By: Nandang Burhanudin
(1) "Mengapa saya ikut memilih di Pemilu 1
November 2015?" Tulis seorang aktivis yang mengakui tidak pernah ikut
Pemilu selama era demokrasi Turki.
(3) Namun. Ia mengungkapkan. Pemilu 1 November
2015 adalah Pemilu penentu. Apakah Turki akan kembali ke era perang saudara dan
konflik berkepanjangan?
(4) Ia paham bahwa Kaum Kemalis yang didukung
kalangan Liberal, Sekuler, Komunis mengelola negara dengan gaya premanisme dan
menebar kebencian.
(5) Ia paham bahwa Turki sebagai negara adalah
benteng yang wajib dikuasai oleh kalangan Islamis. Terlebih kaum mudanya.
(6) Ia paham, Turki 10 tahun lalu, istri Erdogan
yang berhijab dilarang memasuki istana. Militer mewajibkan syarat seorang
Presiden adalah sekuler.
(7) Ia paham, Turki 7 tahun lalu, AKP hampir
saja dibubarkan ketika akan menghapus larangan berhijab/berjilbab di
kampus-kampus.
(8) Ia paham, 5 tahun lalu, kalangan Kurdi
hampir saja memerdekakan diri setelah mendapat angin segar dan dukungan
logistik berlimpah.
(9) Namun dengan kecerdikannya, AKP secara
bertahap menyelesaikan masalah-masalah krusial di masyarakat Turki. Cobalah
lihat fakta saat ini!
(10) Jadi jika ada kalangan yang tetap keras
kepala dan menjadi pegiat Golput di saat-saat genting. Yakinlah, ia tak paham
keadaan!
(11) Bisa jadi. Ia menikmati saat Liberal,
Sekuler, Islamphobia bernafsu mengangkangi negeri-negeri Muslim. Lalu kekuasaan
diserahkan kepada mereka.
(12) Bisa jadi. Kurang ngaji atau ngajinya tanpa
mengkaji. Jikapun mengkaji tak sampai pada intisari. Jika sampai intisari ia
pun tak mengerti. Jika mengerti ia tak memiliki energi.
(13) Tepat yang dikatakan Erbakan. Umat Islam
yang tak peduli dengan politik. Maka ia akan dikuasai pemimpin politik yang
tidak peduli kepada Islam dan umatnya.
(14) Lalu, apakah kalangan Agamis Muslim di
Indonesia akan terus membiarkan Indonesia dan Jakarta dikangkangi penguasa yang
tak peduli kepada Islam dan umatnya?
(15) Jawabannya, seberapa besar kesadaran untuk
menginfakkan suara seikhlas mungkin kepada calon Muslim berintegritas. Jika
kemudian ada salah, belajarlah kepada kalangan agamis Turki, mereka menghukum
tanpa pernah mematikan.