Pepatah lama mengatakan, ‘sepandai-pandainya
menyimpan bangkai, suatu saat baunya akan tercium juga’. Serapih apapun bangkai
ditutupi, tetap saja bau busuknya akan menyebar kemana-mana. Begitupun
kebohongan dan kecurangan, meski disembunyikan suatu saat akan terbongkar.
Kebenaran akan muncul ke permukaan dengan jalan yang terkadang sama sekali
tidak terduga.
Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Orang-orang
kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah
sebaik-baik pembalas tipu daya” ( QS. 3:54 )
Juga, “Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat
yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka
tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak
menyadarinya” ( QS. 6:123 )
Iran Mulai Hapus Slogan “Matilah AS” dari Tempat Ibadah
Teheran – Iran mulai
menghapus slogan “Matilah Amerika” dari sejumlah masjid Syiah di negara itu.
Hal itu dilakukan seiring suksesnya kesepakatan nuklir dengan AS.
Kolonel Pratt Zaden, komandan
pasukan Bajis sayap Garda Revolusi di Daerah Qainat, provinsi Khorasan, Iran,
mengkritik penghapusan slogan tersebut. Dia menilai, hal itu melunturkan
“semangat perlawanan”.
Seperti dilansir
www.youm7.com, Jumat (28/08), menukil dari kantor berita Garda Revolusi, Basij
News, Zaden mengatakan bahwa fungsi masjid bukan hanya untuk beribadah. Namun
juga berfungsi sebagai tempat untuk melawan arogansi internasional.
Dia menegaskan bahwa Iran
terikat erat dengan slogan ini. Itulah yang diajarkan Imam Husain di Karbala,
sebagaimana yang dikatakannya.
Zaden menjelaskan bahwa
tempat ibadah adalah tempat yang efektif buat membangkitkan perlawanan. Jika
itu dihapus, perlawanan terhadap AS semakin melemah.
Penghapusan slogan anti AS di
Iran itu dilakukan setelah AS menyepakati program nuklir Iran. AS dan
sekutu-sekutunya menghapus embargo yang diberlakukan terhadap negara
berideologi Syiah tersebut.
Kesepakatan itu juga tidak
menutup kemungkinan bagi Iran mengizinkan AS membuka kembali kantor kedutaan di
Teheran. Karena hubungan keduanya semakin membaik.
“Dibukanya kembali kedutaan
AS di Teheran bukanlah perkara yang mustahil,” kata Hasyimi Rafsanjani, mantan
Presiden Iran yang saat ini menjabat Ketua Dewan Kebijaksanaan di Iran,
beberapa waktu lalu.
“Embargo terhadap kami telah
dibuka,” imbuhnya.
Sumber: youm7.com
Penulis: Hunef Ibrahim
Terjadi Perpecahan, Syiah Irak Tolak Dominasi Iran
Gelombang unjuk rasa di
Irak dengan aksi membakar gambar Ayatullah Khomeni sebagai ungkapan kemarahan
atas pemerintah proksi Teheran. Aksi itu terjadi pada kamis, (27/08).
Salah satu agenda yang paling
menonjol dari gelombang baru protes anti-korupsi di daerah yang didominasi
Syiah di Irak adalah meningkatnya kebencian atas dominasi rezim Iran diseluruh
negeri, ditunjukkan oleh pengunjuk rasa (seperti yang terlihat dalam foto ini)
dengan membakar foto dari Ayatollah Khamenei.
Hal ini hampir tidak pernah muncul dalam pemberitaan media Barat, tentang aksi
penolakan dominasi Iran oleh kelomok Syiah di Irak.
Tentu saja, sulit untuk
mempertahankan pernyataan menggelikan bahwa aksi menolak usaha de facto Teheran
untuk menguasai Irak berasal dari kelompok Sunni, “Wahhabi / Salafi
ekstremisme” atau “Baathisme” karena pada kenyataannya para demonstran sendiri
didominasi oleh kelompok Syiah.
Red : Maulana Mustofa
Telah banyak pakar konspirasi
terjebak dalam melihat konstelasi politik di dunia Islam. Mereka terjebak
karena mendahulukan analisa ketimbang nas Qur’an, Sunnah, dan petunjuk para
ulama. Hasilnya, sudah dapat terlihat. Dengan gegabah mereka menuding bahwa perjuangan
umat Islam menurunkan dikatorisme Syi’ah sebagai permainan cantik Zionis
Israel.
Sejatinya, buku Zionis dan
Syi’ah bersatu hantam Islam bukanlah sebuah fakta baru yang mengungkap
kerjasama kedua musuh umat Islam (Zionis dan Syi’ah). Buku ini ditulis hanya
untuk melanjutkan temuan para ulama dan mujahidin terkait upaya mereka untuk
memadamkan cahaya Islam. Sebelumnya Syaikh Abu Mushab As-Suri, DR. Imad Ali
Abdus Sami’, Syaikh Abdullah bin Muhammad as-Salafi, Syaikh Aiman
Azh-Zhawahiri, DR. Ihsan Ilahi Dhahir dll telah jauh menulis sebelum buku ini
terbit tentang bersatunya Zionis dan Syi’ah dalam menghantam Islam.
Bab pertama buku ini, penulis
sudah menaruh tinjauan para ulama tentang ajaran Syi’ah. Dengan tuntunan
para ulama lah, maka kita akan jernih melihat siapa sesungguhnya Syi’ah. Mereka
tidak lain adalah aliran yang menyempal atas nama Islam lalu menusuk dari
belakang.
Dulu orang masing mengira
bahwa Iran adalah negara terdepan dalam melawan Zionisme Yahudi. Namun buku ini
justru memiliki fakta sebaliknya. Keduanya tampak di luar bermusuhan, tapi di
bawah meja saling bersalaman.
Antara tahun 1962 sampai
kejatuhan Syah Pahlevi pada tahun 1979, intelijen Israel melakukan kontak kuat
dengan banyak petugas Iran yang dilatih oleh militer Israel. Rezim Khomeini
menghabiskan dana hingga 500 juta US Dollar guna membeli peralatan perang dari
Israel sepanjang tahun 1980 hingga 1983. Bahkan keduanya terlibat secara
bersamaan dalam menyerang reaktor nuklir Irak pada tahun 1981. Tidak heran di
Iran ada perpustakaan Yahudi dengan foto Khomeini di dalamnya.
Romantisme Syi’ah dan Zionis
terus berlanjut hingga invasi Amerika Serikat pada tahun 2003. Brigade Sadr
adalah milisi Syi’ah yang melindungi tentara George Bush dari Kuwait menuju
Baghdad melewati gurun pasir An-Nashiriyah. Maka tidaklah aneh jika Ali
As-Sistani (Ulama Syi’ah Irak) yang biasanya lantang menyuarakan perang atas
invasi Israel tapi melarang jihad melawan hegemoni Amerika Serikat di Irak. Itulah
skandal sejarah yang dilakukan oleh sumber Syi’ah tertinggi di negeri 1001
malam itu.
Buku ini ditulis sebagai
benteng mempertahankan akidah umat dari virus Syi’ah sekaligus untuk menjawab
keresahan umat Islam yang selama ini dituding teroris oleh kelompok Syi’ah
dengan berita-berita fitnahnya bahwa mujahidin Suriah dbiayai Amerika. Padahal
tridente Syi’ah (Iran, Hizbullah, dan Nushairiyah) justru secara faktual
membunuhi umat Islam, suatu hal yang sama dilakukan Zionisme kepada umat Islam!
Hadirnya buku ini dapat
menjadi ibrah dan refleksi akan bergeliatnya Syi’ah di Indonesia. Sungguh,
persoalan Syi’ah salah satu masalah akidah terbesar di Indonesia. Ini adalah
fitnah yang akan merusak kedamaian bagi umat Islam di Indonesia.
Meski sudah memenuhi sebagian
kriteria sesat dari 10 kriteria sesat MUI, mengapa hingga kini fatwa sesat dari
MUI juga belum muncul? Fatwa dari pusat ini dibutuhkan umat agar tidak terjadi
konflik yang meluas antara umat Islam dengan Syi’ah di Indonesia.
Syi’ah jelas bukan bagian
dari Islam, tidak ada ajaran Islam yang mengajarkan anarkisme akidah dengan
mencaci maki shahabat dan istri nabi. Sejarah membuktikan
pengkhianatan-pengkhianatan mereka kepada para khalifah umat Islam.
Mereka selalu
menggembar-gemborkan ukhuwah dan toleransi di Indonesia, tanpa mau berkaca
penderitaan yang dialami umat Islam di Iran yang susah sekali mendirikan masjid
dan menjalankan kegiatan ibadahnya.
Iran berbatasan langsung
dengan Afghanistan dan Pakistan yang tiap hari diperangi Amerika Serikat.
Ribuan bocah muslim mati akibat tembakan yang dilancarkan Drone-Drone AS, tapi
mana rudal, jet tempur, dan milisi-milisi Syi’ah membantu umat Islam di sana
memerangi Amerika Serikat. Yang terjadi moncong senjata Iran justru diarahkan
kepada umat Islam di Suriah. Mereka satu kata dengan Amerika dan Israel bahwa
Jabhah Nushrah adalah teroris yang mengancam kepentingan mereka. Padahal Jabhah
berjihad hanya dengan satu tujuan: menegakkan kalimatullah!
SAMBUTAN TOKOH
“Saat ini semakin terlihat
dan terbukti kolaborasi Syi’ah dengan zionis memerangi Islam. Hal ini sudah
lumrah, karena Syi’ah adalah ciptaan Zionis (Yahudi) untuk memecah belah dan
menghancurkan Islam dari dalam. Syi’ah menjadi alat Yahudi Zionis untuk
mengacaukan kemurnian ajaran Islam. Syi’ah diciptakan oleh Abdullah bin Saba’
orang Yahudi yang pura-pura masuk Islam, dengan tujuan memecah belah umat
Islam dalam rangka menghancurkan Islam dengan kedok pembelaan terhadap ahlul
bait Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Umat Islam harus mewaspadai mereka dan
memastikan bahwa Islam yang dilaksanakan adalah sesuai Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam” (Ustadz Abu Bakar Ba’asyir).
“Selama ini opini berhembus
bahwa Syi’ah dan Zionis adalah dua kelompok yang saling bertikai. Namun buku
ini memberikan perspektif baru dalam melihat fakta yang sebenarnya bahwa pada
satu titik mereka dapat bersama melawan umat Islam. Selain itu buku ini sangat
menarik karena mengetengahkan data-data mutakhir terkait upaya Zionisme
menyongsong akhir zaman. Umat Islam harus membacanya” (DR. Adhyaksa Dault,
Mantan Menpora RI).
“Buku Dahsyat yang
mengurai secara rinci seluk-beluk musuh-musuh Islam. Dengan membaca buku
ini semoga pembaca memperoleh informasi dari penulis tentang konstelasi
musuh-musuh Islam yang menggunakan cara tersamar. Penting bagi umat Islam
terutama para pemudanya untuk melek informasi mengenai kekuatan musuh Islam dan
modus operandinya dalam merusak akidah sehingga bisa mengambil pelajaran untuk
memperjuangkan Islam berdasarkan manhaj nabi” (Munarman SH, Direktur
An-Nashr Institute, Lembaga Kajian Strategis).
“Pencetus Syi’ah adalah
seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’, seperti pengakuan ulama Syi’ah
An-Nubakhti dalam kitabnya Firakusy Syi’ah. Dalam ajarannya banyak yang mirip
Yahudi begitu pula gerakannya mirip dengan Zionisme makanya tidak heran kalau terungkap
skandal IRAN GATE kerja sama jual beli senjata Yahudi, Amerika dan Iran” (Ustadz
Farid Achmad Okbah, Pengamat Syi’ah).
Artikel terkait :
[ Jika Benar, Terbukti Puncak Kebiadabannya.
Sudah Ngacak-ngacak Negara Arab/Islam ] Akui Zionis-Israel Sebagai Negara, Iran
Akan Bukan Kantor Kedutaan di Tel Aviv