberi
Mattis kewenangan untuk mengirim pasukan militer Amerika Serikat sesuai dengan
kebutuhan. Namun, rencana menteri pertahanan tersebut untuk menambah 4.000
tentara menjadi 8.400 untuk bertugas di Afghanistan, kini harus tertahan karena
keluhan Trump. [akt]
Perang berkepanjangan di Afganistan
membuat Presiden Donald Trump frustasi, menurutnya, tim AS "kalah" di
medan perang, Trump pun ingin memecat komandan pasukan AS di Afghanistan,
Jenderal Angkatan Darat John Nicholson.
Tim AS dikerahkan ke Afghanistan sekitar
16 tahun lalu untuk mengalahkan Taliban, namun sampai sekarang kelompok militan
tersebut masih beroperasi penuh. Bahkan menguasai hampir 50% wilayah
Afghanistan.
Kantor-kantor AS mengatakan, Trump
meminta Menteri Pertahanan James Mattis dan Kepala Staf Gabungan Joseph Dunford
untuk mempertimbangkan pemecatan Jenderal Nicholson karena tidak memenangkan
perang di Afghanistan.
"Kita tidak menang," ujar Trump
seperti ditirukan kantor-kantor AS yang enggan disebut namanya.
"Kita kalah!" Imbuh Trump
seperti diberitakan media NBC News, Kamis (3/8/2017).
Menurut kantor-kantor AS, selama hampir
dua jam dalam rapat di Gedung Putih tersebut, Trump mengeluhkan tentang
sekutu-sekutu NATO dan berulang kali mengatakan agar Nicholson dipecat.
Pada Rabu (2/8) waktu setempat, dua
tentara AS tewas akibat serangan bom bunuh diri terhadap konvoi pasukan NATO di
Kandahar, Afghanistan selatan. Kelompok Taliban mengklaim mendalangi serangan
bom tersebut.
Amerika bukanlah satusatunya tim yang
pernah mengakui kehebatan Taliban, Rusia pernah meraskan kerasnya medan perang
negeri itu, selama 10 tahun perang akhirnya Rusia pun menarik pasukannya dan
menyatakan kalah dengan dengan sekelompok siswa.
(Matakita.co)