Friday, June 26, 2015

Hadapi Nukir Iran, Perancis Akan Bangun 2 Reaktor Nuklir di Saudi ( Wajar dan Perlu, Sebab Saudi/Haramain Jadi Target Utama Syiah ! )

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengumumkan kesepakatan antara Paris dan Riyadh untuk membangun dua reaktor nuklir di wilayah Kerajaan Arab Saudi dalam waktu beberapa tahun kedepan, dalam konferensi bersama dengan Menlu Laurent Fabius di ibukota Paris pada Rabu sore waktu setempat.
Dalam pidatonya, Menlu Perancis Laurent Fabius mengatakan, “Kami telah sepakat untuk membangun dua reaktor nuklir di Arab Saudi, serta meneruskan kerjasama penjualan pesawat komersial dan militer diantara kedua negara.”
Sementara itu pada gilirannya, Menlu Adel al-Jubeir menyatakan bahwa pembangunan 2 reaktor nuklir adalah satu dari 10 perjanjian yang akan ditandatangani kedua negara dalam kunjungan bilateral Saudi yang dipimpin Putera Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.”
Menlu Adel al-Jubeir menambahkan, “Arab Saudi tertarik untuk mendapatkan teknologi terbaik di dunia dalam bidang ini. Kami akan menandatangani 10 perjanjian yang telah dibahas dalam waktu singkat, dan berharap dapat berkerjasama lebih lanjut di bidang politik dan krisis keamanan di wilayah kawasan.”
Perlu diketahui bahwa Arab Saudi kini sedang menggalang kekuatan koalisi Sunni Arab dan memperkuat pertahanan mereka untuk menghadapi hegemoni Syiah Iran yang terus menyebarkan kekacauan di kawasan Timur Tengah. (Rassd/Ram)
Artikel terkait :

Alwi shihab ar-Rafidhi Rupanya Ikutin Induk Semangnya...Bagi Iran, Saudi adalah Musuh dan Yahudi adalah Sahabat !

Mengapa Haramain Menjadi Target Syiah?

Tanah Haramain (Makkah-Madinah) sangat istimewa dan strategis. Nilai spiritual kedua tempat suci ini menembus hati setiap muslim sejati.
Makkah adalah Qiblat kaum muslimin seluruh dunia. Setiap tahun jutaan kaum muslimin berbondong-bondong datang ke Makkah demi melaksanakan ibadah haji atau Umrah. Dan Madinah adalah kota Nabi, sekaligus tempat dimakamkannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Selain itu, nilai politis kedua tanah suci ini sangat tinggi. Siapa saja diberi taufik untuk memakmurkan al-Haramain, maka mereka bisa mempengaruhi opini dan ideologi muslim dunia.

Al-Maqdisi, dalam kitabnya al-Ghaibah, h. 282 menulis: ” Sesungguhnya al-Qa’im (Imam Mahdi Syi’ah) akan menghancurkan Ka’bah dan Masjid Nabawi, dan mengembalikannya ke asalnya”.

Al-Majlisi, dalam Bihar al-Anwar, 52/386 menulis: “Tahukah kalian, apa perbuatan yang pertama kali dilakukan oleh al-Mahdi?” Yang pertama kali dia lakukan adalah mengeluarkan jasad kedua orang ini ( Abu Bakar dan Umar), kemudian membakar keduanya dan menerbangkan debunya di udara. Lalu menghancurkan Masjid (Nabawi)”.

Inilah sebabnya, mengapa Iran dan Syi’ahnya sangat bernafsu merebut Makkah dan Madinah dari Alu Saud.
SEJARAH HITAM SYI’AH DI TANAH AL-HARAMAIN
Sejarah hitam Syi’ah tida berhenti pada wilayah Syam dan Irak. Tetapi, melampaui batas dan sampai ke Hijaz, Makkah dan Madinah.
KEJAHATAN SYI’AH QOROMITHAH
Dynasti Syi’ah Qaramithah tersebar di Ahsa’ (Sekarang provinsi Timur Saudi), Yaman, Bahrain, dan sebagian wilayah Syam, di masa 278-466 H.

Pada tahun 293 H, Syi’ah Qaramithah menyerang Kufah, membakar seluruh kabilah Arab Bani Abd al-Qais, dan menjalankan aksi pembantaian yang cukup mengerikan.

Pada tahun 312 H, di bawah pimpinan Abu Thahir al-Qarmathi ,mereka menyerang kafilah yang baru menunaikan Ibadah haji dari Makkah. Mereka membunuhi kaum lelaki dan menawan wanitanya. Merampas harta mereka yang lebih dari 1 juta dinar. (Ibn Katsir al-Syafi’i, AL-Bidayah wa al-Nihayah, juz XI, h. 149).
Tahun 317 H, Abu Thahir al-Qarmathi sampai ke Makkah pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah). Dia dan tentaranya membunuhi hujjaj dan mu’tamirin di sekitar Ka’bah, baik mereka yang sedang thawaf, maupun mereka yang bergelantungan di kelambu Ka’bah.

Merampas harta mereka. Dan bukan cuma itu, mereka juga mencabut Hajar al-Aswad dari Ka’bah, dan membawanya ke Kerajaan mereka, dan tetap berada di sana sampai 335 H ( selama + 18 tahun) (Ibn Katsir al-Syafi’i, AL-Bidayah wa al-Nihayah, juz XI, h. 160).
KEJAHATAN SYI’AH DI HARAMAIN ABAD 20
Tahun 1406 H:
Jama’ah haji Iran turun di Jeddah. Setelah melalui pemeriksaan, ternyata kebanyakan jama’ah yang berjumlah 500 orang, menyembunyikan bahan peledak C4 di bagian bawah tas. Kemudian bahan peledak tersebut dikumpulkan dan mencapai berat 150 Kg.
Kekuatan ledak bahan C4 sangat tinggi, dan bahan ini hanya dimilki oleh militer

    Tahun 1407 H.
Hizbullah-Saudi, bekerja sama dengan Garda Revolusi Iran, dan didukung oleh Jama’ah haji Syiah dari Saudi, mengadakan demonstrasi besar-besaran di Makkah al-Mukarramah, pada musim haji 1407 H. Hasilnya, 402 orang wafat, 85 di antaranya adalah petugas keamanan. Karena kerusuhan ini, puluhan bangunan hancur, ratusan wanita, anak-anak, dan orang tua terinjak-injak , dan ratusan ribu jama’ah haji terhambat melaksanakan manasik.

   Tahun 1409 H.
Anggota Hizbullah-Saudi bekerjasama dengan Syi’ah Kuwait melakukan aksi peledakan bom di Kota Makkah. Bahan peledak mereka peroleh dari pejabat (Syi’ah) Kedubes Kuwait di Saudi. Para pelaku diangkat sebagai pahlawan oleh kaum Syi’ah 

  Adapun di Madinah al-Munawwarah, telah berulang kali Syi’ah kedapatan melaknat Abu Bakar dan Umar saat ziarah makam Nabi. Yang paling ekstrem mungkin, saat mereka mengorek dan mengambil tanah kuburan Ummul Banin di Baqi’, tahun 2009 lalu.

Ancaman Syi’ah ingin menguasai dua Kota Suci bukanlah isapan jempol semata. Mereka sudah memulainya 20 tahun yang lalu. Tentu saat ini, persiapan mereka sudah lebih matang. Apalagi, Syi’ah sudah berhasil mengepung Saudi dari berbagai penjuru, Tentaranya sudah tersebar di Irak, Kuwait, Bahrain, Yaman, Qathif (Saudi), dan Madinah. Jika serangan besar-besaran Syi’ah terhadap Saudi sudah terjadi, terlepas berhasil atau tidaknya, maka saudara dapat bayangkan besarnya kerusakan dan banyaknya korban yang akan jatuh. 




Resmi, Arab Saudi Umumkan Akan Miliki Senjata Nuklir

Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris, Mohammed bin Nawaf, menyatakan bahwa negaranya akan secara terbuka mengumumkan pembelian senjata nuklir, jika negosiasi negara-negara besar 5+1 gagal dalam menghentikan program nuklir Iran.
Sikap negaranya ini dikemukan Dubes Mohammed bin Nawaf dalam wawancaranya dengan surat kabar The Telegraph British pada hari Rabu (10/06) kemarin.
Dubes Mohammed melanjutkan, “Arab Saudi tidak akan ragu untuk memiliki senjata nuklir jika negosiasi negara 5+1 gagal untuk mencegah program senjata nuklir Iran.”
Menurutnya, sikap negara 5+1 terhadap nuklir Iran akan menentukan apakah dunia internasional berhasil mencegah penyebaran senjata pemusnah tersebut di kawasan, meskipun bukti-bukti secara jelas telah menunjukan bahwa Iran secara resmi telah memiliki senjata nuklir.
Dubes Mohammed menekankan bahwa Arab Saudi akan selalu mendukung Washington untuk menyelesaikan program nuklir Iran melalui jalur diplomatik dan politik, dan berharap Washington dapat memberikan jaminan yang cukup bagi Riyadh bahwa Teheran tidak lagi dapat memiliki senjata nuklir di masa depan.