The Guardian Nobatkan Raja
Salman Sebagai Tokoh Revolusioner Baru Dunia Arab.
Surat kabar
asal Inggris, The Guardian, menyebut pergantian raja baru Arab Saudi pada akhir
Januari lalu telah mempercepat akhir kekuasaan dari Presiden Bashar Al Assad di
Suriah, sejak meletusnya revolusi ditahun 2011 lalu.
Dalam artikel terbitan hari Minggu (24/05) kemarin, The Guardian
menyatakan bahwa di awal kekuasaanya Raja Salman telah banyak membuat perubahan
mendasar di kawasan Timur Tengah, terlebih segera menjalin pemulihan hubungan
dengan Turki ketika baru saja dilantik menjadi Raja.
Dalam analisisnya The Guardian menyebut hubungan mendasar
Saudi-Turki-Qatar akan menjadi ancaman nyata bagi hegemoni Iran, yang saat ini
berniat menyebarkan pengaruh Syiah di kawasan pasca berhasilnya perundingan
nuklir mereka dengan negara-negara Barat.
Mengenai konflik di Suriah, The Guardian menyebut keputusan Raja
Salman untuk mempersenjatai kelompok revolusi Suriah dengan roket dan
persenjataan canggih akan banyak mengubah jalannya peta perang di Suriah.
Menurut harian asal Inggris ini menyatakan bahwa pemberian roket
dan rudal pemandu laser oleh Arab Saudi, menjadikan pasukan pemerintah Assad
tidak dapat berbuat banyak dalam menghadapi kecanggihan sistem dan akurasi
senjata tersebut.
“Tentunya ini dapat menjadikan kekalahan besar bagi pasukan
rezim Assad yang didukung oleh milisi Syiah Iran,” tulis The Guardian dalam
terbitannya.
Sementara itu senada dengan surat kabar The Guardian, seorang
diplomat senior di dunia Arab percaya bahwa bergabungnya Turki-Saudi dalam
konflik di Suriah mengindikasikan akhir dari rezim Bashar Al Assad, meskipun
dengan kehadiran dukungan Iran yang lebih besar dari sebelumnya.