Khalifah Ali rodiallohu ‘anhu telah memberi nama putra-putranya dengan nama-nama yang tidak masyhur dan tidak banyak pada zamannya, akan tetapi pemilik nama-nama itu sebelumnya adalah orang-orang yang memiliki kedudukan kusus dalam hatinya. Maka apakah yang mendorong imam Ali amirul mukminin rodiallohu ‘anhu memberikan nama-nama ini untuk putra-putranya? Jawabannya sangat mudah, yaitu “cinta yang dalam dan kasing sayang yang murni, persaudaraan yang agung”
Abu Bakar dan Umar serta Usman rahimahumullah semuanya ikut dalam peristiwa Karbala dan semuanya mati syahid di sana. Yang saya maksud bukanlah khulafa’ Rasyidin yang tiga, melainkan putra-putra Imam Ali sang khalifah rasyid keempat, yang datang setelah mereka.
Abu Bakar adalah saudara sibthaini (kedua cucu Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam, imam Hasan dan imam Husain), putra dari sepasang suami istri yang diberkahi.
Sementara Abu Bakar yang lain adalah putra imam Hasan ibn Ali rodiallohu ‘anhu dan dua Umar yang lain, yaitu Umar ibn Hasan dan Umar ibn Husain mereka bertiga juga ikut perang Karbala dan mati syahid di sana. Kedua ayah mereka ingin memberi nama sebanyak-banyaknya dari putra-putranya dengan nama para pendahulu mereka yang terbaik.
Sementara dari generasi ketiga dari pohon nasab yang mulia ini ada nama Umar dan Usman. Keduanya adalah putra Ali ibn Husain ibn Ali ibn Abi Thalib.
Yang indah dan menarik adalah kecintaan anak keturunan Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam (terutama mereka yang kami cintai dan diangap oleh orang syiah sebagai imam mereka) kepada wanita-wanita yang menjadi istri kakek mereka dan Nabi mereka. Nama Aisyah berulang-ulang lebih dari 5 kali. Mereka adalah: Aisyah binti Imam Ja’far al-Shadiq, Aisyah binti Imam Musa al-Kazhim, Aisyah binti Ja’far ibn Musa al-Kazhim, Aisyah binti Ali al-Ridha, Aisyah binti Ali al-Hadi.
Bukankan kecintaan ini nyata di depan mata? Tidak ada seorang manusiapun yang bisa meningkarinya meskipun dengan alasan lupa atau tidak ingat.
Maka setelah jelasnya pohon nasab yang berkah ini, tidak ada ruang bagi provokator yang berhati jahat untuk membenturkan dan memisahkan antara ahlul bait dan para sahabat.
Yang ada di antara mereka adalah kecintaan, kerukunan, persaudaraan, kekeluargaan dan ketulusan. Tidak ada kebencian, permusuhan, kedengkian, dendam atau kepura-puraan apalagi kezhaliman.
Maka waspadalah kepada kelompok pengadu domba dan pemfitnah yang mengatas namakan ahlulbait.
Sayangilah diri Anda dengan mencintai Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya, dan dengan membenci serta melaknat orang-orang yang ingin memisahkan antara mereka.
(Abu Hamzah, 26 J. Ula 1431)
Pohon Nama dan Nasab ini hanya sebagian saja, bukan keseluruhan
comments
assalamu’alaikum semuanya,mohon maaf sebelumnya,…………..
SAYA HANYA INGIN MEMNGINGATKAN KEPADA ANDA SEMUA YANG MENCIBIR DAN MEMAKI PARA
PENCINTA AHLUL BAYT,BAHWA KEBENARAN AKAN SEMUA ITU HANYA DARI ALLAH DAN AKAN
ADA MASSANYA SEMUA KEBENARAN ITU DIBUKA DAN SEMOGA ALLAH MENGAMPUNI KITA SEMUA,
ADA SEBUAH SYAIR YANG BERBUNYI:” BARANG SIAPA YANG CINTA KEPADA
ALLAH,MAKA BERSIAP-SIAPLAH UNTUK DIUJI DAN DICOBA.DAN BARANG SIAPA YANG
MENCINTAI RASULULLAH SAW,MAKA BERSIAP-SIAPLAH UNTUK DIHINA,DICACI,DAN
DIMAKI,………………………
“TIDAKLAH AKU MENURUNKAN SEORANG NABI DAN RASUL,MELAINKAN HANYA
UNTUK DIPEROLOK-OLOKAN SAJA,”
DALAM HR.ABU HURAIRA: “RASULLULLAH TELAH BERSABDA:
” ALHUL BAYTKU ITU IBARAT KAPAL NABI NUH AS,BARANG SIAPA YANG MENAIKINYA MAKA
DIA AKAN SELAMAT,DAN BARANGSIAPA YANG TIDAK MENAIKINYA MAKA DIA AKAN BINASA”
“TELAH KUWARISKAN KALIAN SEMUA SEPENINGGALKU YANG JIKA KALIAN
BERPEGANG KEPADANYA,MAKA KALIAN AKAN SELAMAT,YAITU ALQUR’AN,HADIST DAN
AHLULBAYTKU”
Wa’alaikumussalam
warahmatullah wabarakatuh
·
Kami tidak mencibir para pecinta ahlul bait, karena kami sendiri
adalah para pecinta ahlul bait. Yang kami cibir adalah para pembenci sahabat,
dan para pengaku cinta ahlul bait tetapi sejatinya para pengkhianat ahlul bait
·
Allah menurunkan Nabi saw sebagai bahan olok-olokan tetapi
sebaliknya Allah berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلا لِيُطَاعَ
بِإِذْنِ اللَّهِ
“dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul
melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah” Annisa1, 64
·
Bukan Hadits Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu tetapi Abu Dzar.
·
Hadits tadi tidak shahih.
·
Para salaf shalih seperti imam Malik, Imam Zuhri dan lainnya
mengatakan:
السنة كسفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها
غرق
“Sunnah itu adalah ibarat kapal Nuh barang
siapa menaikinya pasti selamat, dan barang siapa menjauh dari padanya maka akan
karam (tenggelam.”
Imam Zuhri berkata:
كان من مضى من علمائنا يقولون الاعتصام بالسنة
نجاة
“Para ulama kami terdahulu mengatakan: berpegang
teguh dengan sunnah adalah keselamatan.” (Majmu’ Fatawa: 11/623)
·
Hadits tsaqalain shahih
و [قد ثبت] (8) في الصحيح: أن رسول الله صلى
الله عليه وسلم قال في خطبته بغَدِير خُمّ: “إني تارك فيكم الثقلين: كتاب الله
وعترتي، وإنهما لم يفترقا حتى يردا علي الحوض” صحيح مسلم برقم (2408) بنحوه من
حديث زيد بن الأرقم.
·
Hadits amrain shahih:
(ط) مالك بن أنس – رحمه الله – : بَلَغَهُ ،
أَنَّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – قال : « تَركْتُ فيكُمْ أَمْرَيْنِ لنْ
تَضِلُّوا ما تَمسَّكْتُمْ بهما : كتابَ الله ، وسنّة رسولِهِ ». أَخرجه الموطأ.
·
2 hadits itu saling melengkapi, yang dimaksud dengan ahlul bait
adalah keluarga Nabi yang mengamalkan sunnah Nabi, karena yang dibaca di rumah
Nabi adalah al-Qur`an dan Hikmah. Baca ucapan Syaikh al-Albani yang berharga
ini:
*( و اذكرن ما يتلى في بيوتكن من آيات الله و
الحكمة )* . فتبين أن
المراد بـ ( أهل البيت ) المتمسكين منهم بسنته
صلى الله عليه وسلم ، فتكون هي
المقصود بالذات في الحديث ، و لذلك جعلها أحد (
الثقلين ) في حديث زيد بن أرقم
المقابل للثقل الأول و هو القرآن ، و هو ما يشير
إليه قول ابن الأثير في ”
النهاية ” : ” سماهما ( ثقلين ) لأن الآخذ بهما
( يعني الكتاب و السنة )
و العمل بهما ثقيل ، و يقال لكل خطير نفيس ( ثقل
) ، فسماهما ( ثقلين ) إعظاما
لقدرهما و تفخيما لشأنهما ” .
قلت : و الحاصل أن ذكر أهل البيت في مقابل
القرآن في هذا الحديث كذكر سنة
الخلفاء الراشدين مع سنته صلى الله عليه وسلم في
قوله : ” فعليكم بسنتي و سنة
الخلفاء الراشدين … ” . قال الشيخ القاريء ( 1 /
199 ) : ” فإنهم لم يعملوا
إلا بسنتي ، فالإضافة إليهم ، إما لعملهم بها ،
أو لاستنباطهم و اختيارهم إياها
” . إذا عرفت ما تقدم فالحديث شاهد قوي لحديث ”
الموطأ ” بلفظ : ” تركت فيكم
أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما ، كتاب الله و
سنة رسوله ” . و هو في ” المشكاة
” ( 186 ) . و قد خفي وجه هذا الشاهد على بعض من
سود صفحات من إخواننا الناشئين
اليوم في تضعيف حديث الموطأ . و الله المستعان .
·
Pengakuannya sebagai para pecinta ahlul bait adalah dusta. Jika
betul ahlul bait adalah ibarat kapal nabi Nuh apakah anda wahai orang yang
mengaku cinta ahlul bait mau menerima Muawiyah sebagaimana Imam Hasan menerima
Muawiyah. Bukan hanya itu bahkan Imam Hasan menyerahkan imamah atau khilafah
yang sudah di tangan kepada Mu’awiyah? Apakah Anda akan mengikuti Imam Hasan,
tetapi meyakini Imam Hasan Ma’shum? Yang berarti Mu’awiyah memang layak menjadi
pemimpin berdasarkan baiat imam hasan yang maksum?
Atau Anda mengatakan bahwa Imam Hasan
berijtihad, sehingga gugurlah agama syiah yang mensyaratkan ishmah (kemaksuman)
bagi imam!!!!
Ass.
Kalau ukuran mendukung kebatilan hanya karena berbeda pendapat, …. lalu ?
Sebaiknya dijawab saja, karena hujjah yang jernih pasti akan tetap mendapat
sambutan yang baik.
Allah sudah menitipkan hujjah di bumi, yaitu “akal”.
Jadi jawaban yang mengarah ke akal yang lurus pasti juga sesuai dengan fitrah.
Salam
Wassalamua’alaik. Bukan
beda pendapat, tetapi beda prinsip. Ingin tahu buktinya?
Kami;
Ahlussunnah berprinsip bahwa terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam itu kita diperintah oleh Allah untuk mencintai mereka, membela mereka danberistighfar bagi mereka bukan mencari-cari
kesalahan mereka apalagi mencibir, mencaci maki dan mengkafirkan, sebagaimana
orang-orang yang beragama imamiyah syiah Rafidhah- semoga Allah memperlakukan
orang syiah dengan keadilan-Nya-.
Allah
berfirman:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا
تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
(10)
10. dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman
lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati
kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.”
Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الله الله فى أصحابى لا تتخذوهم غرضًا بعدى
فمن أحبهم فبحبى أحبهم ومن أبغضهم فببغضى أبغضهم ومن أذاهم فقد آذانى ومن آذانى فقد
آذى الله ومن آذى الله يوشك أن يأخذه (أحمد ، والبخارى فى تاريخه ، والترمذى – غريب
– وأبو نعيم فى الحلية ، والبيهقى فى شعب الإيمان عن عبد الله بن مغفل) أخرجه أحمد
(4/87 ، رقم 16849) ، والبخارى فى التاريخ الكبير (5/131) ، والترمذى (5/696 ، رقم
3862) وقال : غريب . وأبو نعيم فى الحلية (8/287) ، والبيهقى فى شعب الإيمان
(2/191 ، رقم 1511) . وأخرجه أيضًا : ابن حبان (16/244 ، رقم 7256) ، والديلمى
(1/146 ، رقم : 525)
“Takutlah
pada Allah, takutlah pada Allah tentang para sahabatku, jangan kalian
menjadikan mereka sebagai sasaran (kritikan, cacian) sesudahku. Siapa yang
mencintai mereka maka karena menciantaiku ia mencintai mereka, dan siapa yang
membenci mereka maka karena membenciku ia membenci mereka. Siapa yang menyakiti
mereka berarti telah menyakitiku, dan siapa yang menyakitiku berarti telah
menyakiti Allah, dan siapa yang menyakiti Allah maka Allah akan
mengadzabnya!!!”
Sementara,
coba perhatikan tulisan anda wahai bapak ridha yang tidak kami muat lalu anda
protes, dan anda mengatakan ini beda pendapat????!!!!!
Anda menulis:
((Faktanya,
sekalipun Ali sebenarnya juga punya cukup pengaruh dan pengikut, tapi tidak
pernah memerangi Khalifah2 sebelum beliau!
Saya hanya ingin beropini yang berpijak pada fakta yang terang.
Tapi kita semua juga paham dan menyaksikan betapa Ali kwj. bersikap berbeda
ketika berhadapan dengan Sayidina Muawiyah!!!
Mungkin karena beliau tidak terlalu memuliakan
sayidina yang satu ini, sehingga berkenan untuk melawannya
secara terbuka.
Jadi menurut saya, berdasarkan fakta2 diatas, maka saya akan memuliakan sahabat
empat yang telah menjadi khalifah di awal itu , dan juga tidak
akan segan2 untuk tidak memuliakan juga sayidina muawiyah.
Karena saya
pikir, kalau sahabat yang empat itu, kedekatannya terhadap Rasulullah s.a.w.
memang tidak diragukan, dan seandainya mereka bersaing secara politik saya
pikir juga tidak masalah. Toh, mereka sama2 punya nama baik dan besar. Jadi
persaingannyapun masih bisa diharapkan lebih fair.
Yang
saya takutkan justru sayidina yang terakhir itu (muawiyah dan klan-nya), karena seandainya harus bersaing dengan Ali kwj., dia
menyadari kalau dia tidak punya cukup kapasitas keIslaman dan nama besar untuk
mengimbangi sahabat2 besar semisal Ali kwj, kecuali intrik2 politiknya
Jadi satu2
nya jalan, ya dia meminjam nama2 besar sahabat lain
(Abu Bakar ra. s.d Usman ra.) untuk di benturkan dengan nama Ali kwj yang menjadi pesaing politiknya.
Pintar
bener dia, sampai2 kita yang hidup pada zaman ini sadar atau tidak ahkirnya
masih terbawa oleh konstruksi politiknya.
Jadi : bravo untuk
Khulafa’ur Rasyidin saja dan tidak untuk Sayidina Muawiyah!))
Inikah beda beda pendapat versi anda?
Ketahuilah
bapak redha, bahwa tulisan anda dan sikap anda telah bertentangan dengan
al-Qur`an yang mulia, sunnah yang suci, ijma’ kaum mukimin bahkan bertentangan
dengan ahlul bait. Apakah anda tahu kalau imam Hasan menyerahkan imamah kepada
imam Muawiyah?????
Maka
akidah, pikiran dan tulisan anda tidak mirip dengan orang mukmin dan tidak
mirip dengan ahlul bait melainkan mirip dengan zindiq (munafiq berat), atau
bukan hanya mirip tapi memang zindiq.
Imam ABU
ZUR’AH AR ROZI berkata:
اذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من أصحاب رسول
الله صلى الله عليه وسلم
فاعلم
أنه زنديق، لأن مؤدى قوله الى ابطال القران والسنة. ( الكفاية : ٤٩)
“Bila anda
melihat seorang merendahkan (mencela) salah seorang sahabat Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka ketahuilah bahwa dia adalah ZINDIIG. Karena
ucapannya itu berakibat membatalkan Al-Qur’an dan As Sunnah”. (Al Kifayah,
halaman 49).
Apakah anda
faham bapak redha, mengapa tulisan anda tidak saya posting??? Karena saya tidak
ingin menjadi zindiq seperti dalam tulisan anda!!!
Saya ingin kebaikan bagi anda. Apapun alasan anda, maka beristighfarlah kepada
Allah, tawadhuklah, hormatilah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
, taatilah Allah dan Rasul-Nya dan ikutilah jalan orang-orang mukmin.
Sungguh
debu di hidung mu’awiyah saat berjihad bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam lebih baik dari anda!!.
Semoga
bermanfaat bagi semua pengunjung.
salah satu
blog syiah yg terkenal (dgn mentalbis bhw blog tsb adl blog ‘analisis pencari
kebenaran’), menjwb tentang nama2 ini, kesimpulan mereka :
1. Imam Ali tidak menamakan putranya
dengan nama Abu Bakar karena Abu Bakar adalah nama panggilan
2. Imam Ali tidak menamakan putranya
dengan nama Umar tetapi Khalifah Umar yang memberi nama Umar dan Imam Ali
menerima nama tersebut karena nama Umar mengingatkan Beliau akan nama Umar bin
Abi Salamah seorang sahabat yang setia kepada Imam Ali.
3. Imam Ali menamakan putranya dengan
nama Utsman yang diambil dari nama Utsman bin Mazh’un
mohon di jawab syubhat ini ustadz.
baarokallohu fiikum.
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
JAWAB:
KATAKAN KEPADA ORANG SYIAH TERSEBUT:
1. imam ali
ra sangat menyukai imam abu Bakar ra, oleh karena itu beliau memberi nama
putranya dengan nama Abu Bakar.
kalau dikatakan itu panggilan maka ini perlu dalil, dan wajb bisa mendatangkan
bukti sipakah nama anak yang dipangil abu Bakar?
kalaupun kita mengalah misalnya- maka apakah mungkin Anda memanggil nama anak
anda dengan nama musuh anda?
misal Anda membenci Abu Jahal lalu Anda memanggil nama anak Anda dengan pangan
Abu Jahal?
apa ini masuk akal wahai orang-orang yang cerdik pandai?
2. perlu
bukti, jika tidak maka semakin jelas kesan keras kepala “yang penting
membantah”.
jika benar ucapan Anda berarti Imam Ali adalah kerdil, penakut dan pengecut.
apakah masuk akal hal itu Anda lakukan?
jika Anda tidak mungkn melakukan itu mengapa Anda rela itu untuk Imam Ali yang
gagah perkasa dan pemberani.
apakah Imam Ali hina hingga tunduk kepada “musuhnya yang zhalim dan kafir” itu
menerima anaknya diberi nama oleh musuhnya dengan nama yang dibenci olehnya?
sampai serendah itukan imam ali?
wahai orang syiah!
Anda mengaku cinta ahlul bait, tetapi anda tidak pernah memuliakannya, malah
menghinanya dengan sehina-hinanya.
yang benar,
imam Ali sangat mencintai imam Umar dan mencintai nama Umar.
dunia islam tidak mengenal Umar secara mutlak kecuali Umar ibnul Khattab amirul
mukminin.
Andalah yang kerdil, keras hati, tidak mau mau menerima kenyataan bahwa para
sahabat dan ahlul bait “RUHAMA` BAINAHUM”. SUNGGUH TERLAKNAT ORANG YANG
MEMUSUHI AHLUL BAIT ATAU MEMUSUHI SAHABAT.
3. PERLU
BUKTI, JIKA TIDAK, SEMUA ORANG BISA BERKATA APA SAJA.
JIKA ANDA MEMPUNYAI MUSUH AKIDAH YANG BERNAMA USMAN.
NAMA USMAN INI TERSOHOR, DAN PERMUSUHANNYA JUGA TERSOHOR,
APAKAH ANDA AKAN MENAMAI PUTRA ANDA DENGAN NAMA USMAN DENGAN ALASAN KARENA
ORANG LAIN ADA YANG BERNAMA USMAN?
MUSTAHIL.
JIKA ANDA TIDAK RELA MELAKUKAN ITU PADAHAL ANDA BUKAN PAHLAWAN YANG GAGAH
BERANI, LALU MENGAPA ANDA RELA ITU UNTUK IMAM ALI SANG PAHLAWAN?!!
* KEMUDIAN
MENGAPA ANDA WAHAI ORANG SYIAH TIDAK MEMANGGL ANAK ANDA DENGAN PANGGILAN ABU
BAKAR SEBAGAIMANA IMAM ANDA?
MENGAPA ANDA TIDAK MEMBERI NAMA ANAK ANDA DENGAN NAMA UMAR DAN USMAN UNTUK
MENGINGAT uMAR IBN ABI SALAMAH DAN USMAN IBN MAZ’UN?!!!
MENGAPA ANDA MEMBENCI NAMA ABU BAKAR DAN UMAR, SEMENTARA PARA IMAM ANDA
MENCINTAI NAMA-NAMA ITU?!!
* JIKA ITU ALASAN YANG BISA ANDA DATANGKAN UNTUK IMAM ALI, LALU APA ALASAN
IMAM-IMAM LAIN YANG MENAMAKAN PUTRA PUTRINYA DENGAN ABU BAKAR, UMAR, USMAN DAN
AISYAH?!!
Assalammualaikum….
Sepertinya para “Syiah Aria ” (pengikut
bangasa Arya) ini bingung komentar tentang hal ini…
Sadarlah… ini bukti dan fakta kalau Ahlulbayt keluarga ALI beserta keturunannya
tak ada masalah dengan Para sahabat….
Anda para syiah Arya metode pengambilan hadits, riwayat dan sejarah sangat
lucu….
dari kelucuan ini anda ditertawakan akal anda sendiri….
kembalilah kejalan yg benar menjadi “syiah ahlulbayt sejati” yang mencintai
para sahabat dan istri nabi….
mohon maaf sebelumnya
Wassalammualaikum wr wb
Ya, hanya
pengikut Nabi sejati yang tidak bingung. syiah 12 imam pasti bingung.