Thursday, May 14, 2015

Iran Terus Mengalami Kegagalam Dalam Perang, Terus Merugi Dan Melemah!

13 mei 2015
Website al-ashr dalam analisanya mengatakan bahwa Jendral Qasim sulaimani, pemimpin milisi quwat al-quds dalam garda pengawal revolusi iran mengalami kegagalan yang beruntun di daerah-daerah ekspansi iran di negara-negara Arab. Kondisi ini membuat dia tiba-tiba menghilang, tidak terdengar lagi beritanya.
Kemampuan iran lebih rendah dari yang diberitakan. Kini iran terjebak dalam konflik, sedikit-demi sedikit tenggelam dalam perang di Yaman dan Suria. Kemampuan ekonominya juga terbatas akibat membiayai pemberontak Khoutsi. Sehingga bantuan ke hizbillah juga berkurang. Oleh karena itu iran segera menarik milisi syiah irak guna membantu basyar asad di suria. Tetapi karena sengitnya perang antara ISIS dengan Syiah di Tikrit Irak akhirnya terpaksa pasukan dipulangkan ke Irak oleh Jendral Qasim Sulaiman sebagai syarat amerika untuk menyerbu ISIS. Jadi tidak menyelamatkan mereka kecuali gempuran Amerika atas Isis.
Setelah kegagalan jendral Qasim di semua front ekspansi iran maka dia tiba-tiba menghilang.

Peralatan Tempur Rezim Syiah Iran Jadi Bahan Tertawaan


Situs stasiun TV Deutche Welle Jerman dalam bahasa Prancis mempublikasikan kumpulan foto album beberapa alutsista yang diproduksi oleh Iran, produk-produk buatan Iran ini dipamerkan kepada publik di acara hari tentara nasional Negara Syiah itu.
Situs alarabiya.net menulis bahwa foto-foto peralatan tempur yang diperlihatkan oleh Negara yang bertetangga dengan Iraq ini lumayan menggelitik, pasalnya peralatan-peralatan perang yang disebut produk asli Iran ini sangat tidak berbanding lurus dengan ancaman-ancaman serta ultimatum-ultimatum keras Iran untuk melakukan penyerangan terhadap Negara-negara yang menjadi saingan dan seterunya.
Situs Deutche Welle mengambil foto-foto album tentang peralatan-peralatan tempur terbaru Iran itu dari situs-situs resmi pemerintah Iran yang dipamerkan dalam rangka memperingati hari angkatan bersenjata Iran.
Acara hari angkatan bersenjata Iran ini sendiri telah dimulai tepatnya pada hari Sabtu kemarin, acara ini dibuka dengan sambutan resmi dari pucuk pimpinan tertinggi pemerintah Iran yaitu presiden Hasan Rouhani, dalam pidatonya Hasan Rouhani kembali menegaskan bahwa tujuan-tujuan damai Iran dalam melakukan berbagai tindakan-tindakan sangat perlu untuk mendapatkan dukungan masyarakat dunia, sementara itu terkait dengan Negara-negara yang bertetangga dengan Iran, Rouhani mengatakan bahwa menurutnya tidak ada keinginan untuk melakukan agresi atau invasi ke Negara-negara tetangga di timur tengah, dalam kesempatan ini Iran juga memamerkan sistem pertahanan udaranya yang dikirimkan oleh Rusia yaitu S-200. Pada kesempatan itu juga tak lupa presiden Rouhani menekankan pentingnya Negara-negara tetangga mencontoh keberhasilan Iran dalam bidang militer dan pertahanan.
Situs Deutche Welle menulis judul terkait pameran alutsista yang dilakukan oleh Iran pada hari angkatan bersenjata itu dengan mengatakan “Negara Syiah Iran Memamerkan Peralatan Senjata yang Berhasil Mereka Produksi Dalam Rangka Menyambut Hari Angkatan Bersenjata, Saksikanlah Foto-foto Peralatan Senjata Militer Mereka”.
Namun yang menarik bahwa beberapa rakyat Iran yang mungkin membuka halaman resmi Deutche Welle di situs jejaring sosial Facebook justru merasa “minder” dan seolah-olah merasa malu dengan kehadiran album foto-foto dalam acara perhelatan resmi Negara itu dengan mengatakan, “(Dengan peralatan perang seperti ini) kita menjadi bahan ketawaan Negara-negara arab.” Bahkan di antara mereka ada yang berkomentar mengatakan,”Kalian telah mempermalukan kami di hadapan Negara Saudi.”

3 Juta Negeri Syiah Iran Menjadi Pecandu Narkoba

Iran terletak tepat di jalur aliran terbesar di dunia heroin. Sejumlah analis menyebutkan bahwa jumlah pecandu narkoba di Iran mencapai angka 3 juta atau sekitar 8% dari populasi orang dewasa.
Heroin siap pakai, sebagian heroin halus dalam bentuk morfin, atau opium mentah meninggalkan ladang-ladang di Afghanistan dan masukkan Iran – diperkirakan 140 metrik ton per tahun itu. Hanya sekitar 23 persen dari angka itu yang disita setiap tahun, atau 32 metrik ton. Sebagian besar sisanya memasuki Turki dan kemudian berjalan melalui Balkan dalam perjalanan ke Eropa. Pada tahun 2008, setengah dari seluruh kasus penyitaan heroin di dunia terjadi di Turki atau Iran. Demikian dikutip dari Narconon.org.

Sementara penyitaan ini masih meninggalkan sejumlah besar obat melewati jalurnya ke Eropa, proporsi obat disita di Iran dan Turki jauh lebih tinggi dari yang disita di negara-negara lain pada rute ini.
Perbedaan harga heroin di perbatasan Afghanistan-Iran dan perbatasan Iran-Turki berarti bahwa pedagang bisa mengantongi US $ 450-600 juta setiap tahun. Keuntungan tinggi ini membuat kebrutalan dan kekejaman yang telah mengakibatkan kematian ribuan penjaga perbatasan Iran selama tiga puluh tahun terakhir.
Etnis Kurdi mengisi banyak daerah perbatasan Iran-Turki, dan dianggap sangat terlibat dalam gerakan obat melintasi perbatasan ini. Mereka kemudian mengontrol beberapa pengiriman ini semua jalan ke Eropa.
Mulai tahun 2005, Iran melihat peningkatan besar dalam jumlah amfetamin yang disita di negara ini. Secara kebetulan, Iran juga mengalami pertumbuhan permintaan yang sah untuk pseudoefedrin. Di mana pun ada pasokan dari pseudoefedrin, amphetamine juga dapat diproduksi. Peningkatan pasokan bahan kimia prekursor ini membuat negara lebih menarik bagi orang-orang yang ingin mencuri prekursor untuk kebutuhan manufaktur terlarang mereka.
Pada tahun 2008, 1,4 metrik ton obat-obatan terlarang dari kelas amfetamin (yang mencakup Capatgon dan methamphetamine) disita, diikuti oleh 2,4 metrik ton tahun depan. Juga pada tahun 2008, lebih dari 23 metrik heroin disita.

Ada beberapa analis yang menjelaskan masalah kecanduan heroin Iran sebagai “yang terburuk di dunia.” Perkiraan jumlah pecandu bervariasi – dari satu juta menjadi lebih dari tiga juta pengguna narkoba. Sebuah laporan tahun 2006 memperkirakan bahwa 8 persen dari populasi orang dewasa kecanduan obat.
Pada tahun 2009, dikatakan bahwa setiap tahun, 130,00 orang baru menjadi kecanduan obat di negeri ini dari 70 juta orang. Selama periode enam tahun, setengah juta orang menerima pengobatan dalam program rehabilitasi dari kecanduan obat. Tidak diketahui berapa banyak dari orang-orang ini berhasil selamat dan hidup terbebas dari narkoba di pusat-pusat perawatan tersebut.
Angka pengangguran yang tinggi menyebabkan rasa putus asa di dalam warga Iran. Dan putus asa itu dapat mendorong penggunaan narkoba. Penyalahgunaan narkoba dan kecanduan kemudian dapat baik mendorong pengguna narkoba ke dalam kejahatan untuk mendukung kebiasaan nya, atau membawa orang ke penjara karena penangkapan untuk penjualan atau kepemilikan obat.
Dari 170.000 orang di penjara di Iran, 68.000 yang ada untuk perdagangan narkoba dan 32.000 yang ini karena mereka pecandu. (bi/fimadani)