"Aisyah membungkam Syiah"
Semoga bermnfaat, baca smpe selesai ya...
Semoga bermnfaat, baca smpe selesai ya...
Kisah Aisyah ini terjadi pada hari Senin
(15/09/2014) di kota Medan, sebelum dia pergi ke masjid untuk mengisi kajian
ibu-ibu dekat rumah, dia menyempatkan untuk mampir dulu ke rumah sepupu karena
ingin mengambil kitab Fiqih Sunnah yang beberapa hari lalu dipinjamkan kepada
sepupunya karena Aisyah akan membawanya ke pengajian.
Ternyata di rumah sepupunya sedang ada tamu yang
penampilannya sangat islami, Kemudian Aisyah bertanya kepada sepupunya
Siapa mereka?
Sepupunya menjawab: Mereka itu temanku sewaktu
SMA.
Kemudian Aisyah memuji penampilan mereka yang
sangat islami,
dia berkata: nah begitu dong kamu seharusnya,
pakai pakaian yang tertutup (jilbab besar).
Sepupunya menimpali: Tapi pemahaman mereka beda
dengan pemahamanmu yang kau ajarkan padaku Aisyah.
Aisyah pun bertanya: Memang bagaimana
perbedaannya?
Sepupunya menjawab: Lebih baik kau bicara
sendiri dengan mereka.
Aisyah menjawab: Tapi aku sedang ada pengajian.
Sepupunya berkata: Sebentar saja, setidaknya kau
bisa mengetahui perbedaan pemahamanmu dengan mereka.
Baiklah kata Aisyah.
Kemudian Aisyah ikut duduk di ruang tamu dengan
mereka dan mengucapkan salam.
Setelah ngobrol beberapa waktu, Aisyah sudah
bisa memastikan bahwa mereka ini adalah wanita-wanita Syiah.
Lalu Aisyah beranikan diri untuk bertanya,:
Kalian syiah?
Si tamu pun menjawab: Benar.
Aisyah berkata: Subhanallah, sungguh indah
penampilan wanita-wanita Syiah..
Si tamu pun tertawa ringan dan berkata: Terima
kasih tapi memang beginilah kami di ajarkan dan kami kemari pun dengan tujuan
mengajak teman kami ini (sepupu Aisyah) untuk ikut dalam pengajian kami. Jika
mbak Aisyah ingin ikut juga, mari sama-sama.
Aisyah menjawab: Aisyah tertarik sekali ukht,
tapi Aisyah sekarang sedang ada keperluan. Bagaimana kalau nanti malam kalian
sempatkan datang ke rumah Aisyah untuk mendakwahi Aisyah dan keluarga Aisyah
tentang ajaran yang kalian anut, apa kalian punya waktu?
Begini Kisah Aisyah Yang 'Skak Mat' Ustad Syiah
Sampai Ngacir Pulang
Si tamu pun berkata: Tentu, tentu kami akan
datang.
Aisyah mengatakan: Alhamdulillah, nanti Husna
(sepupunya) akan menemani kalian, rumah Aisyah dekat dari sini kok.
Kemudian Aisyah pamit, sepupunya mengantarkan ke
depan pagar dan bertanya: Aku gak ngerti aisyah, untuk apa kami ke rumahmu?
Aisyah menjawab: Nanti kau akan tau Husna
Sepupunya membalas: Duh syah, jangan gitu,
bilang aja..
Aisyah: Mereka sedang berniat untuk mensyiahkanmu
Husna, sementara sudah pernah kukatakan bahwa Syiah itu jauh dari Islam.
Maka nanti malam in sya Allah kita yang akan
mengembalikan pemahaman mereka ke pemahaman yang benar, in sya Allah.
Setelah selesai shalat Isya' beberapa menit
kemudian datanglah mereka ke rumah Aisyah. Tapi Aisyah melihat mereka bersama
seorang lelaki dan penampilannya juga luar biasa islaminya, berjubah putih dan
imamah hitam.
Aisyah senyum saja dan sudah tau bahwa ini lah
orang yang akan mereka andalkan dalam mendakwahi Aisyah sekeluarga.
Wanita-wanita itu memberi salam dan Aisyah
menjawab salam mereka dengan senyum tapi Aisyah tidak langsung mempersilahkan
mereka masuk rumah.
Aisyah berkata: afwan ukht, tunggu dulu, sebelum
masuk rumah, Aisyah harus minta izin dulu pada mahram Aisyah, sebab kalian
membawa seorang lelaki.
Mereka mengangguk saja dan tersenyum manis.
Aisyah bertanya pada abangnya: Bang, apakah
laki-laki ini boleh masuk?
Abang Aisyah menjawab: Boleh.. biar abang yang
menemani kalian.
Kemudian masuklah mereka semua, dan
memperkenalkan laki-laki yang ada bersama mereka, ternyata benar bahwa
laki-laki itu yang membimbing mereka dan yang mengisi dakwah di pengajian
mereka.
Singkat cerita, setelah basa basi selama 3-4
menit maka dakwah mereka pun di mulai.
Salah seorang tamu tadi bertanya: Mbak Aisyah
nama lengkapnya siapa?
Aisyah menjawab: Aisyah bintu Umar al Muhsin bin
Abdul Rahman Salsabila, kenapa ya ukht?
Si tamu: Wow panjang juga ya hehe.. oh enggak
hanya kami ingin memanggil mbak dengan nama yang lain, bagaimana jika kami
panggil dengan Salsa saja?
Aisyah sudah menyadari bahwa mereka tidak akan
suka dengan nama Aisyah, sebab serupa dengan nama istri Rasulullah, dan mereka
sangat benci kepada ummul mukminin Aisyah.. na'udzu billah min dzalik
Aisyah pun tersemnyum dan berkata: Boleh juga,
tapi boleh tau alasannya apa ya ukht?
Si tamu: Kami tidak menyukai nama itu sebab
.......... (dia cerita cukup panjang dan intinya menjelek-njelekkan ummul
mukminin Aisyah).
Tiba-tiba si laki-laki (ustadz Syiah) yang
mereka ajak itu angkat suara.
Ustadz Syiah itu berkata: Aisyah itu adalah
pendusta dan pezina, semoga Allah membakarnya di neraka.
Mendengar ucapan orang bodoh ini mata Aisyah
spontan tertutup dan hati aisyah terasa bergetar.. kemudian Aisyah menundukkan
kepala dan mengucap istighfar, dan memohon pada Allah agar dikuatkan mendengar
fitnah keji dari mulut-mulut yang masih jahil, kemudian setelah tenang, Aisyah
angkat kepala dan senyum pada mereka dan membuat situasi seolah-olah Aisyah
tidak tau tentang hal itu.
Aisyah berkata: Masya Allah, benarkah begitu
ustadz?
Ustadz Syiah menjawab: Benar, dialah penyebab
wafatnya rasulullah, dia yang meracuni rasulullah hingga wafat.. semoga laknat
selalu menyertainya.
Air mata aisyah menetes mendengar ucapan orang ini,
dalam hatinya bagai tersayat-sayat.. seorang ibu dihina di depan anak-anaknya,
rasanya ingin melemparkan gelas ini ke wajahnya. Aisyah pun melihat abangnya
sudah mengenggam kedua tangannya dan menahan amarah. Namun sebelumnya Aisyah
sudah mengiingatkan kepada abangnya bahwa diskusi ini tentu akan membuat hati
panas.
Aisyah pun menimpali: Astaghfirullah, sehebat
itukah fitnahnya?
Si tamu wanita menjawab: Kok fitnah mbak? itu
nyatanya, nih kami bawa kitab tafsir Al Ayyasyi (kitab Syiah) didalamnya
terdapat bukti, bahkan Abdullah bin Abbas mengatakan Aisyah adalah seorang
pelacur, ini ada kitabnya.
Dia keluarkan kitab tapi Aisyah lupa nama
kitabnya, ma'rifat rijal kalau Aisyah tidak salah ingat.
dan Aisyah melihat memang isinya benar seperti
yang mereka ucapkan.
Singkat cerita, mereka terus menghina Aisyah dan
para sahabat, sampai telinga ini seperti sudah bengkak.
Akhirnya Aisyah tidak tahan dan berkata pada
mereka: Sebentar ustadz, Aisyah mau ambil kitab Syiah punya Aisyah, ada yang
ingin Aisyah tanyakan mengenai isinya.
Ustadz Syiah menjawab: Silahkan.
Aisyah sudah siapkan satu soal yang akan
menunjukkan jati diri mereka, apakah mereka orang yang cerdas atau cuma bisa
ngomong besar.
Dan pertanyaan ini juga pernah ditanyakan oleh
syaikh Adnan kepada seorang syaikh Syiah, tapi syaikh Syiah malah bingung
menjawabnya.
Aisyah berkata sambil menyodorkan kitabnya: Nih
dia kitabnya.
Ustadz Syiah: Oh saya juga punya itu, Al
Ghaibah, kebetulan saya bawa hehe.
Aisyah berkata: Oh iya, kebetulan..
Si tamu wanita berkata: Hehe, Allah memudahkan
urusan kita hari ini.
Aisyah tersenyum ringan melihat tingkah laku
mereka.
Aisyah berkata: Begini ustadz, di dalam kitab
ini disebutkan tentang beberapa wasiat rasul kepada imam ali, benarkah ini
ustadz?
Ustadz Syiah: Halaman berapa?
Aisyah: 150 no 111
Ustadz Syiah: Sebentar saya lihat. Ya, benar,
lalu apa yang ingin ditanyakan dari wasiat yg mulia ini?
Aisyah: Masih berlakukah wasiat ini ustadz?
Ustazd Syiah: Tentu, sampai hari kiamat.
Aisyah: Di dalam kitab ini rasul berwasiat
"Yaa 'Aliy anta washiyyi 'ala ahli baiti
hayyihim wa mayyitihim wa 'ala nisa-i. fa man tsabbattuha laqiyatniy ghadan, wa
man tholaqtuha fa ana bari’un minha".
Ustadz Syiah hanya bergumam
Aisyah: Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Bagaimana kamu mengartikan kalimat
wasiat itu.
Aisyah: Isi wasiat ini adalah
"wahai 'Ali engkau adalah washiy ahlul
baitku (penjaga ahlul baitku) baik mereka yang masih hidup maupun yg sudah
wafat, dan juga ISTRI-ISTRIKU. Siapa diantara mereka yang aku pertahankan, maka
dia akan berjumpa denganku kelak. Dan barang siapa yang aku ceraikan, maka aku
berlepas diri darinya, ia tidak akan melihatku dan aku tidak akan melihatnya di
padang mahsyar."
Benarkah ini ustadz?
Ustadz Syiah: Benar ini wasiatnya.
Aisyah: Yang ingin saya tanyakan, apakah Aisyah
istri Rasulullah itu pernah dicerai oleh Rasulullah?
Ustadz Syiah begumam dan berkata: Tidak..
Aisyah: Apakah Aisyah di pertahankan Rasulullah
sampai Rasulullah wafat?
Ustadz Syiah: Ya benar.
Aisyah: Lalu kenapa tadi ustadz bilang Aisyah
itu masuk neraka sedangkan dalam wasiat ini Aisyah tergolong orang yang masuk
surga??
Ustadz Syiah: Bukan seperti itu maksud dari
wasiat ini mbak Salsa.
Aisyah tersenyum melihat tingkah si ustadz dan
Aisyah melirik kedua wanita syiah tadi yang mulai hilang senyumannya.
Aisyah: Entahlah ustadz tapi inilah isi dari
kitab Syiah dan ini adalah wasiat dari Rasulullah, berarti wasiat ini tidak
lagi dianggap oleh orang Syiah sendiri ya ustadz?
Ustadz Syiah: Oooh tidak begitu tapi,, tapi
bukan begitu cara menafsirkannya.
Dan akhirnya dia menjelaskan tentang
penafsirannya tapi sedikitpun tidak masuk akal bahkan kedua wanita syiah itu
sendiri pun terlihat bingung mendengar penjelasan si Ustadz Syiah.
Abang Aisyah pun berkata: Ustadz, saya tidak
faham dengan penjelasan antum, mohon diulangi ustadz.
Ustadz Syiah tersebut mulai gelisah.
Ustadz Syiah: Begini, intinya hadits wasiat ini
dinilai oleh ahli ilmu hadits Syiah dan tentunya berdasarkan ilmu hadits Syiah
adalah lemah sekali bahkan sampai derajat palsu.?????!!!
Aisyah berkata dalam hati: Wah ini ustadz mulai
aneh. tadi katanya wasiat ini masih berlaku sampai hari kiamat, sekarang
menyatakannya sebagai hadits palsu.
Aisyah diam beberapa saat memikirkan bagaimana
cara membuat orang ini terdiam dan malu karena pendapatnya sendiri.
Aisyah: Sudah-sudah, cukup, mungkin ini terlalu
rumit pertanyaannya, nih ada pertanyaan lagi ustadz.
Seperti yang pernah saya dengar bahwa Syiah
menganggap bahwa Ali lah yg seharusnya menjadi khalifah setelah wafatnya
Rasulullah, apakah benar?
Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tapi Abu Bakar
rakus akan kekuasaan sampai-sampai dia berbuat kezaliman dan makar yang besar,
diikuti pula oleh Umar dan Utsman.
Aisyah: Apakah ada dalil yang menunjukkan Ali
sebagai orang yang dipilih Rasul menjadi khalifah sesudah wafatnya beliau?
Ustadz Syiah: Tentu ada, hadits Ghadir Khum,
ketika Nabi sedang menunaikan haji wada' disertai beberapa orang sahabat besar,
Nabi berkata kepada Buraidah: "Hai Buraidah barangsiapa menganggap aku
sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin..”
Aisyah: Ustadz, kalau saya tidak mengamalkan dan
sengaja menolak apa yang diperintahkan Nabi, kira-kira apa hukuman buat saya
ustadz?
Ustadz Syiah: Mbak Salsabila bisa dihukumi kafir
karena mendustakan Nabi.
Aisyah: Astaghfirullah, berarti imam Ali pun
telah kafir dalam hal ini ustadz, sebab dia tidak mengindahkan perintah Nabi,
jika memang ini dalil yang menunjukkan Ali sebagai khalifah, bahkan imam Ali
membai'at Abu Bakar, maka Abu Bakar pun di hukumi kafir, begitu juga Umar, dan
semua sahabat yang menyaksikan ketika itu semuanya kafir, sebab yang menjadi
pesan Rasul adalah man kuntu maulahu fa 'Aliyyun maulahu, siapa menganggap aku
sebagai pemimpinnya, maka terimalah Ali sebagai pemimpin.
Benarkah begitu ustadz? Atau haditsnya palsu
juga?
Ustadz Syiah: Hmmmm.. Haditsnya shahih.. tapi
bukan begitu juga maksudnya.
Aisyah: Tapi tunggu ustadz, sebelum ustadz
jelaskan maksudnya saya pengen tanya lagi biar kelar. Apakah setelah imam Ali
yang akan menjadi khalifah adalah anaknya Al Hasan?
Ustadz Syiah: Ya benar sekali, tidak bisa
dipungkiri.
Aisyah: Ada dalilnya? Shahih apa tidak?
Ustadz: Ada, shahih jiddan (sekali).
Aisyah: Bagaimana bunyinya?
Ustadz Syiah: Wahai Ali engkau adalah khalifahku
untuk umatku sepeninggalku, maka jika telah dekat kewafatanmu maka serahkanlah
kepada anakku Al Hasan,,
hadits ini cukup panjang menjelaskan tentang 12
imam.
Aisyah: Ustadz coba lihat kembali kitab Al
Ghaibah yang berisi tentang wasiat Rasul tadi. Tidakkah isinya sama dengan yg
baru saja ustadz sebutkan?
Ustadz Syiah: Sebentar.. oh iya sama.
Aisyah: Bukankah tadi saat kita membahas tentang
keberadaan Aisyah di sorga, ustadz katakan hadits ini palsu?, tapi sekarang
saat membahas tentang dalil kekhalifahan Ali dan Hasan malah ustadz berbalik
mengatakan hadits ini shahih jiddan???
Ustadz Syiah pun diam seribu bahasa. Aisyah
melihat raut ustadz berubah dari biasanya, mau senyum tapi tanggung, mau pulang
tapi malu.
Aisyah: Ustadz, saya pernah dengar dari
teman-teman saya bahwa Syiah itu suka bertaqiyah. Apakah ini bagian dari
taqiyah itu?
Abang Aisyah: Hahahaha.. ustadz, akuilah bahwa
Aisyah radhiyallahu 'anha adalah penghuni surga, Abu bakar adalah khalifah
pertama, Umar kedua, Utsman ketiga,dan Ali keempat, kita semua mencintai ahlul
bait ustadz, Ali juga setia kepada kepemimpinan Abu bakar, Umar dan Utsman. Dan
Ali sangat mencintai ketiga sahabatnya, bahkan sampai-sampai nama anak-anak Ali
dari istrinya yang lain (selain Fathimah) diberi nama Abu Bakar, Umar &
Utsman ... Apakah ustadz mau menafikan itu semua?
Ustadz Syiah: Hmmmmm.. sebaiknya kami pulang
saja.
Aisyah: Tunggu ustadz, ustadz belum menjawab
pertanyaan kami.
Ustadz Syiah: Sepertinya kalian sudah tau semua.
Aisyah: Oh berarti ustadz mengakui kebenaran ini?
Ustadz Syiah: Allahu a'lam, saya permisi dulu.
Husna (sepupu Aisyah): Bagaimana dengan kalian
(kedua wanita syiah)?
Salah satu dari wanita Syiah angkat bicara:
"Saya akan kembali lagi besok kesini dan saya harap Husna mau menemani
saya"
Ustadz Syiah: Baiklah kalau begitu kalian
tinggal disini dan saya pamit.
Wassalamu 'alaikum..
Kami: Wa'alaikumussalam warahmatullah.
Selesai. (iz)
Sumber: Status
FB Aisyah Salsabila
http://www.suaranews.com/2015/07/begini-kisah-aisyah-yang-skak-mat-ustad.html
http://www.suaranews.com/2015/07/begini-kisah-aisyah-yang-skak-mat-ustad.html