Berbicara pada pertemuan yang membahas tentang energi di
Istanbul pada hari Kamis (19/11), PresidenTurki Recep TayyipErdogan menilai rezim Syiah Suriah
Bashar Assad telah melakukan terorisme di negaranya sendiri.
“Pelaku utama tragedi kemanusiaan dan tindakan
terorisme hari ini adalah rezim Assad, yang telah
menewaskan 380.000 orang,”
kata Erdogan sebagaimana
dikutip World
Bulletin.
“Assad melakukan terorisme negara,”
tambah Erdogan. Erdogan juga berkata
bahwa “siapa pun yang berdiri di
belakang (baca
: mendukung ) orang ini, mereka sama bersalahnya seperti dia.”
Red :
Gus Jati
Obama: Selama Bashar Al Assad Masih
Berkuasa, Suriah Tak Akan Beres
Presiden
Amerika Serikat Barack Obama mengatakan butuh waktu berbulan-bulan bagi Rusia,
Iran, dan elite penguasa Suriah untuk menerima tak akan ada akhir perang sipil
maupun penyelesaian politik di Suriah, bila Presiden Bashar al-Assad tak
kunjung lengser.
Disebutkan pula oleh Obama, kendati Moskow
dan Tehran mengakui ISIS sebagai “ancaman serius”, upaya Rusia di Suriah
bertujuan menopang kekuasaan Assad.
“Intinya, saya tidak melihat kita bisa
menghentikan perang sipil di Suriah jika Assad tetap berkuasa,” ujarnya di
hadapan reporter di sela-sela pertemuan tahunan kerja sama ekonomi Asia-Pasifik
(APEC), Manila, Filipina, Kamis (19/11).
“Apa yang sekarang kita lakukan bersama
anggota koalisi adalah menyadari bahwa butuh waktu berbulan-bulan bagi Rusia,
Iran, dan sebetulnya sejumlah penguasa dalam rezim Suriah untuk turut menyadari
kebenaran yang baru saja saya ucapkan,” lanjutnya.
Serangan udara Rusia di Suriah, yang
dimulai sejak penghujung September lalu, selalu menyebut ISIS sebagai target
utamanya. Namun kebanyakan bomnya justru dijatuhkan di wilayah kekuasaan
kelompok pemberontak lain yang anti-Assad.
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas
tragedi pengeboman dan penembakan di Paris, Perancis pada Jumat lalu, sekaligus
jatuhnya pesawat Rusia di Mesir bulan lalu yang baru dikonfirmasi Rusia akibat
bom.
Presiden kulit hitam pertama di AS itu
menambahkan, bila ia mampu menggiring berbagai negara untuk membahas isu
Suriah, “ruang diskusi bisa tercipta.”
Ia juga mengatakan berencana menutup
penjara Teluk Guantanamo di Kuba sembari tetap menjaga keamanan AS, meski
mengaku bakal menghadapi perlawanan keras dari Kongres.
“Saya menjamin akan ada perlawanan kuat,
sebab setelah tragedi Paris, saya pikir ada kecenderungan yang amat kuat bagi
kita bukan untuk mengatasi persoalan, tetapi menciptakan slogan-slogan politik,
baik tentang pengungsi maupun Guantanamo,” katanya.(ts/cnnindonesia)