Erdogan: Tanpa Rusia dan
Iran, Assad Akan Jatuh Dalam 24 Jam
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
menyatakan bahwa tanpa dukungan Rusia dan Iran, rezim Assad akan jatuh dalam
waktu dua puluh empat jam dalam sebuah wawancara dengan saluran TV CNN(26/11).
“Mereka memberinya (Assad) dukungan senjata,
dukungan keuangan, sehingga pemerintahan ini bisa berlanjut, dan mereka mencoba
untuk menyingkirkan oposisi di sana,” tambah Presiden Erdogan.
“Bukankah Daesh (ISIS) yang bekerjasama dengan
rezim sekarang? Pendukung terbesar Daesh sekarang adalah rezim [Assad], dan
mereka yang melakukan upaya untuk menjaga rezim ini berdiri adalah orang-orang
yang harus bertanggungjawab. ”
“Mengapa mereka merasa dirinya berhutang budi
kepada Assad? Kami menghadapi Suriah yang hancur, dibakar, dan rakyatnya
sendiri dibantai. Mereka masih mencoba untuk mendukung orang seperti Presiden
Suriah yang mendukung organisasi teroris separatis. ”
Erdogan melanjutkan: “Saya berbicara dengan
mereka tentang hal ini. Saya mengatakan kepada mereka ini tidak bisa
dilanjutkan. Saya mengatakan kepada mereka untuk menarik dukungannya, hentikan
campur tangan dan dia akan jatuh dalam 24 jam.”
“Saya juga telah membahas dengan Mr Putin
masalah ini panjang lebar di Olimpiade di Baku. Saya melihat Putin berbeda, dan
kami menugaskan menteri luar negeri kami untuk bekerja sama. Tapi kemudian
pernyataan dari Rusia selanjutnya benar-benar mengejutkan saya. Saya mengalami
kesulitan memahami hal ini.”
Sekretaris komite politik Anas al-Abdah sebelumnya
mengatakan bahwa rezim Iran tidak memenuhi syarat apapun untuk bisa mengusulkan
inisiatif bagi solusi politik di Suriah mengingat fakta bahwa Suriah memandang
Iran sebagai negara yang menduduki dan mendukung rezim pembunuh Assad dalam hal
militer, finansial dan politik.
“Satu-satunya jalan inisiatif Iran bisa diterima
rakyat Suriah adalah ketika rezim Iran mencabut milisi sektarian yang
mendatangkan malapetaka dan kematian di Suriah,” kata Abdah.
Sumber: middleeastupdate.net
Arab Saudi Adalah Pemain Kunci Dalam Menyatukan Oposisi Suriah
JEDDAH: Arab Saudi memiliki peran penting dalam
menyatukan oposisi Suriah selama konferensi internasional yang akan
diselenggarakan di Yordania pada pertengahan Desember, seorang pejabat PBB
mengatakan.
“Saya percaya bahwa konferensi ini sangat
penting. Ini akan berdampak langsung pada upaya yang bertujuan untuk memulai
proses politik di Suriah untuk mengakhiri kekejaman yang terjadi di sana, “Jan
Eliasson, Wakil Sekjen PBB, mengatakan kepada saluran berita Al-Arabia.
Pertemuan Wina mendesak Yordania untuk menjadi
tuan rumah konferensi untuk memutuskan daftar organisasi teroris di antara
kelompok yang bertikai, katanya, menambahkan bahwa Arab Saudi diberi tugas
untuk menciptakan persatuan di antara oposisi Suriah.
Eliasson mengatakan PBB sedang mempersiapkan pembicaraan tentang Suriah
secepatnya. Ada harapan untuk proses politik di negara itu, selama ada dialog
intensif antara Moskow dan Washington, katanya, menambahkan bahwa kehadiran
Arab Saudi dan Iran di meja perundingan sangat penting.
“Kekejaman diluar batas telah terjadi dalam perang ini, mengakibatkan
penderitaan yang mengerikan,” kata Eliasson.
“Ini telah menjadi beban berat di pundak
negara-negara tetangga. Hal ini juga memungkinkan Daesh mendominasi dan mengguncang
peta politik Eropa,” kata Eliasson.
“Dalam pandangan saya, perang ini mempengaruhi kita semua. Saya juga percaya
bahwa kenyataan ini sudah mulai diterima, “tambahnya.
“Kami memiliki agenda yang sangat praktis. Saya
berharap bahwa dengan bantuan Arab Saudi, kita dapat menentukan perwakilan dari
oposisi untuk terlibat dalam pembicaraan damai,” kata Eliasson.
Arab News