Monday, October 5, 2020

Hakekat Kejahatan Daulah Utsmaniyah Dalam Sejarah Arab

 

Mereka Memerangi Saudi - Sebagian Kejahatan Daulah Utsmaniyah Terhadap Arab Saudi (lihat 74 Comments)
https://youtu.be/rjHW4hXRlTA


Hakekat Daulah Utsmaniyah dalam Sejarah Arab

Kebencian Turki Utsmani Terhadap Arab


Hakekat Daulah Utsmaniyah Dalam Sejarah Arab

 
Dilema masalah moral, tidak hanya menghampiri kaum muda atau generasi milenial yang sering disorot. Tetapi juga sejarawan yang bermudah-mudah dalam menukil informasi sejarah.
Tujuannya, selain politis, juga untuk memenuhi agenda ideologi dan agamanya. Walhasil, generasi kemudian menerima sejarah yang diputarbalikkan, penuh kepentingan terselubung.
Bagi bangsa Turki dan pendukungnya, justifikasi keberadaan Daulah Utsmaniyah di tanah Arab berdasarkan konsep yang diciptakan, untuk menggambarkan khidmah kepada Al-Haramain dan umat Islam.
Kenyataanya, fakta sejarah membuktikan, selama Haramain dikuasai Daulah Utsmani, tidak terjadi pembangunan yang signifikan, justru sebaliknya, terjadi kerusakan dan pencurian banyak benda pusaka.
Propaganda sejarah yang bias, dianggap berhasil di masa Utsmani berkuasa, terutama bagi penduduk Hijaz dan banyak orang. Yang kini menjadi sumber permusuhan antara bangsa Saudi dan Utsmani.
Padahal, sejarah Turki Utsmani, terlalu banyak fakta yang bisa diungkapkan sebagai imperalisme dan tirani.
Dalam edisi tersebut, pendiri Kerajaan Arab Saudi, Raja Abdulaziz menjelaskan di depan umum, di antara tamunya yang hadir, Ahmad Wahiduddin, cucu dari Sultan Utsmani:
“Kami telah menyeru ke jalan dakwah kepada Allah, Dan kami telah beperang dalam peperangan dahsyat. Tetapi kami tetap bersabar dan tabah.
Sesungguhnya yang paling besar kami perangi adalah kakek dari orang ini, (yang dimaksud cucu dari Sultan Utsmani).
Mereka tidak memerangi kami kecuali kami menahan diri mengatakan ke Sultan bahwa kami “hamba Amirul Mukminin.”
Tidak, tidak, tidak! Kami bukan hamba siapapun kecuali hamba Allah Ta’ala. Kami tidak berdiri sebagai bagian dari mereka kecuali mereka beriman kepada Allah al-Aziiz al-Hamiid.”