Artikel ini
merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul Tanduk Setan !! dan Najd Bukan ‘Iraq ? (beserta komentar yang ada di dalamnya). Dalam dua artikel
tersebut telah disebutkan bahwa makna Najd dalam hadits fitnah (kemunculan
tanduk setan) adalah negeri ‘Iraaq. Hadits-haditsnya pun sangat jelas. Satu
lafadh menunjukkan Najd, dan di lafadh lain menunjukkan ‘Iraaq. Akan tetapi
segolongan orang menyanggah bahwa makna Najd dalam hadits Tanduk Setan bukanlah
‘Iraaq. Menurut sangkaan mereka, arah timur/masyriq dalam hadits tidak bisa
menunjukkan negeri ‘Iraaq, akan tetapi Hijaaz. Itulah yang sesuai dengan arah
mata angin.
Jika kita mencermati
dalil yang ada dan bagaimana pendapat para ulama (baik ulama bahasa, ulama
hadits dan fiqh), jelas sekali kekeliruan pondasi pemahaman itu. Tidak kita
pungkiri bahwa di jaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam itu ada
daerah yang bernama Najd (Hijaaz). Akan tetapi yang menjadi bahasan adalah,
apakah Najd yang disebutkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam
hadits kemunculan tanduk setan itu Najd Hijaaz, atau daerah Najd yang lain
(Najd ‘Iraaq) ?. Sudah dimaklumi dalam lisan orang ‘Arab bahwa Najd itu juga
punya makna yang lebih umum sebagaimana dijelaskan oleh Al-Khaththaabiy
rahimahullah :
نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي
مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من
الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج
والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار
“Najd adalah arah
timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah
arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah
yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah
Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan
dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana
terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Ringkas katanya :
Ketika Najd itu disebut dalam satu lafadh dan ‘Iraaq di lafadh yang lain,
apakah itu penafsiran yang diterima atau justru sebuah pertentangan ?.
Kata mereka :
Mengandung pertentangan. Alasan klisenya : Karena waktu itu Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam menunjuk arah timur (masyriq), sedangkan ‘Iraaq itu bukan
timur Madiinah (posisi saat beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam berbicara).
Saya tidak akan mengulang apa yang telah saya tuliskan, namun saya hanya akan
menyorot kekeliruan alasan mereka yang mengatakan bahwa ‘Iraaq bukan termasuk
wilayah timur (masyriq) kota Madinah.
Bukti pertama :
حدثنا عبد الله
حدثني أبي حدثنا ابن نمير حدثنا حنظلة عن سالم بن عبد الله بن عمر عن ابن عمر قال
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يشير بيده يؤم العراق ها إن الفتنة ههنا إن
الفتنة ههنا ثلاث مرات من حيث يطلع قرن الشيطان.
Telah menceritakan
kepada kami ‘Abdullah : Telah menceritakan kepadaku ayahku (Ahmad bin Hanbal) :
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair : Telah menceritakan kepada kami
Handhalah, dari Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata :
Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan
tangannya menunjuk ke arah ‘Iraaq. (Beliau bersabda) : “Di sinilah, fitnah akan
muncul, fitnah akan muncul dari sini”. Beliau mengatakannya tiga kali. “Yaitu,
tempat munculnya tanduk setan" [Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/143].
Shahih sesuai syarat
Al-Bukhaariy dan Muslim.
Dalam lafadh lain
disebutkan :
عن ابْن عُمَرَ،
يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُشِيرُ بِيَدِهِ نَحْوَ
الْمَشْرِقِ، وَيَقُولُ: " هَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَاهُنَا هَا، إِنَّ
الْفِتْنَةَ هَاهُنَا ثَلَاثًا حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنَا الشَّيْطَانِ "
Dari Ibnu ‘Umar, ia
berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berisyarat
dengan tangannya ke arah timur dan bersabda : “Di sinilah, fitnah akan muncul,
fitnah akan muncul dari sini”. Beliau mengatakannya tiga kali. “Yaitu, tempat
munculnya tanduk setan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2905].
Ini satu petunjuk
yang jelas bahwa arah timur yang dimaksudkan sebagai kemunculan tanduk setan
adalah ‘Iraaq. Dan itulah Najd.
Namun sayangnya,
riwayat shahih ini menjadi tidak shahih karena bertentangan dengan hawa nafsu.
Katanya, lafadh ‘Iraaq ini keliru. Lafadh timur dalam riwayat riwayat Muslim
itu lebih kuat daripada lafadh ‘Iraaq.
Pertanyaannya :
Apakah lafadh ‘Iraaq itu bertentangan dengan lafadh timur sebagaimana perkataan
orang itu ? sehingga diterima pen-ta’arudl-an itu sebagaimana dikenal dalam
ilmu ushul. Jawabanya tidak. Dan akan lebih jelas pada riwayat selanjutnya :
Bukti Kedua
حَدَّثَنَا أَبُو
بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ
الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: سَأَلْتُ سَهْلَ بْنَ
حُنَيْفٍ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ ؟،
فَقَالَ: " سَمِعْتُهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ، قَوْمٌ
يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ، لَا يَعْدُو تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ
مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
Telah menceritakan
kepada kami Abu bakr bin Abi Syaibah : telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin
Mushir, dari Syaibaaniy, dari Yusair bin ‘Amr, ia berkata : Aku bertanya kepada
Sahl bin Hunaif : “Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam menyebutkan tentang Khawaarij ?”. Ia menjawab : “Aku pernah mendengar
beliau bersabda sambil berisyarat dengan tangannya ke arah Timur : “Satu kaum
yang membaca Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka.
Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 1068].
حَدَّثَنَا أَبُو
النُّعْمَانِ، حَدَّثَنَا مَهْدِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ
سِيرِينَ، يُحَدِّثُ، عَنْ مَعْبَدِ بْنِ سِيرِينَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: "
يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ
تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ
الرَّمِيَّةِ، ثُمَّ لَا يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ
قِيلَ مَا سِيمَاهُمْ؟، قَالَ: سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ، أَوْ قَالَ التَّسْبِيدُ "
Telah menceritakan
kepada kami Abun-Nu’maan : Telah menceritakan kepada kami Mahdiy bin Maimuun :
Aku mendengar Muhammad bin Siiriin menceritakan hadits dari Ma’bad bin Siiriin,
dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam, beliau bersabda : “Akan muncul beberapa orang dari arah Timur dimana
mereka membaca Al-Qur’an namun tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka
keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari busurnya, kemudian
mereka tidak kembali hingga anak panah itu kembali ke tali busurnya”. Dikatakan
: “Apa ciri-ciri mereka ?”. Beliau bersabda : “Ciri-ciri mereka gundul – atau
beliau bersabda : rambutnya dipangkas habis” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy
no. 7562].
Namun dalam riwayat
Muslim Al-Bukhaariy disebutkan makna ‘Timur’ dalam dua hadits di atas :
حَدَّثَنَا مُوسَى
بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا الشَّيْبَانِيُّ،
حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ، قُلْتُ لِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ: هَلْ
سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ شَيْئًا؟،
قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَأَهْوَى بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ: " يَخْرُجُ
مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ
مِنَ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
Telah menceritakan
kepada kami Muusaa bin Ismaa’iil : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Waahid
: Telah menceritakan kepada kami Asy-Syaibaaniy : Telah menceritakan kepada
kami Yusair bin ‘Amru, ia berkata : Aku bertanya kepada Sahl bin Hunaif :
“Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
tentang Khawaarij ?”. Sahl berkata : “Aku pernah mendengar beliau bersabda
sambil mengarahkan tangannya ke ‘Iraaq : “Akan keluar darinya satu kaum yang
membaca Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka
keluar dari Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 6934].
Ini hadits tentang
kemunculan Khawaarij. Dalam satu lafadh disebutkan Timur, dalam lafadh lain
disebutkan ‘Iraaq. Tidak ada pertentangan antara keduanya. ‘Iraaq sebagai
negeri kemunculan firqah Khawaarij merupakan penafsir dari lafadh ‘Timur’ dalam
hadits.
Apakah orang yang
mengikuti hawa nafsu itu juga akan mengatakan bahwa lafadh ‘Iraaq dalam hadits
di atas ‘keliru’ sebagaimana komentarnya atas hadits kemunculan Tanduk Setan ?.
Bukti Ketiga
Hadits tentang
kemunculan Dajjaal, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam satu hadits yang
panjang dari Faathimah binti Qais (disingkat) :
عَنْ فَاطِمَةَ
بِنْتَ قَيْسٍ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: .......
أَلَا إِنَّهُ فِي بَحْرِ الشَّأْمِ أَوْ بَحْرِ الْيَمَنِ، لَا بَلْ مِنْ قِبَلِ
الْمَشْرِقِ مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ، مَا هُوَ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ،
مَا هُوَ وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى الْمَشْرِقِ "، قَالَتْ: فَحَفِظْتُ
هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Faathimah binti
Qais : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
“……Ketahuilah, bahwasannya ia (Dajjaal) keluar dari laut Syaam atau laut Yaman.
Tidak, bahkan ia keluar dari arah Timur. Apa itu dari arah Timur ? Apa itu dari
arah Timur”. Dan beliau mengarahkan tangannya ke Timur. Faathimah berkata :
“Aku menghapal hadits ini dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2942].
Juga hadits lain,
masih riwayat Muslim :
وحدثنا يَحْيَى بْنُ
أَيُّوبَ، وَقُتَيْبَةُ، وَابْنُ حُجْرٍ، جَمِيعًا عَنْ إِسْمَاعِيل بْنِ
جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " يَأْتِي
الْمَسِيحُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ هِمَّتُهُ الْمَدِينَةُ حَتَّى يَنْزِلَ
دُبُرَ أُحُدٍ، ثُمَّ تَصْرِفُ الْمَلَائِكَةُ وَجْهَهُ قِبَلَ الشَّامِ،
وَهُنَالِكَ يَهْلِكُ "
Dan telah
menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ayyuub, Qutaibah, dan Ibnu Hujr, semuanya
dari Ismaa’iil bin Ja’far : Telah mengkhabarkan kepadaku Al-‘Alaa’, dari
ayahnya, dari Abu Hurairah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Al-Masiih (Ad-Dajjaal) datang dari arah Timur menuju
Madiinah dan berhenti di belakang bukit Uhud. Kemudian malaikat memalingkan
mukanya ke arah Syaam dan ia binasa di sana” [Diriwayatkan oleh Muslim no.
1380].
Jawaban negeri Timur
tempat kemunculan Dajjaal adalah riwayat berikut :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَأَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، قَالَا: حَدَّثَنَا رَوْحُ
بْنُ عُبَادَةَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ أَبِي
التَّيَّاحِ، عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ سُبَيْعٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ، عَنْ
أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ
بِالْمَشْرِقِ، يُقَالُ لَهَا: خُرَاسَانُ، يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ
وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ "
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Basyaar dan Ahmad bin manii’, mereka berdua berkata :
Telah menceritakan kepada kami Rauh bin ‘Ubaadah : Telah menceritakan kepada
kami Sa’iid bin Abi ‘Aruubah, dari Abut-Tayyaah, dari Al-Mughiirah bin Subai’,
dari ‘Amru bin Huraits, dari Abu Bakr Ash-Shiddiiq, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda : “Dajjaal akan keluar dari bumi Timur, yang bernama : Khurasaan. Ia
akan diikuti oleh beberapa kaum, dimana wajah mereka itu seperti perisai yang
ditambal” [Diriwayatkan oleh At-Timidziy no. 2237].
Hadits ini hasan,
semuanya perawinya tsiqah, kecuali Al-Mughiirah bin Subai’, seorang yang
shaduuq, hasanul-hadiits. Ia hanya ditsiqahkan oleh Ibnu Hibbaan dan Al-‘Ijliy,
namun tiga orang perawi tsiqah meriwayatkan darinya, yaitu Abut-Tayyaah, Abu
Sinaan Asy-Syaibaaniy, dan Abu Farwah Al-Hamdaaniy. Al-Haakim menshahihkan
sanadnya dalam Al-Mustadrak, 4/521. Sa’iid dalam periwayatan dari Abut-Tayyaah
mempunyai mutaba’ah dari Ibnu Syudzab. Asy-Syaikh Al-Albaaniy menshahihkannya
dalam Ash-Shahiihah 4/122 no. 1591.
Khuraasaan adalah
negeri yang letaknya tidak pas di arah timur mata angin kota Madiinah, namun ia
terletak di arah timur laut kota Madinah sebagaimana ‘Iraaq.
Dari tiga bukti di
atas apakah menunjukkan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam lebih bodoh
dari mereka yang mengatakan : “Tidak tepat jika dikatakan ‘Iraaq itu terletak
di timur Madiinah ?”.
Menggerutulah
orang-orang yang hendak menggerutu…..
Walhasil, lafadh Najd
dalam hadits fitnah kemunculan tanduk setan itu maknanya adalah negeri ‘Iraaq.
Sama sekali tidak bertentangan dengan lafadh ‘Najd’ itu sendiri dan juga lafadh
‘timur’ (masyriq).
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ
حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ
قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Al-Mutsannaa, ia berkata : Telah menceritakan kepada
kami Husain bin Al-Hasan, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu
‘Aun, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Nabi pernah bersabda : “Ya
Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Para
shahabat : “Dan juga Najd kami ?”. Beliau bersabda : “Di sana muncul bencana
dan fitnah. Dan di sanalah akan muncul tanduk setan” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 1037].
حدثنا الحسن بن علي
المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع
عن ابن عمر : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم
بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا: يا رسول
الله! وفي عراقنا؟ قال: إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan
kepada kami Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Ma’mariy : Telah menceritakan kepada kami
Ismaa’iil bin Mas’uud : Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin
‘Abdillah bin ‘Aun, dari ayahnya, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah
kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan kami”. Beliau mengatakannya beberapa
kali. Saat beliau mengatakan yang ketiga kali atau keempat, para shahabat
berkata : “Wahai Rasulullah, dari juga ‘Iraaq kami ?”. Beliau bersabda :
“Sesungguhnya di sana terdapat bencana dan fitnah. Dan di sana lah muncul
tanduk setan” [Al-Mu’jamul-Kabiir, 12/384 no. 13422].
Walhasil, ‘Iraaq
adalah negeri di sebelah timur kota Madiinah sebagaimana yang dimaksudkan dalam
hadits, dan lafadh ‘Najd’ dalam hadits kemunculan fitnah tanduk setan adalah
lafadh yang menunjukkan Najd negeri ‘Iraaq. Seorang teman juga telah menuliskan
bahasannya yang bagus dalam artikelnya berjudul : Fitnah dari Timur
Wallaahu a’lam.
[abul-jauzaa’ –
ngaglik, Yogyakarta, 1432 h].
COMMENTS
Anonim mengatakan...
ah yang bener
ustadz...
saya baru tau kalau
iraq di timurnya MADINAH...
bukankah iraq di
utara MADINAH
yang diTIMUR MADINAH
ya NAJED...NAJED...ya....NAJED ustadz
masak ga bisa
bedain...
fitnah-fitnah itu
muncul dari NAJED
NABI PALSU
(Musailamah, Sajah, Thalhah)dari mana ustadz? DARI NAJED
tambah lagi WAHABI
dari mana? NAJED ustadz
19 Mei 2011 12.59
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Kalau Anda belum
tahu, nah...sekarang saya ngasih tahu Anda melalui tulisan di atas. Semoga ketidaktahuan
Anda berubah menjadi tahu.
19 Mei 2011 13.24
abdullah
mengatakan...
@anonim
sakit hati ya ?
ternyata selama ini keliru ?
26 Juli 2011 11.32
Anonim mengatakan...
Najd = dataran
tinggi, sedangkan Iraq di dataran rendah, dipinggi sungai, belajar geografi
lagi doooongggg....
16 November 2011
15.41
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Anda menyarankan
belajar geografi kepada saya atau kepada ulama yang tersebut di atas ?. Kalau
saran Anda kepada para ulama yang tersebut dalam artikel ini, mereka telah lama
wafat. Jadi Anda tinggal menulis saja sanggahannya yang ditujukan kepada
tulisan-tulisan mereka. Namun jika saran Anda itu tertuju pada saya, maaf saya
sudah mempelajarinya bertahun-tahun semenjak SMP, mungkin sama dengan Anda dan
yang lainnya. Coba Anda tengok informasi wiki berikut :
Semoga informasi ini
bermanfaat.
16 November 2011
16.28
susan mengatakan...
apakah tidak mungkin
jika iraq di hadits yg satu dan najd di hadits lainnya adalah 2 tempat
berbeda?masalahnya, amat sangat kebetulan sekali bahwa ada daerah bernama Najd
tepat di sebelah timur Madinah.Rasanya tidak mungkin nabi, jika memang
maksudnya Iraq, akan menyampaikan hadits yg sangat besar kemungkinan untuk
disalahpahami seperti itu.apakah tidak mungkin tanduk syetan muncul di 2 tempat
berbeda?masalahnya, di hadits lain nabi pernah menyebutkan kedua nama tersebut
(iraq dan Najd) yang dimaksudkan sebagai 2 daerah yang berbeda.
Abu Zubair mendengar
dari Jabir bin ‘Abdullah radiallahu ‘anhum ketika ditanya tentang tempat mulai
ihram. Jabir berkata ‘aku mendengar [menurutku ia memarfu’kannya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam] berkata “tempat mulai ihram bagi
penduduk Madinah dari Dzul Hulaifah dan bagi penduduk yang melewati jalan yang
satunya di Juhfah, dan tempat mulai ihram bagi penduduk Iraq dari Dzatul ‘Irq
dan tempat mulai ihram penduduk Najd dari Qarn dan tempat mulai ihram penduduk
Yaman dari Yalamlam [Shahih Muslim 2/840 no 1183]
Terus terang saya
masih kesulitan memahami penjelasan bahwa Iraq terletak di sebelah Timur
Madinah. Jika pun saat itu tidak ada istilah timur laut, jika diperhatikan,
iraq letaknya lebih cenderung ke utara daripada ke Timur.Ditambah lagi, dari
yang saya baca, hadits yang menyebutkan Najd dan Timur lebih kuat dibandingkan
hadits yang menyebutkan Iraq (biasanya Salafi sangat memperhatikan hal ini
dalam fatwa2nya, walaupun tdk dipungkiri adanya kemungkinan perbedaan status
hadits menurut imam2 hadits).Jadi, mungkin sebaiknya di sini juga dibahas
mengenai status perawi Ubaidillah bin Abdullah bin 'Aun dan Ziyad bin Bayaan
dan Taubah Al Anbary yang menyampaikan hadits Iraq.
Ini hanya pandangan
saya saja. menurut saya, nasionalisme dan kedaerahan sebaiknya tidak terlalu
dianggap terlalu penting.kita tidak tahu pasti yang dimaksud nabi sebagai
tanduk syetan, apakah kaum khawarij, wahabi, kedua2nya, atau bahkan mungkin
bukan kedua2nya.Kita juga tidak mengetahui kapan dan bagaimana pastinya 'tanduk
syetan' tersebut. Allah yang lebih mengetahui. Kondisi di Arab Saudi tidak
sempurna, masih banyak kekurangan, jadi tidak perlu terlalu dibesar2kan jika
ada hadits yg meramalkan adanya kejadian buruk di satu daerah tertentu di
sana.sama halnya dengan Iraq,Afganistan,Yemen, dll.
28 November 2011
15.33
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Najd memang menjadi
nama sebuah tempat di jaman Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sebagaimana
hadits yang Anda sebutkan. Akan tetapi di lisan orang Arab waktu itu, istilah
'Najd' tidak selalu merujuk pada Najd.
Telah berkata
Al-Imaam Al-Khaththaabiy rahimahullah :
نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي
مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها
من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج
والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار
“Najd adalah arah
timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah
arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah
yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah
Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan
dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana
terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Telah berkata
Al-Haafidh Al-Kirmaaniy rahimahullaah :
ومن كان بالمدينة
الطيبة -صلى الله على ساكنها- كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها
“Dan bagi Al-Madinah
Ath-Thayyibah – semoga Allah melimpahkan barakah kepada penduduknya - , maka
najd-nya adalah sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Ia adalah arah timur
bagi penduduk Madinah” [Syarh Shahiih Al-Bukhaariy, 24/168].
Kesulitan yang Anda alami
adalah ketika Anda memahaminya dengan pemahaman Ajam. Timur (masyriq) menurut
orang Arab dulu tidaklah selalu merujuk arah timur kompas seperti pemahaman
Anda dan saya. Maka, orang Arab menyebut negeri di sebelah timur Hijaz
(termasuk 'Iraq - di peta sekarang) dengan sebutan Maysriq atau negeri masyriq.
Orang Arab dulu pun hanya kenal arah : timur, barat, kanan, dan kiri.
Oleh karena itu,
pahamilah istilah-istilah orang Arab dengan lisan orang Arab. Bukankah di
artikel di atas sudah saya tunjukkan qarinah-qarinahnya ?.
Tentang 'Ubaidullah
bin 'Aun, maka Al-Bukhaariy berkata : “Ma’ruuful-hadiits” [At-Taariikh
Al-Kabiir, 5/388 no. 1247]. Abu Haatim berkata : “Shaalihul-hadiits” [Al-Jarh
wat-Ta’diil, 5/322 no. 1531]. Perawi seperti ini status haditsnya adalah
pertengahan alias hasan. Dapat diterima. Ada hadits-hadits lain yang mendukung
yang selengkapnya bisa Anda baca di sini dan di sini
Anyway,.... artikel
di atas bukan an sich pembelaan terhadap Saudi Arabia sebagaimana perkiraan
Anda, karena sudah ratusan tahun lalu sebelum kelahiran 'Wahabiy' para ulama
menyatakan Najd dalam hadits tersebut adalah 'Iraaq.
wallaahu a'lam.
29 November 2011
17.38
Anonim mengatakan...
Pak Abul Jauzaa
suatu ketika saya
membicarakan soal serangan Syi'ah kepada Ahlus Sunnah di Dammaj, Yaman, kepada
salah satu kawan saya, tapi dia bilang begini ke saya, "yang harus kita
khawatirkan dan doakan lebih utama justru soal kerusuhan di Suriah. sebab kalau
terjadi pertumpahan darah di situ, akan semakin dekat ke ambang kiamat, belum
lagi di menara putih masjid damaskus nanti Isa ibn Maryam akan turun kembali.
pertanyaan saya, apakah menara putih yang diisaratkan dalam hadits nabi itu
memang merujuk kepada masjid tersebut ya? dan apakah fitnah akan timbul di
situ?
terima kasih
5 Januari 2012 10.52
Anonim mengatakan...
anda dibayar berapa
om jauzaa???? sdh banyak pemalsuan kitab2 ulama terdahulu oleh kaum
wahhabi/salafi/salafy....kalau pun antum orang ilmiah yg wara maka dgn hadits:
Nabi SAW pernah
berdoa
اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيْ شَامِنَا, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا
Ya Alloh, berikanlah
kami berkah dalam negara Syam dan Yaman.
Para sahabat
bertanya: Dan dari Nejed wahai Rasulullah, beliau berdoa: Ya Alloh, berikanlah
kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau
SAW bersabda:
هُنَاكَ
الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلَعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ وَفِيْ رِوَايَةٍ
قَرْنَا الشَّيْطَانِ
Di sana (Nejed) akan
ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk Syetan
anda harusnya 1000
kali utk mengikuti ulama yg lahir dr Najed yg menjadi khawarij yg lari dari
kekhalifahan Utsmani
oiya...jgn mem-bid'ah2an
orang ya kalo anda masih makan banyak / makan yg enak2....Kata 'A'isyah ra:
Bid'ah yang pertama terjadi setelah wafat Nabi SAW ialah makan kenyang.
ooiya...anda dibayar
berapa?? kalo anda ustadz anda dibayar berapa?? kok buat agama dibayar...agama
dipake buat cari nafkah
anda dibayar
berapa???
19 Januari 2012 11.13
Anonim mengatakan...
anda
pengecut...komentar orang aja di filter....jangan jadi banci anda....kalo anda
bodoh tinggal ikut ulama aja trus amalin...jangan posting posting.....jangan
lari anda!!!!!! tobatlah jadi wahhabi
19 Januari 2012 11.29
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
1. Saya dibayar cukup
oleh orang yang membayar saya. Halal alhamdulillah. Mau tahu jenis pekerjaan
saya ?. Forestry.
2. Kalau bahasan
hadits Najd, maka di atas sudah ada bahasannya. Tidak ada yang perlu ditambah
untuk sementara ini.
3. Saya sering makan
enak, karena saya makan sesuatu yang memang saya doyan. Tidak jarang pula saya
makan hingga kenyang biar tubuh kuat beraktiifitas. Itu hadits riwayat siapa ?.
4. Saya bukan
pengecut. Sudah saya kasih tahu di bagian Profil bahwa tidak setiap komentar
yang masuk saya tampilkan. Jika ada yang masih protes, maka itu hakekatnya
hanyalah orang bodoh yang gak bisa lihat aturan. Dan hanyalah orang bodoh yang
mencak-mencak karena komentarnya tidak ditampilkan. Memangnya saya nyuruh Anda
komentar di blog ini ?.
5. Saya bukan banci,
karena Islam mengharamkannya.
6. Saya memang belum
pintar, makanya saya pun membaca dan mendengar penjelasan ulama. Tapi saya
menjadi bodoh, karena tidak ikut ulama Anda.
7. Saya beri tahu
Anda : Saya sangat suka jadi Wahabi. Marahlah jika ingin marah. Jika tulisan di
atas belum bisa mewakili kemarahan Anda, maka marahlah di depan kaca. Anda akan
lihat, betapa jeleknya wajah Anda ketika marah.
19 Januari 2012 15.25
Anonim mengatakan...
saya juga senang
disebut wahabi, jika definisi wahabi adalah orang2 yang mengikuti agama tauhid
dan menjauhi kesyirikan. Saya suka disebut NU,jika NU adalah orang2 yg
senantiasa bersolawat ketika nama nabi disebut, saya suka disebut syiah,jika
definisi syiah adalah orang2 yg memuliakan nabi,istrinya kaum kerabatnya yg
beriman (ahlul bait)
14 Mei 2012 14.56
abishafiyyah
alsanjani mengatakan...
Peperangan-peparangan
yang terjadi di zaman Imam Mahdi. Nabi Saw bersabda, “Kamu akan
memerangisemenanjung Arabia, lalu Allah akan menaklukannya untukmu. Setelah itu
Persia, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian Rum, dimana Allah
akan menaklukannya untukmu. Kemudian kamu akan memerangi Dajjal, dimana Allah
akan menaklukannya untukmu. (HR. Muslim, Ahmad dan Ibn Majah)
19 Mei 2012 14.07
aswajaselalu
mengatakan...
Mas Abul Jauza, kalo
kami mengajak Diskusi terbuka, waktu dan tempat Mas Abul Jauza yg tentukan,
bisa ??
22 Mei 2012 11.47
abang mengatakan...
sejauh ini saya
memperhatikan cara berdebat / diskusi paling cantik adalah melalui tulisan,
semisal di forum internet / blog .
Karena dengan diskusi
lewat tulisan, data LEBIH AKURAT dan masing2 pihak bisa mmpersiapkan / mencari
hujjahnya di kitab2 ulama yg tidak mungkin bisa kalo perdebatan dilakukan
secara verbal. Kalo Secara verbal, di sebuah majelis, yang ada adalah teriakan
/ yel-yel norak kayak nonton pertandingan tinju (Setelah saya nonton video
diskusi ustadz Salafy dengan MUI jakarta Utara tahun lalu). Ada pula interupsi
yang tidak mengizinkan pihak lain menyelesaikan argumennya.
Dengan diskusi verbal
pula, seringkali kita kesulitan menyuguhkan dalil karena TIDAK HAPAL di kepala,
termasuk tahqiq, takhrij hadits, nama ulama, kitab apa, dll. Alhasil, sangat
rentan lawan bicara berdusta dengan mengatakan 'ini ucapan ulama A di kitab A',
sedangkan kita tidak bisa juga memastikan saat itu juga apa benar ulama A
berkata demikian ?'
Nah, jadi silakan
diskusikan saja lewat tulisan.
22 Mei 2012 13.08
Anonim mengatakan...
Sebetulnya saya
sepakat dengan akh abang diatas 97,73%.. namun kalo ust. Abul Jauzaa bersedia
melayani kami pun mendukung.. Walau sekali lagi kalo melalui tulisan manfaatnya
jauh lebih besar, karena kita juga ikut belajar banyak dan bisa dijadikan bahan
referensi pula..
@Aswajaselalu :
jangan merasa benar antum.. berani menantang debat bukan berarti dalam haq..
ambil pelajaran dari Ghulam ahmad.. jelas-jelas dia yang sesat malah nantang
seorang syaikh..
22 Mei 2012 16.56
islamqt mengatakan...
Bismillah
Diskusi yang baik,
apalagi di antara sesama muslim, tentu dengan tujuan mencari yang lebih benar,
bukan menang-menangan. Yang paling bagus dari yang pernah saya dengar adalah
saran dari ust. Abdul Hakim Abdat supaya diskusi dilakukan di perpustakaan. Di
sana mudah untuk mendapatkan referensi. Allohu a'lam
22 Mei 2012 17.13
Anonim mengatakan...
@aswajaselalu : orang
ini seperti gayanya orang2 yg anti wahabi, para pendukung habib sufi
asyariyyah, lulusan pesantren2 NU, yg jelas bukan tipe orang syiah (krn sering
taqiyyah), gaya2nya selalu mengajak debat langsung temu muka, kalo berani
langsung kasih komen di kolom ini, dan orang ini (anti wahabi) kalo disebut
kata2 ust. FIRANDA, darahnya langsung mendidih, emosinya memuncak, mengejek dan
mencela ust. FIRANDA sebagai pembohong ulama madinah (ambil dari statement
salafybpp, krn masalah khilafiyyah dgn ihyat turrots), penyebabnya hanya satu
yaitu ust. FIRANDA dengan lantang dan berani mengkritik HABIB BESARNYA nya
yaitu BIB MUNZIR.....dan juga mengejek ust. JAUZAA sebgai pengecut karena
sering memblokir koment-nya katanya....yaa kalo tdk ilmiyyah yaa di blokir
-anas-
22 Mei 2012 22.20
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Kalau memang mau
menanggapi, silakan tulis tanggapannya. Nanti kita baca. Kalau memang bermutu,
mungkin akan ditanggapi balik.
Adapun debat atau
diskusi dengan orang-orang macam aswajaselalu, dari pengalaman yang ada
hanyalah 'adu ketahanan' ngomong saja. Debat kusir. Siapa yang paling tahan
malu, dia lah yang menang - meskipun nilai hujjah nol besar.
22 Mei 2012 22.29
aswajaselalu
mengatakan...
waduuuh....ane minta
baik-2 dah diteriakin...ini kah pengikut manhaj salafus sholeh ???
23 Mei 2012 15.50
aswajaselalu
mengatakan...
bukannya sebaliknya
tadz ???
23 Mei 2012 15.56
aswajaselalu mengatakan...
pemanasan dulu
aaaahhhh....ilmiah nih...jangan jadi pengecut yaaaah semuanyaaaaaaa......
kalo Nadj itu di
Iraq, bagaimana dg tulisan di bawah ini ?? :
Di tengah-tengah
keadaan yang sedemikian rupa, maka Allah melahirkan seorang Mujadid besar
(Pembaharu Besar) Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab (al-Wahabi) dari `Uyainah
(Najd) sebagai mujaddid Islam terbesar abad ke 12 Hijriyah, setelah Ibnu
Taimiyah, mujaddid abad ke 7 Hijriyah yang sangat terkenal itu (sumber : http://abahnajibril.wordpress.com/2011/11/06/biografi-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab-1115-1206-h1701-1793-m-bagian-2/
)
apakah benar
Rasulullah saw bersabda mengenai munculnya tanduk syaitan itu di Nadj &
Iraq ?? silahkan dijelaskan.....
23 Mei 2012 16.01
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Kita tidak pernah
mengingkari Muhammad bin 'Abdil-Wahhaab lahir di Najd. Dan memang ada daerah di
Saudi bernama Najd itu.
Tapi yang jadi
pembahasan di sini kan tentang hadits kemunculan tanduk setan kan ?. Pada
artikel di atas telah dijelaskan bahwa Najd dalam satu lafadh, dijelaskan dalam
lafadh lain yaitu 'Iraaq. Sanadnya shahih. Oleh karena itu, dapat diketahui
bahwa Najd yang dimaksudkan dalam hadits adalah Najd dalam pengertian umum
sebagai daerah yang berada di sebelah Timur Madinah. Al-Khaththaabiy
rahimahullah berkata :
نجد: ناحية المشرق،
ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما
ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة
تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من
الأخبار
“Najd adalah arah
timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah
arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah
yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihaamah
adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari
arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana terdapat
dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Inilah yang disebut
fiqh yang disandarkan pada riwayat.
23 Mei 2012 16.27
Anonim mengatakan...
aswajaselalu
berkata... :
waduuuh....ane minta
baik-2 dah diteriakin...ini kah pengikut manhaj salafus sholeh ???
balasan :
Tidak setiap orang
yang ngaku pengikut manhaj salafiy sesuai 100% dengan pengakuannya. Apalagi ini
dunia maya, siapa saja bisa berkomentar, apapun motifnya. Saya pribadi juga
TIDAK setuju dg komen semisal dari sdr. Anas. Semoga hal seperti ini dapat
diperhatikan oleh setiap yang mau komen.
Allohu a'lam
23 Mei 2012 16.36
aswajaselalu
mengatakan...
حدثنا الحسن بن علي
المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع
عن ابن عمر أن النبي صلى الله عليه وسلم قال اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك
في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا يا رسول الله!
وفي عراقنا؟ قال إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان
Telah menceritakan
kepada kami Hasan bin Ali Al-Ma’mariy yang berkata telah menceritakan kepada
kami Ismaail bin Mas’ud yang berkata telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah
bin ‘Abdillah bin ‘Aun dari ayahnya, dari Naafi’ dari Ibnu ‘Umar bahwa Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada
kami pada Syaam kami dan pada Yamaan kami”. Beliau [shallallaahu ‘alaihi
wasallam] mengatakannya beberapa kali. Ketika beliau mengatakan yang ketiga
kali atau yang keempat, para shahabat berkata “Wahai Rasulullah, dan juga Iraq
kami?”. Beliau bersabda “Sesungguhnya di sana terdapat kegoncangan dan fitnah,
dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Mu’jam Al Kabiir Ath Thabrani 12/384
no 13422].
Kami sebelumnya
mengatakan hadis ini tidak shahih karena Ubaidillah telah menyelisihi dua orang
perawi tsiqat yaitu Azhar bin Sa’d dan Husain bin Hasan dimana keduanya
menyebutkan lafaz Najd bukan lafaz Iraq. Orang tersebut membantah dengan
berkata
Saya katakan :
Nampaknya orang ini sedang berandai-andai dengan pemikirannya. Yang dikatakan
ta’arudl (dalam matan) dalam ilmu hadits adalah jika bertentangan dalam makna
dan tidak bisa untuk dijamak. Pengandai-andaiannya bahwa lafadh Najd dan ‘Iraq
adalah bertentangan (ta’arudl) adlah sesuai dengan definisi dan keinginannya.
Bukan sesuai dengan ilmu ushul hadits dan ushul-fiqh yang ma’ruf. Telah saya
tulis sebelumnya bahwa lafadh Najd dan ‘Iraq tidak bertentangan dan bisa
dijamak. Sesuai dengan lisan dan pemahaman orang ‘Arab. Telah saya sebutkan
perkataan Al-Khaththaabiy dan Al-Kirmaaniy bagaimana makna kata ‘Najd’ bagi
orang ‘Arab (bukan menurut orang tersebut).
Sungguh orang ini
patut dikasihani, bagaimana mungkin ia bisa tidak mengerti panjang lebar hujjah
kami dalam masalah ini. Lafaz Najd dan Iraq bertentangan karena keduanya adalah
nama negeri yang berbeda. Seandainya pun kedua lafaz itu mau dijamak maka itu
berarti kedua tempat tersebut adalah tempat munculnya fitnah. Bukan seperti
logika aneh salafy yang mengatakan kalau Najd adalah Iraq. Perhatikan baik-baik
hadis berikut
.
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ
حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ
قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي
نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ
الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada
kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun
dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam]
bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada
Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda
“disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan”
[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
.
Zahir hadis di atas
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan Syam dan Yaman, keduanya adalah
nama Negri yang sudah ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kemudian para sahabat bertanya bagaimana dengan “Najd kami”. Tentu saja secara
zahir maksud Najd disini adalah nama suatu Negeri seperti halnya Syam dan
Yaman. Dan telah kami sebutkan bahwa di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah masyhur Negeri yang bernama Najd dan negri itu berbeda dengan
Iraq seperti dalam hadis berikut
23 Mei 2012 16.48
aswajaselalu
mengatakan...
Sungguh orang ini
patut dikasihani, bagaimana mungkin ia bisa tidak mengerti panjang lebar hujjah
kami dalam masalah ini. Lafaz Najd dan Iraq bertentangan karena keduanya adalah
nama negeri yang berbeda. Seandainya pun kedua lafaz itu mau dijamak maka itu
berarti kedua tempat tersebut adalah tempat munculnya fitnah. Bukan seperti
logika aneh salafy yang mengatakan kalau Najd adalah Iraq. Perhatikan baik-baik
hadis berikut
.
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ
حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ
قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي
نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ
الشَّيْطَانِ
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada
kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun
dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam]
bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada
Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda
“disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah muncul tanduk setan”
[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Zahir hadis di atas
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan Syam dan Yaman, keduanya adalah
nama Negri yang sudah ada di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kemudian para sahabat bertanya bagaimana dengan “Najd kami”. Tentu saja secara
zahir maksud Najd disini adalah nama suatu Negeri seperti halnya Syam dan
Yaman. Dan telah kami sebutkan bahwa di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah masyhur Negeri yang bernama Najd dan negri itu berbeda dengan
Iraq seperti dalam hadis berikut
حدثنا محمد بن عبد
الله بن عمار الموصلي قال حدثنا أبو هاشم محمد بن علي عن المعافى عن أفلح بن حميد
عن القاسم عن عائشة قالت وقَّت رسول الله صلى الله عليه وسلم لأهل المدينة ذا
الحُليفة ولأهل الشام ومصر الجحفة ولأهل العراق ذات عرق ولأهل نجد قرناً ولأهل
اليمن يلملم
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Ammar Al Maushulli yang berkata telah
menceritakan kepada kami Abu Haasyim Muhammad bin ‘Ali dari Al Mu’afiy dari
Aflah bin Humaid dari Qasim dari Aisyah yang berkata Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi
penduduk Syam dan Mesir di Juhfah, bagi penduduk Iraq di Dzatu ‘Irq, bagi
penduduk Najd di Qarn dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam [Shahih Sunan Nasa’i
no 2656]
أخبرنا قتيبة حدثنا
الليث عن سعيد بن أبي سعيد أنه سمع أبا هريرة يقول بعث رسول الله صلى الله عليه
وسلم خيلا قبل نجد فجاءت برجل من بني حنيفة يقال له ثمامة بن آثال سيد أهل اليمامة
فربط بسارية من سواري المسجد مختصر
Telah mengabarkan
kepada kami Qutaibah yang berkata telah menceritakan kepada kami Laits dari Sa’id
bin Abi Sa’id yang mendengar Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengutus pasukan berkuda ke Najd kemudian pasukan ini datang
dengan membawa seorang laki-laki dari Bani Hanifah yang bernama Tsumamah bin
Utsal pemimpin penduduk Yamamah kemudian diikat di salang satu tiang masjid,
demikian secara ringkas. [Shahih Sunan Nasa’i Syaikh Al Albani no 712]
23 Mei 2012 16.51
aswajaselalu
mengatakan...
Hadis di atas bahkan
menyebutkan kalau Najd yang dimaksud termasuk Yamamah yang pada zaman Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam terletak tepat disebelah timur Madinah dan yang
sekarang telah menjadi daerah Riyadh dan sekitarnya. Justru membedakan Najd dan
Iraq telah sesuai dengan lisan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan pemahaman
para sahabat bahwa Najd dan Iraq memang kedua tempat yang berbeda pada masa
itu. Jadi tidak ada gunanya perkataan ulama yang dicatut oleh orang salafy itu.
Kembali ke hadis
riwayat Thabrani di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakan Syam dan
Yaman, kemudian para sahabat bertanya bagaimana dengan “Iraq kami”. Anehnya
salafy langsung bisa paham kalau Iraq yang dimaksud disini adalah nama suatu
negeri tapi kalau di hadis Najd salafy jadi pura-pura tidak paham. Salafy itu
mengutip perkataan Ibnu Mandzur
وما ارتفع عن تِهامة
إِلى أَرض العراق، فهو نجد
“Semua tanah yang
tinggi dari Tihaamah sampai tanah ‘Iraaq, maka itu Najd” [lihat dalam
Lisaanul-‘Arab].
Bagi kami tidak ada
masalah dengan istilah itu. Najd yang ada pada hadis tanduk setan adalah nama
suatu negeri yang memang sudah masyhur dikenal sahabat sebagaimana halnya
negeri Syam dan Yaman. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat telah
membedakan Najd dan Iraq jadi tidak ada gunanya perkataan Ibnu Mandzur disini.
Apalagi kalau diperhatikan ternyata ulama lain justru mengatakan hal yang lebih
aneh yaitu Al Khaththabi [sebagaimana yang ditulis sendiri oleh salafy itu]. Ia
berkata
نجد: ناحية المشرق،
ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما
ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة
تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من
الأخبار
“Najd adalah arah
timur. Dan bagi Madinah, najd-nya gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah
timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang
tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah
Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan
dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana
terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Anehnya Al Khattabi
mengatakan kalau Najd adalah arah timur dan menurut Al Khaththabi timurnya
madinah adalah Iraq maka Najd-nya madinah adalah Iraq. Pertanyaannya sejak
kapan Najd yang secara etimologi [asal kata] bermakna tanah yang tinggi berubah
maknanya menjadi “arah timur”?. Kemudian apa gunanya perkataan Ibnu Mandzur
“semua tanah yang tinggi dari Tihamah sampai Iraq maka itu Najd” padahal Al
Khaththabi mengatakan seluruh wilayah Tihamah adalah ghaur. Salafy itu hanya
bisa bertaklid tetapi tidak bisa memahami perkataan ulama yang ia kutip.
23 Mei 2012 16.52
aswajaselalu
mengatakan...
Pada dasarnya setiap
kata memiliki makna secara etimologi tetapi selain itu ternyata ada beberapa
kata yang dalam perkembangannya berubah secara historis. Seperti halnya kata
Najd secara etimologi memang bermakna tanah yang tinggi, tetapi secara historis
maksud Najd yang ada dalam hadis Tanduk setan adalah nama suatu negri yang
masyhur saat itu yaitu Najd di sebelah timur Madinah oleh karena itu para
sahabat menisbatkannya dengan kata “Najd kami”. Negri ini dinamakan Najd karena
memang tempat tersebut adalah dataran tinggi. Tidak hanya Najd, kata Iraq pun
secara etimologi bermakna “daerah tepian” atau “daerah yang terletak diantara
sungai sungai” dan secara historis Iraq dikenal sebagai nama suatu negri karena
memang negri tersebut terletak diantara sungai sungai sehingga dinamakan Iraq.
Pada hadis tanduk setan, kata Najd dan Iraq yang dinisbatkan dengan kata “kami”
adalah nama suatu Negri bukan makna kata secara etimologi.
Adapun ‘Ubaidullah
sendiri, maka Al-Bukhaariy berkata : “Ma’ruuful-hadiits” [At-Taariikh
Al-Kabiir, 5/388 no. 1247]. Abu Haatim berkata : “Shaalihul-hadiits” [Al-Jarh
wat-Ta’diil, 5/322 no. 1531].
Kita telah buktikan
kalau Najd dan Iraq yang ada di hadis Ibnu Umar adalah dua negri yang berbeda
sehingga penjamakan yang dilakukan oleh salafy itu terlalu memaksa. Kesannya
justru malah mendistorsi makna hadis tersebut. Yang meriwayatkan dari Ibnu ‘Aun
dari Nafi’ ada tiga orang yaitu Husain bin Hasan, Azhar bin Sa’d dan
Ubaidillah. Husain dan Azhar menyebutkan kalau tempat yang dimaksud adalah Najd
sedangkan Ubaidillah menyebutkan Iraq. Ubaidillah telah menyelisihi dua orang
perawi tsiqat yang meriwayatkan dari Nafi’ sedangkan kedudukannya sendiri
paling tinggi hanya dikatakan “shalihul hadits”. Perawi seperti ini jika
bertentangan dengan perawi yang lebih tsiqat maka hadisnya tidak bisa diterima.
Kaidah ini sesuai dengan yang berlaku dalam ilmu hadis.
23 Mei 2012 16.52
aswajaselalu
mengatakan...
حدثنا علي بن سعيد
قال نا حماد بن إسماعيل بن علية قال نا ابي قال نا زياد بن بيان قال نا سالم بن
عبد الله بن عمر عن ابيه قال صلى النبي صلى الله عليه و سلم صلاة الفجر ثم انفتل
فأقبل على القوم فقال اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم
بارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل والعراق يا رسول الله فسكت ثم قال اللهم بارك
لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك لنا في حرمنا وبارك لنا في
شامنا ويمننا فقال رجل والعراق يا رسول الله قال من ثم يطلع قرن الشيطان وتهيج
الفتن
Telah menceritakan
kepada kami ‘Ali bin Sa’id yang berkata telah menceritkankepada kami Hammaad
bin Ismaa’iil bin ‘Ulayyah yang berkata telah menceritakan kepada kami ayahku
yang berkata telah mencertakan kepada kami Ziyaad bin Bayaan yangberkata telah
menceritakan kepada kami Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar dari ayahnya yang
berkata Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat shubuh, kemudian berdoa,
lalu menghadap kepada orang-orang. Beliau bersabda “Ya Allah berikanlah
keberkatan kepada kami pada Madinah kami berikanlah keberkatan kepada kami pada
mudd dan shaa’ kami. Ya Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada Syaam
kami dan Yaman kami”. Seorang laki-laki berkata “dan ‘Iraq, wahai Rasulullah
?”. Beliau diam, lalu bersabda “Ya Allah berikanlah keberkatan kepada kami pada
Madinah kami berikanlah keberkatan kepada kami pada mudd dan shaa’ kami. Ya
Allah, berikanlah keberkatan kepada kami pada tanah Haram kami, dan berikanlah
keberkatan kepada kami pada Syaam kami dan Yaman kami”. Seorang laki-laki
berkata “dan ‘Iraq, wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda “dari sana akan muncul
tanduk setan dan bermunculan fitnah” [Mu'jam Al Awsath Ath Thabraani 4/245 no
4098].
Pada tulisan
sebelumnya kami menyatakan bahwa hadis ini tidak shahih karena mengandung illat
[cacat] pada Ziyaad bin Bayaan. Ziyaad bin Bayaan dikatakan oleh Adz Dzahabi
“tidak shahih hadisnya”. Bukhari berkata “dalam sanad hadisnya perlu diteliti
kembali” [Al Mizan juz 2 no 2927] ia telah dimasukkan Adz Dzahabi dalam
kitabnya Mughni Ad Dhu’afa no 2222 Al Uqaili juga memasukkannya ke dalam Adh
Dhu’afa Al Kabir 2/75-76 no 522. Salafy itu menanggapi dengan berkata
Saya katakan : Ia
hanya menyebutkan jarh-nya saja. Padahal kedudukan yang benar atas diri Ziyaad
bin Bayaan adalah shaduuq lagi ‘aabid [Taqriibut-Tahdziib, hal. 343 no. 2068].
An-Nasaa’iy berkata : “Tidak mengapa dengannya (laisa bihi ba’s)”. Ibnu Hibbaan
memasukkanya dalam Ats-Tsiqaat, dan berkata : “Ia seorang syaikh yang shaalih”.
Tautsiq Ibnu Hibbaan jika dijelaskan seperti ini adalah diterima, sebagaimana
penjelasan Al-Mu’allimiy Al-Yamaaniy dalam At-Tankiil.
Mengenai perkataan
Nasa’i maka begitulah yang dinukil Ibnu Hajar dalam At Tahdzib tetapi mengenai
perkataan Ibnu Hibban maka ini patut diberikan catatan. Ibnu Hibban tidak hanya
menta’dil Ziyaad bin Bayaan, Ibnu Hibban juga memasukkan nama Ziyaad bin Bayaan
dalam kitabnya Adh Dhu’afa yang memuat nama perawi dhaif menurutnya. Ibnu
Hibban berkata “Ziyaad bin Bayaan mendengar dari Ali bin Nufail, dalam sanad
hadisnya perlu diteliti kembali (fii isnad nazhar)” [Al Majruhin no 365].
Ibnu ‘Adiy memasukkan
dalam Al-Kaamil karena mengambl pertimbangan perkataan Al-Bukhaariy. Dan sebab
pendla’ifan Al-Bukhaariy pun dijelaskan, yaitu dengan sebab hadits Al-Mahdiy.
Al-Bukhaariy berkata : “Fii isnadihi nadhar”. Jarh ini kurang shariih.
23 Mei 2012 16.53
aswajaselalu
mengatakan...
Perkataan salafy
kalau jarh ini kurang sharih hanyalah andai-andai dirinya yang memang tidak
bisa memahami dengan baik. Justru jarh Bukhari telah dijelaskan bahwa dalam
sanad hadis Ziyaad bin Bayaan perlu diteliti kembali [fii isnadihi nazhar].
Ziyaad bin Bayaan terbukti meriwayatkan hadis mungkar dan kemungkarannya
terletak pada sanad hadis tersebut. Hadis yang dimaksud adalah hadis Al Mahdi
dimana Ziyad bin Bayaan membawakan dengan sanad dari Ali bin Nufail dari Ibnu
Musayyab dari Ummu Salamah secara marfu’. Hadis ini yang diingkari oleh Bukhari
dan pengingkaran tersebut terletak pada sanadnya. Ibnu Ady dalam Al Kamil
dengan jelas mengatakan kalau Bukhari mengingkari hadis Ziyad bin Bayaan ini.
Al Uqaili sependapat
dengan pengingkaran Bukhari dan menunjukkan kalau yang tsabit hadis dengan
lafaz seperti itu adalah perkataan Sa’id bin Al Musayyab bukan hadis Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam [Adh Dhu’afa Al Uqaili 2/75 no 522]. Ibnu Jauzi
dalam Al Ilal Al Mutanahiyah juga menegaskan bahwa hadis dengan lafaz seperti
itu adalah perkataan Ibnu Musayyab bukan hadis Nabi dan disini Ziyaad bin
Bayaan yang merafa’kan atau menyambungkan hadis tersebut kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Jadi kesimpulannya Ziyaad bin Bayaan tertuduh
meriwayatkan hadis mungkar dan pengingkaran Bukhari terhadap hadisnya justru
menunjukkan kalau disisi Bukhari Ziyaad bin Bayaan adalah seorang yang dhaif.
Perkataan Bukhari ini adalah perkataan yang tsabit bersumber darinya dan
kedudukan dirinya lebih dijadikan pegangan daripada penta’dilan Nasa’i. Apalagi
telah ma’ruf dalam ilmu hadis bahwa jarh yang mufassar lebih didahulukan dari
ta’dil.
Ibnu ‘Adiy pun
menyebutkan pentautsiqan Abul-Maliih (Al-Hasan bin ‘Umar – seorang yang tsiqah)
pada Ziyaad bin Bayaan saat menyebutkan sanad hadits Al-Mahdiy; Abul-Maliih
berkata : “Telah menceritakan kepada kami seorang yang tsiqah”. Ibnu ‘Adiy
menjelaskan : “Telah menceritakan kepada kami sorang yang tsiqah, maksudnya
adalah Ziyaad bin Bayaan”. Kemudian Ibnu ‘Adiy menyebutkan sanad yang lain yang
menjelaskan hal tersebut [Al-Kaamil, 4/144-145 no. 697].
Perkataan salafy ini
sangat patut diberikan catatan, entah ia pura-pura tidak tahu atau memang tidak
tahu bahwa tautsiq Abul Maliih ini tidaklah tsabit. Ibnu Ady membawakan dengan
sanad telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abdurrahman bin Yazid bin ‘Aqaal
Al Harrani yang berkata telah menceritakan kepada kami Abu Ja’far An Nufaili
yang berkata telah menceritakan kepada kami Abul Maliih yang berkata telah
menceritakan kepada kami seorang yang tsiqah [Al Kamil 3/196. Hadis ini tidak
tsabit karena Ahmad bin Abdurrahman Al Harrani adalah seorang yang dhaif. Adz
Dzahabi memasukkannya kedalam perawi dhaif seraya mengutip jarh Abu Arubah [Al
Mughni 1/46 no 346]. Ibnu Jauzi memasukkannya dalam Adh Dhu’afa [Adh Dhu’afa
Ibnu Jauzi no 200]. Al Haitsami berkata “riwayat Thabrani dalam Al Ausath dari
syaikh-nya Ahmad bin ‘Abdurrahman bin ‘Aqaal dan dia dhaif” [Majma’ Az Zawaid
5/65 no 8057]. Jadi tautsiq Abul Maliih disini tidaklah benar. Apalagi
penetapan kalau orang yang dimaksud Ziyaad bin Bayaan tidak nampak dalam sanad
tersebut melainkan dugaan Ibnu Adiy.
Hal yang sama pada
Al-‘Uqailiy, dimana ia memasukkan dalam Adl-Dlu’afaa dengan pijakan perkataan
Al-Bukhaariy di atas [2/430-431 no. 523]. Adz-Dzahabiy pun demikian, yaitu
menyandarkan ketidakshahihan haditsnya pada hadits Al-Mahdiy. Akan tetapi ia
memberikan penghukuman akhir terhadap Ziyaad : “Shaduuq” [Al-Kaasyif, 2/408 no.
1671].
Al Uqaili dalam hal
ini sepakat dengan Al Bukhari dan disini ia telah menjelaskan kalau hadis
Ziyaad bin Bayaan adalah mungkar dan yang benar hadis tersebut adalah perkataan
Ibnu Musayyab. Mengenai perkataan Adz Dzahabi walaupun ia menyatakan Ziyaad bin
Bayaan shaduq ia sendiri telah menyebutkan dalam Al Mizan dan Al Mughni kalau
Ziyaad bin Bayaan tidak shahih hadisnya dan penulisannya dalam dua kitab
tersebut menunjukkan kalau Adz Dzahabi lebih cenderung dengan pendapat yang
menjarh Ziyaad bin Bayaan.
23 Mei 2012 16.54
aswajaselalu
mengatakan...
Oleh karenanya,
pentautsiqan An-Nasaa’iy, Ibnu Hibbaan, dan Abul-Maliih lebih kuat dari
perkataan yang mendla’ifkannya. Kaidah mengatakan : Ta’diil lebih didahulukan
daripada jarh yang mubham.
Pentautsiqan Nasa’i
adalah penukilan sedangkan jarh Bukhari terhadap Ziyaad bin Bayaan berasal dari
kitab Bukhari sendiri. Pentautsiqan Ibnu Hibban juga bertentangan dimana ia
sendiri memasukkan Ziyaad bin Bayaan dalam kitabnya Adh Dhu’afa sedangkan
pentautsiqan Abul Maliih tidak tsabit. Tidak benar kalau jarh terhadap Ziyaad
dikatakan mubham justru jarh terhadapnya mufassar yaitu dimana ia telah
meriwayatkan hadis dengan sanad yang mungkar dan ini telah terbukti dari
riwayat-riwayat yang disebutkan oleh para ulama seperti Al Bukhari, Al Uqaili
dan Ibnu Jauzi. Mengenai pernyataan Ibnu Hajar dalam At Taqrib kalau Ziyaad bin
Bayaan seorang yang shaduq, itu telah dikritik dalam Tahrir Taqrib At Tahdzib
bahwa kedudukan sebenarnya Ziyaad bin Bayaan adalah “dhaif ya’tabaru bihi”
[Tahrir At Taqrib no 2057].
Kedudukan hadis yang
diriwayatkan perawi seperti Ziyaad bin Bayaan jika bertentangan dengan hadis
shahih maka hadisnya mesti ditolak. Hadis tanduk setan yang sanadnya shahih
adalah hadis dengan lafaz Najd sedangkan hadis dengan lafaz Iraq matannya
mungkar. Sebagaimana telah kami tunjukkan bahwa di hadis shahih Najd merupakan
tempat timbulnya fitnah.
23 Mei 2012 16.54
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Nyontek dari blog nya
orang Syi'ah ya ?. Sudah saya jawab di :
Lihat di bagian
komentar di bawahnya.
23 Mei 2012 16.59
aswajaselalu
mengatakan...
hehehehehe kebiasaan
wahabi selalu bilang dikit-2 seperti syi'ah....waaaaah ente sudah suuzon
ustadz....atau sudah jadi peramal ???? hebat juga nih, semakin banyak
wahabiyyun yg jadi peramal....
23 Mei 2012 17.07
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Komentar Anda yang
lain saya masukkan spam, karena telah lewat pendiskusian tentang itu. OK ?.
23 Mei 2012 17.11
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Aswajaselalu,....
saya menjadi semakin maklum, karena Anda hanya model 'nyontek' saja. Jawaban dari
blog orang Syi'ah itu sudah saya ketahui bahkan tidak lama setelah ia menulis
jawaban atas tulisan saya. Lalu tulisan orang Syi'ah itu diforward ke berbagai
forum diskusi di internet, termasuk forumnya rekan-rekan Anda.
# Kasihan Anda ini,
kurang informasi.
23 Mei 2012 17.14
Anonim mengatakan...
saya lihat dari citra
satelit, ternyata benar bahwa iraq secara geografis berada di sebelah timur
garis bujur yang melintasi madinah
23 Mei 2012 17.21
Anonim mengatakan...
Eh bener ustadz
ternyata bung aswajaselalu ketangkep basah mengerpek tulisan syiah..
mashaAllah.. ini menambah kepedean saya sama 'wahabi', kayanya aswajaselalu
asal lahap apa aja.. desperate banget sih.. ana lucu bin ngakak..
23 Mei 2012 19.08
Anonim mengatakan...
huahhauha, dari awal
gue bilang ape orang ini aswajaselalu (anti wahabi) adalah para habiber sufi
asysyariyyah, yg sekarang lagi kebakaran kumis-nya karena HABIB BESAR-nya BIB
MUNZIR di kritik habis2-an oleh ust. FIRANDA. bener kata ust. FIRANDA, bhw yg
paling keras permusuhannya kepada WAHABI adalah dari kelompok SUFI dan SYIAH.
dan ust yg sering disebut dan dicela oleh kelompok anti wahabi adalah ust.
FIRANDA dicela dengan FIRAUNDA DURJANA PEMBOHONG BESAR (nyontek dari khilaf dgn
kelompok salafybpp) dan ust JAUZAA disebut PENGECUT (krn sering tidak terima
tantangan debat dan sering blokir koment) huahahahah......dari awal saya adalah
supporter untuk kaum SALAFY WAHABI..........semoga kekuatan diberikan kepada
ust. firanda dan ust. jauzaa, krn sekarang ini para anti wahabi sedang kabakaran
kumis dan ingin membalas......silahkan dilanjut om ASWAJASELALU, koment apalagi
kamu.....
-anas-
23 Mei 2012 19.48
orang awam
mengatakan...
Assalamu'alaykum.
@ aswajaselalu
[quote]
"hehehehehe
kebiasaan wahabi selalu bilang dikit-2 seperti syi'ah....waaaaah ente sudah
suuzon ustadz....atau sudah jadi peramal ???? hebat juga nih, semakin banyak
wahabiyyun yg jadi peramal...."
=================================
semakin banyak
wahhabiyyun yang jadi peramal ?? o_0'
emang ada ya mas
wahhabiyyun yang jadi peramal ? :)
wahhabiyyun apaan siy
mas .. ?
kenapa kok enggak
pengikut Muhammad aja mas ?
kan nama aselinya
Muhammad .. :)
yang ada kan
Muhammadiyyah mas, bukan Abdullahiyyah .. ;)
=================================
kalo ini gimana mas ;
"ketika orang
ramai minta agar Hb Umar maulakhela didoakan karena sakit, maka beliau tenagn
tenang saja, dan berkata : Hb Nofel bin Jindan yg akan wafat, dan Hb Umar
Maulakhela masih panjang usianya.. benar saja, keesokan harinya Hb Nofel bin
Jindan wafat, dan Hb Umar maulakhela sembuh dan keluar dari opname.., itu
beberapa tahun yg lalu.."
"ketika Hb Anis
Alhabsyi solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang orang mendesak hb
munzir untuk menyambangi dan mendoakan Hb Anis, maka beliau berkata pd orang
orang dekatnya, hb anis akan sembuh dan keluar dari opname, Insya Allah kira
kira masih sebulan lagi usia beliau,.."
sumber bacaan ;
itu ramalan,
atau kebetulan,
atau kebeneran .. ??
monggo di jawab mas
..
di sini saja,
gak usah dateng
rame-rame ke rumah .. ;)
syukron wa
hadakallahu ..
23 Mei 2012 21.59
Anonim mengatakan...
Selingan aja ustadz
buat mencairkan suasana.. Bicara mengenai habib dan wahabiyy sama hocus pocus..
habib Anis itu masih termasuk tetangga ana disolo.. waktu kecil ana sering beli
roti tawar sama madu ditokonya.. Beliau memang baik, simpel g mewah-mewahan..
Walau begitu saya ini orang arab non sayyid dan bangga sebagai wahabiyyun..
yang menyebabkan saya agak skeptis sama islam versi habib2 dulu adalah waktu
saya kecil terus majlis ta'liman, ustadz ana cerita kurang lebih "habib
fulan kalo pulang kerumah jubahnya menjadi sangat panas.. kalo digantung,
gantungannya meleleh.." yang ada dipikiran ana cuma "????!!" karomah
sih karomah, tapi ini kan ekstrim.. terus dia lanjutkan " kita harus
percaya ya.. ditakutkan kita tidak akan mencapai ke derajat itu kalo ga
percaya.." nah, dua orang ustadz ana yg cerita waktu itu juga keturunan
habib kalo g salah.. tanda tanya ini saya pendam dalam hati sampai saya
bersentuhan dengan wahabiy +-2,5 th yll.. MasyaAllah semua terang seperti siang
bolong.. ga ada hocus pocus (baca ramalan, peramal, superstisi dll).. ga lama
langsung saya praktekkan.. walaupun besoknya hampir semua keluarga ana komentar
yg g mengenakkan.. Alhamdulillahilladzi hadana li hadza.. Maju terus abul
jauzaa !!
Abu Hasan
24 Mei 2012 06.19
aswajaselalu
mengatakan...
ternyata Abul Jauza
benar-2 pengecut..hhehehehe banyak komen-2 ane ga ditampilin...pasti dianggap
spam, ga ilmiah, yg di atas ane itu dg bahasa spt itu????
hahahahaha menghapus
komen-2, tapi menampilkan komen-2 dari fans pembela abul jauza, diundang ke
group ...kan online..... karena ga mau berhadapan langsung...ga mau juga....
haduuuhhh...jadi
begini tabi'atnya wahabiyyun ?? ane pake nama, yg lain pengecut pake anonim aja
hehehehe, kalo takut dikarang-2 aja namanya abang-2 yg pinter...
xixixixixixix.....
24 Mei 2012 08.05
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Mohon maaf saya tidak
menampilkan keseluruhan komentar copy paste Anda. Sebagian saja yang saya
tampilkan. Hal itu dikarenakan saya telah menjawabnya di bagian komentar
artikel Najd
Bukan ‘Iraq ?.
Kalau Anda
menginginkan jawaban saya, ya silakan baca. Namun kalau keinginan Anda hanya
untuk menunjukkan kepintaran semu Anda (karena cuma mengandalkan kopi paste
saja) Anda salah alamat berkomentar di Blog ini.
24 Mei 2012 08.20
Anonim mengatakan...
@aswajaselalu....
oiii
habibers.....suruh HABIB MUNZIR, buat buku bantahannya, berani gak HABIB MUNZIR
? para habiber juga suka mencela umat islam yg tidak punya guru langsung, yg
katanya belajar dari INTERNET saja, emangnya umat islam diwajibkan mondok
pesantren semua ??? oiii sekarang internet itu sudah lengkap, kita2 yg buruh
karyawan gak sempat datang ke majelis taklim di masjid (lagian masjid kan sudah
di kavling ama aliran2 kelompok umat islam), alhamdulillah sudah bisa belajar
di Internet, lagian di internet bisa lebih detail pembahasannya yg selama ini
menjadi syubhat.
saya dulu juga mantan
NU tradisional, tapi setelah baca2 penjelesan fitnah2 terhadap WAHABI (misal
fitnah tentang TANDUK SETAN ini), kami menerima penjelasan objective dari
salafy wahabi.
-anas-
24 Mei 2012 08.38
Anonim mengatakan...
@aswajaselalu,
Sudah jangan banyak
ketawa antum ini, tolong dibaca saja di komentarnya Abul Jauzaa' yg nyuruh
antum baca artikel Najd bukan Iraq. Saya pun telah membacanya dan Abul Jauzaa'
udh menulis bantahannya secara lengkap disitu. Antum ini ternyata udh ga bisa
apa2, modal nyontek dan bisanya cuma ketawa ketiwi ga jelas, bikin saya sebagai
penyimak jadi kecewa nih, ternyata sang penantang pun bisanya hanya jiplak
tanpa mengilmui artikel, bosan saya, ga ada bantahan yg baru dari para
aswaja-ers.
*Bikin kopi lg ahhh*
24 Mei 2012 11.25
Anonim mengatakan...
katanya kita isni
kaum sawah : salafi-wahabi
ternyata mereka
memang benar2 aswaja = asal jawab aja
AnonimSelalu
24 Mei 2012 12.10
orang awam
mengatakan...
Assalamu'alayka, mas
aswajaselalu
semoga sehat selalu,
btwe..
saya baru tau kalok
ada nama orang ;
>>aswajaselalu<<
nama beneran, ato
nama samaran neyh ? (o_0')?
kalo takut dikarang-2
aja namanya bang .. ixixix
oya, ada tambahan ;
jangan sungkan, ragu,
dan males buat baca ya mas ..
gaksah buru-buru
bacanya,
slow aja, en jangan
lupa bismillah..
artikel syiah aja
antum baca ampe kelar,
masak artikel sunni
antum pandang sebelah mata .. (^^' )
katanya ASWAJA selalu
(^^ )v
Barakallahu fiik
24 Mei 2012 18.03
Anonim mengatakan...
Oh iya, biar
aswajaselalu ga penasaran ama ane, ane yg komen 24 Mei 2012 11:25
Kenalin.....
--Tommi-- (ini nama
asli ane, nah maukah aswajaselalu mengenalkan nama aslinya pada kita2 ini biar
lebih enak ngupi2nya sambil antum komen tentang tanduk setan ke abul Jauzaa'?)
Antum menyangka kami
pengecut dengan memakai anonim, tp antum sendiri memakai nama
"aswajaselalu", apakah ada manusia yg diberi nama ortunya dengan nama
"aswajaselalu"??? Xexexexe....
24 Mei 2012 21.11
Anonim mengatakan...
undangan buat
wahabiyyun fans nya ustadz abul jauza, beranikah masuk ke group FB ini : http://www.facebook.com/groups/1OMWDI/
karena temen-2 aswaja
ane pada berani masuk ke FB or group-2 FB wahabiyyun yg gentle ga potong-2
komen....
4 Juni 2012 16.21
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Kalau ngundang saya,
undangan saya kembalikan, dan saya ucapkan terima kasih. Saya sudah lama
pensiun dari group-group konyol macam itu.
Kalau memang Anda
berniat mau menjawab tulisan di atas atau yang lainnya, silakan buat dan susun
tulisannya. Kita lihat, ilmiah tidak kontentnya. Tidak perlu untuk berdebat
konyol macam di group Anda.
Hanya sekedar
informasi. Format blogger belum menyediakan edit komen. So, kalau Anda kirim
komentar di blogspot, komentar Anda tidak dapat diedit atau dipotong. Yang ada
hanya : ditampilkan atau tidak ditampilkan.
Dan perasaan, tidak
ada satu pun aturan yang mewajibkan saya untuk menampilkan semua komentar.
Marah lah jika Anda ingin marah, karena kemarahan Anda tidak ada ngefeknya bagi
saya. Saya pun tidak ambil pusing dengan celaan dan caci-maki Anda, karena
sudah menjadi kelaziman, bahwa orang yang tidak bisa menjawab secara ilmiah,
kalimat cela dan caci-maki lah puncak omongannya. Tidak lebih.
4 Juni 2012 16.46
Anonim mengatakan...
@anonim 4 Juni 2012
16:21 alias asal jawab aja selalu... Apa antum ga pernah mendengar dan membaca
atsar2 salaf mengenai orang yg suka berdebat? Orang-orang kaya antum ini yang
menghancurkan islam.. wallahulmusta'an..
Kalo memang mau
diskusi ilmiah sudah ada tempat2nya dan orang2 yang lebih berkompeten.. Semua
wahabiyyun yang pernah mengentaskan diri dari kubangan debat sama "asal
jawab aja" tahu kalo yang mereka lakukan itu cuma otot2an dan ngulang2..
ngulang2 dengan harapan bisa menipu beberapa orang pembaca seakan2
pertanyaannya ga terjawab.. Naas memang..
4 Juni 2012 17.30
Anonim mengatakan...
semakin faqih
seseorang, biasanya ia akan semakin menghargai khilafiyah ijtihadiyah tetapi
disaat bersamaan ia akan berusaha memilih pendapat yg ikhtilafnya paling kecil,
paling selamat dan paling mendekati kebenaran, lalu ia akan semakin berusaha
menjauhi jidal yg ga berguna.
Kepada aswajaselalu
yg ga putus2nya berusaha mengajak abul jauzaa' untuk jidal, harusnya antum
menghargai dan menghormati keputusan beliau. Silahkanlah antum bikin artikel lg
spt yg diusulkan abul jauzaa', kan dari kemaren2 jg disuruh begitu tp antumnya
hahahehe ga jelas terus n cuma copy paste tetapi tidak mengilmui artikel,
parahnya lg, yg dicopas ternyata artikelnya syi'ah, wah...piye? ngambil ilmu
kok dari kaum yg imam Malik saja menyuruh kita untuk jgn mengambil ilmu dari
syi'ah rafidhah krn mereka seburuk2 pendusta.
Dan, satu yg saya
pelajari, kebanyakan org2 spt antum ini adalah para aswaja yg senang berjidal
dan otot2an di FB dan forum2 lainnya. Afwan
--Tom's--
4 Juni 2012 22.44
Aqil Fikri
mengatakan...
Komentar ini telah dihapus
oleh administrator blog.
5 Juni 2012 08.08
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
He...he...he.....
buat orang yang berkomentar yang telah saya hapus di atas, saya ucapkan selamat
atas ke-sok tahu-an Anda. Sama sekali tidak valid. Cuma kopi paste saja dari forum
konyol itu ya ?. Lagi pula, memang ada kitab Maktabah Syamilah terjemahan Solo
?.
# Tanya tu sama Habib
Mundzir, apa dia pakai program Maktabah Syamilah. Tanya tu sama abusalafy -
orang yang sangat alergi sama Wahabiy - , pake gak dia Maktabah Syamilah. Atau
malah cuma copi paste via internet saja ?.
5 Juni 2012 10.51
Anonim mengatakan...
Assalamu'alaikum
Ustadz...
Maaf kalo ini OOT,
mau tanya, setau saya ada ketentuan dilarangnya berkumpul dg ahlul bid'ah, tapi
saya lupa lengkapnya.
bagaimana hukum atau
dalilnya , sholat berjama'ah dg ahlul bid'ah yg menjadi Imam maupun Makmumnya ?
karena saya kalau sholat jum'at, mau ga mau di Masjid yg penuh dg ahlul bid'ah.
sekali lagi maaf
kalau OOT....syukron katsiron .
8 Juni 2012 13.32
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Tentang larangan
bermajelis dengan ahlul-bid'ah, silakan baca :
Tidak semua orang
yang belum berpegang pada manhaj salaf itu mesti kita cap sebagai ahlul-bid'ah.
Atau tidak semua orang yang melakukan kebid'ahan mesti disebut ahlul-bid'ah.
Ada di antara mereka orang awam, orang yang ikut-ikutan, ada pula tokohnya
(pentolannya).
Shalat bersama pelaku
kebid'ahan, jika kebid'ahannya tersebut bukan jenis yang menyebabkan kekafiran,
maka diperbolehkan. Sah shalatnya (bermakmum dengannya). Namun jika sebaliknya,
tidak boleh.
Apapun itu, jika ada
masjid yang lebih banyak diterapkan sunnahnya dan sedikit kebid'ahannya, maka
afdlal (lebih utama) shalat di masjid itu. Wallaahu a'lam.
9 Juni 2012 10.48
Anonim mengatakan...
katanya
diskusi....udah dikasih jawaban....kok jawabnya : itu nyontek syiah ya????? INI
JAWABAN BUKAN ILMIAH.... harusnya sama2 dikaji materinya...... harunys dijawab
hujjah donk..... lantas apakah nanti ujung2nya : INI HADITS.... ANDA ORANG
ISLAM BUKAN??? wah kalau udah begini...... kenapa tidak nodongkan pistol aja
sekalian....
12 Juni 2012 14.52
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Anda tidak membaca
atau gimana si ?. Di atas saya sudah bilang :
"Sudah saya jawab
di :
Najd Bukan ‘Iraq ?.
Lihat di bagian
komentar di bawahnya"[selesai kutipan].
Anda baca gak ?. Itu
sudah saya jawab. Silakan baca di situ.
Atau Anda gak paham
menuju ke link yang saya sampaikan ?. Arahkan kursor Anda ke tulisan "Najd
Bukan 'Iraaq", lalu klik dengan mouse Anda. Saya jawab di situ, dan saya
tidak mau menngcopas ulang di kolom komentar ini karena kebanyakan.
12 Juni 2012 17.00
Abu Umamah
mengatakan...
Assalamu'alaikum,
Syukran atas
pembahasan yang sangat bermanfaat ini Ustadz.
Copas dari Wiki
tentang "East"
--East is a noun,
adjective, or adverb indicating direction or geography. East is one of the four
cardinal directions or compass points. It is the opposite of west and is
perpendicular to north and south.
By convention, the
right hand side of a map is east.
To go east using a
compass for navigation, set a bearing or azimuth of 90°.
East is the direction
toward which the Earth rotates about its axis, and therefore the general
direction from which the Sun appears to rise.
During the Cold War,
"The East" was sometimes used to refer to the Warsaw Pact and
Communist China, along with other Communist nations.
Throughout history,
the East has also been used by Europeans in reference to the Orient and Asian
societies.-- Selesai CoPas
Kemudian silakan buka
peta, perhatikanlah daerah yang ada di sisi timur Madinah, jangan terburu-buru,
jika Anda hanya melihat ke satu Arah, Timur maka itulah Najdnya Hijaaz. Tapi
apakah Khurasan ada di Hijaaz ???
Silakan lihat di sini
: http://en.wikipedia.org/wiki/Khur%C4%81s%C4%81n
Pertanyaan kita
sekarang adalah, kenapa orang-orang Syi'ah adalah orang yang paling
sibuk/giat/semangat menafsirkan "Timur" atau "Najd" dalam
hadits-hadits di atas sebagai Najd Hijaaz ? Bukankah hadits tentang penyebutan
tempat keluarnya Dajjal itu lebih jelas daripada hadits tentang Fitnah yang
muncul dari Arah Timur?
Menurut saya, hal ini
tidak lepas dari dua kemungkinan :
1. Mereka ingin
melindungi "tuan"-nya, Dajjal.
2. Mereka ingin
"menghabisi" kaum yang paling keras permusuhannya terhadap Dajjal.
Ketahuilah bahwa
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau berasal dari Bani Tamim, kabilah yang
dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, sebagaimana
dalam riwayat berikut,
قَا ل أَبُو
هُرَيْرَةَ لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِى تَمِيمٍ مِنْ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ
رَسُولِ الله سَمِعْتُ رَسُولُ الله يَقُولُ هُمْ أَشَدُّ عَلَى الدَّجَّالِ قَالَ
وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ فَقَالَ النَّبِىُّ هٰذِهِ صِدَقَاتُ قَوْمِنَا قَالَ
وَكَانَتْ سَبِيَّةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ عَائِشَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ الله أْتِقِيهَا
فَإِنَّهَا مِن ْوَلَدِ إِسْمَعاِيلَ
“Abu Hurairah
berkata, aku selalu mencintai Bani Tamim karena tiga perkara yang aku dengarkan
dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang
paling keras terhadap Dajjal.’ Kata Abu Hurairah, ketika datang sedekah dari
bani Tamim, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ini adalah
sedekah dari kaum kita.’ Lalu Abu Hurairah, ada seorang tawanan (budak) wanita
dari Bani Tamim milik Aisyah radhiallahu ‘anha, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah keturunan
Nabi Ismail ‘alaihissalam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim) [Lihat
Buku "Salafi, Antara Tuduhan dan Kenyataan" oleh Ust. Sofyan Chalid
Ruray]
Semoga ada
manfaatnya.
14 Juni 2012 10.55
Anonim mengatakan...
Pergilah ke tempat
penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul
‘Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan
penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan
dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari
Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di
atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari
ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan
kemenangan kami!”).
Film ini memang agak
kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun
produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur
dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi
Arabia.
Konon kala itu
Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki
Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke
Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan
melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan
mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.
Bahkan di film itu
digambarkan bahwa klanSaud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri
yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert,
di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di
Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.
Sejarah pun
menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan
akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan
Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi.
Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan
waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan
Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.
Entah apa yang
terjadi, namunhingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah
dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika
Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.
18 Juni 2012 10.59
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Saya ucapkan terima
kasih atas informasi sumbernya, meskipun saya sama sekali tidak tertarik
mengkajinya.
Mungkin film tersebut
layak dikaji dan didaftarkan di Sundance Film Festival (AS), Cannes
International Film Festival (perancis), dan yang semisalnya. Juri di festifal
itu mungkin lebih expert daripada para ulama muhaqqiq untuk menilai sebuah
film.
18 Juni 2012 11.12
Anonim mengatakan...
tentang sejarah
LAwrence sudah dijelaskan oleh ust. Waskito, silahkan beli bukunya dan baca
detailnya
18 Juni 2012 11.53
Boy mengatakan...
@ Anonim 18 Juni 2012
10:59
kapan Klan Saud
memberontak pada Khilafah Turki Usmani?
yang ada Klan Saud
diserang oleh Khilafah Turki sampai Dir'iyah (Markas Klan Saud) dikuasai Turki
Usmani.
setelah jatuhnya
Dir'iyah ada keluarga Saud yang ditangkap dan ada yang melarikan diri.
Yang melarikan diri
tetap melakukan perlawanan sampai akhirnya Dir'iyah bisa direbut kembali dan
memindahkan markas mereka ke Riyadh.
Setelah markas di
Riyadh tidak ada lagi pertempuran antara Klan Saud dengan Turki Usmani.
Ada pertempuran
antara Klan Saud dengan Dinasti Rasyidi (sekutu Turki Usmani) tapi ini dalam
rangka merebut kembali kekuasaan Klan Saud.
Jadi, kapan Klan Saud
memberontak pada Turki Usmani????
Tahukah anda siapa
sesungguhnya yang memberontak kepada Turki Usmani dan mengakui secara gagah
berani perbuatannya itu?...
Dia adalah Keturunan
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam..
Dia bermadzhab
Sunni...
Dia adalah Syarif
Husein Bin Ali, Amir Mekkah
silahkan baca link
ini, pengakuan resmi dan langsung dari keluarga Syarif Husein:
apakah ada yang
membesar-besarkan pemberontakan yang dilakukan oleh Syarif Husein?...Tidak
apakah ada yang
menghujat Syrif Husein karena menyebabkan khilafah hancur?...Tidak
apakah ada yang iri
dengan keberhasilan Klan Saud menguasai dua kota suci dan kekayaan buminya?...Buanyak.
bicara Khilafah
Turki...Syarif Husein aja yang jelas-jelas sebelumnya berada dibawah kekuasaan
Turki Usmani gak mengakui Turki Usmani sebagai Khilafah hanya sebagai Kerajaan,
kenapa juga Klan Saud harus menganggap Turki Usmani sebagai Khilafah,
MemBa'iat
pengangkatan Turki Usmani sebagai Khalifah enggak pernah,
memba'iat untuk patuh
pada Turki Usmani juga enggak pernah
kenapa Klan Saud
harus menganggap Turki Usmani sebagai Khalifah?....Turki Usmani walau pakai
embel-embel Khilafah tapi lebih cocok disebut Kerajaan.
18 Juni 2012 17.12
Zon Jonggol
mengatakan...
Miqot bagi penduduk
negeri Najed adalah di Qarnul Manazil 40 Miles (60 KM) sebelah timur dari kota
Makkah
Telah menceritakan
kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Hammad dari 'Amru dari
Thawus dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: Bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam telah menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah,
bagi penduduk Syam di Al Juhfah, bagi penduduk Yaman di Yalamlam dan bagi penduduk
Najed di Qarnul Manazil. Itulah ketentuan masing-masing bagi setiap penduduk
negeri-negeri tersebut dan juga bagi yang bukan penduduk negeri-negeri tersebut
bila datang melewati tempat-tempat tersebut dan berniat untuk hajji dan 'umrah.
Sedangkan bagi orang-orang selain itu, maka mereka memulai dari tempat
tinggalnya (keluarga) dan begitulah ketentuannya sehingga bagi penduduk Makkah,
mereka memulainya (bertalbiyah) dari (rumah mereka) di Makkah. (HR Bukhari
1431)
Telah menceritakan
kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Yahya bin
Adam telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Thawus dari bapaknya dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, bahwa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan miqat bagi penduduk Madinah
di Dzulhulaifah, bagi penduduk Syam di Juhfah, untuk penduduk Najed di
Qarnalmanazil, dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam. Tempat-tempat itu adalah
bagi penduduk negeri-negeri tersebut dan juga bagi mereka yang datang dari
tempat lain melewati tempat itu untuk melakukan haji atau umrah. Dan siapa saja
yang tidak berada di tempat-tempat, maka ia memulai ihram dari tempat
domisilinya hingga Makkah, maka penduduknya memulai ihram dari Makkah. (HR
Muslim 2023)
Dan para Sahabat
memohon kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam doa keberkahan bagi Najed
namun Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda "Disanalah akan
terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan muncul tanduk setan"
Hadits selengkapnya
Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami
Husain bin Al Hasan berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Aun dari
Nafi' dari Ibnu 'Umar berkata, Beliau berdoa: Ya Allah, berkatilah kami pada
negeri Syam kami dan negeri Yaman kami. Ibnu 'Umar berkata, Para sahabat
berkata, Juga untuk negeri Najed kami. Beliau kembali berdoa: Ya Allah,
berkatilah kami pada negeri Syam kami dan negeri Yaman kami. Para sahabat
berkata lagi, Juga untuk negeri Najed kami. Ibnu 'Umar berkata, Beliau lalu
berdoa: Disanalah akan terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan muncul
tanduk setan. (HR Bukhari 979)
Dari Ibnu Umar ia
mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda sementara beliau
menghadap timur: “Ingat, sesungguhnya fitnah itu disini, sesungguhnya fitnah
itu disini dari arah terbitnya tanduk setan.” (HR Muslim 5167)
Dari Ibnu Umar
mengatakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memanjatkan doa; Ya Allah,
berilah kami barakah dalam Syam kami, ya Allah, berilah kami barakah dalam
Yaman kami. Para sahabat berkata; ‘ya Rasulullah, dan juga dalam Nejed kami! ‘
Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam membaca doa: Ya Allah, berilah kami
barakah dalam Syam kami, ya Allah, berilah kami barakah dalam Yaman kami. Para
sahabat berkata; ‘Ya Rasulullah, juga dalam Najd kami! ‘ dan seingatku, pada
kali ketiga, beliau bersabda; Disanalah muncul keguncangan dan fitnah, dan
disanalah tanduk setan muncul (HR Bukhari 6565)
Sedangkan penduduk
Iraq miqodnya tidak di Qarnul Manazil sebagaimana penduduk Najed namun di Dzat
Irq
َوَعَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا: ( أَنَّ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَقَّتَ
لِأَهْلِ اَلْعِرَاقِ ذَاتَ عِرْقٍ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيّ ُ
Dari 'Aisyah
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menentukan miqat
bagi penduduk Iraq di Dzat Irq. Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i.
11 Juli 2012 23.42
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Mas Zon Jonggol, Anda
paham yang dibicarakan di sini adalah tentang hadits fitan ?. Bukan hadits
miqaat haji. Kita semua - Wahabiy khususnya - tidak pernah menafikkan adanya
daerah yang bernama Najd sebagaimana hadits yang Anda sebut. Akan tetapi sekali
lagi, yang dibicarakan di sini adalah hadits fitan. Apa makna 'Najd' dalam
hadits fitan ?. Jawabnya adalah 'Iraaq. Jawaban 'Iraaq ini bukanlah jawaban
karangan Wahabiy, tapi para ulama yang telah eksis sebelum lahirnya 'paham
Wahabiy'.
Telah berkata
Al-Imaam Al-Khaththaabiy rahimahullah :
نجد: ناحية المشرق،
ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما
ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة
تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من
الأخبار
“Najd adalah arah timur.
Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah arah
timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang
tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah
Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan
dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana
terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
12 Juli 2012 00.42
Habibie Ihsan (Abu
Huwaida) mengatakan...
Mas Zon,apa komentar
anda tentang hadist ini _sebab biasanya Mas kita ini pandai "mengartikan
hadist" hingga berbalik 199 derajat :
قَا ل أَبُو
هُرَيْرَةَ لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِى تَمِيمٍ مِنْ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُنَّ مِنْ
رَسُولِ الله سَمِعْتُ رَسُولُ الله يَقُولُ هُمْ أَشَدُّ عَلَى الدَّجَّالِ قَالَ
وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ فَقَالَ النَّبِىُّ هٰذِهِ صِدَقَاتُ قَوْمِنَا قَالَ
وَكَانَتْ سَبِيَّةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ عَائِشَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ الله أْتِقِيهَا
فَإِنَّهَا مِن ْوَلَدِ إِسْمَعاِيلَ
“Abu Hurairah berkata,
aku selalu mencintai Bani Tamim karena tiga perkara yang aku dengarkan dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka (Bani Tamim) adalah umatku yang paling
keras terhadap Dajjal.’ Kata Abu Hurairah, ketika datang sedekah dari bani
Tamim, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ini adalah sedekah
dari kaum kita.’ Lalu Abu Hurairah, ada seorang tawanan (budak) wanita dari
Bani Tamim milik Aisyah radhiallahu ‘anha, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, ‘Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah keturunan
Nabi Ismail ‘alaihissalam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim)
Krena kita semua tau
bahwa Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab adalah dari Bani Tamim,dan kita liat
pula dalam sejarah beliau paling keras terhadap "para dajjaluun"
hingga Sayyid Muhaammad Alawi saja yg Sufi menggelari beliau dengan Imamut
Tauhid.
12 Juli 2012 09.58
Anonim mengatakan...
"Jawaban 'Iraaq
ini bukanlah jawaban karangan Wahabiy, tapi para ulama yang telah eksis sebelum
lahirnya 'paham Wahabiy"
Jawaban ustadz ini
memang fakta tapi agaknya susah dipahami sama orang yang sudah kadong benci..
kesimpulan yang
mereka bikin jangan-jangan malah : "imam khaththabiy pro wahabiy"
12 Juli 2012 12.10
Anonim mengatakan...
Mau tanya,
di atas disebutkan
bahwa Najd itu artinya daerah yang berada di dataran tinggi ?
Apa benar ?
kalau benar, kenapa
yang dimaksud dengan Najd di situ adalah Irak ?
Irak itu adanya di
dataran rendah ... di sekitar sungai-sungai.
see:
Kalau Riyadh, dia
berada di dataran tinggi.
Jadi,
1. Irak
- ada di Utara
madinah.
- ada di dataran
rendah.
2. Riyadh
- ada di Timur
Madinah
- ad di dataran
tinggi.
Yang lebih cocok,
memang Riyadh,
kecuali kalau kita
mau menutupi realita tersebut.
btw,
Rasulullah sering
mengirim pasukan perang ke Najd. Ini disebutkan dalam banyak hadits.
Nah,apa pernah
Rasulullah mengirimkan pasukan ke Irak?
Kalau belum pernah,
berarti Najd bukanlah Irak.
Karena Irak saat itu
belum ditaklukkan oleh kaum muslimin.
Lagipula,
masa Rasulullah
diminta untuk mendoakan kota yang masih dikuasai kaum kafir?
logikanya di mana?
21 Juli 2012 14.16
Anonim mengatakan...
Sepertinya, kalau
ulama-ulama dahulu mengatakan bahwa bumi itu datar,
ustadz abul ini akan
mengikuti juga ya?
21 Juli 2012 14.19
Anonim mengatakan...
Bagaimana dg kedua
hadis ini :
Bahagian timur
Madinah adalah Nejd ( bahagian Yamamah, Dir`ah, dll ) bukan Iraq. Ini jelas
kalau kita melihat peta, adapun para ulama yang menafsirkan timur tersebut ke
arah Iraq telah bersalah dengan kenyataan dan ilmu zaman sekarang, karena
timurnya Madinah bukan Iraq.
Lihat Selengkapnya
6 – Hadis Rasulullah
s.a.w yang menyuruh penduduk Nejd agar berniat ihram dari Qarnu Manazil .
عن عبد الله بن عمر
رضي الله عنهما قال : أمر رسو ل الله صلى الله عليه وسلم أهل المدينة أن يهلوا من
ذي الحليفة، وأهل الشام من الجحفة وأهل النجد من …قرن المنازل .رواه مالك ، كتاب
الحج باب مواقت الإهلال
Artinya :D ari
Abdullah bin Umar r.a. beliau berkata : Rasulullah s.a.w. menyuruh penduduk
Madinah berniat ihram dari Dzul- Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah, dan
penduduk Nejd dari Qarn, Manazil. ( H.R. Malik , Kitab Hajj, bab Mawaqitu
al-Ihlal no : 732 ).
Sementara lafaz
didalam Sohih Bukhari ialah :
عن ابن عمر : وقّت
رسول الله صلى الله عليه وسلم قرنا لأهل نجد ، والجحفة لأهل الشام وذا الحليفة لأهل
المدينة، قال : سمعت هذا من النبي صلى الله عليه وسلم ، وبلغني أن النبي صلى الله
عليه وسلم قال : : و لأهل اليمن يلملم ” وذكر العراق فقال : لم يكن عراق يومئذ (
رواه البخاري . رقم : 7344
Artinya :D ari Ibnu
Umar beliau berkata : Rasulullah telah menentukan miqat bagi ahli Najd di
Qaran, Juhfah untuk penduduk Syam, Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah, ,
berkata Ibnu Umar : telah sampai kepadaku bahwa Nabi s.a.w. berkata : ” Bagi
penduduk Yaman dari Yalamlam”. kemudian disebutkan Iraq, berkata beliau : Ketika
itu belum ada Iraq. ( H.R. Bukhari, no 7344 ).
Dari kedua hadis
diatas jelaslah bahwa yang di maksud Najd adalah daerah dataran tinggi yang
terdiri dari Yamamah ( Riyadh sekarang ), Dir`ah dan lain-lainnya. Bukan Iraq,
karena ketika itu orang Iraq belum memeluk islam, sementara Qarnu Manazil
berhampiran dengan Yamamah (Riyadh sekarang ).
Syukron
21 Juli 2012 14.48
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Anonim,... setelah
hadits tidak bisa Anda elakkan, ganti dengan alasan geografis ya ?.
Ketinggalan.....
Di atas sudah disebutkan
beberapa bukti - bukan hanya hadits fitnah kemunculan tanduk setan - bahwa
timur menurut lisan orang 'Arab itu bukan sekedar timur arah mata angin kompas.
Makanya itu pentingnya mengkaji hadits dengan lisan orang Arab. Negeri 'Iraaq
itu dimutlakkan dengan sebutan negeri Masyriq (yang artinya timur), sebagaimana
negeri Maroko dimutlakkan dengan sebutan negeri Maghrib (yang artinya barat).
Orang Arab dulu mengenal arah itu hanya barat-timur, serta kanan-kiri. Tidak
ada namanya timur laut, tenggara, barat daya, dan yang lainnya.
Kalau Anda mengatakan
'Iraaq itu sebelah timur Madiinah, maka ini namanya pembodohan publik. 'Iraaq
itu letaknya di Timur Laut Madinah. Jadi dengan fakta ini, orang Arab menyebut
'Iraaq dengan arah Timur. Ini benar mas. Coba deh ada usaha buka buku-buku kamus
klasik bahasa Arab. OK ?.
Najd memang asal
katanya adalah setiap tanah yang tinggi, sebagaimana yang dikatakan para ulama.
Tapi, itu bukan yang dimaksudkan, karena yang dimaksudkan dengan najd di sini
terkait dengan makna timur sebagaimana telah saya tuliskan di atas.
wallaahu a'lam.
21 Juli 2012 15.10
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Dan mengenai
'ketinggian tempat', maka ada yang salah memahami. Berikut perkataan
Al-Khaththaabiy :
نجد: ناحية المشرق،
ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما
ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة
تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من
الأخبار
“Najd adalah arah
timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah
arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah
yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah
Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan
dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana
terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
Jadi, setiap tempat
yang lebih tinggi dari tempat lain, maka tempat tersebut merupakan najd bagi
tempat lain tersebut. Bogor merupakan najd dari Jakarta. Bantul merupakan najd
dari Gunung Kidul. Tempat yang ada di atas bukit, merupakan najd bagi yang ada
di lembahnya. Jadi pemahamannya jika kita kembalikan ke istilah bahasa Arabnya.
Oleh karenannya dalam Lisaanul-'Arab dikatakan :
وما ارتفع عن تِهامة
إِلى أَرض العراق، فهو نجد
“Semua tanah yang
tinggi dari Tihaamah sampai tanah ‘Iraaq, maka itu Najd” [lihat dalam
Lisaanul-‘Arab].
Jadi, najd itu tidak
mesti berarti dataran tinggi dalam istilah geografi modern.
Dan kemudian,...
apakah wilayah 'Iraaq di jaman Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sama
batasnya dengan negara 'Iraaq di jaman sekarang ?.
21 Juli 2012 15.34
Abu Yahyaa
mengatakan...
Sebagai tambahan,
Arah timur jaman dulu
berbeda dengan timur jaman sekarang. Dulu, timur diasosiasikan dengan arah
terbit matahari (barat dengan arah tenggelam matahari). Sekarang, timur
diasosiasikan dengan geografis bumi dimana titik 0 derajat timur adalah pas di
ekuator/khatulistiwa sebelah kanan. Ekuator disini adalah pertengahan bumi,
seperti bola yang dibelah dua.
Secara geografis,
matahari tidak selalu terbit di titik 0 derajat sebelah timur. Melainkan,
terkadang agak ke atas ekuator terkadang agak ke bawah ekuator. Maksimal
derajat naik-turunnya matahari adalah sekitar 23 derajat dari ekuator (lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Axial_tilt).
Dari sinilah, terjadi pergantian musim dan asal mula perhitungan kalender
masehi. Posisi matahari persis di ekuator adalah sekitar tanggal 20 Maret dan
sekitar tanggal 22 September (lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Equinox).
Selebihnya agak ke atas atau ke bawah ekuator.
Iseng-iseng, coba
jalankan Google Earth. Posisikan di pusat layar ada di kota Madinah. Pada menu
"view", pilih "sun". Di bagian layar, geser slider waktu
antara pukul 7 - 9 pagi bulan Juni. Pada bulan Juni, posisi matahari sekitar
tanggal 21 mencapai titik tertinggi di atas ekuator, yang menandai mulainya
musim panas (lihat: http://www.enchantedlearning.com/subjects/astronomy/planets/earth/Seasons.shtml).
Perhatikan baik-baik, bahwa posisi matahari agak lebih ke arah Iraq ketimbang
Riyadh.
Bukan berarti dengan
tambahan ini maka Riyadh terkecualikan dari istilah Najd, yaitu timur. Akan
tetapi, Iraq pun kalau berdasarkan arah terbit masuk ke wilayah timur Madinah.
Sebagaimana telah susah-payah diterangkan oleh alAkh Abul Jauzaa.
21 Juli 2012 16.19
Anonim mengatakan...
hadits tanduk setan
berkaitan erat dengan hadits dibawah: pada akhir zaman Nabi Saw bersabda, “Kamu
akan memerangisemenanjung Arabia, lalu Allah akan menaklukannya untukmu.
Setelah itu Persia, dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian Rum,
dimana Allah akan menaklukannya untukmu. Kemudian kamu akan memerangi Dajjal,
dimana Allah akan menaklukannya untukmu. (HR. Muslim, Ahmad dan Ibn Majah)
3 Agustus 2012 20.38
Admin Bin Abdullah
mengatakan...
Alhamdulillah... saya
puas sekali dengan bantahan2 dari Ustadz Abul Jauza... Semoga Allah Memberkahi
antum dan keluarga, Afwan Ustadz kalau ada waktu mohon scan kitab untuk
bantahan
14 Agustus 2012 06.18
Anonim mengatakan...
Aslam wr wb
kalau saya ustd saya
tinggal pilih saja antara dua kelompok dibawah ini
kelompok A
a. Ulama saya
b. Guru Ulama Saya
c. Ulama yang datang
Islamkan
Indonesia
d. Muridnya Imam
Syafii
e. Imam Syafii
f QURAN DAN HADIS
Kelompok B
a. Ulama Salafi
b. Gurunya Ulama
salafy
c. Nasrudin Albani
d. Moh. bin Abdul
Wahab
e. Moh. Bin Abdul
Wahab
(mengutip Ibnu
Taimiyah)
f. ALQURAN DAN HADIS
JAWABAN SAYA A.
KENAPA ? KARENA TIDAK
ADA PENJELASAN NABI YANG MEMBUAT SAYA JADI RAGU.
Katakanlah Wahabi
bukan yang dimaksud Nabi tapi sudah dalam pembahasan ulama maka saya jadi ragu
maafkan saya
wasalam
15 Mei 2013 23.07
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Silakan saja Anda
memilih A, B, C, D atau apapun yang ingin Anda pilih.
Tapi,....
Memangnya siapa ulama
yang meng-Islam-kan Indonesia ?. Ulama-ulama NU dan yang sealiran mereka
sebelum kelahiran NU ?. Jika demikian, Anda salah, karena bukan mereka saja
yang meng-Islam-kan Indonesia. Coba lihat sejarah Imam Bonjol, KH. Ahmad
Dahlan, dan yang lainnya.
Imam Syaafi'iy adalah
salah seorang ulama besar yang susah dicari tandingannya. Begitu juga
murid-murid beliau. Tapi ternyata, banyak orang yang mengaku bermadzhab
Syaafi'iyyah tidak sesuai dengan pengakuannya.
Al-Imaam
Asy-Syaafi'iy Berpaham Wahabiy ? .
16 Mei 2013 00.00
Anonim mengatakan...
Aslam ustaz.
saya cuma mau tanya
dalam hati kenapa ustad lebih percaya kepada Nasrudin Albani, Abdul Wahab, Ibnu
Taymiah ?
padahal mereka tidak
bisa disejajarkan dengan Imam Syafii ?
Imam Buchari, Imam
Nawawi saja Bermazhab syafii, kenapa ustad tidak bermazhab ?
terus apa maksudnya
kitab mereka jadi rujukan mazhabnya ustad ?
bingung saya ustad,
tapi kalau ustad bermazhab salah satu dari 4 mazhab itu baru saya tidak akan
bingung sebab ke 4 Imam Mazhab itu ilmunya selevel.
tapi kalau ustad
mendawahkan kami untuk ikut Nasrudin Albani yang saya baca tulisannya Albani
mencela imannya Imam Nawawi, dan semua ulama2 dulu. saya tidak tahu apa
kehebatannya.
21 Mei 2013 22.29
Anonim mengatakan...
Islam dan ulamanya
tidak harus dikafirkan seperti yang dilakukan oleh Wahhabi..habis dikafirkan
semua.
Mungkin sekiranya
Nabi Muhammad masih hidup dimuka bumi ini pun baginda tidak akan terlepas dari
dikafiran oleh golongan Wahhabiyah ini.
Tidak mustahil pada
suatu hari nanti Allah pun Wahhabi kafirkan…wal iyazubillah.
Wahhabi bukan sahaja
mengkafirkan Sultan Solahuddin Al-Ayyubi.
tetapi…. WAHHABI
TURUT MENGKAFIRKAN IMAM NAWAWI DAN IMAM IBNU HAJAR AL-ASQOLANY!
Saudara seislam
sekali….. Apa dah jadi dengan Wahhabi ni?!!!
aduiii..pesal Wahhabi
benci sangat dgn ajaran Ahli Sunnah Wal Jamaah dan ulamanya?! tengok dibawah
ini seorang lagi ulama Wahhabi yang menjadi rujukan utama oleh Wahhabi dan
kitab2 nya diberi secara percuma ketika kita semua pergi menunaikan umrah dan
haji…Wahhabi ini yg bernama Muhammad Soleh Uthaimien menyatakan bahawa :
“IMAM IBNU HAJAR
AL-ASQOLANY ( PENGARANG FATHUL BARI SYARAH SOHIH BUKHARY) DAN JUGA IMAM NAWAWI
( PENGARANG SYARAH SOHIH MUSLIM) KATA WAHHABI : NAWAWI DAN IBNU HAJAR ADALAH
PEMBUAT KESESATAN DAN NAWAWI SERTA IBNU HAJAR BERAQIDAH SESAT DAN MEREKA BERDUA
ADALAH KAFIR”!!.
Inilah makna dakwaan
Wahhabi.
24 Juni 2013 21.11
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Perkataan Anda itu
keliru dan dusta.
24 Juni 2013 22.09
Anonim mengatakan...
sejak jaman nabi Saw,
Miqat untuk jamaah asal Najd (Riyadh)dan Miqat untuk Jamaah asal Irak telah
dibedakan? Jadi Nabi telah membedakan kalo Jamaah asal Irak dan Jamaah asal
Najd adalah 2 hal yang berbeda. Di Irak itu bukan Najd ya, tapi Najf, gak tahu
gimane ceritanya Najf itu bisa diartikan Najd. Masa iya sih orang-orang arab
dulu menunjuk arah matahari terbit ke arah utara ( Irak )? Timurnya Madinah itu
ya Riyadh tad. Lagipula Irak bukanlah daerah dataran tinggi. Jemaah asal Najd (
Riyadh & sekitarnya) kalo ke Mekkah Miqatnya di Qarn (Tanduk) Al Manazil,
itu kode dari Nabi tad.
11 Juli 2013 14.01
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Najd yang dibahas
bukan Najd dalam masalah miqaat, tapi Najd yang ditunjukkan dalam hadits fitan.
Coba baca riwayat yang ini :
حدثنا عبد الله
حدثني أبي حدثنا ابن نمير حدثنا حنظلة عن سالم بن عبد الله بن عمر عن ابن عمر قال
رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يشير بيده يؤم العراق ها إن الفتنة ههنا إن
الفتنة ههنا ثلاث مرات من حيث يطلع قرن الشيطان.
Telah menceritakan
kepada kami ‘Abdullah : Telah menceritakan kepadaku ayahku (Ahmad bin Hanbal) :
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair : Telah menceritakan kepada kami
Handhalah, dari Saalim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata :
Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan
tangannya menunjuk ke arah ‘Iraaq. (Beliau bersabda) : “Di sinilah, fitnah akan
muncul, fitnah akan muncul dari sini”. Beliau mengatakannya tiga kali. “Yaitu,
tempat munculnya tanduk setan" [Diriwayatkan oleh Ahmad, 2/143].
Shahih sesuai syarat
Al-Bukhaariy dan Muslim.
Atau, menurut Anda,
Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam keliru ngomong ya, dan yang benar adalah
omongan Anda ?
11 Juli 2013 14.52
Anonim mengatakan...
saya menemukan ini
ustad
Fatawa Al-Lajnah
ad-Daimah jilid 3 fatwa nomer 6667
Soal : Apakah fitnah
yang dimaksud dalam Hadits Nabi Saw tentang tanduk syaitan ?
Jawab : dikatakan
adalah yg dimaksud Najd tempat pemukiman bani Rabi’ah dan Mudhar, yaitu di
daerah Timur. karena ada Hadits Ibnu Umar ketika Rasul Saw bersabda : ” Ya
Allah berkahilah syam kami dan yaman kami, mereka berkata ” Dan juga Najd kami
wahai Rasul..Maka Nabi menjawab ” Di sanalah muncul kegoncangan dan Tho’un dan
juga di sanalah muncul tanduk syaitan “.
Penduduk timur saat
itu dari kalangan Mudhar. Yang jelas adalah bahwasanya hadits tersebut
mencangkup semua Timur, baik dataran rendah, tinggi maupun tengah. Di antara
fitnahnya adalah Fitnah Musailamah Al-Kdzdzab dan fitnah murtadnya bani Rabi’ah
dan Mudhar dan selain kedua kelompok tersebut di JAZIRAH ARAB “.
Kemudian Dzul
Khuwaisiroh pun dari bani Tamim penduduk Najd..
"Atau, menurut
Anda, Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam keliru ngomong ya, dan yang benar
adalah omongan Anda ?"
kenapa setiap
perkataan yang tidak sepaham Ustad, anda vonis dengan mengkotradiksikan dengan
perkataan nabi? perkataan Nabi itu Haq dan penafsiran bisa saja salah..
Najd adalah Iraq
adalah satu penafsiran.
Najd adalah Najd jg
penafsiran.
16 Juli 2013 14.10
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Sebenarnya, Anda
membaca tidak ulasan artikel di atas yang terdiri dari 3 judul :
????
Coba baca pelan-pelan
dan pahami. Yang disebutkan bahwa Najd dengan 'Iraaq dalam hadits fitnah
(kemunculan tanduk setan) memang penafsiran. Akan tetapi penafsiran hadits
dengan hadits semisal (sejenis), bukan dengan hadits yang berlainan. Satu jalur
periwayatan disebut dengan Najd, namun di jalur periwayatan yang lain
dijelaskan dengan 'Iraaq.
Saya tidak menyangkal
bahwa Dzulkhuwaisirah itu dari penduduk Nejd. Tapi bukan itu masalahnya. Cara
pikirnya jangan melalui kasus, lalu ditarik pada dalil. Ini cara pikir aneh
dalam menyimpulkan. Tidak ilmiah. Saya pun bisa berargumentasi hal yang sama
dengan Anda, bahwa kobaran fitnah Khawarij (di jaman 'Aliy), Syi'ah,
Mu'tazillah, Jahmiyyah, dan yang lainnya munculnya dari negeri 'Iraaq. Itu
bukan argumentasi primer.
Yang menjadi
argumentasi primer adalah hadits fitan itu sendiri. Apa makna Najd dalam hadits
fitnah kemunculan tanduk setan ?.
16 Juli 2013 15.30
Anonim mengatakan...
Saya sangat geli
melihat wahabi mati matian mempertahankan najd adalah iraq. padahal wahabi tau
bahwa Najd itu ya di Riyadh sekarang. Wahabi mengetahui Najd sebagaimana mrk
mengetahui anak kandungnya sendiri, tp mrk menutupi kebenaran.
20 Juli 2013 07.30
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Kalau geli, kenapa
komentar ?. Dulu, banyak orang kampung merasa geli ada besi kok bisa ngomong,
Eh,.. belakangan setelah anak cucu mereka sekolah, mereka lalu tahu kalau besi
yang bisa ngomong tadi namanya radio.
Kembali pada masalah
'geli', alhamdulillah Al-Khaththaabiy rahimahullah tak merasa geli :
دينة كان نجده بادية
العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما
انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها
يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار
“Najd adalah arah
timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Iraaq dan sekelilingnya. Itulah
arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah
yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah
Tihaamah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan
dari arah itu pula akan keluar Ya’juuj, Ma’juuj, dan Dajjaal sebagaimana
terdapat dalam kebanyakan riwayat” [I’laamus-Sunan, 2/1274].
20 Juli 2013 14.05
Anonim mengatakan...
Yang saya cintai
ustad abd jauzaa..
ustad saya ingin
bertanya. karena pertanyaan ini ada hubungannya dengan hadist tanduk setan yang
dipolemikkan. saya minta ustaz menjawab dengan jujur.Ustad bermazhab apa ?
karena jumhur Ulama menyatakan mazhab suni yang tersisa tinggal 4 saja, yang
lain sudah ditinggalkan oleh umat sejalan dengan kehendak Allah swt. maaf ustad
tidak bermaksud menggurui pilih diantara 5 jawaban dibawah ini :
a. Mazhab Syafii
b. Mazhab Hambali
c. Mazhab Hanafi
d. Mazhab Maliki
e. kombinasi 4 Mazhab
(mazhab
wahabi)/TIDAK
BERMAZHAB
maaf tidak mendahului
ustad saya bisa menebak ustad memilih jawaban no e. (karna bukan ini
pertanyaannya)
pertanyaan saya Imam
Buhari (rujukan teratas umat ini) saja dia bermazhab syafii
1./ KENAPA USTAD
LEBIH CENDRUNG MENGIKUTI NASRUDIN ALBANI, MOH BIN ABD WAHAB yang berasal dari
pemahaman IMAM IBN TAIMIYAH (sebelum dia bertobat?)apakah mereka lebih hebat
dari Imam Buhari ???
2./ Mimbar ke 4
Mazhab itu jelas naiknya dari depan dan bertangga (kebetulan saya sudah melihat
dinegeri-negeri mereka berkat huruzfisabilillah ) dalilnya jelas dari hadits
ketika Jibril datang kpd Rasulullah saw pada saat beliau akan naik ke mimbar
ketika bulan puasa.Mimbarnya (seperti podium gereja) kaum yang tidak bermazhab
mana dalilnya ?
16 September 2013
22.42
Anonim mengatakan...
Assalamu a'laikum
saudara-saudaraku...
Cobalah kita berpikir
secara sehat & logis, tidak su'udzon serta main tuduh seenaknya.
Najd itu memang di
timur madinah & Iraq di utara madinah, tapi kita tidak tahu apakah fitnah
yg dimaksud ini Wahabi atau bukan. Allah SWT Maha Mengetahui apa yg
sesungguhnya terjadi & suatu saat nanti pasti yang haq akan
dimenangkan-Nya. Aamien...
12 Oktober 2013 09.01
Abu Al-Jauzaa' :
mengatakan...
Gimana coba,...
haditsnya sendiri sudah shahih menunjukkan Najd 'Iraaq,..eh.... ditolak juga
karena tidak sesuai harapan. Masyriq dalam bahasa 'Arab itu tidak seperti arti
timur dalam konteks mata angin. Coba baca artikel : Wahabi – Bani Tamim – Khawaarij - Dajjaal.
12 Oktober 2013 12.40
Anonim mengatakan...
Hehehe. Kalo mau di
lihat secara jernih tentang hadist yang kalian bicarakan itu. Sebetulnya benar
semua. Kalo ane sih lebih cendrung ke arah iraq. Kenapa? Pertama: fitnah yang
paling berdarah terjadi di karbala.. Kedua: kehancuran peradaban islam juga
terjadi di iraq oleh tentara tar tar pimpinan holako khan atas penghianatan
grombolan syi'i terhadap penguasa waktu itu. Dan ketiganya adalah. Dimana ada
hadist lain yang menjelaskan akan munculnya dajjal dari khurasan dan di ikuti
70 ribu yahudi yang mukanya seperti tameng tambalan.. Maksud tambalan di sini
adalah dari ciri khas mereka. Dan di ketahui yahudi berciri khas seperti itu
adanya di isfahan iran.. Hayooo pada jujur dweh hehe
24 Desember 2013
03.27
Noor Islam
mengatakan...
Hehehe... tepat
ustadz.. tidak perlu ditanggapi serious... sudah jelas pembahasan nya kok masih
Fanatik tik tik...
15 Februari 2014
22.45
Anonim mengatakan...
Amalan kalian apa?
19 Februari 2014
19.39
Fadil mengatakan...
ane ngikutin imam
syafi'i tp ane bingung sm banyak org yg ngakunya mazhab syafi'i tapi ga
sepenuhnya berpegang sm ajaran imam syafi'i
ane inget imam
syafi'i pernah bilang
“Jika kalian
mendapati dalam kitabku sesuatu yang bertentangan dengan sunnah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sampaikanlah sunnah tadi dan tinggalkanlah
pendapatku –dan dalam riwayat lain Imam Syafi’i mengatakan– maka ikutilah
sunnah tadi dan jangan pedulikan ucapan orang.” (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab,
1: 63.)
inget iblis di laknat
allah karena apa?
inget juga walau
iblis hina tetep dia saat ngebantah allah swt buat sujud pd adam dia berdalil.
kalo dia diciptain dr
api dan adam dari tanah
semoga abu_jauza di
beri kesabaran yang berlimpah sama allah swt, terus berjuang ustadz untuk deen
yang lurus..
jazakallah khayr
11 April 2014 02.40
Anonim mengatakan...
Ah gak penting
ributin masalah Najd. Ntar jg muncul sendiri.
Yg penting jgn saling
berantem sesama muslim,
Ikutin aja hadist
dalam kehidupan sehari2
9 Agustus 2014 00.01
Anonim mengatakan...
Sekarang baru
terbukti : Isis dan Syiah di mana? Dua2nya di Irak.......piye u.....nu?
9 November 2014 15.58
sugeng mengatakan...
kalau kita baca berita
dari awal dulu sampai sekarang, ane lebih ke pendapat najd itu iraq.
ga usah susah2:
1. itu liat berita
irak vs iran jaman dulu.
2. invasi AS ke Irak
sampai Irak luluh lantak
3. sadam husein mati
4. perang saudara di
iraq
5 terakhir, ada ISIS.
6
bayangkan, pikirr.
makanya liat berita. samain dengan berita dari rosul. sama gak? klo sama
kemungkinan besar yg dimaksud rosul ya iraq.
sekarang liat berita,
ada ga berita di riyadh yang kayak seperti iraq?
1. riyadh pernah di
invasi mirip2 sama AS ga?
2. Ada yg mirip2 ISIS
ga di riyadh sampai2 warganya di gorok lehernya sama ISIS? jawab tidak
3. adakah pimpinan di
riyadh yg mati gara2 di invasi oleh musuh lain? jawab tidak
4. di riyadh adakah
perang saudara dengan tetangga?
5. rakyat riyadh
makmur atau dalam ketakutan yang setiap saat takut di gorok lehernya? jawab
tidak
MIKIR lah....,
( ga usah serius2 ya)
8 Desember 2014 10.25
Mahesa Janah
mengatakan...
@.aku cuma bingung
sama anonim diawal komplen wahabi ditengah bela wahaby diakhir bela wahaby
lagi,alitanya mta apa Muhammadiyah...???
8 Maret 2015 23.43
Bersambung ke Bagian Keempat