Oleh: Mine (Pustaka Langit
Biru)
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Sebenarnya dalam teologi Syiah klasik, mereka
menjauhi politik, birokrasi, dan perang. Bahkan aslinya Syiah itu tidak
agressif seperti gerakan Zending Kristiani. Tapi sejak Revolusi Khomeini 1979,
Syiah berubah. Mereka jadi agressif, ofensif, sangat berambisi terhadap
kekuasaan. Awalnya, teologi Syiah bersifat PASIF, menanti kedatangan Al Mahdi
Al Muntazhar. Tapi sejak Khomeini bergerak, Syiah (Imamiyah) menjadi bahaya
bagi seluruh negeri Muslim Sunni.
Pertanyaannya, mengapa?
Syiah menjadi agressif karena ideologi mereka
dimasuki pemikiran-pemikiran Pan Syiahisasi. Makna gerakan ini kurang lebih
adalah: Khomeini menjadi simbol agama dan spiritual kaum Syiah Imamiyah,
kemudian ditumpangi pemikiran anti Islam yang dikembangkan Barat
(Amerika-Eropa). Singkat kata, Barat masih trauma kepada kaum Muslimin terkait
Perang Salib masa lalu dan perang kemerdekaan di berbagai negeri Muslim. Untuk
itu, mereka meminjam tangan-tangan Syiah untuk memukul kaum Muslimin (Ahlus
Sunnah Wal Jamaah).
Bagi Barat, Syiah Imamiyah lebih baik daripada
Islam, karena: (a). Ajaran-ajaran Syiah Imamiyah bersifat antagonis terhadap
dasar-dasar akidah dan Syariat Islam. Tanpa ada Syiah pun, Barat harus
membentuk disiplin ORIENTALISME dan ISLAM LIBERAL, dalam rangka menggembosi
akidah Islam; (b). Secara historis, pasukan Salib Eropa sering kerjasama dengan
Syiah, di masa lalu, untuk menghantam Islam. Bahkan Syiah tak segan kolaborasi
dengan Tatar Mongol untuk menghancurkan Khilafah Abbasiyah yang berpusat di
Baghdad.
Di mata Barat, berlaku prinsip: “Lawan musuhmu
adalah kawanmu!” Lawan dari Syiah adalah kaum Muslimin. Maka Syiah menjadi
teman bagi Barat untuk merealisasikan missi kolonialisasi dan eksploitasi
mereka di tengah negeri-negeri Muslim.
Adanya gerakan Syiah yang agressif, offensif,
dan provokatif, jangan merasa heran, terkejut, atau bimbang. Hal semacam itu
sudah menjadi missi asli, sebelum Barat mendukung Revolusi Khomeini 1979. Sejak
era Khomeini, maka tidak ada satu pun negeri Muslim yang ditinggalkan oleh
Syiah. Mereka terus berusaha masuk, menyusup, berpengaruh, lalu menguasai.
Kalau sudah berkuasa, pasti mereka akan KOLABORASI dengan kekuatan Barat
(Amerika-Eropa). Itu pasti.
Ingat, sejak muda Khomeini tinggal di Paris,
Perancis. Setelah janggutnya memutih, dia baru pulang ke Iran. Secara politik,
intelektual, kepribadian, Khomeini disiapkan di Paris. Siapa yang menyiapkan?
Ya anasir-anasir Barat itu. Mana mungkin semua jasa Barat ini gratis. Tidak
mungkinlah. Bisa dikatakan, 70 % dari keberhasilan Revolusi Syiah 1979 adalah
hasil kerja missi politik Barat. Kaum Syiah tahu itu. Maka mereka pun
“berhutang budi” untuk membalas jasa-jasa Barat.
Syiah sejatinya adalah agen-agen kolonialisme
Barat juga. Selain orientalis, kaum Liberal, kaum hedonis, media sekuler, para
dai Syiah juga masuk bagian missi kolonialisme ini. Di mana Barat ingin
menaklukkan sebuah negeri Muslim, mereka akan fasilitasi Syiah masuk ke dalam
negeri itu. FAKTA BESAR yang harus Anda tahu semua: PBB, Amerika, dan Uni Eropa
tidak memasukkan gerakan Syiah ke dalam tuduhan terorisme. Nah, kenapa bisa
begini? Kalau pun Hizbula Libanon dimasukkan daftar teroris, karena mereka
pernah beberapa kali menyerang Israel lewat tembakan mortir.
Jadi, negeri Muslim seperti kita, jangan pernah
bermimpi akan bebas sama sekali dari gerakan Syiah. Ya itu tadi, Syiah sudah
satu paket dengan missi kolonialisme Barat. Apalagi Indonesia memiliki kekayaan
alam (negara) sangat besar.
Lalu, apa saja yang mesti harus terus kita
adakan, agar negeri Muslim seperti kita ini bisa aman atau IMUN dari invasi
Syiah yang sejak lama ingin menguasai dan mendominsasi?
Setidaknya ada 5 langkah strategis yang mesti
kita lakukan, yaitu sebagai berikut:
[1]. Terus hidupkan pengajaran ilmu-ilmu agama,
seperti Tajwid, bahasa Arab, Ilmu Al Qur’an, Ilmu Hadits, Tafsir, Fiqih,
Tauhid, Akidah, Akhlak, Sirah Nabawiyah, Muamalah, dan sebagainya. Terus
hidupkan ilmu-ilmu ini. Ia seperti mata air cahaya yang akan menerangi
kehidupan insan. Jangan sampai kita tinggalkan mengajarkan ilmu-ilmu ini. Bagi
yang tak mendapat guru, belilah buku-buku keislaman, dan baca, pahami, amalkan.
Kesesatan manusia yang akhirnya terjerumus dalam Syiah, karena mereka jahil
(gelap) dari ilmu agama.
[2]. Terus hidupkan pelajaran, pengajaran,
hikmah, ceramah, taushiyah, kuliah tujuh menit, dengan materi KEUTAMAAN PARA
SHAHABAT Radhiyallahu ‘Anhum. Ini sangat penting. Ajarkan kemuliaan
Isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, para Shahabat yang dijamin masuk
surga, para Ahli Badar, para Muhajirin, para Anshar Radhiyallahu ‘Anhum jami’an.
Ajarkan semua itu, ceritakan semua itu, teladankan kepada anak-anak kita.
Pengajaran ini akan menjadi BENTENG HEBAT untuk mematikan dakwah Syiah secara
alamiah. Insya Allah.
[3]. Ajarkan secara rutin, kontinu,
berkesinambungan tentang HADITS NABI SAW. Ini sangat penting. Perkara yang
sangat besar, bahwa kita disebut Ahlus Sunnah (bukan Syiah) karena kita selalu
ISTIQAMAH dengan hadits-hadits Nabi tersebut. Umat ini akan runtuh, Ahlus
Sunnah akan kalah, kalau kita lupa mengajarkan hadits-hadits Nabi SAW. Setiap
keluarga Muslim sangat disarankan memiliki kitab-kitab hadits, seperti Riyadhus
Shalihin, Bulughul Maram, Shahih Bukhari, atau Shahih Muslim. Lalu bacakan
hadits-hadits ini secara rutin kepada keluarga. Bacakan saja. Tak usah
penafsiran. Kalau ada masalah-masalah pemahaman, tanyakan kepada ustadz yang
ahli.
[4]. Kita harus komitmen untuk memuliakan kaum
wanita Muslimah. Menyuruh mereka memakai jilbab, berbusana Muslimah. Muliakan
mereka, jaga mereka, terus bentengi mereka dari akhlak tercela dan pergaulan
buruk. Mengapa hal ini kita lakukan? Karena Syiah terkenal dalam melecehkan
wanita, merendahkan wanita, mengeksploitasi wanita. Maka itu, jaga dan pelihara
baik-baik kaum wanita Muslimah, hal itu akan membentengi Umat dari kaum Syiah
Rafidhah.
[5]. Dan hendaknya kita selalu berdoa kepada
Allah, doa yang bunyinya sebagai berikut: Rob-bana ighfirlana wa li ikhwaninal
ladzina sabaquuna bil iman, wa laa taj’al fi qulubina ghillal lilladzina amanu,
Robbana innaka ra’ufur rahiim (wahai Rabb kami, ampunilah kami dan
saudara-saudara kami yang lebih dulu beriman dari kami, dan jangan adakan di
hati kami kedengkian kepada orang-orang beriman, wahai Rabb kami sesungguhnya
Engkau Maha Santun lagi Maha Penyayang). Faidah doa ini, selain berupa ampunan
dan kesiapan bersatu dengan sesama Muslim, ia juga akan mengikatkan kita dengan
para pendahulu Umat yang saleh, terutama para Shahabat, Tabi’in, Tabi’ut
Tabi’in. Dengan demikian, kita selalu berada dalam hubungan baik dengan para
Pendahulu (Salafus Saleh), bukan seperti Syiah.
Lakukanlah hal-hal seperti di atas, sebagai
bentuk tanggung-jawab untuk menjaga kaum Muslimin dari invasi Syiah dan
kolonialisme Barat. Jika hal-hal demikian selalu kita hidupkan, insya Allah
negeri kita akan sulit untuk ditaklukkan Syiah. Namun bila hal-hal di atas
sudah krisis dari negeri ini, wallahu a’lam wa nas’alu ilaihil ‘afiyah lana wa
lakum wa li sa’iril Muslimin. (Amin).
Demikian, semoga tulisan sederhana ini
bermanfaat. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.