Intervensi Rusia di Suriah
menunjukkan bahwa rezim Assad mendekati keruntuhan, menurut analisis @ALseaase.
Itu juga menandakan bahwa dukungan militer dan moral, yang diberikan oleh Iran
dan Hizbullah tidak lagi cukup.
Dukungan Iran di Suriah
diperkirakan telah terkuras, sehingga mempercepat permintaan intervensi Rusia.
Kemungkinan lain, Iran ingin memfokuskan kekuatannya untuk wilayah lain (Yaman)
dan meminta Rusia sebagai sekutu untuk mengamankan Suriah!
Bagaimana pun kesiapan
koalisi Arab untuk memulai pertempuran Shan’a akan membuat Iran berbuat lebih
banyak guna mendukung lengan militernya di Yaman. Manuver Iran ini pasti akan
mempengaruhi kekuatannya di Suriah. Karena itulah, Rusia masuk.
Iran ingin Rusia mengisi
kekosongan yang mungkin terjadi di Suriah akibat kesibukannya mendukung milisi
Syiah di Yaman pada hari-hari mendatang.
Namun, perlu diingat bahwa Amerika juga lebih dahulu campur tangan di Suriah.
Maka ada beberapa analisis dalam hal ini:
1.Ada kesepakatan tersembunyi
antara Amerika, Rusia dan kekuatan rezim lokal di ambang campur tangan Rusia
ini.
2.Amerika melihat intervensi
Rusia merupakan keuntungan baginya untuk mengurangi bebannya dalam memerangi
terorisme, seperti klaimnya.
3.Kembalinya kekuatan politik
dan militer Rusia membuat Amerika memudahkan jalan bagi Rusia untuk menggunakan
persenjataannya di Suriah, dengan maksud untuk mengikisnya.
4.Rusia khawatir bila Amerika
dan sekutu-sekutunya berbagi kue di Suriah dan Irak, jauh dari keuntungan
Rusia, seperti yang terjadi di Libya. Maka Rusia segera campur tangan untuk
mendapatkan bagian.
5.Ada kesepakatan politik yang
dibuat antara dua blok untuk membagi-bagi wilayah dan distribusi kue antara
pihak-pihak. Konsekuensinya Rusia harus “membayar mahar” dalam
wujudsharing senjata dan dana.
6.Kemungkinan lain yang lebih
berbahaya, Iran akan membuka perang terbuka dengan negara-negara Teluk untuk
mencegah keruntuhan Shan’a. Iran akan memulai keamanan posisinya dengan
keberadaan Rusia di Suriah.
7.Terakhir, Amerika, Rusia, dan
China berkonspirasi terhadap negara-negara Teluk dan campur tangan untuk
membagi-bagi wilayah sesuai kesepakatan mereka.
Semua
kemungkinan tersebut bisa saja terbukti. Perjalanan waktu ke depan akan
mengungkap analisis manakah yang benar. Akan tetapi, kapankah percikan
perkembangan berbahaya di kawasan Teluk itu dimulai?
Kita mendengar kabar bahwa
Khamenei bersumpah akan merespon dengan tindakan “kejam dan kekerasan” jika
Arab Saudi tidak segera menyerahkan mayat para jamaah haji Iran yang jumlahnya
menurut klaimnya mencapai 239 orang.
Namun berdasarkan statistik
korban dari Iran kurang dari jumlah ini! Maka, apakah ada jamaah dari Iran
dalam tahanan di Arab Saudi, lalu Khamenei ingin membingungkan penyelidikan dan
memaksa Arab Saudi untuk mengembalikan mereka?! Jangan lupa juga ada analisis
yang menyebutkan bahwa di belakang tragedi Musim Haji tahun ini ada visi Iran.
Keuntungan Bagi Taliban
Dalam situasi tersebut,
Taliban dapat memanfaatkan peluang untuk memperluas pengaruhnya ke daerah
terbesar di Afghanistan, setelah Barat dan Timur sibuk berbagi kue di Timur
Tengah.
Kemajuan terbaru yang diraih
Taliban dan proses eskalasi militer di Kunduz merupakan “pukulan penuh
pelajaran”. Taliban dapat melipatgandakan keuntungan dari penaklukan ini jika
fokus Amerika dan Rusia di Suriah semakin nyata.
Di sisi lain, intervensi
Rusia dan Amerika di Suriah itu akan membuat mujahidin mempersiapkan
pertempuran panjang di wilayah ini. Mereka bisa jadi akan melupakan konflik dan
permasalahan internal untuk menghemat senjata, dan fokus pada tujuan strategis
saat ini.
Reporter: Salem
Sumber: https://justpaste.it/o3hu