Friday, March 2, 2018

Subhanallah Walhamdulillah, Mujahidin Ahlus Sunnah (Non-Sekuler) Syam Bisa Bertahan Tujuh Tahun Menghadapi Ekpansi Bangsa Asing Adi Kuasa Komunis Rusia- Kufar Barat- Majusyi’ah Iran- Tentara Rezim Bengis Syiah Nushairiyah Bashar Al-Assad- Turki.

Hasil gambar untuk ghouta

Daftar Artikel Lamurkha Terkait Kejahatan Rusia, Iran Dan Amerika Terhadap Muslim Suriah
Konflik Jangka Panjang Israel-Palestina (Zionis VS Islam) Bisa Terjadi Pada Suriah Sebagai 'Palestina Baru' (Majusi Syi’ah VS Islam).
Iran Mengakui Bahwa Perang Suriah “Melelahkan”. Tanda-tanda Kebinasaan Rezim Majusi Al-Saba Yahudi !
Frustrasi dan Minim Dukungan, Rusia Mungkin Segera Keluar dari Suriah (segerakan, Ya Rabb)
Menggulingkan Rezim Syi’ah Bashar Assad Saat Ini Menjadi Prioritas Mendesak Yang Lebih Utama Dari Jihad Di Palestina. “Keberadaan Rezim Diktator Keji Seperti Rezim Syi’ah Al Assad Merupakan Tikaman Didada Dan Jantung Palestina, Dan Kematian Diktator Adalah Awal Dari Jalan Menuju Kemenangan Palestina (Al Aqsha).” Kamuflase Orang-Orang Yang Berasyik Mansyuk Dengan Syi'ah "Banyak Aksi" Soal Jerusalem.
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh, Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus Sunnah Syam !
Kejahatan Keji Mengerikan Ali Khamenei Dan Hassan Rouhani Terhadap Ahlus Sunnah Di Suriah, Irak, Yaman Dan Iran, Serta Destruktif Disetiap Musim Haji. Mereka Gerombolan Qum Kelompok Takfiri Tulen. Bersama Erdogan (Turki) Dan Putin (Komunis Rusia), Mengisolasi Dan Membantai Mujahidin Sunni Terkuat Syam.
Mustahil Ahlus Sunnah Bisa Menguasai Al Quds (Al Aqsha) Sebelum Mengusir Syi’ah Dari Syam (Suriah Dan Sekitarnya), Seperti Yang Dilakukan Salahuddin Al Ayyubi. Syiah Mengingkari Al-Quds (Kamuflase) Dan Dendamnya Karena Penaklukan Oleh Umar RA. Dalam Perang Arab-Israel, Syiah Menggunting Dalam Lipatan. Penguasaan Israel Karena Peran Syiah.
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa Dipercaya ?
Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
10 Alasan Mengapa Rezim Iran Lebih Berbahaya Dari ISIS
Iran Sudah Bersiap …. Rusia Juga …. Amerika Juga …
Raja Yordania : Memuji Kepemimpinan Raja Salman Bin Abdul Aziz ,Yang Belum Pernah Kita Lihat Sebelumnya Di Timur Tengah, Berhasil Membatasi Gerak Iran Di Timur Tengah.
Aksi protes anti-Rezim di Iran, Presiden Erdogan beri dukungan kepada Hassan Rouhani
Dukung Iran, Menlu Çavuşoğlu Kritik Trump dan Netanyahu
Erdogan: AS dan Israel Campuri Urusan Iran demi Kekayaan Alam (cermin dirinya !)
http://www.gelora.co/2018/01/erdogan-as-dan-israel-campuri-urusan.html
Rusia, Turki Kecam Upaya Campur Tangan Asing Terkait Demonstrasi Iran

MUI: Solusi Suriah Adalah Lengsernya Bashar Assad

Rabu, 28 Februari 2018
Solusi utama dalam krisis Suriah adalah lengsernya Bashar Assad tanpa campur tangan negara adidaya. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengemukakan, dalang di balik krisis yang berlangsung tujuh tahun itu adalah Rusia dan Amerika Serikat.
“Masalah Suriah adalah masalah yang sudah melibatkan banyak negara, resminya memang antara Bashar Assad dan oposisi. Akan tetapi ini sudah menjadi proxy war antara Bashar Assad di belakangnya ada Rusia, Iran dan Cina sedangkan oposisi ada Saudi, Amerika dan Turki,” kata Wakil Ketua Umum MUI, Yunahar Ilyas.
“Masing-masing punya kepentingan sendiri,” lanjut dia pada Selasa (27/2/2018).
Yunahar menilai ada dua pihak yang dapat menyelesaikan krisis tersebut. Pertama lembaga yang paling tinggi yaitu PBB dengan mengundang negara OKI dan juga liga Arab.
“Apabila opsi itu tidak bisa, serahkan saja masalah ini kepada Arab karena orang Arab itu lebih mudah menyelesaikan masalah. Asalkan tidak diikuti atau dicampuri orang lain,” imbuh dia.
Ketum PP Muhammadiyah itu menegaskan agar memberi tekanan kepada Rusia dan Amerika untuk penyelesaian krisis tersebut. “Dua negara adidaya inilah penyebab jatuhnya korban dari rakyat Suriah, beberapa juta mengungsi dan 8.800 ribu orang sudah meninggal dunia,” ungkapnya.
Kuncinya, kata dia, adalah terletak pada posisi Bashar Assad. “Jadi pihak oposisi maunya berdamai apapun bentuknya dengan negara yang dikelola bersama tapi mereka tidak mau memberikan tempat Basar Assad. Sayangnya Bashar Assad haus akan mewarisi kekuasaan,” pungkasnya.
Reporter: Hafidz Syarif Editor: M. Rudy

Erdogan Dan Hassan Rouhani Tekankan Kerja Sama Memerangi “Teroris” (mereka kerja sama memerangi Mujahidin Ahlus sunnah !!)

Presiden Turki dan Iran melakukan pembicaraan melalui telepon pada Senin malam (19/2/2018) mengenai perkembangan terakhir di Suriah, khususnya Afrin dan Idlib, menurut sumber presiden.
Sumber tersebut mengatakan Erdogan dan Hassan Rouhani menekankan kerja sama dalam memerangi elemen “teroris”.
Kedua pemimpin tersebut membahas proses Astana dan Kongres Sochi mengenai pemecahan masalah Suriah.
Konferensi Dialog Nasional Suriah diadakan di kota Sochi, Rusia selatan, pada 29-30 Januari.
Awal bulan ini, Erdogan dan Rouhani sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak para pemimpin Turki, Rusia, dan Iran di Istanbul mengenai konflik Suriah.

Turki Kritik Standar Ganda AS di Suriah (Buruk Muka Cermin Dibelah)

Turki mengkritik Amerika Serikat yang melakukan standar ganda dalam konflik perang Suriah. Turki mengkritik AS karena secara sepihak menentukan kelompok teroris mana yang dapat diperangi di Suriah dan mana yang tidak dapat diperangi.
Turki mengkritik pernyataan AS yang mengatakan bahwa operasi militer Turki di wilayah Afrin, Suriah Utara yang berbatasan langsung dengan Turki sebagai operasi yang melanggar kesepakatan gencatan senjata.
“Afrin tidak disebutkan di dalam resolusi PBB. Semua teroris sama saja, Anda tidak bisa membaginya ini yang berhak diperangi dan yang ini tidak. Anda berperilaku seperti anak-anak. Anda memiliki standar ganda, dan hal ini tidak dapat diterima,” ungkap Wakil Perdana Menteri, Bekir Bozdag mengkritik AS seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis, (1/3/18).
Sebelumnya, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert mengatakan bahwa AS menyerukan kepada Turki untuk menghentikan serangan terhadap milisi YPG Kurdi di Afrin, Suriah untuk menghormati resolusi gencatan senjata PBB yang disahkan pada 24 Februari lalu.
Mengutip resolusi PBB, Heather Nauert mengatakan: “PBB menuntut agar semua pihak menghentikan serangan di Suriah dan segera memastikan masuknya akses bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di seluruh wilayah Suriah yang dilanda perang.”
Namun Nauert menambahkan bahwa “Resolusi” tersebut tidak dimaksudkan untuk menghentikan serangan terhadap ISIS, Al-Qaeda, Front Al Nusra dan semua faksi yang berafiliasi dengan kelompok tersebut yang telah ditetapkan oleh DK PBB.
Atas pernyataan tersebut, Turki menolak seruan AS dan mengatakan bahwa operasi Turki di Afrin, Suriah juga untuk memberantas kelompok teroris YPG Kurdi yang telah ditetapkan oleh Turki sebagai organisasi teroris bersama induknya (PKK/PYD) dan menegaskan bahwa resolusi PBB tidak ada hubungannya dengan operasi militer Turki di wilayah tersebut. (DH/MTD)
Sumber : Al Jazeera 

Pengalaman Yunahar di Suriah: Negeri Indah, Pemimpinnya Bengis

Rabu, 28 Februari 2018
Ketum PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas menceritakan pengalamannya berkunjung ke Suriah di tahun 2011 menjelang pecahnya konflik. Saat itu Suriah masih dalam keadaan damai, meski rezim Al Assad saat itu dikenal sangat otoriter.
Yunahar mengatakan Suriah adalah negeri yang indah, subur tanahnya dan tak seperti negara Timur Tengah lainnya yang tandus atau padang pasir. Di sana banyak peninggalan bersejarah, begitu pula peninggalan para nabi.
“Saya sedih sekarang di sana rumah sudah pada hancur, jadi ya memang sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, kalau mau Indonesia berperan bisa untuk menghubungkan antara negara-negara besar untuk serius mengatasi masalah Suriah paling kurang menghentikan peperangan,” ujarnya kepada Kiblat.net, Selasa, (27/02/2018).
Dia melihat Suriah dipimpin oleh keluarga Al-Assad yang memang bengis. Parahnya, bila terjadi aksi unjuk rasa penindakannya dengan melepaskan tembakan senjata api ke arah massa. Selain itu, Yunahar mengaku memiliki teman seorang warga Suriah. Namun temannya itu enggan pulang ke kampung halamannya dan telah 30 tahun lebih menetap di Afghanistan.
“Soalnya kalau dia pulang maka ikut wajib militer kalau tidak wajib militer itu, moralnya dirusak dengan nggak boleh sholat, dilarang puasa, dipaksa minuman keras dan dipaksa berzina. Bengis tentaranya Al Assad diperbolehkan menembak mati rakyat yang protes,” pungkasnya.
Reporter: Hafidz Syarif Editor: Syafi’i Iskandar

Haikal Hassan: Bantu Korban Ghouta, Laknat Bashar Assad dan Sekutunya

Selasa, 27 Februari 2018
Ustadz Haikal Hassan turut mengutuk pembantaian yang dilakukan Bashar Assad dan sekutunya di Ghouta, Suriah.
Haikal Hasan menegaskan penguasa Suriah, Bashar Assad bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan ribuan orang di Ghouta Timur. “Kita mengutuk, kita melaknat selaknat-laknatnya apa yang dilakukan Bashar dan sekutunya,” ujarnya seusai mengisi kajian di Masjid Besar Ar-Rahman, Bangbarung, Bogor, Ahad (25/02/2018).
Berkaca dari Suriah, Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Jakarta itu mengimbau umat Islam untuk waspada. Karena, menurutnya konflik yang terjadi di Suriah terjadi akibat ketidakwaspadaan umat terhadap Syiah.
Dia menuturkan, sebelum terjadinya konflik kondisi keamanan di Suriah sama dengan di Indonesia. Penganut ahlussunnah dan Syiah hidup berdampingan dan bebas menjalankan syariat masing-masing.
“Tapi mereka (ahlussunnah) lengah. Syiah telah mengambil hak-hak mereka,” ujar Haikal.
“Apabila kita di Indonesia tidak mewaspadai Syiah, maka boleh jadi konflik yang ada di sana akan terjadi di Indonesia,” imbuhnya.
Tak hanya itu, dia juga mengimbau masyarakat untuk turut membantu korban Ghoutah dengan mengeluarkan infaq dan sedekah. “Yang telah terjadi disana kita bantu sebisa kita dan kita laknat bashar dan sekutunya,” imbau Haikal.
Haikal pun berpesan agar umat Islam berhati-hati dalam mencari informasi, terutama terkait isu Suriah. Umat Islam harus senantiasa mengikuti perintah pada ulama. “Kumpulah dimana mereka minta kumpul, demolah dimana mereka minta demo, yang paling penting di kedutaan Rusia laknatullah sebagai sekutu utama Bashar,” pungkasnya.
Reporter: Qoid